Saturday, June 7, 2025
![]() |
Menteri Kebudayaan Fadli Zon (Jas Hitam) Bersama Rektor ISBI Bandung Retno Dwimarwati, Prof. Een Herdiani dan Yoyon Darsono di Ruang Kerjanya (Foto Istimewa) |
Hal itu mengemuka, ketika Tim pengajuan Prodi Seni Pencak Silat ISBI Bandung dan usulan Academy Of Arts Delegation Indonesia To UNESCO France, yang dimediasi Yoyon Darsono mengadakan audiensi dengan Menteri Kebudayaan Fadli Zon di Gedung Kementerian Kebudayaan, Jalan Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (2/6/2025).
Hal tersebut merupakan rangkaian audiensi sebelumnya yang dilakukan tim dengan Gubernur Jawa Barat yang diwakili Sekda Jabar, Herman Suryatman, di rumah Dinas Sekda Jabar Jl. Aria Jipang No. 2 Kota Bandung, Rabu (21/5/2025).
Hadir dalam kesempatan pertemuan dengan Menteri Kebudayaan tersebut, Rektor ISBI Bandung Retno Dwi Marwati, Guru Besar Tari Prof. Een Herdiani, Alit Didin Suhana, Yoyon Darsono, Deni Poniman, R. Deden Samsudin, Dadan Setiadi, dan Dr. Yusuf Bachtiar.
![]() |
Tim Bersama Menteri Kebudayaan Membahas Pentingnya Menjaga dan Melestarikan Seni Tradisi (Foto Istimewa) |
Di tengah rasa gembiranya Rektor ISBI Bandung Retno Dwimarwati mengatakan, Pak Menteri Kebudayaan sangat mendukung dengan akan dibukanya Prodi Pencak Silat di ISBI Bandung.
Menteri Kebudayaan Fadli Zon menegaskan bahwa Pencak Silat sangat banyak ragamnya dan memiliki falsafah, etika, aturan dan nilai-nilai luar biasa, sehingga selayaknya untuk dianalisis, dicatat, didokumentasikan dan tentu saja diwariskan.
“Oleh karena itu ISBI Bandung menjawab aspirasi banyak pihak untuk membuka Prodi tersebut. Bahkan hasil FGD dengan para pendekar Jawa Barat menyatakan bahwa mereka siap turun waris untuk memberikan filosofi, pengetahuan dan keterampilan Pencak Silat ke ISBI Bandung. Upaya ini juga untuk tetap meneguhkan bahwa warisan budaya tak benda yang sudah diakui Unesco tetap dapat diwariskan dan dilestraikan oleh generasi muda,” papar Retno
“Secara umum bahkan Pak Menteri menginginkan semua yang sudah diakui Unesco bisa juga menjadi prodi yang ditelaah oleh ISBI/ISI di seluruh Indonesia,“ imbuhnya.
Sementara itu, Yoyon Darsono dosen ISBI Bandung yang dalam hal ini sebagai Ketua Tim, menjelaskan pada wartawan, saat ini belum pernah ada institusi pendidikan tinggi yang secara khusus membuka Program Studi (Prodi) Seni Pencak Silat yang mendidik calon sarjana Pencak Silat dengan kurikulum komprehensif.
![]() |
Ketua Tim Yoyon Darsono Bersama Menteri Kebudayaan Fadli Zon (Foto Istimewa) |
Jadi tidak hanya mempelajari skill pencak silatnya saja tetapi juga dipelajari terkait filosofi, sejarah, manajemen, dll.
"Semoga ISBI Bandung menjadi yang pertama untuk mewujudkannya. Tidak menutup kemungkinan lembaga perguruan tinggi seni lainnya yang ada di Indonesia, dapat membuka prodi pencak silat. Karena pencak silat ada di setiap daerah di Indonesia," kata Yoyon.
Bahkan Menteri Kebudayaan Fadli Zon dalam diskusi yang cukup hangat mengatakan bisa saja setiap seni budaya yang sudah ditetapkan Unesco sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) diberikan ruang atau dibuatkan prodi sebagai penguatan pembangunan karakter, dan sebagai identitas budaya bangsa yang tetap di pertahankan secara akademik.
![]() |
Seluruh Tim Disambut Hangat Menteri Bersama Jajarannya (Foto Istimewa) |
Dalam pertemuan tersebut tim juga mengajukan gagasan Alit Didin Suhana yang ingin mendirikan Academy of Arts Delegation Indonesia to Unesco France. Sebagaimana diketahui Alit adalah mantan staf Unesco Prancis yang berperan menggolkan Pencak Silat Goes to Unesco hingga ditetapkannya Pencak Silat sebagai Warisan Budaya Tak Benda(WBTB) dari Indonesia, 12 Desember 2019 di Bogota Colombia.
"Kami sangat berterima kasih kepada Menteri Kebudayaan Fadli Zon bersama para staf ahli menterinya, yang mendukung 100 persen akan dibukanya Prodi Seni Pencak Silat di ISBI Bandung. Sedangkan terkait wacana Academy of Arts di UNESCO,menurut Pak Menteri, perlu pemikiran lebih serius lagi," pungkas Yoyon. (Asep GP)***
Tatarjabar.com
June 07, 2025
CB Blogger
IndonesiaMenteri Kebudayaan Fadli Zon Dukung ISBI Bandung Buka Prodi Seni Pencak Silat
Posted by
Tatarjabar.com on Saturday, June 7, 2025
![]() |
Menteri Kebudayaan Fadli Zon (Jas Hitam) Bersama Rektor ISBI Bandung Retno Dwimarwati, Prof. Een Herdiani dan Yoyon Darsono di Ruang Kerjanya (Foto Istimewa) |
Hal itu mengemuka, ketika Tim pengajuan Prodi Seni Pencak Silat ISBI Bandung dan usulan Academy Of Arts Delegation Indonesia To UNESCO France, yang dimediasi Yoyon Darsono mengadakan audiensi dengan Menteri Kebudayaan Fadli Zon di Gedung Kementerian Kebudayaan, Jalan Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (2/6/2025).
Hal tersebut merupakan rangkaian audiensi sebelumnya yang dilakukan tim dengan Gubernur Jawa Barat yang diwakili Sekda Jabar, Herman Suryatman, di rumah Dinas Sekda Jabar Jl. Aria Jipang No. 2 Kota Bandung, Rabu (21/5/2025).
Hadir dalam kesempatan pertemuan dengan Menteri Kebudayaan tersebut, Rektor ISBI Bandung Retno Dwi Marwati, Guru Besar Tari Prof. Een Herdiani, Alit Didin Suhana, Yoyon Darsono, Deni Poniman, R. Deden Samsudin, Dadan Setiadi, dan Dr. Yusuf Bachtiar.
![]() |
Tim Bersama Menteri Kebudayaan Membahas Pentingnya Menjaga dan Melestarikan Seni Tradisi (Foto Istimewa) |
Di tengah rasa gembiranya Rektor ISBI Bandung Retno Dwimarwati mengatakan, Pak Menteri Kebudayaan sangat mendukung dengan akan dibukanya Prodi Pencak Silat di ISBI Bandung.
Menteri Kebudayaan Fadli Zon menegaskan bahwa Pencak Silat sangat banyak ragamnya dan memiliki falsafah, etika, aturan dan nilai-nilai luar biasa, sehingga selayaknya untuk dianalisis, dicatat, didokumentasikan dan tentu saja diwariskan.
“Oleh karena itu ISBI Bandung menjawab aspirasi banyak pihak untuk membuka Prodi tersebut. Bahkan hasil FGD dengan para pendekar Jawa Barat menyatakan bahwa mereka siap turun waris untuk memberikan filosofi, pengetahuan dan keterampilan Pencak Silat ke ISBI Bandung. Upaya ini juga untuk tetap meneguhkan bahwa warisan budaya tak benda yang sudah diakui Unesco tetap dapat diwariskan dan dilestraikan oleh generasi muda,” papar Retno
“Secara umum bahkan Pak Menteri menginginkan semua yang sudah diakui Unesco bisa juga menjadi prodi yang ditelaah oleh ISBI/ISI di seluruh Indonesia,“ imbuhnya.
Sementara itu, Yoyon Darsono dosen ISBI Bandung yang dalam hal ini sebagai Ketua Tim, menjelaskan pada wartawan, saat ini belum pernah ada institusi pendidikan tinggi yang secara khusus membuka Program Studi (Prodi) Seni Pencak Silat yang mendidik calon sarjana Pencak Silat dengan kurikulum komprehensif.
![]() |
Ketua Tim Yoyon Darsono Bersama Menteri Kebudayaan Fadli Zon (Foto Istimewa) |
Jadi tidak hanya mempelajari skill pencak silatnya saja tetapi juga dipelajari terkait filosofi, sejarah, manajemen, dll.
"Semoga ISBI Bandung menjadi yang pertama untuk mewujudkannya. Tidak menutup kemungkinan lembaga perguruan tinggi seni lainnya yang ada di Indonesia, dapat membuka prodi pencak silat. Karena pencak silat ada di setiap daerah di Indonesia," kata Yoyon.
Bahkan Menteri Kebudayaan Fadli Zon dalam diskusi yang cukup hangat mengatakan bisa saja setiap seni budaya yang sudah ditetapkan Unesco sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) diberikan ruang atau dibuatkan prodi sebagai penguatan pembangunan karakter, dan sebagai identitas budaya bangsa yang tetap di pertahankan secara akademik.
![]() |
Seluruh Tim Disambut Hangat Menteri Bersama Jajarannya (Foto Istimewa) |
Dalam pertemuan tersebut tim juga mengajukan gagasan Alit Didin Suhana yang ingin mendirikan Academy of Arts Delegation Indonesia to Unesco France. Sebagaimana diketahui Alit adalah mantan staf Unesco Prancis yang berperan menggolkan Pencak Silat Goes to Unesco hingga ditetapkannya Pencak Silat sebagai Warisan Budaya Tak Benda(WBTB) dari Indonesia, 12 Desember 2019 di Bogota Colombia.
"Kami sangat berterima kasih kepada Menteri Kebudayaan Fadli Zon bersama para staf ahli menterinya, yang mendukung 100 persen akan dibukanya Prodi Seni Pencak Silat di ISBI Bandung. Sedangkan terkait wacana Academy of Arts di UNESCO,menurut Pak Menteri, perlu pemikiran lebih serius lagi," pungkas Yoyon. (Asep GP)***
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
No comments :
Post a Comment