Home
» Seni Budaya
» AMS Turut Pertahankan Kebun Binatang Bandung Sebagai Kekayaan Sejarah dan Budaya Orang Sunda
Monday, July 7, 2025
![]() |
Ketua AMS Rully Alfiadi (kedua dari kiri) bersama jajarannya (Foto:Istimewa) |
Sebagaimana diketahui viral di media kemelut saling klaim pengelolaan Kebun Binatang Bandung tensinya kian meninggi, puncaknya pada Rabu sore 2/7/2025, sekitar 80 orang karyawan yang tergabung dalam Serikat Pekerja Mandiri Derenten (SPMD) mengepung kantor manajemen Kebun Binatang Bandung/Mereka menanyakan siapa sebenarnya pengelola Kebun Binatang.
![]() |
Patung Raden Ema Bratakusumah Pendiri Kebun Binatang Bandung 1933 (foto : AGP) |
Pada tanggal 20 Maret 2025 Taman Safari Indonesia (TSI) masuk dan mengklaim sebagai manajemen baru, tapi Pihak serikat pekerja mengaku tak pernah melihat dokumen hak kelola yang sah dari TSI. Bahkan Gantira Bratakusuma, Pembina Yayasan Margasatwa Tamansari, punya dokumen penting Akta Notaris Nomor 40 tertanggal Oktoiber 2024, yang menyatakan bahwa Bisma Baratakusuma sebagai ketua yayasan yang sah.
Ujung-ujungnya pada malamnya, terjadi bentrokan dalam pengamanan. Hingga Pembina Yayasan Margasatwa Tamansari (YMT) Gantira Bratakusuma dahinya luka berdarah, tersikut oleh pihak keamanan Kebun Binatang.
![]() |
Pencak Silat rutin dimumule di Kebon Binatang Bandung (Foto: AGP) |
Kejadian tersebut pun tak urung mengusik ketenteraman kota Bandung yang terkenal aman, nyaman, kondusif. Warga kota Bandung yang cinta damai, someah hade ka semah juga merasa terganggu. Termasuk Keluarga Besar Angkatan Muda Siliwangi (AMS), Sang Penjaga Marwah Ki Sunda merasa prihatin atas kejadian tersebut.
Berikut pernyataan sikap Pengurus Pusat AMS dalam siaran persnya yang diterima redaksi.
Menyikapi beberapa peristiwa terakhir di Kota Bandung Keluarga Besar AMS menyatakan beberapa hal sbb:
- Menyatakan sikap prihatin, atas peristiwa yang terjadi di Kebun Binatang Bandung dalam waktu beberapa hari terakhir ini, hal yang seharusnya tidak boleh terjadi di Kota Bandung yang selama ini tenteram kondusif. Peristiwa yang tidak saja mencerminkan sikap warga Kota Bandung yang ramah juga telah menimbulkan korban luka berdarah.
- Siapapun yang memberikan hak pada pengelola Kebun Binatang Bandung yang dalam posisi asset sitaan Kejaksaaan Tinggi Jawa Barat, harus bertanggung jawab atas terjadinya peristiwa yang terjadi di Kebun Binatang Bandung alias Derenten, Karena telah menjadi pemicu konflik tersebut.
- Sebagai salah satu penjaga marwah Sunda AMS berkepentingan untuk turut mempertahankan Kebun Binatang Bandung/Derenten sebagai satu kekayaan sejarah dan budaya orang Sunda. Karena orang Sunda khususnya orang Bandung punya hak Histori dan hak kultural atas keberadaan Kebun Binatang Bandung yang berdiri sejak tahun 1933.
- Kami berterima kasih kepada keluarga besar Rd. Ema Bratakusumah yang telah memberikan kebanggaan pada warga Bandung dan Sunda atas berdirinya Kebun Binatang Bandung. Kami akan konsisten mendukung kekayaan sejarah Sunda untuk tetap dalam penguasaan orang Sunda. (Rls/Red)***
AMS Turut Pertahankan Kebun Binatang Bandung Sebagai Kekayaan Sejarah dan Budaya Orang Sunda
Posted by
Tatarjabar.com on Monday, July 7, 2025
![]() |
Ketua AMS Rully Alfiadi (kedua dari kiri) bersama jajarannya (Foto:Istimewa) |
Sebagaimana diketahui viral di media kemelut saling klaim pengelolaan Kebun Binatang Bandung tensinya kian meninggi, puncaknya pada Rabu sore 2/7/2025, sekitar 80 orang karyawan yang tergabung dalam Serikat Pekerja Mandiri Derenten (SPMD) mengepung kantor manajemen Kebun Binatang Bandung/Mereka menanyakan siapa sebenarnya pengelola Kebun Binatang.
![]() |
Patung Raden Ema Bratakusumah Pendiri Kebun Binatang Bandung 1933 (foto : AGP) |
Pada tanggal 20 Maret 2025 Taman Safari Indonesia (TSI) masuk dan mengklaim sebagai manajemen baru, tapi Pihak serikat pekerja mengaku tak pernah melihat dokumen hak kelola yang sah dari TSI. Bahkan Gantira Bratakusuma, Pembina Yayasan Margasatwa Tamansari, punya dokumen penting Akta Notaris Nomor 40 tertanggal Oktoiber 2024, yang menyatakan bahwa Bisma Baratakusuma sebagai ketua yayasan yang sah.
Ujung-ujungnya pada malamnya, terjadi bentrokan dalam pengamanan. Hingga Pembina Yayasan Margasatwa Tamansari (YMT) Gantira Bratakusuma dahinya luka berdarah, tersikut oleh pihak keamanan Kebun Binatang.
![]() |
Pencak Silat rutin dimumule di Kebon Binatang Bandung (Foto: AGP) |
Kejadian tersebut pun tak urung mengusik ketenteraman kota Bandung yang terkenal aman, nyaman, kondusif. Warga kota Bandung yang cinta damai, someah hade ka semah juga merasa terganggu. Termasuk Keluarga Besar Angkatan Muda Siliwangi (AMS), Sang Penjaga Marwah Ki Sunda merasa prihatin atas kejadian tersebut.
Berikut pernyataan sikap Pengurus Pusat AMS dalam siaran persnya yang diterima redaksi.
Menyikapi beberapa peristiwa terakhir di Kota Bandung Keluarga Besar AMS menyatakan beberapa hal sbb:
- Menyatakan sikap prihatin, atas peristiwa yang terjadi di Kebun Binatang Bandung dalam waktu beberapa hari terakhir ini, hal yang seharusnya tidak boleh terjadi di Kota Bandung yang selama ini tenteram kondusif. Peristiwa yang tidak saja mencerminkan sikap warga Kota Bandung yang ramah juga telah menimbulkan korban luka berdarah.
- Siapapun yang memberikan hak pada pengelola Kebun Binatang Bandung yang dalam posisi asset sitaan Kejaksaaan Tinggi Jawa Barat, harus bertanggung jawab atas terjadinya peristiwa yang terjadi di Kebun Binatang Bandung alias Derenten, Karena telah menjadi pemicu konflik tersebut.
- Sebagai salah satu penjaga marwah Sunda AMS berkepentingan untuk turut mempertahankan Kebun Binatang Bandung/Derenten sebagai satu kekayaan sejarah dan budaya orang Sunda. Karena orang Sunda khususnya orang Bandung punya hak Histori dan hak kultural atas keberadaan Kebun Binatang Bandung yang berdiri sejak tahun 1933.
- Kami berterima kasih kepada keluarga besar Rd. Ema Bratakusumah yang telah memberikan kebanggaan pada warga Bandung dan Sunda atas berdirinya Kebun Binatang Bandung. Kami akan konsisten mendukung kekayaan sejarah Sunda untuk tetap dalam penguasaan orang Sunda. (Rls/Red)***
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
No comments :
Post a Comment