Thursday, August 21, 2025
![]() |
Suasana Pameran di Bangkok Thailand (Dok. ISBI Bandung) |
Institut Seni Budaya Inbdonesia (ISBI) Bandung kembali menunjukkan kiprah Internasionalnya dengan berpartisipasi pada International Faculty Art Exhibition yang berlangsung di Wangna Gallerry, Bangkok, Thailand, pada 10-30 Juni 2025.
Delegasi ISBI Bandung dipimpin Dr. Supriatna, S.Sn., M.Sn., dosen Fakultas Seni Rupa dan Desain bersama dua seniman ISBI Bandung lainnya, Dede Priana, S.Sn., M.Si, dan Sangid Zaini Gani, S.Sn., M.F.A.
Dalam pameran yang diselenggarakan oleh The Faculty of Fine and Applied Arts, Bunditpatanasilpa Institute, di bawah Kementerian Kebudayaan Thailand ini, Dr. Supriatna menampilkan karya berjudul, “Tubuh Liminal Penari Tarawangsa”. Lukisan ekspresif tersebut lahir dari riset mendalam mengenai seni pertunjukan ritual Tarawangsa khas Sunda dari Rancakalong Sumedang, dengan penggambaran penari dalam kondisi trans yang sarat makna spiritual.
“Pameran ini menjadi sarana memperkenalkan budaya Indonesia ke dunia Internasional. Kami berharap kegiatan serupa juga bisa diadakan di ISBI Bandung sebagai ruang pertukaran budaya,” ujar Dr. Supriatna.
![]() |
Tubuh Liminal Penari Tarawangsa Karya Supriatna (Dok. ISBI) |
Partsipasi ISBI Bandung sebagai perwakilan Indonesia bersama seniman dari Thailand dan Tiongkok menciptakan ruang dialog anatarbudaya melalui seni rupa. Kehadiran ISBI Bandung tidak hanya menambah warna pada pameran, tetapi juga memperkuat diplomasi budaya dan kerja sama antar lembaga pendidikan seni di Asia.
Melalui ajang ini, ISBI Bandung menegaskan komitmennya untuk terus mendorong seni sebagai jembatan lintas bangsa, sekaligus mengangkat martabat budaya Nusantara di kancah Internasional.
Tentang Tubuh Liminal Penari Tarawangsa Karya Supriatna
Dalam suatu kesempatan, di Pameran Tunggalnya “Tubuh Tubuh Liminal Para Wangsa” yang digelar di Thee Huis Gallery, Taman Budaya Jawa Barat, Jl. Bukit Dago Utara No.53 A Kota Bandung, (5-11 /9/2022), Supriatna mengatakan, menjadikan Seni Tradisi sebagai Pijakan untuk Menelaah, Mengorek hal yang Berkaitan dengan Kekinian. Seperti seni lukis tetap mengacu pada traidisi walaupun teknik, teori, dsb, mengambil dari Barat. Hal ini sesuai dengan peran ISBI Bandung sebagai perguruan tinggi seni di Jawa Barat, yang bertugas menjaga dan melestarikan seni-budaya Sunda.
Menurut Prie sapaan akrabnya, pameran ini dilatarbelakangi riset kebudayaan tentang makna ekspresi simbolik para penari Tarawangsa. Bagaimana suasana yang ditangkap di lapangan/lokasi riset begitu khidmat dan penuh rasa hormat pada seni buhun Sunda tersebut. Aura para penari (Para Wangsa, istilah Prie) melalui gerakan-gerakan intuitif – harmoni yang dialuni musik gesek Tarawangsa dan petikan kacapi (Jentreng), seketika menghentak jiwa rasa haru, serta tersadar betapa agung seni budaya leluhur ini.
Dalam suatu kesempatan, di Pameran Tunggalnya “Tubuh Tubuh Liminal Para Wangsa” yang digelar di Thee Huis Gallery, Taman Budaya Jawa Barat, Jl. Bukit Dago Utara No.53 A Kota Bandung, (5-11 /9/2022), Supriatna mengatakan, menjadikan Seni Tradisi sebagai Pijakan untuk Menelaah, Mengorek hal yang Berkaitan dengan Kekinian. Seperti seni lukis tetap mengacu pada traidisi walaupun teknik, teori, dsb, mengambil dari Barat. Hal ini sesuai dengan peran ISBI Bandung sebagai perguruan tinggi seni di Jawa Barat, yang bertugas menjaga dan melestarikan seni-budaya Sunda.
Menurut Prie sapaan akrabnya, pameran ini dilatarbelakangi riset kebudayaan tentang makna ekspresi simbolik para penari Tarawangsa. Bagaimana suasana yang ditangkap di lapangan/lokasi riset begitu khidmat dan penuh rasa hormat pada seni buhun Sunda tersebut. Aura para penari (Para Wangsa, istilah Prie) melalui gerakan-gerakan intuitif – harmoni yang dialuni musik gesek Tarawangsa dan petikan kacapi (Jentreng), seketika menghentak jiwa rasa haru, serta tersadar betapa agung seni budaya leluhur ini.
![]() |
Dok. ISBI Bandung |
“Penyatuan jiwa penari pada alam duniawi dan surgawi, menjadikan dualisme yang sangat inspiratif, dan mendorong hati untuk mereinterpretasi melalui ekspresi visual (lukisan). Karya-karya yang dipamerkan ini adalah upaya menyampaikan rasa kagum saya, serta kesan yang paling mendalam atas pengalaman budaya yang diamati,“ kata Prie.
Nilai-nilai apa sesungguhnya yang memantik Prie menaruh perhatian pada seni Tarawangsa sebagai sumber gagasan penciptaan seni lukisnya? Pencarian “kebaruan” semacam apa yang sesungguhnya yang hendak dihadirkannya melalui representasi tubuh-tubuh para penariTarawangsa? Mungkinkah gambaran tubuh-tubuh liminal para wangsa dalam lukisannya berkelindan dengan representasi mengenai hal yang justru tak hadir secara visual? Sederet pertanyaan lanjutan tentu bisa terus hadir dalam ruang apresiasi dan pemaknaan. Istilah inilah yang jadi bagian menarik dan berharga dalam pameran tunggal karya-karya seni lukis yang ditampilkannya di thee huis gallery. Penghayatan dan pengalaman kritis atas subjek matter yang dielaborasinya sangat mungkin mengantar kita pada ingatan atas pengalaman ketubuhan (embodiment) sebagaimana yang diuraikan oleh Ponty (1974) dalam Phenomenology Perception menegaskan bahwa manusia memperoleh pengetahuan dari pengalaman ketubuhannya karena tubuh adalah media paling efektif untuk meresepsi sekaligus merasakan hadirnya sensasi dalam memahami dunia.
![]() |
Dr. Supriatna, tetap berpijak pada tradisi (Foto Asep GP) |
Fenomena tubuh para penari terutama dalam fase “trance” agaknya menjadi aspek yang menjadi landasan konsep representasi lukisan-lukisan Prie. Tubuh-tubuh para penari Tarawangsa yang dimaknai selaku tubuh liminal tersebut merupakan kata kunci dalam memasuki makna representasi yang tercermin dalam karya-karya yang digubahnya. Liminalitas merupakan istilah antropologis yang digunakan untuk menggambarkan fase transisi yang dialami seseorang.menjadi sesuatu yang baru.
“Kesadaran untuk menyerap nilai-nilai lokal (akar budaya) selaku landasan praktik dan manifestasi artistiknya jelas merupakan upaya pelebaran horizon yang membuka ruang bagi tampilnya pluralitas nilai-nilai tradisi di satu sisi sekaligus mencerminkan pula keinginan melepaskan diri dari cengkraman kemutlakan nilai yang bersumber dari ideologi estetik modernisme. Lebih jauh keputusan dirinya untuk menghilangkan jarak, mengaitkan dirinya kembali pada kehidupan tradisi dan arus kehidupan masa kini, menarik dipahami dalam koridor bangkitnya kesadaran atas praktik figurative ekpresif, selain memperlihatkan posisi dirinya sebagai seniman yang terus mencari jalan pembebasan dalam mengungkapkan nilai-nilai ekpresinya,“ demikian kata Kurator pameran, Diyanto saat itu. (Asep GP)***
.jpg)
ISBI Bandung Angkat Budaya Nusantara di Pameran Seni Internasional Bangkok
Suasana Pameran di Bangkok Thailand (Dok. ISBI Bandung) Institut Seni Budaya Inbdonesia (ISBI) Bandung kembali menunjukkan kiprah Internas...
![]() |
Gatotkaca (Dok. ISBI Bandung) |
Pergelaran tersebut akan berlangsung Sabtu, 23 Agustus 2025 : Pukul 19.00 WIB – selesai dan gratis, terbuka untuk umum. Catat tempatnya di Pendopo Kota Bandung, Seberang Selatan Alun-alun Bandung, Jl. Dalem Kaum No. 56, Balonggede, Kec. Regol, Kota Bandung.
Silakan bagi masyarakat Bandung khususnya atau wisatawan lokal dan internasional yang kebetulan sedang menikmati malam mingguan di kota Bandung, dengan dihimbau tertib dan tidak menginjak tanaman disekitar Pendopo, bisa menyaksian sajian seni tradisi yang langka ini dengan nyaman bersama keluarga.
Ya dalam pergelaran ini orang tua selain bisa tahu seni tradisi Wayang Wong Priangan, juga bisa mengenalkan kepada anak-anaknya, di kita juga ada tokoh super hero yang gagah perkasa, urat kawat balung (tulang) besi, pembela kebenaran yang bernama Gatotkaca, Satria Pringgadani. Ya cerita ini menggambarkan lahirnya Gatotkaca yang ketika kecil bernama Jabang Tutuka.
Pementasan dalam rangka pelestarian dan pengembangan seni budaya tradisional Jawa Barat, serta hasil kegiatan Pelatihan Wayang Wong Priangan: Inovasi Seni Budaya untuk Industri Kreatif Berkelanjutan dengan judul garapan “Jabang Tutuka” ini, digarap oleh ‘Tim Produksi Jabang Tutuka’, sebuah kolaborasi lintas generasi yang terdiri dari seniman tari, musik, teater, penata artistik, akademisi seni, dan pengelola produksi. Berawal dari gagasan Prof. Een Herdiani dalam Program Revitalisasi Wayang Wong tahun 2019, tim ini berupaya menjembatani kekuatan pakem tradisi dengan kreativitas masa kini agar tetap relevan dan dapat dinikmati oleh generasi muda.
Wayang Wong Priangan: Inovasi Seni Budaya Untuk Industri Kreatif Berkelanjutan
Wayang Wong Priangan merupakan seni pertunjukan tradisional dari Jawa Barat yang memadukan tarian dan drama dengan elemen cerita klasik. Seni ini tidak hanya mencerminkan kearifan lokal, tetapi juga menjadi cerminan identitas budaya yang penting bagi masyarakat Jawa Barat. Di era kejayaannya, Wayang Wong Priangan mendapatkan tempat di hati masyarakat sebagai hiburan yang mendidik, memperkenalkan nilai-nilai luhur, dan memberikan wawasan sejarah melalui kisah-kisah yang diperankan. Namun, seiring perkembangan zaman dan modernisasi, seni ini mulai kehilangan popularitas, terutama di kalangan generasi muda yang lebih akrab dengan budaya populer dan teknologi.
Saat ini, Wayang Wong Priangan nyaris dilupakan, bahkan oleh masyarakat setempat. Generasi muda cenderung tidak familiar dengan seni ini dan jarang memiliki kesempatan untuk menyaksikannya secara langsung. Hal ini menjadi tantangan serius dalam pelestarian Wayang Wong Priangan sebagai bagian dari warisan budaya yang bernilai. Mengingat pentingnya seni ini, upaya pelestarian harus dilakukan dengan pendekatan
Sebagai kota kreatif, Bandung memiliki banyak ruang publik yang berpotensi untuk menghidupkan kembali seni Wayang Wong Priangan. Pemanfaatan ruang publik memungkinkan akses yang lebih luas dan menciptakan interaksi langsung antara seni dan masyarakat. Dengan menggelar pertunjukan di lokasi-lokasi terbuka yang strategis, kegiatan ini tidak hanya berfungsi sebagai hiburan, tetapi juga sebagai media edukasi dan promosi budaya yang mudah dijangkau oleh masyarakat.
Selain itu, dukungan dari pemerintah daerah, komunitas seni, dan sektor swasta menjadi elemen penting untuk mewujudkan kegiatan pelestarian ini. Dengan adanya kolaborasi berbagai pihak, diharapkan kegiatan ini dapat berjalan secara berkesinambungan dan memberikan dampak positif dalam jangka panjang, baik dari segi budaya maupun ekonomi. Wayang Wong Priangan dapat menjadi bagian 3 dari industri kreatif yang berkelanjutan dan memberikan peluang ekonomi melalui penjualan tiket, merchandise, dan kolaborasi kreatif lainnya.
Oleh karena itu, kegiatan ini diharapkan mampu memperkenalkan kembali Wayang Wong Priangan kepada generasi muda dan masyarakat luas, memanfaatkan ruang publik sebagai pusat apresiasi seni budaya, serta mendorong pengembangan industri kreatif berbasis budaya lokal di Bandung.
Tentang Poduksi Jabang Tutuka
Lakon Jabang Tutuka pertama kali diwujudkan dalam bentuk dramatari film dan diputar di Gedung Sunan Ambu ISBI Bandung tahun 2020. Kemudian pada tahun 2022, atas inisiasi kembali dari Prof. Een, lakon ini dipentaskan di atas panggung, dengan penyesuaian naskah dan garapan visual yang diselaraskan untuk media pertunjukan langsung. Pementasan tersebut berhasil membawa kembali ruh Wayang Wong ke publik Bandung, khususnya di kalangan muda dan akademisi seni.
Gagasan untuk mengangkat lakon ini dalam konteks Wayang Wong Priangan bermula dari Program Revitalisasi Wayang Wong tahun 2019 yang dipimpin oleh Prof. Een Herdiani bersama tim peneliti dari berbagai institusi seni di Indonesia: IKJ (Jakarta), ISBI Bandung, ISI Surakarta, dan ISI Denpasar. Dalam proses tersebut, Prof. Een memberi kepercayaan kepada Mughni Munggaran untuk menciptakan karya Wayang Wong gaya Priangan yang bisa menjembatani nilai tradisional dengan semangat anak muda masa kini.
Wayang Wong Priangan: Jabang Tutuka
Lakon Jabang Tutuka merupakan kisah awal dari tokoh Gatotkaca, salah satu kesatria paling populer dalam jagad pewayangan Mahabharata. Dalam versi Wayang Golek Sunda, cerita ini berfokus pada masa kecil Gatotkaca ketika ia masih bernama Jabang Tutuka, seorang anak yang terlahir dengan kekuatan luar biasa namun belum menyadari jati dirinya. Tali ari-arinya tidak bisa diputus oleh senjata apapun kecuali oleh sarangka Konta Wijaya, pusaka Dewa Indra, yang kemudian justru menyatu dalam tubuhnya. Hal ini menjadi pertanda bahwa Jabang Tutuka bukan anak biasa.
Alur cerita Jabang Tutuka mengikuti perjalanan transformasi dari anak polos menjadi kesatria, melalui berbagai ujian berat, termasuk kematian dan kelahiran kembali di Kawah Candradimuka — sebuah simbol penyucian dan pembentukan jati diri. Di sana, ia ditempa oleh para Dewa dan lahir kembali sebagai Gatotkaca, simbol kekuatan, keteguhan, dan pengabdian kepada kebenaran.
Lakon Jabang Tutuka ini sangat sesuai untuk dipentaskan kembali di ruang publik. Selain karena kekuatan naratif dan filosofinya, juga karena Gatotkaca adalah tokoh wayang yang paling ikonik dan dikenal luas oleh masyarakat, lintas generasi dan budaya. Ia menjadi jembatan antara kisah klasik dan imajinasi publik modern.
Adapun tujuan dari kegiatan ini kata Prof. Een Herdiani, untuk Memperkenalkan Wayang Wong Priangan kepada Publik secara Luas: Dengan menyelenggarakan pertunjukan di Pendopo Kota Bandung, diharapkan Wayang Wong Priangan dapat dikenalkan kepada masyarakat luas, termasuk mereka yang belum pernah menyaksikan seni tradisional ini sebelumnya.
![]() |
Prof. Een Herdiani (tengah) bersama para pendukung pergelaran 'Jabang Tutuka' (Asep GP) |
Selain itu, untuk meningkatkan Akses dan Apresiasi Seni Tradisional di Kalangan Generasi Muda: Menggelar pertunjukan di ruang publik dan lokasi strategis bertujuan untuk menjangkau generasi muda secara lebih efektif, menginspirasi mereka untuk mengenal dan mengapresiasi Wayang Wong sebagai bagian dari warisan budaya lokal yang relevan dengan kehidupan mereka.
Mengoptimalkan Pemanfaatan Ruang Publik sebagai Sarana Interaksi Budaya: Menggunakan ruang publik memungkinkan masyarakat untuk terlibat secara langsung dengan seni pertunjukan tradisional, menjadikan lokasi publik ini sebagai pusat interaksi dan apresiasi budaya yang inklusif dan mudah diakses.
Menyediakan Pelatihan dan Pembelajaran Seni Budaya secara Berkelanjutan: Melalui pelatihan di ruang tertutup, peserta, khususnya generasi muda, dapat memperoleh keterampilan dasar dalam seni Wayang Wong, menjamin keberlanjutan dan regenerasi seni ini melalui pembekalan yang terarah dan intensif.
Serta, mendukung Pengembangan Ekonomi Kreatif Melalui Industri Seni dan Budaya: Kegiatan ini diharapkan dapat membuka peluang bagi masyarakat untuk berpartisipasi dalam industri kreatif, baik melalui produksi merchandise, maupun kerjasama dengan sektor usaha lokal untuk mendukung keberlanjutan kegiatan budaya di masa depan.
Kegiatan ini merupakan proses regenerasi pengenalan Wayang Wong Priangan dengan cara memberikan pelatihan (Latihan Intensif : 1 Juli 2025 s/d 22 Agustus 2025), seminar (Seminar Umum : 22 Agustus 2025, dengan Pembicara para pakar ternama dalam sejarah seni pertunjukan Jawa Barat dan pelaku Wayang Wong Priangan secara langsung, seperti Etnomusikolog Endo Suanda dan Maestro Tari Muhamad Aim Salim), serta pertunjukan yang digelar di ruang publik Pergelaran Jabang Tutuka (Pendopo Kota Bandung, 23 Agustus 2025).
“Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi proses berbagi pengetahuan mengenai Wayang Wong Priangan kepada masyarakat luas di Jawa Barat, khususnya di Kota Bandung dan generasi muda. Peserta pelatihan akan melalui tahap audisi untuk dapat berlatih peran dan menari sebagai tokoh-tokoh utama dalam pertunjukan Wayang Wong Priangan ini. Selain melibatkan masyarakat umum dan generasi muda untuk berperan dalam pertunjukan, kegiatan seminar juga melibatkan para pakar ternama dalam sejarah seni pertunjukan Jawa Barat dan pelaku Wayang Wong Priangan secara langsung,” demikian dikatakan Prof. Een Herdiani kepada para awak media yang saat itu didampingi Muhammad Mughni Munggaran (Sutradara), Tyoba Armey A. P., Deri Ardi (Koreografer), dan Ipin Pian (Komposer).
Para Pendukung Selengkapnya: Lighting Zamzam, Stage Manager Najmi Isep, Dokumentasi Rizky Mulyana.
Tim Produksi Prof. Een Herdiani, Ferry C. Nugroho, Shafira Rhamadhan, Maharani Kaeksi, Mala Eisia Agwi, Salsabila Maulida, Rizky Paramarta, M. Rezky Maulana.
Para Pemain: Danish Zikri Rochman sebagai Jabang Tutuka, Iman Faturrohman sebagai Gatotkaca, Devi Supriatna sebagai Naga Percona, Aldini Dwi Rahma Maulud sebagai Arimbi, Nugie Casya Agustin sebagai Bima, Yudi Permana (Batara Narada), Rasendrya Yanuar Rachman (Batara Guru), Khasmar Arsy
Sanyasin (Batara Brahma), Muhammad Ridwan Sulaeman (Batara Bayu), Reza Akbar Ramadan (Batara Indra), Elna Purnama Sari (Pamayang Putri), Lusi Alfiyah (Pamayang), Nur Yasni Robiul Sani (Pamayang), Nadya Vianca Humayra (Pamayang), Shaffira Amelia Putri (Pamayang), Nisrina Zahrah Nur Hasna (Pamayang), Muhammad Bangun Prasetyo Widodo (Prajurit), Rizky Haeruman Rustam (Prajurit), dan Dilan Ardiansyah (Prajurit). (Asep GP)***
.jpg)
Ayo Nonton Wayang Wong Priangan “Jabang Tutuka” 2025 di Pendopo Kota Bandung
Gatotkaca (Dok. ISBI Bandung) Pergelaran tersebut akan berlangsung Sabtu, 23 Agustus 2025 : Pukul 19.00 WIB – selesai dan gratis, terbu...
Monday, July 7, 2025
![]() |
Ketua AMS Rully Alfiadi (kedua dari kiri) bersama jajarannya (Foto:Istimewa) |
Sebagaimana diketahui viral di media kemelut saling klaim pengelolaan Kebun Binatang Bandung tensinya kian meninggi, puncaknya pada Rabu sore 2/7/2025, sekitar 80 orang karyawan yang tergabung dalam Serikat Pekerja Mandiri Derenten (SPMD) mengepung kantor manajemen Kebun Binatang Bandung/Mereka menanyakan siapa sebenarnya pengelola Kebun Binatang.
![]() |
Patung Raden Ema Bratakusumah Pendiri Kebun Binatang Bandung 1933 (foto : AGP) |
Pada tanggal 20 Maret 2025 Taman Safari Indonesia (TSI) masuk dan mengklaim sebagai manajemen baru, tapi Pihak serikat pekerja mengaku tak pernah melihat dokumen hak kelola yang sah dari TSI. Bahkan Gantira Bratakusuma, Pembina Yayasan Margasatwa Tamansari, punya dokumen penting Akta Notaris Nomor 40 tertanggal Oktoiber 2024, yang menyatakan bahwa Bisma Baratakusuma sebagai ketua yayasan yang sah.
Ujung-ujungnya pada malamnya, terjadi bentrokan dalam pengamanan. Hingga Pembina Yayasan Margasatwa Tamansari (YMT) Gantira Bratakusuma dahinya luka berdarah, tersikut oleh pihak keamanan Kebun Binatang.
![]() |
Pencak Silat rutin dimumule di Kebon Binatang Bandung (Foto: AGP) |
Kejadian tersebut pun tak urung mengusik ketenteraman kota Bandung yang terkenal aman, nyaman, kondusif. Warga kota Bandung yang cinta damai, someah hade ka semah juga merasa terganggu. Termasuk Keluarga Besar Angkatan Muda Siliwangi (AMS), Sang Penjaga Marwah Ki Sunda merasa prihatin atas kejadian tersebut.
Berikut pernyataan sikap Pengurus Pusat AMS dalam siaran persnya yang diterima redaksi.
Menyikapi beberapa peristiwa terakhir di Kota Bandung Keluarga Besar AMS menyatakan beberapa hal sbb:
- Menyatakan sikap prihatin, atas peristiwa yang terjadi di Kebun Binatang Bandung dalam waktu beberapa hari terakhir ini, hal yang seharusnya tidak boleh terjadi di Kota Bandung yang selama ini tenteram kondusif. Peristiwa yang tidak saja mencerminkan sikap warga Kota Bandung yang ramah juga telah menimbulkan korban luka berdarah.
- Siapapun yang memberikan hak pada pengelola Kebun Binatang Bandung yang dalam posisi asset sitaan Kejaksaaan Tinggi Jawa Barat, harus bertanggung jawab atas terjadinya peristiwa yang terjadi di Kebun Binatang Bandung alias Derenten, Karena telah menjadi pemicu konflik tersebut.
- Sebagai salah satu penjaga marwah Sunda AMS berkepentingan untuk turut mempertahankan Kebun Binatang Bandung/Derenten sebagai satu kekayaan sejarah dan budaya orang Sunda. Karena orang Sunda khususnya orang Bandung punya hak Histori dan hak kultural atas keberadaan Kebun Binatang Bandung yang berdiri sejak tahun 1933.
- Kami berterima kasih kepada keluarga besar Rd. Ema Bratakusumah yang telah memberikan kebanggaan pada warga Bandung dan Sunda atas berdirinya Kebun Binatang Bandung. Kami akan konsisten mendukung kekayaan sejarah Sunda untuk tetap dalam penguasaan orang Sunda. (Rls/Red)***

AMS Turut Pertahankan Kebun Binatang Bandung Sebagai Kekayaan Sejarah dan Budaya Orang Sunda
Ketua AMS Rully Alfiadi (kedua dari kiri) bersama jajarannya (Foto:Istimewa) Sebagaimana diketahui viral di media kemelut saling klaim penge...
Anak-anakku sayang setelah hari ini kalian akan menginjak ke sekolah baru, dunia baru, tetaplah jadi anak yang penuh rasa ingin tahu, jangan takut mecoba, jangan takut jatuh, karena kalian bisa bangkit lagi, dan ingat ya di hati kami para guru, anak-anak semua akan selalu menjadi anak-anak kecil yang paling disayang dan kami doakan. Selamat ya anak-anakku sayang.
![]() |
Para murid PAUD Laskar Pelangi yang akan masuk SD bernyanyi bersama (Asep GP) |
Kegiatan tersebut digelar di Gedung Bale Sawala Cipedes Hegar Kec. Cicendo Bandung (27/6/2025). Ada 27 siswa yang lulus dan akan memasuki pendidikan Sekolah Dasar (SD), sementara lebih dari 20 siswa lainnya tetap tinggal meneruskan pendidikan di Laskar Pelangi.
![]() |
(Asep GP) |
![]() |
Penampilan Tari Bungong Jeumpa dari kelas A2 (Asep GP) |
![]() |
Tari Sajojo dari kelas A1 (Asep GP) |
Kegiatan pelepasan siswa Laskar Pelangi ini diramaikan dengan berbagai tarian, nyanyian, puisi dan teater, diantaranya: Tari Bungong Jeumpa (kelas A2), Puisi “Terima Kasih Guru” (Mama Shakira- Mama Una), Tari Indang ( kls. B2), Lagu Jayanti (Ortu kls. B2), Drama “Kaulinan Barudak Sunda” (B1), Lagu “Mojang Priangan” (Ortu kls.B1), Tari “Mana Dimana Anak Kambing Saya” ( kls. A1 perempuan), Tari ‘Sajojo” (A1-laki-laki), Lagu “Manuk Dadali” (Ortu kls. 1A), Tampilan Orang Tua (Ado – Ayah Ainaya), lagu Aku Diwisuda, Terima Kasih Bunda, Lagu Jumbo, dan penampilan Lengser. Selain itu diberikan juga kenang-kenangan untuk Ketua POM juga hadiah untuk orang tua dengan bekal terkreatif.
![]() |
Kaulinan Barudak Sunda/kaulinan urang lembur (Asep GP) |
![]() |
Sudah bisa mengaji dan jadi saritilawah (Asep GP) |
![]() |
Pembacaan puisi "Terima Kasih Guru" dari ortu murid, Mamah Syakira dan Mom Una (Asep GP) |
Menyaksikan semua ini, Ketua yayasan Pos PAUD Laskar pelangi Bu Hj. Siti Aisyah sangat berterima kasih kepada pihak sekolah dan guru-guru Laskar Pelangi yang telah berjuang tak mengenal lelah penuh semangat mendidik anak-anak Laskar pelangi. Semoga amanah sebagai Pahlawan Tanpa Tanda Jasa mendapat ridho dan berkah Allah SWT. Semoga kebaikan ibu guru jadi amal soleh, katanya haru.
![]() |
Penampilan dari orang tua murid (Asep GP) |
![]() |
Penampilan Ortu Murid (Asep GP) |
![]() |
Penampilan Ortu murid dari Pak Ado (Ayah Ainaya) ,Seniman sahabat KDM (Asep GP) |
Demikian juga kepada orang tua yang telah memberi kepercayaan dan kerjasamanya, dari tidak bisa menjadi bisa. “Semoga menjadi anak-anak yang saleh – saleha, yang mau meneruskan ke SD semoga sehat panjang umur dan berperestasi, taat kepada perintah Alloh dan orang tuanya serta berahlakul karimah seperti Rosululoh SAW,“ kata Bu Aisyah tak henti-hentinya mendoakan.
Ucapan terima kasih kepada guru-guru juga datang dari orang tua murid. “Terimakasih kepada para ibu guru yang sudah mendidik dan mencurahkan kasih sayangnya kepada anak-anak kami. Hingga anak-anak kami berilmu dan berahlak mulia. Dan kami mohon maaf bila selama ini bila ada kesalahan. Kami berharap ilmu yang sudah diajarkan para guru bermanfaat buat masa depan anak. Kami tidak bisa membalas kebaikan para guru, hanya doa semoga jadi amal dan mendapat balasan Alloh SWT. Semoga PAUD Laskar Pelangi tidak hanya melahirkan anak-anak pintar tapi juga berahlak mulia dan sukses di masa depan dan berhasil menggapai cita-citanya,“ kata Mom Delisa, mewakili orang tua murid.
![]() |
Para guru Pos PAUD Laskar Pelangi 08 (dari kiri) : Bu Mayang, Bu Yuyun, Bu Eneng dan Bu Nena Suminar (Kepsek) bersama Ketua Yayasan Bu Hj. Siti Aisyah (Asep GP) |
Momen melepas murid-murid yang dicintai memang terasa haru-biru. Guru-guru Laskar Pelangi merasa tidak percaya saat itu adalah hari kelulusan para muridnya. “Rasanya baru kemarin kalian pertama kali masuk sekolah. Masih memegang erat tangan ortu, ada yang nangis, ada yang ingin pulang, ada juga yang sembunyi di balik pintu takut dan malu-malu. Dan jujur dalam hati kami para guru degdegan waktu itu, bisa gak ya kami buat kalian nyaman di sini, bisa gak ya kami jadi tempat yang aman buat kalian belajar. Dari hari pertama tentu macam-macam kelakuan anak-anak dari yang ingin pulang hingga ada yang diam di pojokan, ada juga yang diam membisu tidak mau ngomong sama siapa pun,” kenang Bu Kepala Sekolah, Nena Suminar.
Tapi selang beberapa hari setelah dididik belajar membuka hati, belajar meminta maaf, belajar mandiri juga belajar berani dan lihatlah sekarang hari ini. “Kalian berdiri di hadapan kami guru-guru Pos PAUD Laskar Pelangi dengan memakai pakaian yang rapih bersih memakai pakaian seragam dan pakaian adat dengan tersenyum dan sebentar lagi kalian akan tampil di panggung mengaji, menari, bernyanyi, dan mempergelarkan Kaulinan Urang Lembur yang teatrikal, itu sangat kita apresiasi,“ katanya bangga.
![]() |
Antara do'a, bangga dan haru di perpisahan (Asep GP) |
“Anak-anakku sayang setiap pelukan kecil sebelum pulang sekolah, setiap gambar kalian yang diberikan kepada kami dan bilang kepada kami ini buat ibu guru, itu semua tidak akan lupakan. Dan buat ibu/bapak wali murid, kami para guru sangat mengerti, tidak mudah menitipkan anak yang paling ibu/bapak sayangi kepada kami. Pasti ada rasa khawatir, anakku bagaimana ya di kelas, bahagia gak ya, berani gak ya? Tapi Alhamdulillah lihatlah mereka hari ini, lihatlah seberapa jauh mereka belajar berani dan bertumbiuh dan itu bukan hanya karena didikan di sekolah, tapi semua ini karena cita-cita besar ibu/bapa dan kepercayaan penuh kepada kami untuk menititipkan anak-anaknya kepada kami . Hari ini kami ucapkan terima kasih karena sudah memprcayakan kami untuk menjadi bagian hidup setiap anaknya, setiap langkah kecil mereka akan selalu kami ingat dan kami banggakan.”
Bu Kepala juga berpesan. “Anak-anakku sayang setelah hari ini kalian akan menginjak ke sekolah baru, dunia baru, tetaplah jadi anak yang penuh rasa ingin tahu, jangan takut mecoba, jangan takut jatuh, karena kalian bisa bangkit lagi, dan ingat ya di hati kami para guru, anak-anak semua akan selalu menjadi anak-anak kecil yang paling disayang dan kami doakan. Selamat ya anak-anakku sayang, selamat ibu/bapak sekalian. Ini bukan perpisahan, ini awal dari petulangan baru, tak ada gading tak retak. Maafkan kalau ada kekurangan dan hal yang tidak menyenangkan selama ini,“ pungkas Bu Kepala Sekolah Pos Paud Laskar Pelangi, haru, bangga campur jadi satu. (Asep GP)***

Pentas Seni dan Pelepasan Siswa Pos PAUD Laskar Pelangi 08 Angkatan ke-7 Tahun 2025
Para guru Laskar Pelangi (dari kiri), Bu Eneng, Bu Yuyun,Bu Hj. Siti Aisyah (Ketua Yayasan Laskar Pelangi), Bu Nena Suminar (Kepsek) dan Bu...
Thursday, July 3, 2025
![]() |
Foto istimewa |
Magang kerja di Jepang bisa meningkatkan keterampilan dan menambah pengalaman kerja, juga bisa membangun jejaring di luar negeri. Selain itu para siswa juga bisa mengenal bahasa serta budaya setempat dan mendapat gaji yang tinggi untuk mensejahterakan keluarganya.
Kesempatan kerja di dalam negeri sangat terbatas karena berbagai kondisi termasuk kita juga akan menghadapi "Bonus Demografi", dimana jumlah penduduk usia produktif lebih banyak dibanding usia non produktif. Kondisi seperti ini memang akan menaikan pertumbuhan ekonomi dan mengurangi kemiskinan, tapi kalau tidak dikelola dengan baik, membludaknya penduduk usia kerja yang tidak punya keahlian dan keterampilan akan meningkatkan angka pengangguran.
Namun bekerja di negara-negara maju seperti Jepang bisa menjadi solusi untuk kesejahteraan yang lebih baik.
Peluang magang dan kerja di luar negeri ini dimanfaatkan oleh SMK Terpadu Ad Dimyati yang berlokasi di Jl. KH Wahid Hasyim (Kopo), Kota Bandung.
"SMK Ad Dimyati merupakan satu-satunya SMK berbasis pesantren yang telah ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan Nasional, saat Prof. Dr. Muhammad Nuh menjabat sebagai Menteri Pendidikan," demikian kata Kepala SMK Ad Dimyati, H. Iik Abdul Chalik, Rabu (2/7 2025).
Pria yang aktif di PC NU Kota Bandung ini menambahkan, salah satu visi sekolah adalah menciptakan lulusan yang mampu bersaing di dunia usaha dan dunia industri.
"Termasuk lulusan SMK Ad Dimyati bisa bersaing juga secara global dan di era serba digital ini," ucapnya.
Pada tahun 2025, SMK Terpadu Ad-Dimyati menjalin kemitraan strategis dengan LPK Kholifi Azam melalui program pemagangan kerja ke Jepang.
"Pada tahun yang sama, lima siswa terbaik SMK Ad-Dimyati telah terpilih untuk diberangkatkan ke Jepang sebagai peserta program magang kerja tersebut," katanya.
Iik menambahkan, pemagangan kerja ke Jepang adalah program pelatihan kerja yang diselenggarakan di Jepang.
"Program ini bertujuan untuk memberikan pengalaman kerja dan keterampilan teknis kepada tenaga kerja asing, termasuk dari Indonesia," ujarnya.
![]() |
Foto istimewa |
Program ini biasanya berlangsung selama 1 hingga 3 tahun, dengan kemungkinan perpanjangan hingga 5 tahun tergantung pada kinerja dan kebutuhan perusahaan.
"Tujuan Program Pemagangan kerja ke Jepang adalah meningkatkan keterampilan, sebab para siswa sebagai peserta magang mendapatkan pelatihan praktis di perusahaan Jepang," katanya.
Keuntungan lainnya adalah para peserta magang bisa memperoleh pengalaman kerja termasuk budaya kerja dan profesionalisme.
"Keuntungan lainnya adalah membangun jejaring perusahaan Jepang bahkan dengan pekerja Jepang dan tenaga kerja asing lainnya," katanya.
Lebih dari itu, para siswa juga bisa mengenal budaya sekaligus meningkatkan kemampuan Bahasa Jepang.
"Karena tingkat gaji lebih tinggi daripada perusahaan di Indonesia sehingga diharapkan para peserta bisa meningkatkan kesejahteraan keluarganya. Apalagi kalau setelah magang bisa terekrut menjadi pekerja tetap," katanya.
Bahkan, setelah menyelesaikan program magang ini, kata Iik, para peserta bisa bekerja di perusahaan Indonesia seandainya tidak meneruskan bekerja di perusahaan Jepang.
"Ilmu dan pengalaman di negara maju seperti di Jepang bisa diterapkan di perusahaan Indonesia," pungkasnya. (Rls/AGP)***
Tatarjabar.com
July 03, 2025
CB Blogger
Indonesia
Hebat! SMK Terpadu Ad Dimyati Kirimkan Siswanya Magang Kerja di Jepang
Foto istimewa Magang kerja di Jepang bisa meningkatkan keterampilan dan menambah pengalaman kerja, juga bisa membangun jejaring di luar neg...
Sunday, June 29, 2025
![]() |
Foto Istimewa |
Acara bertajuk "Hijrah Menuju Kemandirian Umat:Meneguhkan Nilai Keislaman, Membangun Kekuatan Ekonomi" ini, digelar di Gd. BUMNU PWNU Jabar Jl. Sudirman Bandung (29/6/2025/ 3 Muharram 1447 H).
Hadir dalam kesempatan tersebut jajaran pengurus PWNU, PCNU & MWCNU se-Kota Bandung, Banom NU, serta tokoh masyarakat lainnya.
Ketua PCNU Kota Bandung, KH. Ahmad Haedar dalam sambutannya menekankan pentingnya menjadikan momen hijrah sebagai refleksi untuk perubahan ke arah yang lebih baik, tidak hanya dalam aspek spiritual, tetapi juga ekonomi umat.
![]() |
Foto Istimewa |
“Tantangan terbesar umat Islam saat ini bukan hanya moral dan akidah, tapi juga kemandirian ekonomi. PCNU Kota Bandung berkomitmen memperkuat ekosistem ekonomi umat berbasis pesantren, koperasi, dan usaha mikro yang dikelola oleh warga NU,” ungkap Ketua PCNU Kota Bandung.
![]() |
Foto Istimewa |
Ribuan jamaah, mulai dari unsur pengurus Wilayah NU Jawa Barat dan PCNU Kota Bandung baik lingkup Syuriyah ataupun Tanfidziyah di berbagai tingkatan, santri, hingga warga Nahdliyin, memadati lokasi acara sejak pagi hari, menunjukkan antusiasme yang tinggi dalam menyambut datangnya tahun baru Hijriah. Kehadiran mereka menambah semarak suasana spiritual yang khusyuk.
![]() |
Foto Istimewa |
Pada puncak acara, diwarnai dengan peresmian BUMNU Jawa Barat, sebuah langkah strategis PWNU Jawa Barat dalam memperkuat kemandirian ekonomi umat. Peresmian ini menandai komitmen NU untuk tidak hanya bergerak di bidang dakwah dan pendidikan, tetapi juga dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat.
![]() |
Foto Istimewa |
Acara dimeriahkan dengan istighosah dan tabligh akbar oleh KH. Aang Zein Pesantren Gelar Cianjur sekaligus peluncuran Program Ekonomi warga NU Kota Bandung serta pemberian santunan yatim dhuafa.
![]() |
Foto Istimewa |
PCNU juga bekerja sama dengan BUMNU PWNU JABAR dan launching DEPO SEMBAKO untuk MWC NU Se-Kota Bandung.
PCNU Kota Bandung menegaskan bahwa kegiatan ini bukan seremonial tahunan belaka, tetapi bagian dari roadmap transformasi NU menuju kekuatan sosial ekonomi yang lebih mandiri dan berdaya. (Rls/Red)***
Tatarjabar.com
June 29, 2025
CB Blogger
Indonesia
PCNU Kota Bandung & BUMNU PWNU JABAR Sambut Tahun Baru Islam 1447 H dengan Penguatan Ekonomi Umat
Foto Istimewa Acara bertajuk "Hijrah Menuju Kemandirian Umat:Meneguhkan Nilai Keislaman, Membangun Kekuatan Ekonomi" ini, digelar...
Wednesday, June 25, 2025
![]() |
Segenap jajaran Dosen dan Mahasiswa UiTM Cawangan Perak Malaysia disambut hangat di Universitas Widyatama Bandung (Foto: Dok.UiTM) |
Program studi banding akademik antarbangsa ini berlangsung mulai tanggal 11- 13 Juni 2025 dan diikuti oleh dosen dan mahasiswa UTama (Universitas Widyatama) dan 16 peserta dari Universiti Teknologi Mara (UiTM) Cawangan Perak, Malaysia (terdiri dari 5 pensyarah/dosen dan 11 student / mahasiswa) dari prodi Arsitektur, Desain Grafis dan Media Digital.
Rombongan diterima langsung di Ruang Rapat Luar, Gedung A Lt.2 Kampus UTama Jl. Cikutra No. 204-A Bandung (11/6/2025). Hadir dalam kesempatan tersebut Roeshartono, S.T., MCEM., M.B.A (Ketua Pengurus Yayasan Widyatama), Marisa Astuti, S.ST., MM, Sektretaris Widyatama, Dr. R. Wedi Rusmawan Kusumah (Wakil Rektor 2 UTama), Dr. Didit Damur Rochman (wakil Rektor 3 UTama), Drs. H. Deden Maulana (Dekan Fakultas Desain Komunikasi Visual UTama), Mario Rinaldi S.ST, M.Sn Sekretaris Prodi Desain Grafis UTama, Dr. Soni Akhmad Nulhaqim, S.Sos., M.Si (Dekan FISIP UTama), dsb.
TS. Ahmad Sofiyuddin Mohd Shuib, sebagai Koordinator Fakulti & Pensyarah Kanan Seni Reka Grafik dan Media Digital UiTM Cawangan Perak Malaysia, mengatakan pada wartawan, Kegiatan ini merupakan kunjungan balasan dari program MoU antara kedua perguruan tinggi. Sebelumnya pihak UTama berkunjung ke UiTM Cawangan Perak Malaysia dan sekarang UiTM berkunjung ke UTama dalam program yang sama, sebagai dosen tamu, melakukan studi banding dan melaksanakan pengabdian kepada masyarakat di Kampung Adat Cireundeu Kota Cimahi yang terkenal dengan ketahanan pangannya, mengkonsumsi Rasi (Beras Singkong) dan masih mempertahankan adat leluluhurnya.
![]() |
Ahmad Sofiyuddin, Koordinator Fakulti Seni Reka Grafik dan Media Digital UiTM bersama Warek 3 Utama Didit Damur Rochman (Foto: Dok UiTM) |
Pengabdian pada Masyarakat di kampung Adat Cireundeu Cimahi ini, berupa pelatihan fotografi dari UiTM, sedangkan dari UTama pelatihan E-commerce (jual beli barang dan jasa lewat online), dan mitigasi bencana dari Fakultas Teknik. Program PKM ini diikuti Fakultas Desain Komunikasi Visual, Fakultras Teknik dan Fakultas Ekonomi dan Bisnis.
“Sesudah Widyatama lawatan ke Perak, jadi bulan ini pula kami timbal balas dengan 3 program yang sama,“ kata TS. Ahmad Sofiyuddin. Selanjutnya kata Sofi (demikian dia akrab disapa) selain melaksanakan tiga program tersebut ada lawatan ke Saung Angklung Udjo di Padasuka Bandung dan kegiatan ditutup dengan pergelaran budaya dari masing-masing universitas, dari Widyatama Tari Jaipong dan dari UiTM disajikan Tarian campuran Tari Melayu, Tari China dan Silat,.
Ditanya kenapa sering melakukan kerjasama dengan Widyatama, Sofi mengatakan ada hubungan kekeluargaan yang harmonis (chemistry family) antara UiTM dan UTama yang dijalin sejak 2017.
![]() |
Ahmad Famiarsa Mahasiswa UiTM (kanan) bersama Ahmad Rifai Mahasiswa UTama mendapat banyak manfaat dari studi banding antar bangsa ini (Foto: Asep GP) |
“Walau saat itu kami datang cuma lawatan belum ada perbincangan kerjasama riset, dsb. Baru 2022 ada kerjasama, kemudian 2023 ada program indeks yang dilakukan sekarang ini, dan 2025 ini kami datang untuk mengaktifkan program MOU bersama yang telah dirancangkan juga. Karena Widyatama ini alhamdulillah dari segi kesepahaman itu penting, yang mana masing-masing dua universitas paham kehendak dan keperluan masing-masing dan juga kami punya satu tujuan, satu kata yang sama yang bisa membuat satu kegiatan SC Gathering atau PKM ataupun riset, ada pesetujuan yang sama untuk dilakukan bersama,“ jelas Sofi
Sofi juga bercerita ketika bertemu Rektor Widyatama Prof. Dadang Suganda, ia menyampaikan harapannya, kerjasama ini akan berlanjut, akan diteruskan oleh generasi selanjutnya. “Saya sampaikan ke Rektor Pak Dadang kami datang ke sini bukan untuk keuntungan kami, tapi kami datang ke sini akan semai benih,“ katanya.
![]() |
Dari kanan: Mario Rinaldi, Marisa Astuti dan Ahmad Sofiyuddin, berharap kolaborasi terus berlanjut demi kemajuan bersama (Foto: Asep GP) |
Selain dengan UTama, kata Sofi pihaknya juga di Bandung mengadakan studi banding dengan Itenas dan Telkom University (Tel-U).
Sofi sebagai Ketua Program Grafis Desain UiTM mengaku punya ketertarikan dengan bahasa dan seni dan budaya termasuk bahasa yang ada di Bandung, juga kuliner/makanan serta desain-desain, logo produk lokal, logo brand begitu banyak terpampang hingga ke pelosok Bandung. Nah sesudah beberapa kali lawatan ke Bandung dan melihat semua itu, Sofi berpikir untuk membawa student/mahasiswanya ke Bandung.
“Karena saya banyak melihat itu, saya harus membawa student/mahasiswa ke Bandung ini. Tempo hari ke Ciwalk (kawasan perbelanjaan Jalan Cihampelas), banyak desain-desain di situ yang harus dicontoh. Jadi itulah kenapa kami sering ke Bandung, banyak inspirasi seni yang bisa kami bawa ke sana dari segi desain dan ideologi. Maksudnya desain-desain yang ada di kota Bandung ini mereka punya jiwa walaupun kecil tapi produknya nampak lebih grade (bernilai). Dan boleh dikatakan ada diantara logonya sedang pada tingkat antar bangsa dunia,“ pujinya.
![]() |
Para Pensyarah kedua universitas siap terus menjalin erat silaturahmi (Foto: Asep GP) |
Kuliner Bandung yang disukainya Nasi Goreng (Nasgor), Iga Bakar, Nasi Liwet dan Sambal. Kata Sofi banyak sekali makanan tradisional khas di Bandung yang tetap dipertahankan.
Tidak hanya itu yang membuat ia betah tinggal di Bandung, “Orangnya sopan, jadi kami kerasan dan banyak membantu serta melindungi kami. Ramah lah dan di Bandung saya jalan sendiri tak takut. Saya subuh pernah jalan hingga ke Taman Makam Pahlawan Cikutra. Saya banyak disapa dan Alhamdulillah ramah, aman.“
Sementara itu Mario Rinaldi S.ST, M.Sn-Sekretaris Prodi Desain Grafis UTama mengatakan banyak hal positif yang bisa diambil dari studi banding ini, pihak UTama bisa melihat bagaimana kualitas pengajaran yang dilakukan UiTM, cara mengajarnya, struktur organisasi, dsb, sehingga bisa jadi masukan berharga untuk perbaikan dan pengembangan UTama.
“Dari segi mengajar di sana (sharing lecture) kita bisa melihat bagaimana mahasiswanya bisa dengan mudah memahami berinteraksi dan kita juga bisa membandingkan mahasiswa Malaysia dan Widyatama seperti apa. Sehingga kita bisa tahu perkembangan mahasiswa, cara berpikir dan cara belajar mahasiswa seperti apa, apa ada perbedaan atau ada sesuatu yang bisa kita perbaiki bareng-bareng dengan UiTM,” kata Mario.
Untuk Join Research, Mario berharap bisa terus ada kolaborasi dengan UiTM karena ini penting untuk perkembangan keilmuan yang berefek langsung kepada masyarakat. Diantanranya join bagaimana kita bisa menggali kebudayaan dan memvisualkannya kembali dengan apapun kelimuan kita, contohnya desain. Jadi kita bisa memampaatkan kembali budaya-budaya kita yang mungkin sudah dilupakan anak muda sekarang. Itu bisa dicoba diangkat kembali sekaligus juga bisa mengangkat ekonomi rakyat dengan segala kemampuan di bidang masing-masing dalam hal ini melalui fotografi, desain, dsb.
Hal ini kata Mario selaras dengan ‘Kampus Berdampak’ yang digaungkan pemerintah dan ini bisa dilakukan dengan riset bersama UiTM. Karena di Malaysia pun ada permasalahan yang sama. Mario berharap dengan riset yang dilakukan kedua universitas antar bangsa ini bisa melahirkan metode-metode terbaru, hingga masyarakat bisa berkembang di era yang sekarang.
“Kolaboasi ini saya harap berjalan selama mungkin, tadi kata Pak Sofi, legacynya bakal terus berkelanjutan dan ada program yang kita laksanakan akan berdampak langsung baik bagi masyarakat Malaysia maupun kita, entah itu bidang pendidikan, ekonomi, rakyatnya langsung, dsb,“ pungkas Mario.
![]() |
Di Kampung Adat Cireundeu Cimahi (Dok. UiTM) |
Ahmad Famiarsa bin Akhmad Kamel Mahasiswa semester akhir Jurusan Desain dan Grafis UiTM pun, merasakan banyak manfaat dari sharing ilmu antar kedua univeritas antar bangsa ini.
“Manfaat perbedaan walau negara serumpun tapi budayanya beragam, cara belajarnya dan suasana di sini lain dengan Malaysia, di Malaysia fasilitasnya gak terlalu banyak tempat seperti ini, di Malaysia senyap, di sini rame penuh program, dsb,” katanya serius.
Ahmad Fami juga merasa betah di Bandung, suasananya enak dan banyak pusat jajanan dan perbelanjaan walau jalanannya macet. Dan ia berharap, “Dengan program ini Malaysia dan Indonesia makin kukuh, bahkan hasil dari sharing ilmu ini kita bisa saling memahami,“ katanya.
Demikian juga dengan Ahmad Rifai Mahasiswa Manajemen Fakultas Ekonomi UTama Angkatan 2023, berharap kedua Negara serumpun ini terus menjalin silaturahmi dengan baik dan terus sharing ilmu agar bisa memperbaiki segala kekurangan.
![]() |
Dok. UiTM |
“Pemaparan dari dosen-dosen Malaysia itu kan beda denga ilmu yang diajarkan dosen dari Indonesia. Jadi sharing-sharing ilmu seperti ini membuat kita sebagai mahasiswa lebih berkembang lagi pengetahuan dan pengalamannya, bahkan kita baru dua hari bersama mahasiswa Malaysia kita bisa melihat dan mendengar langsung bagaimana cara mereka berucap, berkata atau perilaku-perilakunya yang ternyata walau kita bertetanggga dekat, tapi budayanya sangat berbeda,“ kata Ahmad Rifai.
Tentu saja mobility program antara UTama dengan UiTM Cawangan Perak Malaysia ini disambut baik oleh pihak Widyatama. Marisa Astuti, S.ST., MM, Sekretaris Widyatama pun berharap, kegiatan ini bisa bermanfaat bagi kedua belah pihak dan berdampak bagi masyarakat.
Marisa berharap, “Bekerjasama dengan UITM Cawangan Perak ini bisa memberikan manfaat dan dampak yang signifikan pada masyarakat sehingga kelimuan yang kami miliki bisa membantu kinerja ataupun meningkatkan ekonomi di masyarakat,“ tandasnya. (Asep GP)***

Universitas Widyatama Mendapat Kunjungan Balasan UiTM Perak Malaysia Dalam Program Mobilitas Internasional
Segenap jajaran Dosen dan Mahasiswa UiTM Cawangan Perak Malaysia disambut hangat di Universitas Widyatama Bandung (Foto: Dok.UiTM) Program s...
Tuesday, June 24, 2025
![]() |
Karang Setra Water Land, Kolam Renang Legendaris, tetap ramai dikunjungi pelajar dan wisatawan (Asep GP) |
Hal tersebut dikatakan Marketing Supervisor Karang Setra Waterland, Tety Sutriyani, S.IP, kepada wartawan, di kantornya, Jl. Sirnagalih No. 15 Kota Bandung.
Kegiatan lomba mewarnai kerjasama dengan Egoji Vitamin Anak ini akan berlangsung di area kolam renang pada hari Minggu (29/6/2025) dan akan memperebutkan piala, sertifikat, uang tunai dan voucher berenang dari Karang Setra.
Adapun persyaratannya, peserta siswa TK/PAUD dan SD (kelas 1-3) yang ada di Bandung Raya dan dari daerah lain pun dipersilakan. Biaya pendaftarannya 70 ribu sudah termasuk tiket masuk berenang, atau untuk jelasnya silakan klik di IG (Instagram) karangsetra waterland.
![]() |
Marketing Supervisor Karang Setra Waterland, Tety Sutriyani, S.IP. (Asep GP) |
“Pokoknya untuk mengisi liburan sekolah seru lah, wisata sambil ikut lomba dapat piala dan hadiah pula, plus sambil berenang, badan sehat hati pun senang,“ jelas Tety.
Selain itu ada kabar gembira juga dari Karang Setra, untuk tiket masuk pengunjung bisa membeli 4 tiket masuk untuk 5 orang dan ini berlaku hingga September 2025. Harga tiket untuk weekday (hari biasa) 45 ribu dan weekend (Sabtu –Minggu) dan hari libur 50 ribu. Buka mulai Pk.08.00 – 16.00 WIB.
Sebagaimana diketahui, Karang Setra yang terletak di Jalan Sirnagalih No.15, Gegerkalong, Sukasari, Kota Bandung ini adalah kolam renang terluas di Asia Tenggara (luas seluruhnya 4 H).
![]() |
Para siswa sekolah dan pengunjung bersantai sambil menikmati bekal makanan selepas berenang (Asep GP) |
Tempat wisata keluarga populer dan legendaris ini hampir setiap hari tak pernah sepi dari pengunjung, baik dari Kota Bandung atau dari luar Bandung bahkan ada dari luar Jawa Barat dan luar pulau, juga wisatawan mancanagara asik menikmati wahana-wahana Seluncur Naga, Dewaruci Miniatur, Air Terjun, Ember Tumpah, Kolam Arus, Kolam Anak, Kolam Tanding, Kolam Pantai, Mandi Salju, Water Boom, Balon Selfie, Sepeda Udara dan fasilitas lainnya seperti penyewaan ban, baju renang, gazebo untuk bersantai, tikar, juga food court (tempat makan), dan mushola serta tempat parkir kendaraan yang luas.
Selain itu Karang Setra juga menjadi tempat latihan para atlet renang dan club renang, serta para siswa sekolah yang praktik olahraga aquatic.
![]() |
Sadayana.. Taruang... Taruang.. Mari makan ... (Asep GP) |
Diantaranya SDN 154 Citepus, kel. Pajajaran, Kec. Cicendo Kota Bandung yang rutin membawa para siswanya praktik aquatic di Karang Setra Waterland Bandung.
Menurut Arif Permana, Guru Olahraga SDN 154 Citepus, berenang banyak manfaatnya untuk kesehatan fisik dan mental anak, selain itu belajar berenang juga menjadi bekal keterampilan untuk keselamatan diri dikala ada bencana banjir atau terjadi sesuatu ketika berwisata air bersama keluarga. “Kalau bisa berenang insyaalloh aman, kalau terjadi bencana air bisa menyelamatkan diri dan menolong orang lain. Lagi pula olahraga yang dianjurkan Rasululloh Muhammad SAW selain memanah dan berkuda adalah berenang,“ terang Arif.
![]() |
Para siswi SDN 154 Citepus Bandung praktik Aquatic, Berenang itu seru dan menyehatkan (Asep GP) |
Walau begitu, kata Guru yang akrab disapa Pak Jimjim praktik aquatic atau berenang ini tidak ditekankan harus ikut kepada para siswa, juga tidak ada tugas tambahan bagi yang tidak ikut, apalagi yang sakit dan ada keperluan keluarga, tapi untuk tambahan nilai saja.
![]() |
Guru Olahraga SDN 154 Citepus (dari kiri) Pa Jimjim, Bu Tuti dan Pa Ganiar, Belajar berenang itu dianjurkan Rosululloh (Asep GP) |
Setiap praktik aquatic para siswa dibagi menjadi 5 kelompok (Rombel) sesuai dengan guru olahraganya yang berjumlah 5 orang. Pak Andri 5A (kini pensiun), Pak Jimjim (Arif Permana) 5B, Pak Ganiar 5C, Pak Yanwar 5D, dan kelas 5E Bu Tuti.
Jimjim juga menegaskan, Kegiatan aquatic ini tidak ditujukan untuk mencari ladang keuntungan guru Olahraga. “Tapi kita mah hanya menjalankan sesuai kurikulum saja,“ pungkasnya.
![]() |
(Asep GP) |
Sementara itu menurut Maria (Mama Alfian), salah seorang orang tua siswa yang ikut mengantar anaknya praktik berenang, kegiatan aquatic yang diadakan dua kali dalam setahun pada semester satu dan dua ini ada bagusnya juga, buat tambahan nilai siswa dan olahraga untuk kesehatan para siswa. (Asep GP)***
Tatarjabar.com
June 24, 2025
CB Blogger
Indonesia
Karang Setra Waterland 29 Juni 2025 Gelar Lomba Mewarnai TK & SD
Karang Setra Water Land, Kolam Renang Legendaris, tetap ramai dikunjungi pelajar dan wisatawan (Asep GP) Hal tersebut dikatakan Marketing Su...
Saturday, June 7, 2025
![]() |
Menteri Kebudayaan Fadli Zon (Jas Hitam) Bersama Rektor ISBI Bandung Retno Dwimarwati, Prof. Een Herdiani dan Yoyon Darsono di Ruang Kerjanya (Foto Istimewa) |
Hal itu mengemuka, ketika Tim pengajuan Prodi Seni Pencak Silat ISBI Bandung dan usulan Academy Of Arts Delegation Indonesia To UNESCO France, yang dimediasi Yoyon Darsono mengadakan audiensi dengan Menteri Kebudayaan Fadli Zon di Gedung Kementerian Kebudayaan, Jalan Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (2/6/2025).
Hal tersebut merupakan rangkaian audiensi sebelumnya yang dilakukan tim dengan Gubernur Jawa Barat yang diwakili Sekda Jabar, Herman Suryatman, di rumah Dinas Sekda Jabar Jl. Aria Jipang No. 2 Kota Bandung, Rabu (21/5/2025).
Hadir dalam kesempatan pertemuan dengan Menteri Kebudayaan tersebut, Rektor ISBI Bandung Retno Dwi Marwati, Guru Besar Tari Prof. Een Herdiani, Alit Didin Suhana, Yoyon Darsono, Deni Poniman, R. Deden Samsudin, Dadan Setiadi, dan Dr. Yusuf Bachtiar.
![]() |
Tim Bersama Menteri Kebudayaan Membahas Pentingnya Menjaga dan Melestarikan Seni Tradisi (Foto Istimewa) |
Di tengah rasa gembiranya Rektor ISBI Bandung Retno Dwimarwati mengatakan, Pak Menteri Kebudayaan sangat mendukung dengan akan dibukanya Prodi Pencak Silat di ISBI Bandung.
Menteri Kebudayaan Fadli Zon menegaskan bahwa Pencak Silat sangat banyak ragamnya dan memiliki falsafah, etika, aturan dan nilai-nilai luar biasa, sehingga selayaknya untuk dianalisis, dicatat, didokumentasikan dan tentu saja diwariskan.
“Oleh karena itu ISBI Bandung menjawab aspirasi banyak pihak untuk membuka Prodi tersebut. Bahkan hasil FGD dengan para pendekar Jawa Barat menyatakan bahwa mereka siap turun waris untuk memberikan filosofi, pengetahuan dan keterampilan Pencak Silat ke ISBI Bandung. Upaya ini juga untuk tetap meneguhkan bahwa warisan budaya tak benda yang sudah diakui Unesco tetap dapat diwariskan dan dilestraikan oleh generasi muda,” papar Retno
“Secara umum bahkan Pak Menteri menginginkan semua yang sudah diakui Unesco bisa juga menjadi prodi yang ditelaah oleh ISBI/ISI di seluruh Indonesia,“ imbuhnya.
Sementara itu, Yoyon Darsono dosen ISBI Bandung yang dalam hal ini sebagai Ketua Tim, menjelaskan pada wartawan, saat ini belum pernah ada institusi pendidikan tinggi yang secara khusus membuka Program Studi (Prodi) Seni Pencak Silat yang mendidik calon sarjana Pencak Silat dengan kurikulum komprehensif.
![]() |
Ketua Tim Yoyon Darsono Bersama Menteri Kebudayaan Fadli Zon (Foto Istimewa) |
Jadi tidak hanya mempelajari skill pencak silatnya saja tetapi juga dipelajari terkait filosofi, sejarah, manajemen, dll.
"Semoga ISBI Bandung menjadi yang pertama untuk mewujudkannya. Tidak menutup kemungkinan lembaga perguruan tinggi seni lainnya yang ada di Indonesia, dapat membuka prodi pencak silat. Karena pencak silat ada di setiap daerah di Indonesia," kata Yoyon.
Bahkan Menteri Kebudayaan Fadli Zon dalam diskusi yang cukup hangat mengatakan bisa saja setiap seni budaya yang sudah ditetapkan Unesco sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) diberikan ruang atau dibuatkan prodi sebagai penguatan pembangunan karakter, dan sebagai identitas budaya bangsa yang tetap di pertahankan secara akademik.
![]() |
Seluruh Tim Disambut Hangat Menteri Bersama Jajarannya (Foto Istimewa) |
Dalam pertemuan tersebut tim juga mengajukan gagasan Alit Didin Suhana yang ingin mendirikan Academy of Arts Delegation Indonesia to Unesco France. Sebagaimana diketahui Alit adalah mantan staf Unesco Prancis yang berperan menggolkan Pencak Silat Goes to Unesco hingga ditetapkannya Pencak Silat sebagai Warisan Budaya Tak Benda(WBTB) dari Indonesia, 12 Desember 2019 di Bogota Colombia.
"Kami sangat berterima kasih kepada Menteri Kebudayaan Fadli Zon bersama para staf ahli menterinya, yang mendukung 100 persen akan dibukanya Prodi Seni Pencak Silat di ISBI Bandung. Sedangkan terkait wacana Academy of Arts di UNESCO,menurut Pak Menteri, perlu pemikiran lebih serius lagi," pungkas Yoyon. (Asep GP)***
Tatarjabar.com
June 07, 2025
CB Blogger
Indonesia%20Bersama%20Rektor%20ISBI%20Bandung%20Retno%20Dwimarwati,%20Prof.%20Een%20Herdiani%20dan%20Yoyon%20Darsono%20di%20Ruang%20Kerjanya%20(FotoI).jpeg)
Menteri Kebudayaan Fadli Zon Dukung ISBI Bandung Buka Prodi Seni Pencak Silat
Menteri Kebudayaan Fadli Zon (Jas Hitam) Bersama Rektor ISBI Bandung Retno Dwimarwati, Prof. Een Herdiani dan Yoyon Darsono di Ruang Kerjany...
Subscribe to:
Posts
(
Atom
)