Saturday, August 31, 2024
Kabid PAUD dan Masyarakat Disdik Kota Bandung Abdul Gaos, sedang membuka acara Pelatihan Barista (Foto Asep GP) |
Hadir dalam kesempatan tersebut Drs. Abdul Gaos, M.Pd, Kepala Bidang Pendidikan Anak Usia Dini dan Masyarakat, Dinas Pendidikan Kota Bandung, juga Zoelkifly M. Adam S.Pd, M.M., Ketua UMUM DPP Forum PLKP Indonesia, Mitra Critoe Academi Mochamad IKhsan Lazuardi dari L’more Coffe Jalan Mangga Bandung, Mario Puji Satrianto, Pengelola dan Direktur LKP Critoe (Critoe Academi), serta tamu undangan lainnya.
Ketua Umum DPP Forum PLKP Indonesia, Zoelkifly, sedang mengalungkan tanda peserta (Foto Asep GP) |
Menurut Mario, Para peserta PKK Barista yang berjumlah 25 orang dari seluruh Banudung Raya (ada juga dari Sukabumi dan Bogor) ini akan dididik dasar-dasar pengetahun barista, apa yang harus diterapkan oleh seorang barista, dan nanti akan diimplementasikan dalam pekerjaannya.
“Harapan kami mereka lulus dengan kompeten sehingga bisa langsung kami tempatkan bekerja. Karena memang itu tugas kami. Pelatihan ini khusus untuk anak muda yang perlu dibantu dari sisi karirnya, untuk mengentaskan pengangguran, semoga banyak industri yang mau menerima mereka,“ jelas Rio.
Abdul Gaos, kita dukung program pemerintah pusat yang menguntungkan urang Bandung (Foto Asep GP) |
Sebetulnya kata Rio, yang daftar ikut pelatihan banyak, ada 300 orang lebih, tapi keterbatasan pihaknya hanya bisa menampung 25 orang.
“Sangat disayangkan kami tidak bisa menampung mereka semua, padahal potensi dan motivasi yang daftar juga luar biasa. Maka untuk teman-teman muda sekalian yang sudah punya lembaga pelatihan atau yang ingin membuat lembaga pelatihan, monggo kita sama-sama menampung potensi anak-anak muda yang luar biasa ini terutama yang lagi menganggur, ayo kita bikin agar semua potensi mereka tersalurkan,“ ajaknya.
Mario Puji Satrianto, Direktur LKP Critoe, untuk mengentaskan pengangguran (Foto Asep GP) |
Rio juga berharap program pelatihan yang baru digelar pihaknya ini akan kontinyu dan terus didukung pemerintah karena sangat bagus untuk mewadahi potensi-potensi muda yang jadi pengangguran, mendidiknya, lalu menyalurkan mereka agar bekerja sesuai bidangnya.
Untuk jadi peserta pelatihan program Pendidikan Kecakapan Kerja (PKK) mudah saja, bisa dilihat-lihat di media online/internet dan bisa memilih sendiri yang sesuai dengan minat dan bakatnya. Untuk pelatihan barista di Critoe Academia ada persyaratan usia harus 17-25 tahun, dan posisinya harus terdaftar di disdukcapil, sekolah atau perkuliahan/kampus. Dan kalau diterima mereka akan dididik selama sebulan dengan tanpa harus membayar alias gratis.
Ikhsan Lazuardi, semoga pelatihan ini melahirkan bibit-bibit barista profesional di bidangnya (Foto Asep GP) |
“Kami juga menyediakan alat-alat selama latihan dan nanti kita fasilitasi dengan magang dan ujian gratis, karena kalau ikut pelatihan mandiri ujian harus bayar. Jadi dalam program PKK Barista ini mereka sama sekali tidak dipungut biaya. Semoga mereka jadi barista-barista profesional dan bisa cepat tersalurkan di dunia kerja,“ pungkasnya.
Ya semoga dari acara LKP (Lembaga Kursus dan Pelatihan) Citroe ini tumbuh bibit-bibit barista baru khususnya di Kota Bandung, terlebih di Jawa Barat. Saya juga berharap pemerintah tetap support agar adik-adik kita ini bisa diwadahi, agar bisa memiliki keahlian, sertifikasi dan bisa tersalurkan kerja di bidangnya. Selamat dan sukses kepada Critoe Academi, semoga bisa konsisten menumbuhkan bibit-bibit barista di bidang coffee shop,“ demikian kata Mochamad Ikhsan Lazauardi.
Yasbir Meizal peserta PKK Barista, semoga semua peserta lulus dan kompeten serta bisa cepat bekerja (Foto Asep GP) |
Zoelkifly M. Adam S.Pd, M.M., Ketua UMUM DPP Forum PLKP Indonesia, pun menyambut baik kegiatan ini dan dia menerangkan dengan gamblang, Program Pendidikan Kecakapan Kerja (PKK) ini salah satu program yang diluncurkan oleh Direktorat Kursus Kemendikbudristek. Program ini memberikan pembekalan kepada masyarakat yang belum memiliki keahlian/skill dan potensi sehingga dilatih oleh LKP Citroe ini, setelah dia dilatih kemudian punya skill, punya kompetensi, kemudian nanti mengikuti uji kompetensi lembaga sertifikasi dan setelah itu yang terpenting mereka akan disalurkan oleh LKP Critoe ke dunia kerja, ke industri-Industri yang berkaitan dengan pengetahuan yang mereka dapat dari pelatihan, yaitu jadi barista di kafe-kafe/cofee shop yang ada.
Amanda Maulani, ingin jadi barista handal dan punya kedai kopi sendiri (Foto Asep GP) |
Zoelkifly juga berpesan agar semua peserta pelatihan yang telah diberi kepercayaan oleh pemerintah, wajib 100% mengikuti seluruh kegiatan ini, juga wajib ikut uji kompetensi, kemudian pelatihan yang lebih banyak praktiknya daripada teorinya, mengajarkan tentang kopi dari hulu sampai hilir, mulai proses memilih bahan kopi hingga pembuatan/penyajian kopi. Itu yang diajarkan kepada peserta oleh LKP Citroe, lembaga yang sudah memiliki ijin resmi pemerintah Kota Bandung ini.
Serius memperhatikan arahan instruktur (Foto Asep GP) |
Sambutan juga datang dari Kabid Pendidikan Anak Usia Dini dan Masyarakat Kota Bandung Drs. Abdul Gaos, M.Pd, Intinya Dinas Pendidikan Kota Bandung menyambut baik program ini, dan Alhamdulillah, katanya kita tiap tahun, lembaga-lembaga pendidikan di Bandung, luar biasa dipercaya oleh kementerian untuk melaksanakan program ini, yang mana polanya langsung dari kementerian ke lembaga yang bersangkutan dan kita di daerah bertugas untuk melakukan monitoring,“ katanya.
“Dan ini satu sinergi yang baik karena tidak mungkin untuk mengentaskan satu program itu hanya menjadi ranah pemerintah saja atau ranah masyarakat saja, harus ada kolaborasi yang baik, dan potensi Bandung sangat bagus dan kita akan mendorong seluruh program yang diinisiasi pemerintah pusat, apalagi tujuannya kan yang dapat manfaatnya warga kota Bandung juga," imbuhnya.
Para calon barista handal (Foto Asep GP) |
Abdul Gaos pun menyayangkan, LKP di kota Bandung ada 200-an tapi yang dapat program ini hanya 20-an. Mungkin pihak LKP tidak tahu atau lupa ada program tersebut dari pemerintah. Sebaiknya, kata Pak Kabid, pihak LKP lebih berinisiatif menyesuaikan dengan kekinian (membuka/mencari di internet), karena disana bayak program yang baik untuk masyarakat dan bisa mengajukan secara online ke sistem yang dikelola kementerian.
Pak Kabid juga berharap, para peserta bisa mengikuti dengan penuh kesungguhan pelatihan ini dan tidak main-main. “Ini kan bukan gratis tapi dibiayai pemerintah, jadi jangan disia-siakan karena banyak peserta lain yang mau ikut tapi tidak seberuntung mereka. Dan untuk pihak LKP harus melakukan program yang sungguh-sungguh juga, mengacu kepada petunjuk teknis yang diberikan oleh kementerian,” demikian pesannya.
Tapi kelihatannya para peserta antusias sekali dan bersungguh-sungguh mengikuti pelatihan ini, Yasbir Meizal (18) salah seorang peserta yang lumayan jauh juga tiap hari datang datang dari Bojongsoang ke Critoe Coffe di Jalan Gandapura, berniat mempelajari, menambah wawasan dan skill tentang barista. Lulusan SMKN 3 Baleendah Kabuaten Bandung ini baru lulus sekolah dan menganggur. Kebetulan suatu hari membuka-buka IG (Instagram) dan menemukan pengumuman pelatihan PKK Barista Critoe Academi, lalu daftar dan alhamdulillah diterima.
“Saya berharap dapat skillnya dan lulusnya kompeten serta nanti bisa bekerja di perusahaan dan kedepannya bisa membangun usaha sendiri. Semoga pelatihannya lancar, semua peserta sehat dan lulus semua, jadi kompeten semuanya,“ kata penyuka kopi pagi yang tengah menunggu masuk ke Unwim ini. Demikian juga dengan Amanda Maulani dari Cimindi - Kota Cimahi, alumni-SMK Profita Astana Anyar Bandung (2024) ini, ingin jadi barista handal dan nantinya punya coffe shop sendiri. (Asep GP)***
LKP Critoe Gelar Pelatihan Barista PKK 2024 Kurangi Pengangguran di Bandung
Thursday, August 29, 2024
Sebagaimana diketahui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Jabar menyelenggarakan COFEX (Conferensi & Exhibition /Pameran) yang menampilkan produk-produk kreatif Aplikasi, Gim dan Animasi di Gedung Sate, Bandung (21-24/8/2024). Nah Indigo, program inkubator dan akselerator startup digital milik PT Telkom Indonesia Tbk, juga tak ketinggalan turut berpartisipasi.dalam acara Cofex AGA dan Connecti: City, tsb. Sesuai dengan perannya sebagai inkubator startup digital, Indigo memberikan dukungan melalui sharing session dan showcase yang menampilkan beragam inovasi dari startup binaannya.
Pada sesi Conference di Cofex AGA, Saiful Jais, Indigo Incubation Program Lead, memaparkan topik "Unlocking Opportunities in Digital Era", yang membahas dampak aplikasi digital di Jawa Barat. Selanjutnya, Eumir Bethbeder, Founder startup Automa, turut berbagi kisah sukses dari startup binaan Indigo tersebut. Sedangkan di sesi Conference Connecti : City, Niki Tsuraya Yaumi, Co-Founder Goers, membahas percepatan pengembangan ekonomi kreatif melalui aktor kreatif dan teknologi. Goers sendiri merupakan salah satu startup binaan Indigo yang telah memberikan kontribusi signifikan di bidang ini.
Pada pameran Showcase Exhibition, Indigo memamerkan produk unggulan Telkom, Pijar, serta tiga startup binaan lainnya, yaitu: Cyber Army, Habibi Garden, dan Automa. Selain itu, Indigo juga membawa startup lokal lainnya seperti Curaweda, Titik 0, dan WaitHub.
Menghubungkan Startup dengan Peluang Bisnis yang Lebih Besar
Partisipasi Indigo dalam acara ini sangat membantu startup binaannya dalam memperluas jaringan dan menjangkau pasar yang lebih luas. Angelita Apriliana, Sales Executive Cyber Army Indonesia, menyatakan bahwa dukungan Indigo di acara ini telah memberikan peluang untuk memperluas branding dan meningkatkan skala bisnis.
Wafa Nur Izzah, Business and Product Strategist Pijar Talenta, juga menekankan pentingnya acara ini dalam membantu mereka memperkenalkan produk ke masyarakat Jawa Barat. Sementara itu, Desi Lestari, Corporate Secretary Curaweda Palagan Simbiotech, mengapresiasi kemudahan yang diberikan Indigo dalam mempertemukan mereka dengan calon investor dan klien potensial.
Masa Depan Kolaborasi dan Pengembangan Startup di Jawa Barat
Acara ini diharapkan dapat menjawab tantangan ekonomi dan ketenagakerjaan di Jawa Barat, serta mempersiapkan sumber daya manusia yang lebih siap dalam menciptakan ekosistem startup dan ekonomi kreatif yang lebih baik di masa depan.
Benny Bachtiar, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat, mengatakan bahwa Indigo yang merupakan program inisiatif Telkom Indonesia yang aktif dalam mendorong pertumbuhan industri kreatif digital yang memiliki dampak sangat besar dalam pendukungan pelaksanaan kegiatan Cofex, khususnya dalam sektor Aplikasi. Adapun dampak peran Indigo adalah eksposur dan visibilitas promosi, inovasi, talenta, networking, dan kolaborasi. Benny berharap, kedepannya Indigo akan tetap konsisten dan berkomitmen di dalam pengembangan startup yang menghasilkan aplikasi inovatif untuk kemajuan ekonomi kreatif Jawa Barat.
Patricia Eugene Gaspersz, Senior Manager Indigo, menambahkan bahwa Indigo saat ini memiliki program dalam bentuk kolaborasi acara yang bertujuan untuk membangun digital ekosistem di tiap daerah. Dalam hal ini, Indigo memberikan dukungan kepada Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat dari sektor Aplikasi dengan menghadirkan beberapa startup yang menjadi bagian portofolio Indigo dan beberapa startup di Jawa Barat untuk berpartisipasi pada acara Cofex dan Connecti : City. Harapannya, acara ini dapat meningkatkan bisnis para startup di Jawa Barat agar mampu mencapai level yang lebih baik.
***
Indigo (https://indigo.id/) merupakan program inkubator dan akselerator startup digital milik PT Telkom Indonesia Tbk (Telkom). Sejak 2013, Indigo telah berhasil membina lebih dari 200 startup digital. Melalui kolaborasi dengan berbagai partner, baik itu dari pemerintah maupun swasta, Indigo telah membantu startup binaannya untuk menjangkau pasar yang lebih luas. (Rls/AGP)***
Tatarjabar.com August 29, 2024 CB Blogger Indonesia
Dukungan Indigo untuk Cofex AGA dan Connecti : City di West Java Festival 2024
Manajer Bandoengmooi Musik, Hermana HMT mengatakan, setelah melalui tahapan seleksi dengan melakukan pendaftaran dan audisi peserta dari tanggal 11 Juni sampai 10 Agustus 2024, Bandoengmooi Musik terpilih menjadi peserta Lokovasia 2024 bersama 9 komunitas atau grup musik lainnya, 3 komponis, 2 peneliti dan 5 musisi.
“Lokovasia pertama digelar Bali, Bandoengmooi Musik mencoba mendaftar namun tidak lolos. Pasalnya kami tidak membaca petunjuk teknis dengan cermat. Kami kira konsep yang ditawarkan Lokovasia mengangkat kolaborasi musik tradisi Indonesia dan tradisi Barat, teryata utuh mengangkat musik tradisi Indonesia. Alhamdulillah pada Lokovasi 2024 kami lolos dengan konsep orisinalitas musik tradisi dengan melakukan konservasi dan inovasi gamelan Sunda,” kata Hermana.
Kata Hermana, komunitas Bandoengmooi yang telah berdiri tahun 1996, di tahun 2010 sudah melakukan konservasi dan inovasi seni tradisional Jawa Barat, dimulai dengan melakukan pelatihan gamelan, tari rakyat, dan akting pada anak-anak, remaja dan orang dewasa.
“Dari hasil pelatihan itu Bandoengmooi memiliki 3 devisi (musik, tari, dan teater tradisonal/longser) dan masing-masing punya otoritas sendiri. Devisi musik dipacu agar mampu mengembangkan karya musik yang bersumber dari musik tradisi Sunda, begitu juga devisi tari. Sedangkan devisi teater tradional merupakan gabungan dari semua devisi,” ungkap Mang Her, panggilan akrab Sang Penggerak Kebudayaan Kota Cimahi, dan ketua Yayasan Kebudayaan Bandoeng Mooi ini.
Khusus dibidang musik dan teater tradisonal, kata Meng Her, Bandoengmooi melahirkan banyak karya dan telah dipulikasikan pada masyarakat, baik secara langsung di atas panggung maupun melalui tayangan dimedia sosial seperti youtube. Bebearapa orang aktifis Bandoengmooi ada juga yang sudah mandiri dan medirikan komunitas sendiri, bahkan ada yang berlatih sejak SD dan sekarang sudah menjadi Dalang Wayang Golek dan memiliki komunitas seni sendiri.
“Sebagai komunitas seni, Bandoengmooi tidak pernah mengikat tiap anggotanya. Setiap orang boleh masuk atau keluar, yang penting adalah dedikasinya terhadap pengembangan seni budaya Indonesia khususnya Jawa Barat terus menyala pada masing-masing jiwanya. Oleh karena itu yang pernah aktif di Bandoengmooi bidang tari dan teater tradisonal longser saat ini sudah ada yang menjadi guru seni, dosen teater dan pelaku seni profesional, ujarnya.
Jelas Mang Her, dibidang musik, Bandoengmooi Musik mendorong para pelakunya untuk terus melakukan konservasi dan inovasi musik tradisi Sunda dan mengembangkan musik bauran dengan musik tradisi Barat.
“Selain menampilkan musik tradisi atau musik kolaborasi etnik, mengiringi tari tradisi, secara khusus Bandoengmooi Musik senantiasa mengangkat tema permasalahan sosial, lingkungan hidup, juga mewacanakan manuskrip atau naskah kuno Sunda dalam bentuk lagu dan instrumental,” tandasnya.
Untuk meningkatkan pengalaman dan mengembangkan jejaring, Bandoengmooi Musik juga sudah beberapakali mengikuti ajang festival atau perlombaan terutama di kawasan Bandung Raya.
“Kami ingin pelaku Bandoengmooi Musik jangan seperti katak dalam tempurang, kuuleun, kurungbatokeun, merasa besar di kumunitasnya atau di kota sendiri. Tapi harus bergaul menggali pengalaman dan menimba ilmu pengetahunnya dari berbagai sumber dan disiplin ilmu, sehingga lebih matang isi jiwanya, cara pikiranya dan karyanya,” harap Mang Her.
Bagi Bandoengmooi Musik, perhelatan Lokovasia adalah momen sangat penting diikuti. Kegiatan yang digagas Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbud Ristek) bekerjasama dengan Yayasan Musike SJ ini dirancang sebagai wahana penjaringan minat, bakat, dan kompetensi generasi muda Indonesia untuk bersinergi dalam gerakan pelestarian dan pengembangan musik tradisi Indonesia. Lokovasia dicita-citakan menjadi ruang interaksi gagasan dan kreativitas penciptaan, pertunjukan, riset, produksi, hingga pengayaan literasi dengan mempertemukan talenta-talenta dari berbagai latar belakang kebudayaan musik tradisi Indonesia yang beragam.
Lokovasia berorientasi menjadi lokomotif pergerakan konservasi musik tradisi yang diimplementasikan secara kritis dan progresif melalui berbagai kemungkinan daya kreativitas yang dinamis. Program ini menghadirkan langsung para mentor dari kalangan komponis, musisi, akademisi, dan produser bereputasi dunia. Dengan formulasi konsep itulah, eksistensi Lokovasia diharapkan dapat menjadi katalisator lahirnya gagasan serta langkah-langkah progresif dalam mengimplementasikan misi konservasi dan inovasi musik tradisi Indonesia melalui integrasi penelitian, penciptaan, dan pertunjukan.
“Bandoengmooi Musik merasa bangga bisa lolos seleksi Lokovasia 2024. Kami dari Kota Cimahi dan Puspa Karima dari Sumedang mewakili komunitas musik Jawa Barat dapat melakukan elaborasi dan pertemuan dengan pelaku, akademisi, pengamat, pemerhati, mentor, dan peneliti musik tradisi Indonesia. Harapan besar kami, Lokovasia berkelanjutan tiap tahun dan lebih banyak lagi pelaku musik tradisi (grup, musisi, komponis dan peneliti) yang terlibat dan mempu mempresentasikan karya dan pikirannya. Lokovasia bukan sekadar pelestarian, pengembangan, pertemuan pelaku musik, presentasi karya, juga menjadi ajang publikasi, promosi dan mendekatkan musik tradisi Indonesia pada masyarakat penyangganya, masyarakat dunia, dan dunia usaha,” pungkasnya. (Rls/AGP)*** Tatarjabar.com August 29, 2024 CB Blogger Indonesia
Hebat Euy! Bandoengmooi Musik & Puspa Karima Wakili Jabar di Lokovasia 2024 Malang - Jatim
Stan Para Peserta PKW Barista LKP Sugeng Sejahtera (Foto Asep GP) |
Hadir pada kesempatan tersebut, Camat Lembang Drs. Bambang Eko Setiawahyudi bersama istri, Komandan Batalyon B Pelopor Sat Brimob Polda Jabar Kompol H. Maman Ismail, A.Md, Kapolsek Cikole Kompol Hadi, Danramil Cikole Ibu Enoh, Kepala Desa Cikole Lembang Drs.H. Tajudin, M.Ag, Kabid PAUD MF KBB Eri Trikurniadi, ST. , M.Si, mewakili Kadisdik KBB, Andreas S Karunianto SE, (Ketua Umum Perkumpulan Barista Kopi Indonesia/PBKI), Asep Cece Ketua RW 09 Kp. Babakan (tempat Kopi Luwak Cikole berada), para tamu undangan, serta masyarakat lainnya.
Selain itu, hadir juga para Juri Kompetisi Barista kawakan dari Lembaga Sertifikasi Kompetensi Barista, sepert: drh. Sugeng Pujiono (Ketua Lembaga Sertifikasi Kompetensi Barista/LSK Barista) - diwakilkan karena sakit, Sugeng Supangat (Penguji Nasional Barista), Iman Rasuli (Master Penguji Nasional Barista), Kurnia Danu Miharja (Penguji Nasional Barista), Deden R Nugaraha (Master Penguji Nasional Barista), serta Oka Paksi Perdana (Penguji Nasional Barista). Mereka siap menguji kabisa 228 para barista dari berbagi daerah yang ikut dalam kompetisi tersebut.
Acara Festival Cikole Lembang ini, sebagaimana dituturkan Sugeng Pujiono sebelumnya, saat pembukaan kegiatan tersebut (22/7/2024) di Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Sugeng Sejahtera di Kopi Luwak Cikole, Jl. Nyalindung No. 9 Kampung Babakan Ds. Cikole Kec. Lembang, acara ini merupakan rangkaian terakhir dari 43 hari kegiatan PKW (Program Kecakapan Wirausaha) Bidang Barista 2024 yang diadakan oleh LPK Sugeng Sejahtera bekerjasama dengan Direktorat Kursus dan Pelatihan Kemendikbudristek RI.
Menyiapkan Racikan Kopi (Foto Asep GP) |
Dimana dalam kegiatan tersebut, mereka diajarkan untuk mandiri, para peserta akan disuruh berjualan di festival kopi dengan booth-booth (stan) yang telah disiapkan komplit dengan peralatan barista dan bahan-bahan olahannya.
Dimeriahkan C'Koes Band Dari Cilegon (Foto Asep GP) |
“Mereka kita ajarkan untuk mandiri. Jadi tidak hanya diajarkan di kelas saja, kita ajak mereka keluar. Itu setiap tahun begitu. Makanya alhamdulillah mereka banyak yang sukses membuka usaha,“ jelas Sugeng.
Para Pejabat Pendukung Acara (Dari Kanan) Camat Lembang-Istri, Danramil Cikole, Kapolsek Cikole, Danyon Brimob, Kades Cikole, Eri Trikurniadi, Iman Rasuli dan Kurnia Danu Miharja (Foto Asep GP) |
Ini memang bukan omong kosong, selama empat kali dan lima gelombang LKP Sugeng Sejahtera mengadakan PKW kerjasama dengan Direktorat Kursus dan Pelatihan Kemendikbudristek, tercatat 70 % dari 870-an lebih lulusannya sudah membuka usaha secara mandiri dan tersebar di beberapa daerah di Jawa Barat.
Hal tersebut senada dengan keterangan Sugeng Supangat (mewakili drh. Sugeng Pujiono, pemilik/owner LKP Sugeng Sejahtera dan Kopi Luwak Cikole), bahwa, “Lembaga Keterampilan dan Pelatihan (LKP) Sugeng Sejahtera telah memiliki ratusan alumni yang telah berwirausaha dan di desa Cikole ada puluhan yang bekerja membuka usaha. Hari ini adalah ajang untuk melatih sikap mental para pesereta agar siap membuak usaha ketika lulus nanti,“ tandasnya.
Mengunjungi Stan Kopi (Foto Asep GP) |
Sugeng pun tak lupa berterima kasih kepada seluruh panitia yang sudah bekerja keras juga tamu undangan, kepala desa Cikole, camat Cikole, ketua FPLKP, ketua PBKI, Komandan Batalyon B Pelopor, Kapolres Cikole, Danramil Cikole, kepala dinas pendidikan KBB, Kopi Luwak Cikole, KLC Resto, pelaku UMKM Desa Cikole, peserta PKW Barista, C’ Koes Band, serta semua pihak yang terlibat dalam kegiatan ini, sehingga terlaksana dengan baik.
Andri Permana (Tanpa Topi), Kopi Itu Dari Biji Bukan Sachetan (Foto Asep GP) |
Iman pun melihat perkembangan kopi dalam 4 tahun ini sangat pesat. “Dan saya tidak membayangkan dari mulai usaha kopi tahun 2000 bakalan ada Festival Kopi di Lembang. Geliat ini semoga akan semakin baik, semakin menambah kepercayaan diri kita bahwa kopi adalah salah satu kopi terbaik di Indonesia dan untuk barista yang ikut kompetisi saat ini semoga tidak berhenti sampai jadi juara di sini, tapi harus menjadi juara di kejuaraan-kejuaraan dunia, juga kepada adik-adik peserta PKW Barisat LPP Sugeng Sejahtera semoga cita-cita mereka menjadi pengusaha bidang kopi atau lainnya, tercapai dengan baik,“ pungkasnya.
Diserbu Masyarakat Penggemar Kopi (Foto Asep GP) |
Kepala Desa Cikole Lembang Drs. H. Tajudin pun sama menyambut baik dan memuji LKP Sugeng Sejahtera yang sedikit banyaknya telah berkontribusi menurunkan angka pengangguran di wilayahnya. “Ternyata di Lembang ada ribuan lulusan SMK tapi karena keterbatasan lapangan kerja mereka menganggur, oleh sebab itu semoga dengan adanya kegiatan PKW Barista di LPP Sugeng Sejahtera ini jadi solusi dan semoga ke depan kita lebih maju lagi," kata Pak Kades.
Demikian juga dengan Camat Lembang Bambang Eko Setiawahyudi, penggemar berat kopi ini sangat menyambut baik kegiatan yang didukung semua pihak di wilayah Lembang dan pusat ini. Menurutnya Kopi Luwak Cikole adalah salahsatu kopi terbaik yang ada di KBB bahkan di Indonesia dan itu sangat membanggakan buat semua. “Kita bangga dengan kegiatan festival Kopi Cikole ini dan tentunya kita mendukung, mendorong dan memberi ruang bagi para barista ini. Semoga LPK SS ini bisa membuka lapangan kerja dan kita coba lihat nanti perkembangan ke depannya seperti apa, lalu kita koordinasikan dengan dinas terkait,“ katanya.
Andika, Dari Tidak Tahu Kopi Jadi Tahu Kopi (Foto Asep GP) |
“Saya berharap pada para pengusaha, temen-temen dari pengusaha kopi untuk di wilayah Lembang ini selalu inovatif, kreatif dan produktif dalam mempromosikan kopi Lembang dan dengan adanya Festival Kopi ini semoga jadi peluang membuka lapangan kerja maupun wirausaha, sehingga produk UMKM Cikole lebih dikenal luas dan dapat memajukan produk lokal menjadi dunia,” katanya.
Sambutan juga datang dari dinas pendidikan KBB, diwakili Kabid PAUD MF KBB Eri Trikurniadi, yang menurutnya kegiatan kolaborasi dengan kemendikbudristek ini adalah salahsatu wujud kepedulian dari LKP SS yang bisa mencerdaskan dan menghidupi kehidupan lulusan SMK di Kecamatan Lembang, sebab kata Eri, di KBB sendiri pengangguran itu sekitar 70 ribu. “Alhamdulillah dengan adanya kegiatan ini dapat menciptakan para barista yang bisa menghidupi kehidupannya lebih mandiri lagi,” tandasnya.
Lomba Barista (Foto Asep GP) |
Sedang Dicicipi Para Juri (Foto Asep GP) |
Ini Juara Lomba Baristanya (Foto Asep GP) |
Festival Kopi Cikole 2024 Disambut Masyarakat dan Didukung Semua Unsur Muspida Setempat
Tuesday, August 27, 2024
Mahasiswa Baru ISBI Bandung Tengah Mengikuti PKKMB 2024-2025 (Foto Den SP) |
Rektor ISBI Bandung, Retno Dwimarwati, Mereka Dipersiapkan Untuk Jadi Agen-Agen Pemajuan Kebudayaan (Foto Asep GP) |
Ketua Pelaksana PKKMB 2024-2025, Iin Rizki, Insya Alloh Kelak Mereka Jadi Seniman -Seniman Sejati Yang Kreatif Dan Diterima Masyarakat (Foto Asep GP) |
Rektor ISBI Didampingi Warek Indra Ridwan (kiri) Dan Supriatna Meninjau Stan Mahasiswa (Foto Den SP) |
Ratusan Mahasiswa Baru ISBI Bandung, Digodok di PKKMB 2024/2025 : Mereka Dipersiapkan Untuk jadi Agen-Agen Pemajuan Kebudayaan
Monday, August 26, 2024
Indonesia banyak melahirkan atlet-atlet panjang tebing hebat, mendunia. Dan itu sudah dibuktikan oleh Vedriq Leonardo yang berhasil menyabet Emas di perhelatan olahraga dunia, Olimpiade Paris 2024 baru-baru ini.
Demikian juga Jawa Barat, khususnya wilayah Bandung Raya adalah pelopor olahraga panjat tebing ini, “ Karena pada tahun 1960 olahraga Panjang Tebing sudah diperkenalkan di Tebing Citatah, Kabupaten Bandung Barat (KBB)”.
Hal tersebut dikatakan Ketua Pembina YPTBL Universitas Langlangbuana (Unla) Komjen Pol. (Purn) Drs. H. Nana Permana didampingi Wakil Ketua PMI Jabar Kombes Pol (Purn) Dr. H. Ruhanda. Ketika membuka Festival Panjat Tebing untuk Pelajar dan Masyarakat Umum yang digelar Mahasiswa Pecinta Lingkungan Alam (Mapella) Unla bekerjasama dengan Palang Merah Indonesia (PMI) Jabar, yang berlangsung di Kampus Unla Jl. Karapitan No.116 Kota Bandung, Minggu (25/8/2024).
Kata Nana, Panjat Tebing diperlombakan pertama kalinya tahun 1988 di Pantai Jembaran, Bali. Sedangkan untuk Perlombaan tingkat Pekan Olahraga Nasional (PON) panjat tebing baru diperlombakan tahun 2000, pada PON ke-15, dan prestasi yang membanggakan dan mengharumkan bangsa, baru saja diraih oleh Vedriq Leonardo yang berhasil meraih emas di Olimpade Paris 2024.
"Semoga semangat medali emas ini terus membara dan menyebar kepada para pelajar dan generasi muda untuk terus berprestasi,” ujar Nana Permana.
Dalam kesempatan tersebut juga turut hadir Brigjen Pol (P) Dr. H. Agus Kusnaedi, S.IK., ST., MM (Ketua Pengurus YPTBL) dan Brigjen Pol (P) Dr. H.R.A.R. Harry Anwar, Drs., SH.,MH selaku Rektor Unla.
Sementara itu Ruhanda yang juga sebagai Pengawas YPTBL mengatakan, jumlah peserta panjat tebing yang akan digelar selama 4 hari ini berjumlah 100 orang, peserta datang dari Banten, Jakarta, dan Jawa Barat.
Festival panjat tebing ini digelar sebagai media penyaluran minat, bakat dan potensi olahraga panjat tebing, untuk kemampuan fisik maupun prestasi.
“Ajang ini juga untuk sarana penguatan informasi, komunikasi dan silaturahmi serta pembentukan jaringan baik antar peserta, dan organisasi pecinta panjat tebing,“ pungkasnya. (Asep GP)***
Mapella Unla Gelar Festival Panjat Tebing Pelajar dan Umum 2024
Wednesday, August 21, 2024
Pemenang Hadiah Sastra Rancage, Abdullah Mustappa, Bu Ageng Cicit, Carma Mira dan Ai Koraliati |
Yayasan Rancagé dan Paguyuban Pasundan Berkomitmen kembangkan Budaya Daerah
Empat sastrawan dari tiga daerah di Indonesia mendapat Hadiah Sastra Rancagé 2024, para sastrawan tersebut adalah Abdullah Mustappa (78) yang menulis karya Sastra Sunda Carita anu Duaan (penerbit Dunia Pustaka Jaya, Bandung, 2023), terus Bu Ageng Cicit (82) yang menulis karya Sastera Jawa Tanjung Ngiringan Omah, kumpulan cerita pendek (penerbit Interlude, Yogyakarta, 2023), dan Carma Mira (33) yang menulis karya Sastra Bali Ngantosang Ulungan Bulan, kumpulan cerita pendek (penerbit Pustaka Ekspresi, Tabanan, Bali, 2023).
Selain tiga hadiah di atas, Yayasan Rancage pun menyerahkan hadiah “Samsoedi”, yaitu hadiah untuk bacaan anak-anak berbahasa Sunda. Pemenangnya adalah Si Timu karya Ai Koraliati (penerbit Geger Sunten, Bandung, 2021).
Para pemenang Hadiah Sastra “Rancagé” dan Samsudi tersebut mendapatkan penghargaan berupa piagam, dan uang tunai sebesar Rp7.500.000,00. Selain itu, ada juga cindera mata Kujang dari Pengurus Besar Paguyuban Pasundan.
Penyerahan hadiah dilaksanakan di Aula Mandala Saba Dr. Djundjunan, Gedung Paguyuban Pasundan, Jl. Sumatera No. 41 Kota Bandung, Selasa (20/8/2024). Kegiatan ini juga bertepatan dengan puncak peringatan hari ulang tahun ke-111 Paguyuban Pasundan.
Menurut Etti RS, Ketua I Yayasan Kebudayaan Rancagé, pelaksanaan hadiah sastra kali ini merupakan langkah awal kerja sama dengan Paguyuban Pasundan. Kedua lembaga ini telah berkomitmen untuk bergandengan dalam mengembangkan kebudayaan daerah di masa mendatang.
Hadir dalam kegiatan tersebut Prof. Dr. H. M. Didi Turmudzi, M.Si, Ketua Umum Pengurus Besar Paguyuban Pasundan sebagai pribumi, Erry Riyana Hadjapamekas (Ketua Dewan Pembina Rancagé), Pj. Wali Kota Bandung (Ir. Bambang Tirtoyuliono, M.M,) diwakili oleh Staf Ahli Wali Kota Bandung Asep Cucu Cahyadi, Prof. Dr. E. Aminudin Aziz (Kepala Badan Bahasa sekaligus Plt. Kepala Perpustakaan Nasional), para akademisi, serta para sastrawan, seniman dan budayawan, juga mahasiswa dan para inohong Jawa Barat lainnya.
Menurut Titi Surti Nasti, Ketua Umum Yayasan Kebudayaan Rancagé, Hadiah ini telah diberikan sejak tahun 1989, sebagai bentuk apresiasi untuk pengembangan sastra daerah di Indonesia. Adapun buku sastra yang dinilai oleh juri untuk Hadiah Rancage tahun 2024 sebanyak 45 judul. Buku tersebut terdiri atas 11 judul karya sastra Sunda, 18 judul karya sastra Jawa, 12 judul karya sastra Bali, dan 4 judul cerita anak-anak berbahasa Sunda untuk Hadiah “Samsoedi”.
“Hanya ada tiga daerah yang memenuhi kriteria untuk dinilai dalam Hadiah Sastra Rancagé 2024, yaitu sastra Sunda, Jawa, dan Bali. Adapun buku-buku dalam sastra Lampung, Batak, Madura, dan Banjar, belum ada yang memenuhi syarat untuk diberi hadiah tahun ini. Semoga di tahun-tahun mendatang lebih banyak lagi buku yang terbit dari daerah-daerah tersebut,” jelas Titi.
Lebih lanjut Titi mengatakan, setelah melewati perjalanan 36 tahun, Yayasan Rancagé tetap optimis bahwa sastra daerah akan terus berkembang mengikuti zaman. Pasang-surut perhatian masyarakat terhadap sastra daerah adalah hal biasa.
“Bagi kami, yang terpenting adalah memberi komitmen dan menjaga konsistensi agar hadiah ini tidak terputus, bagaimanapun keadaannya,” ungkapnya. Selain itu, mulai tahun depan Yayasan Kebudayaan Rancagé akan memberikan lagi hadiah untuk kategori jasa. Prosedur pemberian hadiah jasa ini akan diumumkan kemudian.
Lalu bagaimana dengan perkembangan karya sastra daerah di lingkungan ketiga etnis pemenang Rancage tahun ini, Dhanu Priyo Prabowo, juri sastra Jawa mengungkapkan penerbitan buku-buku sastra Jawa masih cukup marak. “Gambaran ini memberikan satu semangat bahwa dunia kesusastraan berbahasa daerah, khususnya bahasa Jawa, masih tetap mendapatkan apresiasi,” ujar Dhanu.
Demikian juga menurut I Nyoman Darma Putra, juri sastra Bali, perkembangan sastra Bali modern dalam 30 tahun terakhir masih cukup stabil. Setiap tahun, ada 10-15 judul buku yang terbit dalam bahasa Bali. “Secara umum, karya sastra Bali yang terbit tahun 2023, baik berupa antologi puisi maupun cerpen menunjukkan kreativitas pengarang Bali dalam pencarian estetika ekspresi. Tiap pengarang menyajikan gaya yang berbeda-beda. Minat, latar belakang pendidikan, daerah asal pengarang yang berbeda-beda ikut menentukan gaya ekspresi mereka,” tutur Darma.
Bagaimana dengan sastra Sunda, Teddi Muhtadin, juri sastra Sunda mengatakan, secara keseluruhan penerbit buku-buku Sunda mengalami penurunan pada beberapa tahun terakhir jika dibandingkan dengan penerbitan buku Sunda 10 tahun yang lalu. “Akan tetapi, secara kualitas penerbitan buku Sunda masih layak dan penting untuk dibaca. Buku-buku karya para senior bisa hadir bersama buku-buku karya pengarang yang lebih muda. Sayangnya, buku bacaan anak-anak sangat sedikit. Seperti piramida terbalik, generasi muda Sunda tidak dipersiapkan menjadi pembaca sastra Sunda. Tentu hal ini harus segera diatasi,” ucap Teddi.
Pemenang hadiah Rancage untuk Sastera Sunda, Abdullah Mustappa, di tengah rasa bahagianya tetap punya kekhawatiran bahasa daerah khususnya Sunda, sedang terancam punah. Oleh karenanya kata Abdullah para sastrawan Sunda harus mencontoh sastrawan-satrawan dari Bali, walaupun sama-sama tidak didukung penuh oleh pemerintah tapi tetap survive, kreatif tiap tahun mengadakan sayembara tentang sastra bahasa Bali, lalu mereka cetak, diterbitkan dalam bentuk buku antologi dan diantara karya yang jadi nomini diusulkan ke Rancage.
“Dari mulai Sayembara hingga mencetak buku sastra bahasa Bali mereka lakukan secara mandiri, makanya tiap tahun terus menghasilkan karya sastera daerah yang berkualitas dan bahasanya terlestarikan. Nah makanya kita juga orang Sunda harus mencontoh mereka, apalagi yang membuat Rancage itu orang Sunda. Kalau orang lain membuat kreativitas kita juga harus lebih dari itu sehingga kehidupan sastra Sunda bisa lebih maju lagi,“ kata Abdullah.
Sastrawan Sunda yang juga pernah jadi Pemred Majalah Sunda Mangle dan kolomnis (Bakekok) Koran Sunda Galura ini juga menghimbau kepada para kaum milenial, jangan terlalu fokus ke media digital (media online), sebab berkaca pada cara-cara orang Bali melestarikan bahasa dan sastranya tadi, media cetak/offline juga penting. Memang media online sudah merupakan keniscayaan di zaman sekarang tapi media cetak juga harus tetap diusahakan tetap ada.
“Semoga perhatian dari badan bahasa dan cara-cara orang Bali melestarikan bahasa dan sastranya menjadi inspirasi dan membesarkan semangat kita untuk terus berusaha melestarikan bahasa dan sastra Sunda dan semoga kualitasnya juga makin maju. Usia Akang sekarang sudah 78 tahun asa pangkolotna, tapi tadi pemenang dari Jawa usianya 82 tahun. Jadi kita jangan mau kalah harus terus menulis, kita harus jadi pelopor sebagaimana Hadiah Sastra Rancage yang didirikan oleh para budayawan kita (Ajip Rosidi, Erry Riyana Hardjapamekas, Edi S. Ekadjati, serta tokoh lainnya)” demikian pungkas Abdullah.
Senada dengan hal itu Erry Riyana Hardjapamekas pun menegaskan kepada para wartawan. “Kita semuanya harus bekerja keras karena perkembangan sastra daerah terancam keras oleh budaya nasional dan internasional, sedangkan di sisi lain undang-undang mewajibkan kita melestarikan bahasa ibu, artinya bahasa daerah harus kita pelihara dan itu bukan hanya tugas Yayasan Rancage, tapi tugas kita semua,” ungkapnya .
Rancage, kata Erry hanya memicu dari satu sisi saja, dari karya sastra daerah. Itu pun terbatas baru beberapa karya sastra daerah dari Sunda, Jawa, Bali, Madura, kadang-kadang Batak, Lampung, Bugis, Banjar, belum semua dan itu harus kita bangkitkan terus, katanya.
“Dan para penerima hadiah itu orang-orang luar biasa, mereka tetap menjaga dan berkarya dalam bahasa daerah, melestarikan bahasa daerah di tengah gempuran nasional (bahasa Indonesia) dan internasional (bahasa Inggris). Semangatnya masih ada tadi kan penerima hadiah ada yang berusia 82, 78 hingga 33 tahun, semoga bisa jadi penyemangan bagi generasi sekarang,“ pungkasnya.
Sementara itu Ketua Paguyuban Pasundan Didi Turmudzi, melihat saat ini ada beberapa krisis yang terjadi di masyarakat Jawa Barat khususnya Sunda, yaitu krisis menggunakan bahasa Sunda. Nah penghargaan seperti ini kata Didi, diharapkan bisa merangsang motivasi kita semua. Karena bagaimanapun basa teh ciciren bangsa – Bahasa itu identitas bangsa, hilang bahasa hilang juga bangsanya. “Oleh karena itu Paguyuban Pasundan merasa perlu bekerjasama dengan Yayasan Rancage, sebab Rancage itu mitra sabaraya rasa dengan Paguyuban Pasundan, misinya sama,“ katanya.
Keduanya Krisis Simbol, tapi apabila bahasa Sunda muncul, dilestarikan oleh masyarakat penuturnya maka simbol-simbol kesundaan yang memang dibutuhkan saat ini pun akan tetap ada.
Ketiga kita krisis suku-suku bangsa. Semoga dengan kegiatan Rancage yang merangkul semua suku bangsa ini memperlihatkan bahwa orang Sunda, Yayasan Rancage, Paguyuban Pasunda tidak sukuisme, tapi sebaliknya ingin merangkul semua suku bangsa untuk sama-sama membangun bangsa.
Didi juga merasakan dalam kehidupan bernegara saat ini, banyak yang tidak waras. Untuk itu kata dia, perlu adanya Kepempimpinan Informal di tiap daerah, kelurahan, desa atau kampung hingga di tengah beban ekonomi ini bisa memandu, menjadi bahan acuan bagaimana kehidupan yang wajar, bagaimana cara bermasyarakat dan bernegara yang baik, hingga ada etika dalam bergaul dan berbudaya serta berpolitik.
“Memang saat ini akhlak kita sedang tidak baik-baik saja, tapi semoga lewat pendekatan pendidikan ini, yang memang pendidikan saat ini terutama di perguruan tinggi tidak membangun karakter, jadi masukan ke depan, bahwa kita ingin melahirkan lulusan alumni-alumni yang jadi tokoh yang mau pasang badan untuk kelangsungan hidup bangsa dan Negara serta terwujud karakter pantang menyerah, pemberani, fighter, petarung, untuk kelangsungan hidup bangsa,“ pungkasnya.
Menetapkan Para Pemenang
Dewan juri telah menetapkan ada tiga nominé Hadiah Sastra Rancagé 2024 untuk sastra Sunda, yaitu Kembang Kertas karya Ai Koraliati, Balaganjur: Sempalan Tilu Jaman karya Syafe’i Bastaman, dan Carita anu Duaan karya Abdullah Mustappa. Berdasarkan hasil pertimbangan juri, pemenang Hadiah Rancagé 2024 untuk sastra Sunda adalah Carita anu Duaan karya Abdullah Mustappa (penerbit Dunia Pustaka Jaya, Bandung, 2023).
Sedangkan nomine untuk sastra Jawa adalah Ngleluri karya St. Sri Emyani; Tan Peng Nio karya Ki Sudadi, Gendhelan Geguritan Piye Jal karya D’ Eros Sudarjono, dan Wit Tanjung Ngiringan Omah karya Bu Ageng Cicit. Berdasarkan pertimbangan atas karya yang dinilai, ditetapkan pemenang Hadiah Rancagé 2024 untuk sastra Jawa adalah Tanjung Ngiringan Omah, kumpulan cerita pendek karya Bu Ageng Cicit (penerbit Interlude, Yogyakarta, 2023).
Sementara itu, jumlah buku sastra Bali yang terbit pada tahun 2023 adalah 12 judul, meningkat dua judul dibandingkan jumlah terbitan tahun sebelumnya. Setelah menetapkan nominasi, juri mempertimbangkan dan memutuskan bahwa pemenang Hadiah Rancagé 2024 untuk sastra Bali adalah Ngantosang Ulungan Bulan, kumpulan cerita pendek karya Carma Mira (penerbit Pustaka Ekspresi, Tabanan, Bali, 2023). (Asep GP)***
Hadiah Sastra Rancagé 2024
Tuesday, August 20, 2024
Asep Chaerulloh Sunda Jaganing Geto (Foto Istimewa)
Peluncuran dilakukan langsung oleh Pendiri Gema Persaudaraan Sunda Nusantara (Gesantara) Hendra Gunawan, di Sera Cafe Bandung (19/8/2024). Hadir dalam acara tersebut 40 orang dari berbagai kalangan. Termasuk seniman-budayawan, dan tokoh-tokoh kasundaan.
Hendra Gunawan yang juga seorang tokoh seni-budaya Jawa Barat menjelaskan, bahwa tujuan dibentuknya Ormas Gesantara adalah untuk menciptakan hubungan yang baik dengan organisasi kemasyarakatan lain yang memiliki kesamaan nilai dasar dan kesejarahan. Selain itu, organisasi ini juga berupaya mengembangkan dirinya sebagai kekuatan penggerak dan pelopor dalam membangun masyarakat yang adil, makmur, dan sejahtera.
Hendra Gunawan, Gesantara Pelopor Dalam Membangun Masayarakat Yang Adil, Makmur, Sejahtera (Foto Istimewa)
Dalam acara peluncuran ini, Hendra mengundang Asep Chaerulloh, seorang seniman dan aktivis yang dikenal sebagai penggagas konsep visium, untuk menjadi pembicara utama. Tema yang diangkat dalam peluncuran ini adalah "Sunda Jaganing Geto," yang mengusung semangat untuk menjaga dan menghidupkan kembali budaya Sunda.
Asep Chaerulloh dalam pemaparannya menekankan bahwa budaya bukan hanya sekadar masa lalu, tetapi juga terkait erat dengan masa kini dan masa depan. Menurutnya, budaya yang tidak diamalkan hanya akan menjadi sejarah yang tersimpan di museum. Oleh karena itu, ia mengajak semua pihak untuk memahami bahwa nilai-nilai budaya harus dikaitkan dengan keunggulan agar dapat bertahan dan mempengaruhi masa depan.
Lebih lanjut, Asep menyarankan perlunya pendekatan "learning from the past" (belajar dari pengalaman) dan "learning from the future" (belajar dari masa depan) dalam menjaga keberlangsungan budaya. Pendekatan ini, menurutnya, akan membuat budaya tidak hanya relevan, tetapi juga menjadi kekuatan yang dapat mengarahkan masa depan.
Respon positif mengalir dari para peserta terhadap paparan Asep. Banyak yang setuju bahwa pemikiran seperti ini sangat dibutuhkan untuk memastikan budaya Sunda tidak hanya tetap hidup, tetapi juga berkembang di tengah arus modernitas.
Hendra Gunawan menyampaikan bahwa acara launching ini juga merupakan forum diskusi terbatas (FGD) yang akan berlanjut dalam beberapa pertemuan ke depan. FGD ini diharapkan dapat menjadi ruang bagi para pemangku kepentingan budaya Sunda untuk terus berbagi ide dan merumuskan langkah-langkah konkret.
Dengan diluncurkannya Ormas Gesantara, diharapkan organisasi ini bisa menjadi garda terdepan dalam upaya menjaga dan mengembangkan budaya Sunda, sehingga nilai-nilai budaya tersebut tetap relevan dan berdaya guna bagi masyarakat masa kini dan masa depan. (Rls/NSR/AGP)***