Friday, July 26, 2024
![]() |
Sugeng Pujiono bersama peserta PKW Barista 2024, mendidik calon wirausahawan handal (Foto Asep GP) |
Sebagaimana diketahui Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Sugeng Sejahtera telah mengadakan Pelatihan Barista sejak 2016 di kawasan Cikole Lembang tepatnya di Kopi Luwak Cikole dan telah menghasilkan 14 angkatan lulusan tenaga Barista.
LKP Sugeng Sejahtera yang resmi berdiri 2018 ini memang lahir karena adanya Kopi Luwak Cikole. Jadi Pelatihan ini lahir karena ada pengalaman memproduksi kopi luwak, pengalaman barista, pengalaman melayani customer.
Target pesertanya merekrut anak-anak muda yang secara ekonomi belum beruntung yang tidak bekerja dan tidak sekolah, mereka ditampung dikasih pelatihan gratis selama seminggu. Setelah selesai pelatihan, mereka diberi alat, sarana prasarana untuk jualan. Benar-benar modal dengkul, tapi tentunya mereka semua diseleksi dulu.
![]() |
Sugeng di acara pembukaan PKW, semoga kelak mereka jadi bagian orang-orang sukses di Indonesia (Foto Asep GP) |
Selain program pelatihan mandiri, LKP Sugeng Sejahtera pun belakangan ini bekerjasama dengan kemendikbudristek mengadakan PKW (Program Kecakapan Wirausaha) yang merupakan Program unggulan dari Direktorat Kursus dan Pelatihan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi Republik Indonesia, yang bertujuan sama, mencetak para wirausahawan dan mengurangi pengangguran.
Pelatihan kerjasama dengan pemerintah ini sudah berjalan sejak 2021-2022-2023, dan tahun ini pun LKP Sugeng Sejahtera kembali dipercaya pemerintah terkait untuk melaksanakan Program Kecakapan Wirausaha bidang Barista.
Pembukaan kegiatan tersebut dilaksanakan hari Senin (22/7/2024) di Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Sugeng Sejahtera d/a Kopi Luwak Cikole, Jl. Nyalindung No. 9 Kampung Babakan Ds. Cikole Kec. Lembang, Kabubaten Bandung Barat (KBB) - Jawa Barat.
![]() |
Dihadiri para pejabat terkait (Foto Asep GP) |
Hadir dalam kesempatan tersebut, Zulkipli M. Adam Ketua Umum DPP Forum PLKP Indonesia, Drs. H. Tajudin M.Ag Kepala Desa Cikole Kecamatan Lembang KBB, Eri Trikurniadi ST.M.Si Kepala Bidang PAUD MF KBB, Andreas Karunianto Ketua Umum Perkumpulan Barista Kopi Indonesia (PBKI), Drh. Sugeng Pujiono, pemilik (owner) LKP Sugeng Sejahtera dan Kopi Luwak Cikole, Asep Cece Ketua RW 09 Kp. Babakan, serta para peserta dan tamu undangan lainnya.
Kata Sugeng Pujiono kegiatan Pelatihan Barista Program PKW ini diikuti 40 peserta dan diutamakan berdomisili dari daerah terdekat yaitu di Kecamatan Lembang. Dan pelatihan ini diperuntukkan untuk para remaja yang tidak sekolah dan tidak kuliah atau betul-betul pengangguran. “Kalau mereka bohong kita punya aplikasi, kita bisa ngecek misalnya ada peserta yang masih terdaftar di salah satu univerisatas atau SMA akan diketahui dan langsung dicoret. Jadi ini buat yang betul-betul pengangguran,“ tegasnya.
“Tujuan proyek ini adalah untuk menciptakan para wirausahawan baru, karena pemerintah dan kami sama-sama meyakini, bahwa Negara akan maju kalau banyak para wirausahanya dan kami di sini membantu mendorong untuk melahirkan wirausaha-wirausaha itu di bidang minuman kopi. Jadi itu intinya ke arah sana,“ imbuhnya.
![]() |
Fasilitas pelatihan yang lengkap (Foto Asep GP) |
Selama 43 hari para peserta akan diberi materi tentang ilmu Barista dari A-Z, juga bagaimana menjadi wirausahawan yang handal dan baik, bagaimana watak seorang wirausahawan, bagaimana sukses itu, bagaimana mental menjadi seorang pemenang juga termasuk bagaimana cara mengelola usaha minuman kopi, cara mempromosikan, digital marketing, dsb, termasuk akses permodalan. “Kalau misalnya anak-anak ini usahanya sudah mulai berkembang dan butuh duit, ya gak ada salahnya kalau pihak bank pemerintah memberikan support demi perkembangan usaha mereka ini. Makanya kita ketemukan mereka dengan pihak bank (BRI) supaya tahu apa saja syarat untuk dapat pengembangan dana usaha dari bank itu,“ jelas Sugeng.
Pada minggu-minggu terakhir menjelang usai pelatihan mereka diajarkan untuk mandiri, para peserta akan disuruh berjualan di festival kopi dengan booth-booth (stan) yang telah disiapkan lengkap dengan peralatan barista dan bahan-bahan olahannya.
![]() |
Sugeng Pujiono dengan Luwaknya, sarana pelatihan dan penelitian yang penting bagi calon barista (Foto Asep GP) |
Disitu juga para siswa diikutsertakan dalam Lomba Ketangkasan Barista bersama peserta lomba lainnya dari umum, dan juaranya akan mendapat hadiah. Selain itu ada demo barista. Tujuannnya agar para peserta PKW merasa tertantang dan banyak mendapat ilmunya langsung di lapangan tidak hanya teori di kelas saja.
Sesudah itu peserta dididik untuk “survive” di dunia usaha yang lebih nyata lagi, mereka dibawa ke pasar-pasar sekitar, Pasar Lembang, dsb. Ada yang jalan kaki, naik motor, satu persatu mereka disuruh datang ke tempat yang belum mereka kenal untuk menjual produk kopi olahannya. Ditenteng sambil membawa termos untuk menyeduh kopi dan gelas plastik/cup, dan sepulangnya mereka dinilai laris tidaknya jualannya, siapa yang paling laku banyak, kenapa sampai tidak laku, dsb.
“Mereka kita ajarkan untuk mandiri. Jadi tidak hanya diajarkan di kelas saja, kita ajak mereka keluar. itu setiap tahun begitu. Makanya alhamdulillah mereka banyak yang sukses membuka usaha,“ jelas Sugeng, bangga.
Ini memang bukan omong kosong, selama empat kali dan lima gelombang LKP Sugeng Sejahtera mengadakan PKW kerjasama dengan Direktorat Kursus dan Pelatihan Kemendikbudristek, tercatat 70 % dari 870 an lebih lulusannya sudah membuka usaha secara mandiri dan tersebar di beberapa daerah di Jawa Barat.
![]() |
Eri Tri Kurniadi, Program PKW bisa membantu menaikan taraf ekonomi urang Cikole Lembang (Foto Asep GP) |
“Ya semoga mereka setelah selesai ikut pelatihan PKW Barista Kopi di LKP Sugeng Sejahtera ini, betul-betul bisa mempraktikan ilmu pengetahuan dan wawasannya, dan itu tetap akan kita kawal. Harapan kami mereka menjadi bagian dari orang-orang yang sukses di Indonesia,“ demikian kata Sugeng Pujiono.
Program pengentasan pengangguran dengan melatih para pemuda menjadi barista ini tentu disambut baik Kepala Desa Cikole Lembang, Drs. H. Tajudin M.Ag., karena program LKP Sugeng Sejahtera (SS) ini sangat membantu menurunkan tingkat pengangguran dan meningkatkan jiwa wirausaha warganya. “Ini kesempatan emas, apalagi gratis. Ini sebuah rezeki yang luar biasa bagi generasi muda ke depan. Alhamdulillah saya sebagai Kepala Desa Cikole menyambut baik pelaksanaan pelatihan kopi barista ini dan kami mengajak agar masyarakat terus memanfaatkan program ini,” kata Tajudin serius.
Dan Desa Cikole kata Tajudin, selain daerah pertanian dan peternakan, terkenal sebagai daerah tujuan wisata dalam dan luar negeri, maka pelaksanaan pelatihan kopi barista ini merupakan peluang besar bagi generasi muda untuk mengembangkan usahanya. Semoga nanti Cikole akan lebih maju lagi dalam bidang wisata terutama kulinernya,” harapnya.
![]() |
Zulkifli M. Adam, pemerintah KBB dan provinsi harus bersinergi dengan pusat mendanai program PKW agar lebih banyak menyerap pemuda pengangguran (Foto Asep GP) |
Demikian juga bagi Andreas K., Ketua Umum Perkumpulan Barista Kopi Indonesia (PBKI). Sebagai pelaku kopi, sangat terbantu dengan adanya program PKW barista ini, karena untuk menjadi barista ini secara skill masih jarang dan secara ekonomi membutuhkan biaya banyak untuk melahirkan calon barista.
“Kendala di lapangan perlu biaya untuk menjadi barista. Nah di sini dengan adanya LKP Sugeng Sejahtera sungguh luar biasa dengan fasilitas super lengkap dan gratis lagi. Itu suatu anugerah yang luar biasa karena difasilitasi. Mereka tidak perlu jauh-jauh dan mengeluarkan biaya tinggi tapi dengan adanya LKP SS ini menjadi terbantu dan potensi kopi di indonesia paling besar dan untuk ke wirausaha peluangnya terbuka luas. Jadi untuk anak didik ini harus bersyukur mereka dibantu menjadi calon-calon pengusaha. Saya sebagai ketua PBKI bersyukur dengan adanya fasiltas yang diberikan LKP Sugeng Sejahtera ini,“ demikian kata owner kopi Bang Jack yang menjabat Ketua PBKI dua periode ini.
Sambutan juga datang Kepala Bidang Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Non Formal KBB Eri Tri Kurniadi, M.Si. “Alhamdulilah dengan adanya program PKW ini bisa membantu masyarakat khususnya yang ada di Desa Cikole Lembang, yang tadinya tidak bisa Barista sekarang setelah mengikuti pelatihan bisa menjadi ahli serta bisa mengembangan usaha kopinya dari yang tadinya harga kopi hanya Rp.2000 - Rp.5000 kalau sudah jadi ahli Barista bisa menjadi 20 ribu - 50 ribu/gelasnya, jadi berlipat keuntungannya. Jadi saya mendukung kegiatan ini,“ katanya serius. Eri juga berharap keuangan kabupaten/kota sehat lagi sehingga bisa saling dukung dengan kementerian mendanai pendidikan dan keterampilan untuk mengurangi pengangguran anak bangsa ini.
![]() |
Andri Permana dan Lydia Maharani, dua dari 40 peserta PKW Barista, siap jadi wirausahawan mandiri (Foto Asep GP) |
Hal ini merespon masukan dari Zulkipli M. Adam Ketua Umum DPP Forum PLKP Indonesia, seandainya pemerintah KKB dan Provinsi bersinergi ikut mendanai program PKW ini akan lebih banyak masyarakat yang akan bisa dilatih. “Karena kita melatih ini bukan hanya bicara teori tapi lebih banyak ke praktik bagaimana melatih skill kompetensinya dan setelah dilatih mereka bisa masuk ke dunia kerja/wirausaha. Jadi jangan hanya mengandalkan anggaran dari APBN tapi juga dari APBD bisa diprioritaskan baik melalui dinas pendidikan atau kantor walikota/ kabupaten maupun dana desa lainnya agar banyak para pemuda bisa terserap,“ tegasnya.
Andri Permana lulusan 2023 dari S-1 Teknik Pertanian Unpad yang lagi nganggur pun bersyukur karena terpilih jadi peserta PKW di LKP SS ini bersama 39 siswa lainnya. Sebab prosesnya cukup berat melalui beberapa tahapan seleksi dan ada pra pelatihan mulai dari proses pengolahan kopi, pengujian kopi, sampai bagaimana ke pelayanan konsumen. Tapi semua biayanya gratis, termasuk dikasih peralatan untuk memulai berwirausaha.
“Kalau saya cek pelatihan Barista di tempat lain biayanya 5-7 juta itu pun untuk beberapa hari saja sedangkan di sini jangka panjang dan betul-betul bisa dikatakan pendidikan yang sangat langka karena hampir 2 bulan dari awal hingga akhir apa yang dibutuhkan disajikan di sini secara gratis, yang berbayar pun belum tentu mendapatkan itu semua,“ kata sarjana urang Cilumber lembang ini, berseri-seri.
![]() |
Barista Kopi Luwak Cikole siap melayani tamu yang datang dari berbagai negara (Foto Asep GP) |
Demikin juga dengan Lidya Maharani. Lulusan SMK 45 Lembang 2021 ini sempat kerja di restoran terkenal milik Amerika di Lembang. Tapi karena ingin mencari suasana anyar Lydia resign (mundur) lalu ikut PKW di LKP Sugeng Sejahtera ini. “Usai lulus dari sini Insya Alloh saya akan membuka usaha sendiri, kita gak mungkin terus kerja sama orang lain, di hari tua nanti akan buka usaha sendiri,“ tegas gadis manis ini.
![]() |
Orang Medan pun bertanya tentang kopi luwak (Foto Asep GP) |
Ketua RW 09 Kampung Babakan Ds.Cikole Lembang Asep Cece pun, merasakan manfaat yang sama. Karena kata dia, langkah awal program ini diperuntukan untuk warganya yang mogok sekolah dan menganggur dan selanjutnya rekruitmen pesertanya diperluas lagi ke Kecamatan Lembang hingga Kabupaten Bandung Barat (bahkan ada yang dari Cianjur). Dan itu terbukti dengan hadirnya bapak kabid dan unsur-unsur terkait dari KBB, katanya.
![]() |
Kopi Luwak Cikole laboratorium pelatihan para barista yang handal dan mandiri (Foto Asep GP) |
“Alhamdulillah pogram ini sangat terasa manfaatnya oleh masyarakat disini dan LKP SS pun selalu mendahulukan orang sini untuk karyawannya (Kopi Luwak Cikole) dan untuk kulinernya (restoran) yang ada di daerah Upas. Selain itu Pa Sugeng mendirikan LKP ini pun ingin membangkitkan semangat generasi muda ke wirausaha. Pokoknya LPP Sugeng Sejahtera banyak kontribusinya bagi kemajuan warga saya,“ pungkasnya. (Asep GP)***
Tatarjabar.com
July 26, 2024
CB Blogger
Indonesia![LKP Sugeng Sejahtera Gelar Program PKW Bidang Barista 2024 LKP Sugeng Sejahtera Gelar Program PKW Bidang Barista 2024](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEirhMR_-ed1tZONramppoYgQ6eGRamjrJkdp5QkmQFnwcBaNDtbk6Ytbx8GM62ND5uFJyDaigTlT3srXVB-2Y2AoaZDnqk-qId0qozYit9R_9_3_aR3BcOsq1FaIyDoc_Ss3kBWSbs9g84bxlH9bXY90N_4jliUaxdGuwymwWzw0wh5YdL3YgA16ypIwHkd/s16000/01%20Sugeng%20Pujiono%20bersama%20peserta%20PKW%20Barista%202024,%20mendidik%20calon%20wirausahawan%20handal%20(Foto%20Asep%20GP).jpeg)
LKP Sugeng Sejahtera Gelar Program PKW Bidang Barista 2024
Sugeng Pujiono bersama peserta PKW Barista 2024, mendidik calon wirausahawan handal (Foto Asep GP) Sebagaimana diketahui Lembaga Kursus dan ...
Sunday, July 21, 2024
Pada tanggal 14 Juli 2024, bertempat di Pasteur Conventional Hotel Holiday Inn Bandung, berlangsung Reuni Akbar Alumni Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes RI Bandung. Hadir dalam kesempatan tersebut, Dr. H Sonny Salimi, S.ST., MT, Direktur Utama PDAM Tirtawening Kota Bandung, yang juga Ketua Alumni Kesehatan Lingkungan Poltekes Kesehatan Kementerian Kesehatan RI.
Selain dihadiri oleh Dr. H Sonny Salimi, S.ST., MT, yang merupakan kebanggaan alumni dan menjadi role model bagi mahasiswa Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes, hadir pula alumni kesling yang juga menjadi Kepala Satker Setingkat Eselon II dan Eselon III dari berbagai daerah seluruh Indonesia, seperti Anhar Hadian, SKM, M.Tr.AP Kadinkes Kota Bandung; Dede Dede Mulyadi, SKM., M.Kes., CRMP, CRGP, Direktur Produksi dan Distribusi Alat Kesehatan Ditjen Farmalkes Kemenkes RI; Pujiono, SKM, M.Kes Direktur Poltekkes Kemenkes Bandung; Agus Jamaludin, SKM, M.Kes. Kepala Balai Besar Karantina Kesehatan (BBKK) Kemenkes Makassar; juga alumni yang menjadi Kepala Satker setingkat Eselon III, sepert Ali Isha Wardhana, SKM, MKM Kepala Balai Karantina Kesehatan (BKK) Bengkulu; Asep Herman Nugraha, Kepala BKK Kelas III Biak;Ucup Supriyadi, SKM, M.Kes, Kepala BKK Palangkaraya.
Hadir pula para dosen/direktur yang sudah purna dan dosen aktif serta Ketua Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Bandung.
Ketua Reuni Akbar, Asep Zaenal Mustofa, SKM, M.Epid mengatakan, Reuni Akbar dilaksanakan 5 tahun sekali, dan dari sekitar 8.000 alumni Kesehatan Lingkungan Poltekkes Bandung, pada Reuni Akbar kali ini hadir kurang lebih 1.000 orang alumni, baik secara luring dan daring. Alumni paling awal adalah lulusan 1964 D1 Kesling yang dikenal dengan Sekolah Penilik Pembantu Hygiene (SPPH). Lulusan D3 dan 4 Kesling yang berasal dari Akademi Penilik Kesehatan dan Teknologi Sanitasi (APK-TS), Akademi Kesehatan Lingkungan (AKL), Pendidikan Ahli Madya Sanitasi Kesehatan Lingkungan (PAM SKL), sampai lulusan Tahun 2024 dari Jurusan Kesehatan Lingkungan (JKL) Poltekkes Kemenkes RI Bandung.
Acara Reuni Akbar diisi dengan berbagai kegiatan seperti penampilan tarian payung silat, pembacaan ayat suci Alquran, sharing session dari 4 (empat) Narasumber, antara lain Dr. H Sonny Salimi, S.ST., MT.; Suharmadi mantan Direktur APK-TS Bandung; Anhar Hadian, SKM, M.Tr.AP Kadinkes Kota Bandung; dan Pujiono, SKM, M.Kes Direktur Poltekkes Kemenkes Bandung.
Acara Reuni Akbar ini, juga dimeriahkan oleh artis Bintang Pantura Indosiar Asep Arya Sentanu atau dikenal dengan AS yang langsung datang dari Bogor, yang menghibur para peserta Alumni Akbar, dengan membawakan lagu yang saat ini populer di Indonesia. Diiringi oleh Organ Tunggal, dan penyanyi artis kota Bandung.
Acara puncak dari Reuni adalah dengan Pemberian Penghargaan dan Kadeudeuh kepada Pensiunan Dosen/Direktur yakni Suharmadi, Maskun Sudiono, MSc. (85 tahun) dan Moch Abdurrosjid, MSc. (79 tahun), yang masih terlihat segar.
Juga pemberian Penghargaan kepada Dosen yang berprestasi dan berjasa atas kemajuan Kesehatan Lingkungan, yakni Dr. Elanda Fikri, S.KM., M.Kes, dan Pujiono, SKM, M.Kes Direktur Poltekkes Kemenkes Bandung.
Serta pemberian penghargaan oleh Sonny Salimi kepada Mahasiswa Jurusan Kesehatan Lingkungan yang berprestasi menjuarai lomba The Asian Health Talens & Health Asia 2024.
Sebagaimana diketahui Tim Mahasiswa Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes RI Bandung berhasil menjadi Juara 1 Health Tech Innovation Challenge, Tingkat Asia, yakni 1) Agnita Yuhanida Nurshihab; 2) Hafizh Muhamad Zakaria; 3) Karinnisa Ramdani Sholihin, dan 4) Rizky Muhammad Haikal Mustofa, membuat Inovasi berupa alat yang dinamakan PERADI berupa Reduktor Partikulat Padi (Inggris (Rice Particulate Reductor).
Pada Reuni Akbar Kesehatan Lingkungan ini, Dr. H Sonny Salimi, S.ST., MT, menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya Reuni Akbar ini, sehingga dapat dihadiri oleh kurang lebih 1.000 orang, alumni dari Lulusan Tahun 1964 sampai dengan 2024.
“Semoga dengan kegiatan alumni ini, menjadi arena silaturahmi para alumni kesehatan lingkungan yang saat ini bukan hanya bekerja di bidang kesehatan lingkungan, namun juga sudah bekerja di luar bidang kesehatan lingkungan. Namun tetap, bekerja untuk memajukan negeri ini dengan peranannya saat ini,” ujar Sonny.
Drs. Suharmadi, MM.Pd, Direktur APK-TS, berharap agar seluruh alumni Kesehatan Lingkungan yang ada di Kota Bandung untuk mendukung Dr. H Sonny Salimi, S.ST., MT, dan siapa pun alumni kesling menjadi pejabat terdepan dalam membangun negeri. “Saya dengar Sonny Salimi, dan beberapa alumni maju dalam kancah politik di negeri ini, untuk itu seluruh alumni harus mendukungnya,”ujar Suharmadi.
Acara Reuni Akbar, ditutup dengan hiburan dari Komunitas Musik Kesehatan Lingkungan (KMKL) Poltekkes Bandung dan pemberian doorprize kepada seluruh peserta reuni yang hadir secara luring. Di reuni juga digelar pameran teknologi dan berbagai usaha di bidang kesehatan lingkungan dan lainnya. (Rls/Asep GP)***
Tatarjabar.com
July 21, 2024
CB Blogger
Indonesia![Sonny Salimi Hadiri Reuni Akbar Ke-60 Alumni Kesehatan Lingkungan Poltekkes Bandung Sonny Salimi Hadiri Reuni Akbar Ke-60 Alumni Kesehatan Lingkungan Poltekkes Bandung](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgTpBzzoYDgDj7faLbyy5632XVeXw4CH07KNhMKuM9pp8Pbtv8x-27U6oOipFLP4z4xDGX4ivBoTlsaBHbJCmZo__YyJb15pVycjXakohgRQ07XguWUUaxRIL5TQPqeH8OsxAZJJB5Mdvc3OgEDjFAAGxm89PZzvjrbWiTW2KMPmIBvzNZdOC-l34O9wuzj/s16000/01.jpg)
Sonny Salimi Hadiri Reuni Akbar Ke-60 Alumni Kesehatan Lingkungan Poltekkes Bandung
Pada tanggal 14 Juli 2024, bertempat di Pasteur Conventional Hotel Holiday Inn Bandung, berlangsung Reuni Akbar Alumni Kesehatan Lingkunga...
Pendidikan Kecakapan Wirausaha (PKW) bertujuan mencetak para wirausahawan dan mengurangi pengangguran serta mengentaskan kemiskinan. Program unggulan Direktorat Kursus dan Pelatihan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi Republik Indonesia ini hadir dalam rangka memberdayakan masyarakat usia produktif (usia 15 -25 tahun), terutama anak putus sekolah dan tidak meneruskan sekolah.
Pendidikan Kecakapan Wirausaha ini dampaknya sangat positif. Hal ini dirasakan pihak Lembaga Pendidikan dan pelatihan (LPP) Ariyanti yang sudah beberapa kali bekerjasama melaksanakan Program unggulan dari Direktorat Kursus dan Pelatihan Kemendikbudristek ini.
Alumni PKW LPP Ariyanti banyak yang sudah membuka usaha, baik usaha kecil maupun besar, mereka sudah mendapatkan penghasilan sendiri, mandiri tidak tergantung orang tua, tidak jadi pengangguran lagi.
Dengan demikian, pihak terkait pun kembali mempercayakan LPP Ariyanti untuk kembali mengadakan program PKW, di tahun ini.
Acara Pembukaan PKW level Platinum ini berlangsung di Aula kampus LPP Ariyanti Jl. Hos Cokroaminoto (Pasirkaliki) No. 127-131 Kota Bandung, hari Sabtu (6/7/2024) dan pembelajarannya dimulai Senin (8/7/2024) serta akan berkahir di bulan September 2024. Acara dibuka oleh perwakilan Dinas Pendidikan Kota Bandung.
Ariyanti pun dalam melaksanakan PKW ini mendapat dukungan UMKM, perbankan: PT. BRI (Persero) TBK KCP Setrasari dan Paltform Digital PT Grab Teknologi Indonesia (Grabkios By Kudo) dsb.
Program PKW Platinum 2024 ini diikuti 40 orang (pria dan wanita, usia 16-25 tahun) dan pembelajarannya berdurasi 300 JPL. Kurikulumnya meliputi Karakter Wirausaha, Manajemen dan Keterampilan pastry & bakery (street food). Pesertanya dari berbagai daerah, seperti dari Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Cimahi, dan Kabupaten Bandung Barat, termasuk ada peserta dari Garut.
Sebelum pembukaan LPP Ariyanti melaksanakan orientasi Program Parent Day. “Kita panggil orang tua atau wali untuk ikut orientasi. Tujuannya, agar pihak penyelenggara, dalam hal ini LPP Ariyanti, mendapat support penuh keluarga peserta. Peserta didukung belajar, mengikuti pelatihan sampai tuntas, dan jika sudah lulus didukung untuk membuka usaha,“ demikian disampaikan Direktur LPP Ariyanti Isvhiastuti SE, pada wartawan.
Isvhi juga mengatakan, kebanyakan dari peserta antusias sekali untuk membuka usaha. Itu terlihat saat penyaringan, dengan dua kali interview, diantaranya meliputi Peminatan (benar-benar berminat membuka usaha), minat dan bakatnya di masak, minat yang komitmen, dilihat kemampuan dan karakternya. Makanya dari 200 pendaftar hanya 40 peserta yang diterima.
“Tahun ini memang ketat sekali. Supaya kita benar-benar dapat peserta yang berminat di usaha pastry& bakery .Jangan sampai salah jurusan, misalnya yang minat ke fashion memaksakan diri ikut ke pastry & bakery, jadi nanti belajarnya tidak tuntas, usai lulus belajar kurang berhasil jadi pengusaha, jadi mubazir. Apalagi setalah lulus mereka dikasih bonus peralatan untuk membuka usaha seperti kompor gas, oven gas, blander, mixer, dan gerobak display, dsb, ditambah bahan-bahan olahannya seperti tepung, coklat, keju, gula. Semua dikasih gratis, tinggal menjalankan usaha saja, dan alhamdulillah sudah terlihat hasil pembelajaran dari program PKW di LPP Ariyanti ini, menghasilkan para pengusaha yang sukses di bidangnya,” tandasnya.
Kata Isvhi, Alumni Ariyanti yang berjumlah lebih dari 95.000 orang telah sukses bekerja maupun wirausaha. Banyak yang membuka usaha di bidang kecantikan, fashion, dan kuliner bahkan ada yang telah memiliki 30 cabang.
Selain berwirausaha, lulusan LPP Ariyanti tersebar di berbagai perusahaan besar di seluruh Indonesia bahkan di luar negeri. Mereka diterima di dunia kerja diantaranya sebagai Sekretaris Direksi, General Manager, Executive Chef, Hotel Manager, Cinema Manager, Senior Airport Service Agent, Pastry Coordinator, Personalia, dan masih banyak posisi lainnya.
Dunia usaha dan industri yang menerima Alumni Ariyanti antara lain PT. KAI, UPI, ITB, RSHS, The Ritz Carlton Pacific Place Jakarta, Mercure Setiabudhi Bandung Hotel, The Trans Luxury Hotel Bandung, Holiday Inn Hotel Batam, Arion Swiss-Belhotel Bandung, PT. Graha Layar Prima (CGV Cinemas) Bandung, Bank BRI, Bank BCA sedangkan di luar negeri antara lain di Intercontinental Hotel Dubai UEA, International Hotel Dubai, The Monarch Hotel Dubai, Hotel Rehab Al Misk Madinah Arab Saudi, Raffles Hotel Singapura, COSL Drilling Pan Pasific – Singapore dan Kapal Pesiar seperti di Holland American Line (HAL), Carnival, Thomson Dream, MSC Cruises serta masih banyak lagi di dalam dan luar negeri. (AGP)***
Tatarjabar.com
July 21, 2024
CB Blogger
Indonesia![Alumni Program PKW LPP Ariyanti Sukses Jadi Pengusaha Alumni Program PKW LPP Ariyanti Sukses Jadi Pengusaha](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjRRD7diGDtpIR_NV2us2SEw0-s2uucbTdjVXjMlHA_JqU5WN7_B3GdfWXnJn7UGuH8l1EcVwdXTYe_Ku5mEidTZP5O56F0RazACQ8nwROyLJypezs8L_OZW2izWIX1bVOUJamP_C0RzAQOEd8TqLBAoafY57l1cbNp6IRq4vtqW-EwJKzp8gvU23X-rHOE/s16000/WhatsApp%20Image%202024-07-20%20at%206.26.35%20PM.jpeg)
Alumni Program PKW LPP Ariyanti Sukses Jadi Pengusaha
Pendidikan Kecakapan Wirausaha (PKW) bertujuan mencetak para wirausahawan dan mengurangi pengangguran serta mengentaskan kemiskinan. Program...
Wednesday, July 10, 2024
![]() |
Evha Tiara bersama keluarga (Foto dok. pribadi) |
Emas erat hubungannya dengan manfaat. Emas kerap dipakai alat perlindungan ketika Negara dilanda inflasi dan labilnya ekonomi. Nilai emas yang cenderung stabil dan tahan lama jadi alat investasi utama. Emas juga dianggap bentuk diversifikasi portofolio, yang bisa mengamankan nilai kekayaan dan fluktuasi pasar.
Emas sejak zaman kuno sudah jadi barang yang bernilai tinggi dalam kehidupan manusia. Kata para ahli sejarah, sejak 6000 sebelum masehi emas sudah jadi pusat perhatian manusia, dicari, digali, disimpan, diperdagangkan, malah jadi bahan permusuhan dan peperangan.
Berabad-abad emas dijadikan simbol kekayaan di setiap paradaban. Dari mulai peradaban Mesir Kuno di makam firaun, hingga zaman Romawi yang mencetak koin emas untuk alat tukar perdagangan internasional. Emas juga tercatat dalam sejarah peradaban China, India, dan Amerika Latin, sebagai lambang status dan kekuasaan.
Manusia zaman baheula sudah paham akan keunikan dan keindahan emas. Selaku logam mulia yang langka dan awet, emas diajadikan alat tukar, perhiasan, dan investasi/tabungan yang tinggi nilainya.
Pada zaman kiwari pun Emas tetap dijagokan jadi alat investasi yang aman, tidak hanya oleh emak-emak. “Kaum muda, juga sekarang sudah melek emas, banyak yang investasi ke perhiasan logam mulia. Sebab tahan inflasi, kalau uang dari tahun ke tahun cenderung turun niainya, kalau emas naik terus. Jadi Insha Alloh aman lah, kalau kita punya emas, ada keperluan, tinggal bawa aja ke toko emas, langsung cair, dari pada kita nabung di bank,“ demikian kata Evha Tiara Oktova, di sela-sela acara grand opening Toko Emas Manikam, miliknya, di Paskal Hyper Square blok C6, Jalan Pasirkaliki No. 23 Kelurahan Arjuna, Kec. Cicendo, Kota Bandung, Sabtu (29 /6/2024).
Toko Emas Manikam yang berlokasi beberapa meter sebelah utara pintu masuk parkir kendaraan Paskal Hypersqure ini, merupakan Toko emasnya yang pertama. Toko Emas ini menyediakan rupa-rupa perhiasan untuk masyarakat Bandung, baik untuk fashion maupun untuk investasi, menabung dengan perhiasan emas.
Macam-macam perhiasan emas, cincin, kalung, giwang, dsb, dari mulai kadar 8 karat, 17 karat hingga 24 karat, ada di sini. Ada emas kuning dan emas putih, bagus-bagus dan indah modelnya. Tapi kata Evha, perhiasan emas putih lebih digandrungi daripada emas kuning atau perak. Sebab, emas putih terbuat dari campuran logam mulia perak, nikel, palladium atau seng, yang dicampur emas murni.
Harganya pun murah sebab tidak dikenakan ongkos jasa pembuatan. Beda dengan toko emas lainnya, serta harga buy back, kalau dijual lagi, harganya mengikuti harga emas saat itu. Jadi bakal terus-terusan naik, akan sangat menguntungkan. Toko Emas Manikam juga memasang harga lebih murah lagi untuk konsumen yang jadi member (anggota) perusahaan.
Punya Toko Emas Manikam bagi Evha adalah penantian panjang. Sebelumnya, alumni Manajemen Akuntansi Unpad (2009) ini dari tahun 2015 mengelola perusahaan keluarga bernama “Manik”, di bisnis logam mulia.
![]() |
Bersama adik tercinta mengelola bisnis logam mulia (Foto dok. pribadi) |
Sebetulnya usai lulus kuliah, Evha pernah bekerja di Bank Central Asia (BCA) dan Bank Mandiri, juga di Pertamina. Tapi rasa sukanya terhadap logam sudah tak beringsut dari kehidupannya. Makanya ketika kerja di Pertamina Evha nyambil berdagang logam mulia. Awalnya dia menawarkan ke perorangan, ke teman dekat, lama-lama Alhamdulillah, berkat usaha yang tak kenal lelah, jadi banyak reseller (membeli barang untuk dijual kembali ) yang turut bergabung, Demikian juga yang mengajak jadi mitra distributor di seluruh Indonesia, seperti Sulawesi (Manado, Makasar), Sumatera, Kalimantan, Pulau Jawa (Semarang, Sidorajo-Surabaya). Evha juga join di mini gold, emas-emas kecil, hingga lama-lama hasilnya tambah lumayan.
Logam mulia yang diproduksi Manik berupa custom-custom perusahaan seperti untuk hadiah-hadiah pejabat perusahaan di acara pisah-sambut, plakat lapis emas, kartu nama logo emas, souvenir ulang tahun, souvenir grand opening, ulang tahun perusahaan, dsb. Sekarang pun usaha logam mulianya jalan terus serta banyak yang memesan dari seluruh Indonesia, dikelola secara online, ditambah Toko Emas Manikam, berupa perhiasan yang bisa dibeli masarakat umum secara langsung (offline).
“Alhamdulillah, sambutannya bagus, banyak masyarakat umum yang datang ke toko, bukan hanya member atau reseller dan distributor saja. Alhamdulillah tiap hari juga ada yang datang berkunjung ke toko yang buka mulai Pkl. 10 pagi hingga 9 malam,“ kata Evha terlihat bahagia sekali ketika diwawancara wartawan lagi, 6 hari sesudah pembukaan Toko Emas Manikam.
Dimulai dari Hobi Mengumpulkan Emas
Ditanya kenapa Evha tertarik bisnis emas, karena hobi, senang mengumpulkan emas, jawabnya pasti. Orang tuanya pun tidak ada yang berbisnis emas. Bapaknya, Edi Suryadi pensiunan TNI Angkatan Darat dari Kementerian Pertahanan yang ditugaskan di Kodam, ibunya Maria Susanti, ibu rumah tangga biasa. Hanya Evha dan adiknya Alfi Riadi,alumni Fisif HI Unjani, yang berbisnis emas. Putra-putranya pun belum disiapkan untuk meneruskan bisnis emas, hanya si bungsu Ilona Mahaleva adiknya Aufat Manikam, namanya dijadikan brand/merk fashion Mahaleva, dan toko yang menyediakan baju-baju, topi, sepatu model tren anak muda ini sebentar lagi akan launching di kota Bandung.
![]() |
Launching Toko Emas Manikam bersama keluarga (Foto Asep GP) |
Yang namanya emas kalau disimpan, ditabung, bakalan jadi duit yang berlipat ganda nilainya, apalagi kalau kita dagang emas, bisa menyelamatkan aset (kekayaan) kita. “Itu yang saya alami dan rasakan selama ini. Emas itu gampang dijualnya tidak seperti menjual tanah, rumah, atau investasi uang yang rawan kena inflasi. Tinggal datang aja ke toko emas, langsung cair dibayar, tidak perlu repot-repot menawarkan dulu seperti mau menjual rumah, lahan, tanah, dsb,“ kata Evha pasti.
![]() |
Berbagai jenis perhiasan di Toko Manikam (Foto Asep GP) |
Jadi Evha memang dari dulu senang menabung emas, dan biasanya yang punya logam mulia kalau punya satu selalu saja mau nambah jadi dua, tiga, dsb, ya semacam koleksi.
Apalagi kalau sudah merasakan harganya yang cenderung naik terus dari waktu ke waktu. Dulu belinya 500 rebu/gram dan sekarang harga emas pergramnya sudah 1,4 juta, jadi untung besar kalau dijual saat ini. Beda lagi dengan uang yang selalu dikuntit inflasi. “Jadi ketika dunia pailit duit, emas justru menampakan powernya. Emas itu mau lagi perang atau musim pandemi, pasti selalu naik harganya,“ demikian kata Evha.
![]() |
Presentasi di acara Lions Club, emas bagus untuk investasi & anti inflasi (Foto Asep GP) |
Evha mengaku sudah sejak dulu senang emas, bukan emas perhiasan, tapi logam mulianya. Tapi lama-lama seiring berjalannya waktu karena melihat banyak masyarakat sekarang yang suka perhiasan. Maka Evha mendirikan toko emas Manikam di Pascal Hypersquare Bandung. Walau banyak saingan, bagi Evha tidak menjadikannya keder atau berkecil hati, tapi jadi nambah motivasi, berani bersaing dengan toko-toko emas besar yang sudah ada sebelumnya di kawasan tersebut.
Lihatlah motto-nya juga, “Siap meng-Emaskan Dunia!”. Saya berharap anak-anak muda dan semua kalangan melek emas. Emas itu barang yang gampal dijualnya, jadi penolong disaat kita punya kebutuhan, emas anti inflasi dan investasi jangka panjang. Semoga saja pemerintah pun lebih banyak mencetak emas untuk kemakmuran negeri daripada diekspor ke luar negeri,“ demikian pungkas istri Ipda Agil Apriandi yang bertugas di Polda Jabar. (Asep GP)***
![Evha Tiara Oktova, Sarjana Ekonomi Unpad Sukses Bisnis Logam Mulya dan Perhiasan Emas Evha Tiara Oktova, Sarjana Ekonomi Unpad Sukses Bisnis Logam Mulya dan Perhiasan Emas](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh0CpSyjxvMn3gtTg3mXJ7OZ4qyjk1efxSiIl9DWLXVOEm8CN18R8CdjR-jJAvXcv9UKHvHL_ujaLqj_hz1ZIJ92gqIaKGD8peL5-Wen0lbddyYEDZE1UeiYaV9RnOvrLcVOgRtI1V6S-1wN6SgTt3Zmjgij1OAs-ZE5EnjibLDWJj5WJkWQo44iRD7Cra4/s16000/01%20Evha%20Tiara%20bersama%20keluarga%20(Foto%20dok.%20pribadi).jpeg)
Evha Tiara Oktova, Sarjana Ekonomi Unpad Sukses Bisnis Logam Mulya dan Perhiasan Emas
Evha Tiara bersama keluarga (Foto dok. pribadi) Emas erat hubungannya dengan manfaat. Emas kerap dipakai alat perlindungan ketika Negara di...
Tuesday, July 2, 2024
![]() |
Para personil Galih Pakuan, Sukses Menggelar Tari Klasik Sunda (Foto Asep GP) |
Ya .. lihat saja, para penonton pun membludak hingga banyak yang berdiri, tidak kebagian kursi. Ada sekitar 200 orang yang datang ke Gedung Pusat Kebudayaan (GPK) Jalan Naripan N0. 7-9 Kota Bandung pada malam Minggu itu (22/6/2024).
Tua-muda plus anak-anak dengan serius, asyik menyaksikan para maestro tari klasik Sunda yang berumur antara 70-an dan 80-an tahun, unjuk kabisa. Terlihat hadir saat itu Kadisparbud Jabar Drs. Benny Bachtiar, M.Si, juga dua orang akademisi tari dari ISBI Bandung Prof. Dr. Een Herdiani, S.Sen., M. Hum, (Guru Besar Ilmu Sejarah Tari) dan Prof. Dr. Endang Caturwati, S.S.T.,M.S., (Guru Besar Seni Pertunjukan) pun turut rawuh, demikian juga Budayawan Endo Suanda dan Otih Rostoyati serta para seniman – budayawan lainnya seperti Diro Aritonang beserta istri terlihat memberi semangat sebelum pergelaran juga Ferry Curtis dan istri terlihat melintas malam itu. Padahal malam itu di luar pun hingar bingar ada keramaian, berbagai acara seni dan bazar digelar dalam rangka Milangkala/Ulang Tahun Jalan Braga yang ke-142.
Tapi rasa cinta dan rasa ingin tahu akan Tari Klasik Sunda membuat mereka lebih memilih menyaksikan apa itu Tari Badaya, Tayuban, Gawil, Tari Kandagan, Sulintang, Topeng Klana, Tari Pangayoman, Topeng Kencana Wungu, dan Narantika Rarangganis yang dibawakan langsung para pakarnya yang berusia senja, yang digelar saat itu. Penonton pun sangat antusias sekali kelihatannya, setiap selesai satu tarian selalu saja disambut dengan riuh tepuk tangan.
![]() |
Kadiparbud Jabar Benny Bachtiar, Saya titip, didik anak-anak muda yang kurang perhatiannya terhadap seni tradisi (Foto Asep GP) |
Hal ni membuat terharu Ketua Umum Galih Pakuan (GP) yang baru periode 2024-2026, Risyani, S.ST., M.Sen, (74). Dengan berkaca-kaca dosen ISBI yang masih mengenakan pakaian tari Topeng Tumenggung ini tak henti-hentinya berucap syukur. “Alhamdulillah ternyata Alloh memberi lebih dari yang kita harapkan. Barangkali ini lahir dari ketulusan hati rekan-rekan kita semua yang telah mendukung acara ini termasuk dari pemerintah daerah dan para pejabat, saudara, adik dan incu/cucu juga. Itu yang membuat kami terharu dan bangga campur-aduk gembira, suka cita berbaur jadi satu,” katanya dengan bibir bergetar.
Risyani juga bercerita usai pergelaran dibisikan Pak Dana, penabuh Kendang Senior, “..Mungkin Pak Nugraha (Tokoh Tari Nugraha Suradiredja - Alm) dari alam kalanggengan sana pun melihat dan mendoa’kan, sehingga apa-apa yang dilakukan murid-muridnya bisa berjalan lancar”.
Intinya, kata Risyani, apa yang telah dilakukan dan saksikan dalam pergelaran ini, menumbuhkan semangat baru, menimbulkan keinginan-keinginan baru. “Semoga saja bukan hanya sekedar mimpi, saya ingin terus melanjutkan, meneruskan apa yang telah guru-guru kami wariskan, warisan para sesepuh. Dengan harapan ada regenerasi itu yang utama. Tadi yang kita lihat para penari senior yang sudah berusia renta tapi dengan semangat tinggi mereka menari walau tidak sempurna seperti dulu, tapi mereka sangat berbahagia, kebahagiaan itu yang ingin kami tularkan kepada generasi-generasi selanjutnya, karena tari itu bukan hanya sekadar tontonan tapi juga tuntunan,“ katanya pasti.
![]() |
Aim Salim sedang menari Tayuban (Foto Asep GP) |
Tuntunan ini kata Risyani yang harus kita tetap jaga, sebab di tengah arus budaya luar yang pesat ini generasi muda kita bingung mencari akar budayanya. Sementara jarang sekali pentunjukan seni daerah ditayangkan di TV, di tempat-tempat umum, di gedung pertunjukan, di kampus-kampus, dsb. Beda dengan zaman dulu, seni-budaya itu sejak dini sudah dikenalkan orang tua pada anak-anaknya. “Saya sendiri waktu kecil pernah menari dan menyaksikan Wayang Golek di Gedung Yayasan (YPK/GPK) ini, di Tegalega ada Longser Pak Baum, di statsiun ada Ketuktilu. Itu masa kecil saya tidak pernah hilang dari ingatan, saya sering diajak orang tua , … hayu urang lalajo wayang di yayasan, ajak Bapak waktu itu,” kenang cucu Mas Adihardja dari Lebakwangi, dan leluhurnya tokoh Sunda yang punya goong kabuyutan.
Risyani juga ketika memberi sambutan di panggung, usai resmi menerima tongkat estafet kepemimpinan GP dari Yuli Sunarya, berterima kasih kepada Kadisparbud Jabar yang berkenan hadir mengapresiasi pergelaran dan melantiknya. Risyani berharap dapat melaksanakan amanat memajukan seni tradisi Sunda dan menularkan, memotivasi generasi muda, agar tidak tercerabut dari akar budayanya sendiri, sesuai tujuan GP.
![]() |
Indrawati Lukman (80) menari Kandagan (Foto Asep GP) |
Dia berharap, program-program GP terus berlangsung dan terus dibina pemerintah Jabar. “Semoga setelah pergelaran ini akan berlanjut dengan program selanjutnya dengan pelatihan-pelatihan generasi muda dan sarasehan seni tradisi Sunda,“ katanya sambil tak lupa berterima kasih kepada semua pihak yang telah memberi donasi, seperti donasi dari Panggung Maestro dan Serikat Cookies Tangerang, juga pada Pj Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin. "Ternyata kami banyak di dukung semua pihak, kami merasa yakin punya semangat untuk terus berjuang melestarikan dan menularkan seni tradisi Sunda,“ pungkasnya.
Kegembiraan juga terpancar dari wajah Yuli Sunarya penari Topeng Klana (ciptaan Nugraha Soedirdja), terutama melihat antusiasnya para penonton dan bibit-bibt regenerasi penari yang memenuhi gedung hingga tak kebagian tempat duduk. “Semoga program GP ke depannya lebih meningkat dan banyak yang mau belajar, melestarikan Tari Klasik Sunda, biar ada regenrasi,“ kata Ketua GP periode 2021-2023 yang walau tersendat karena pandemi, telah berhasil membuat legalitas GP dan berusaha membuat pelatihan-pelatihan untuk siswa SMP dan SMA di YPK serta pergelaran di Taman Love Balkot Bandung (2019), Mayang Sunda dan pergelaran virtual 2020.
![]() |
Pangayoman ditarikan Yeti Mamat (Foto Asep GP) |
Kadisparbud Jabar sendiri dalam sambutannya mengatakan dengan pasti, sangat mengapresiasi kegiatan GP ini. Sebab ketika diskusi dengan Kang Ganjar (Prof. Dr. Ir. Ganjar Kurnia DEA, Rektor Unpad ke-10 yang juga budayawan Sunda), dia jadi tahu setiap tahunnya ada 500 akar budaya Sunda yang hilang.
Jadi, “Saya bangga sakarang bisa berdiri di depan orang-orang luar biasa yang tetap ngamumule (melestarikan) Budaya Sunda. Mata saya kini terbuka, setiap kali ada kegiatan biasanya ada Tari Merak, tapi hari ini saya bisa menemukan tarian (Narantika Rarangganis) yang akan saya tampilkan ke depan untuk menyambut tamu kehormatan. Saya lihat tadi para penarinya pun suda di usia senja, tapi luar biasa enerjik, sepertinya aktivitas tari bisa membuat bugar fisik kita,“ pujinya.
![]() |
Yuli Sunarya Gagah, tengah menarikan Topeng Klana (Foto Asep GP) |
Benny juga mengaku kagagas (terharu) setiap melihat pergelaran seni Sunda dan bertemu para inohong seni-budaya Sunda, jadi teringat mertuanya yang juga seorang Budayawan Sunda. Dia juga menitipkan anak-anak muda yang sudah kurang perhatiannya ke seni tradisi. Hal ini pun jadi kekhawatiran pihak disparbud. Untuk itu kata Benny, pihaknya sangat fokus dalam pengembangan seni budaya. Selain itu yang dicari para wisatawan mancanagara yang datang ke Indonesia utamanya ke Jabar yang pertama kuliner, keduanya budaya tradisi. Untuk itulah pihaknya berusaha keras mengaktivasi seluruh asset yang ada untuk aktivitas-aktivitas positif seperti kebudayaan ini. Termasuk di GPK Jalan Naripan, yang hingga 2022 mati bagai kuburan, kini sudah menggeliat lagi dengan berbagai kegiatan seni, termasuk rutin dipakai latihan Galih Pakuan tiap Kamis dan NDC tiap Senin sore.
“Selamat ketua terpilih, semoga bisa menularkan atraksi seni budaya ini ke generasi muda, karena hari ini sangat deras sekali budaya luar masuk ke kita. Ini menjadi kegalauan dan kekhawatiran kami. Untuk itu kami mengajak para hadirin utamanya tokoh-tokoh seni budaya Jawa Barat untuk tidak bosan-bosannya menggunakan energi positif untuk menularkannya kepada generasi muda ke depannya. Karena siapa lagi kalau bukan kita yang melestarikan budaya ini,“ pesannya.
![]() |
Dari kiri Risyani Pupuhu Galih Pakuan, Prof. Endang Caturwati, Prof. Een Herdiani dan bibit-bibit regenerasi (Foto Asep GP) |
Begitu juga dengan bahasa Sunda. “Saya ingat mertua saya ketika anak saya lahir jangan bebicara banyak kalau belum mampu membawa keluarga berbicara menggunakan bahasa Sunda. Beliau mengatakan … diajar basa deungeun mah bisa nuturkeun, tapi basa indung anu hese mah, nu matak basa indung kudu dijarkeun di imah.. (belajar dan bicara bahasa ibu itu lebih susah daripada belajar/ menggunakan bahasa Indonesia dan asing, oleh karena itu bahasa ibu harus diajarkan sejak dini di rumah). Siapa lagi yang akan melestarikan bahasa Sunda ari sanes ku urang-urang mah,“ pungkasnya.
Selain Kadisparbud Jabar, pergelaran ini pun mendapat apresiasi tinggi dari Guru Besar Tari ISBI Bandung, Prof. Een Herdiani.
“Ini pergelaran yang luar biasa! Coba bayangkan para penari senior yang usianya 70 tahun lebih hingga 80 tahun lebih, Bu Indrawati 80 Tahun, Pak Aim 84, Bu Risyani (74), dan lainnya, masih bisa tampil di panggung. Saya terharu campur bangga, kita saja yang muda-muda belum tentu bisa seperti mereka, bisa terus manggung hingga usia senja. Kegiatan-kegiatan seperti ini sudah jarang, sekarang ditampilkan lagi, kami memang sangat rindu menyaksikan pertunjukan-pertunjukan seperti ini, seperti nostalgia. Saya betul-betul terharu, semoga mereka diberi panjang umur agar bisa terus menyebarkan ilmu kepada anak-anak muda,“ katanya sambil menengadahkan kedua tangannya.
Prof. Endang Caturwati pun sebagai Guru Besar Seni Pertunjukan, menilai lebih pada pertunjukan langka dan bersejarah ini.
“Ini pergelaran sangat baik! Selain ngamumule seni budaya yang hampir punah, ini memberi contoh pada generasi muda bahwa kita punya taria-tarian yang pernah terkenal di tahun 50 dan 80-an karya para tokoh tari Jawa Barat. Tari itu banyak sekali manfaatnya selain untuk olahraga yang membuat para penarinya sehat, belajar tari juga melatih kebersamaan, tidak boleh egois, belajar sikap yang baik, juga mencintai seni tradisi kita. Semoga setelah pergelaran, tarian klasik ini dibuat arsip untuk dokumentasi,” pintanya serius.
![]() |
Mang Dana Kendang, waraas emut ka mangsa lawas (Foto Asep GP) |
Sementara itu penari paling Senior yang tampil malam itu Muhammad Aim salim, S.Sen berharap, organisasi seni Galih Pakuan ini bisa jadi tali pengikat silaturahmi diantara seniman (Tari) Sunda untuk sama-sama melestarikan Tari Sunda, untuk kembali kepada jatidiri Sunda.
Kewajiban Sanggar seni, kata guru Dida Margana, Dewi Gita dan Hedi Yunus, mengenalkan kembali seni yang hampir musnah kepada generasi kiwari. Selain itu masyarakat dan pemerintah juga harus mendukung, karena suatu organisasi tanpa dukungan pemerintah dan masyarakat tidak akan hidup. “Berkembang dan hidupnya suatu budaya tergantung masyarakat pendukungnya. Ini hal serius karena frekwensi kegiatan seni tradisi di kita sangat langka dan tidak gampang mengumpulkan para penari seperti ini. Oleh karena saya bawel, suka cerewed mengingatkan anak-anak (murid), ku saha deui lamun lain ku urang dimumulena seni budaya Sunda teh,” kata penari berusia 84 tahun yang ngajar tari dari tahun 67, sekarang pun tiap hari Minggu (Pk.10.00 - 14.00) masih aktif ngajar tari di sanggarnya Setialuyu di Gedung Rumentangsiang, jalan Baranangsiang Kota Bandung.
Dan jangan lupa dibalik suksesnya pergelaran malam itu ada peran Dana Setiawan sebagai pemain Kendang. Ya tarian tanpa tabuhan kendang ibarat sayur tanpa garam. Dan komentarnya terhadap pergelaran malam itu. “Alhamduliilah sarae (bagus-bagus) walaupun penarinya sudah pada sepuh tapi masih kreatif dan aktif, hafal terhadap susunan gerak, biasanya kan maklum orang tua suka lupa,“ kata Mang Dana Kendang sambil mengacungkan jempolnya. Ini waraas, ingat masa lalu katanya, nostalgia. “Sewaktu mereka kuliah, saya yang mengiringi menabuh kendang, sekarang pun di masa tuanya saya masih sempat ngendangan mereka. Waraas, saya jadi teringat para senior di ISBI zaman dulu seperti zaman Pak Yuyun, Pak Yusuf dan Pak Enoch..waraas,“ katanya, sambil terus mengikat kendang kesayangannya di jok motor, menyembunyikan rasa harunya.
Pak Dana memang sejak tahun 77 sudah jadi karyawan ISBI Bandung, namanya pun masih Kori, ketika berubah jadi ASTI 2008, Mang Dana 2009 ditarik SMKI (SMKN 10 Bandung). Sekarang pun di masa pensiunnya masih aktif manggung tiap Sabtu dan Minggu di Hotel Panghegar (kini El Royal) Jalan Merdeka Bandung, menghibur tamu yang makan pagi (gambangan – suling ). Selain itu mang Dana pun jadi konsultan tari mahasiswa ISBI dan ngajar seni di Perikanan.
![]() |
Penonton pun membludak (Foto Asep GP) |
Juru Kendang pituin/asli dari Binong Bandung ini adalah cucunya Bah Api juru kendang terkenal zaman Pak Yusuf, Pak Boma dan rupanya selain terkenal kepiawaiannya menabuh kendang, Bah Api juga terkenal sebagai penabuh kendang kidal, memakai tangan kiri, lain dari kebanyakan penabuh kendang lainnya yang dominan memakai tangan kanan.
Selain itu mang Dana juga diwaris lalaguan Cirebonan (pengiring Tari Topeng Rumiyang, Panji, Klana, Tumenggung, Pamindo) langsung oleh saehunya, Pak Sujana (Sujana Arja, Mestro Tari Topeng Selangit-Cirebon). Tidak heran kalau kabisanya itu telah membawanya manggung ke Amerika, Jepang, Malaysia, Singapura dan dipercaya jadi pelatih Degung oleh Bu Cinta (Atalia Praratya, istri Ridwan Kamil) yang waktu itu sebagai istri walikota Bandung dan Ketua Dharma Wanita dan manggung di NTT, Timor Leste. Mang Dana yang kini usianya 74 tahun mengaku masih kuat ngendangan dalam tiap pergelaran walau sudah tidak setangguh dulu, latihan di Cirebon aja bisa tahan sampai jam 4 subuh. Tapi, InsyaAlloh abdi bakal teras ngendangan dugi ka teu walakaya,“ katanya pasti.
Mendapat berbagai dukungan dari semua kalangan membuat Wakil Ketua GP Ahmad Zakaria bersyukur dan bahagia. Dengan adanya pergelaran ini dia jadi yakin potensi masyarakat Jabar itu masih ada. Tinggal menghimpun saja. Kalau Galih Pakuan sudah memulainya dengan mengadakan latihan rutin di GPK Naripan Bandung tiap hari Kamis.
“Dengan dukungan pemerintah GP pun ke depannya akan mengadakan pelatihan-pelatihan ke sekolah, sosialisasi seni tari dan akan membuka kursus. Materinya pun bukan hanya sekedar tari klasik saja, karena GP itu dulunya berupa Helaran yang di dalamnya terdapat berbagai kesenian Sunda, seperti Silat, Angklung Buncis, Dogdog Lojor juga Sisingaan. Jadi dengan kerjasama yang baik dari pelaku-pelaku seni dan dukungan pemerintah yang lebih mengedepankan kesenian Jawa Barat, kita bisa melestarikan seni-budaya Sunda,” katanya pasti.
![]() |
Topeng Kencana Wungu, dibawakan oleh Irma (Foto Asep GP) |
Hal itu dibenarkan Dida Margana (Humas GP ) dan Nina Lydia (Bendahara GP), kedepannya GP akan mengadakan diklat dan pasanggiri-pasanggiri (lomba), Dida akan segera bertemu kadisdik untuk membicarakan hal ini. ”Semisal tiap sekolah mengirimkan 5 wakilnya, se-Bandung aja sudah ada berapa, GP itu benar-benar lagi membutuhkan para penari laki-laki. Dalam pergelaran tadi aja Tari topeng Tumenggung yang biasanya ditarikan oleh pria ditarikan Bu Risyani. Jadi memang kekurangan personil penari laki-laki,“ kata Dida.
Adapun yang akan diajarkan nanti di Galih Pakuan utamanya Tari Narantika Rarangganis dan tari ini akan dijadikan maskot untuk upacara-upacara adat, penyambutan tamu, wisuda, samen (syukuran kenaikan kelas) sekolah, dsb.
Riwayat Galih Pakuwon, sebagaimana yang dijelaskan Aim Salim, Irawati Durban, Yati Mamat, Yuli Sunarya dan Ahmad Zakaria, lahir ketika Aang Kunaefi jadi Gubernur Jawa Barat. Ketika itu Pak Aang yang menjabat Gubernur Jawa Barat tahun 75-85, pada taun 79 ingin punya tim kesenian Sunda yang khusus untuk menyambut para tamu Negara utamanya yang berkunjung ke Jawa Barat, termasuk ke Istana Bogor. Kemudian beliau memanggil Enoch Atmadibrata, tokoh tari yang juga menjabat Kepala Pembinaan Kebudayaan Jawa Barat. Seterusnya berembuk bersama para inohong seni-budaya Sunda, termasuk Nugraha Soediredja, Indrawati Lukman, Irawati Durban, dan seniman lainnya yang ahli pencak silat, dogdog lojor, angklung buncis, dsb, lalu semua kesenian itu dirangkum dibuat satu protokoler untuk menyambut tamu Negara dengan konsep kesenian bernama Tari PURAGABAYA berupa helaran/arak-arakan kesenian, seterusnya ketika dipergelarkan di panggung bernama Narantika Rarangganis.
Tarian maskot Jawa Barat ini selain sering manggung di Istana juga pernah magelaran menyambut tamu dari mancanegara dalam perayaan Ulang Tahun Konferensi Asia-Afrika ke-30 di Gedung Merdeka Bandung, yang ketika itu dihadiri Presiden Soeharto. (Asep GP)***
![Galih Pakuan Sukses Menggelar Tari Klasik Sunda di Tengah Hingar Bingarnya Kota Galih Pakuan Sukses Menggelar Tari Klasik Sunda di Tengah Hingar Bingarnya Kota](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhamBBdzS861dioVmazykD_bwTVQVi9Xxef-y0UrlEbbnKZbN3yNIlFviGB3eZCaOxRWOPx1uLFK9ewAd0ZhiUKJ3guN25yedO7LRmx2trtJB9C9N-gu1LJ6Flp-jTBMEmfYrTOXBXswSpHnuhZ6tUAiIaY0nHt_S8rWpISCZaGACwcxqxoOGxxEEsSSdd_/s16000/01%20Para%20personil%20Galih%20Pakuan,%20Sukses%20Menggelar%20Tari%20Klasik%20Sunda%20(Foto%20Asep%20GP).jpeg)
Galih Pakuan Sukses Menggelar Tari Klasik Sunda di Tengah Hingar Bingarnya Kota
Para personil Galih Pakuan, Sukses Menggelar Tari Klasik Sunda (Foto Asep GP) Ya .. lihat saja, para penonton pun membludak hingga banyak ya...
Thursday, June 20, 2024
![]() |
Para Penari dari Galih Pakuan ketika berlatih di GPK Naripan Bandung (Foto Asep GP) |
Ya, bagi yang ingin tahu atau ingin mengapresiasi Tari Klasik Sunda asli yang ditarikan langsung oleh para pakarnya, bisa datang menyaksikannya secara langsung dan gratis di Gedung Pusat Kebudayaan (GPK/YPK), Jalan Naripan No 7-9 Kota Bandung, Sabtu (22/6/2024) mulai Pk.19.00 - 21.00.
Kita akan saksikan bagaimana kabisa atau skill para penari istana taun 80-an seperti Indrawati Lukman, Irawati Durban, Yeti Mamat, Yusriani, Yuli Sunarya, Aim Salim, Yuli Sunarya, dsb, yang usianya 70-an tahun ke atas, dengan semangatnya yang membara mengenalkan kembali pusaka seni adiluhung warisan leluhur, agar seni tari klasik Sunda terus dijaga dan dilestarikan keberadaannya oleh generasi kiwari, teu tumpur kari catur (tidak musnah tinggal cerita). Akan ada 4 dari 5 genre Tari Klasik Sunda yang akan dipertunjukan seperti, Tari Keurseus/Kursus, Tayub, Tari Topeng, dan Tari Kreasi (minusTari Rakyat).
Para penari lainnya yaitu Indra Rahmat, Mamat Rahmat, Dedi Rosala, Sutisna, Yuli Mulyawan, Dida Margana, Nina, Weli, Irma, ISBI Baudung (Tari Badaya) dsb, termasuk para penari dari kaum milenial yang tergabung di Natya Dance Community sebagai regenerasinya menampilkan Narantika Rarangganis, ditambah Margo dari Calipornia Amerika Serikat murid Irawati Durban, serta para Nayaga dari alumni Karawitan ISBI Bandung dan Pka Dana-Kendang.
![]() |
Giat berlatih |
Dalam rangkaian pergelaran juga akan ada prosesi serah terima jabatan Ketua Galih Pakuan dari Yuli Sunarya (murid dan asisten inohong/tokoh) Tari Sunda R. Nugraha Soediredja, sekarang mengajar tari di Lises Unpad dan berhasil membuat payung hukum/legalitas Galih Pakuan) yang sudah selesai masa jabatannya, kepada Risyani, S.ST., M.Sen, (dosen ISBI), yang dengan tegas menyatakan pada wartawan akan lebih memajukan lagi Galih Pakuan, seperti melanjutkan diklat kepada generasi muda dan juga menggelar seminar-seminar.
Riwayat Galih Pakuan, sebagaimana yang dijelaskan Aim Salim, Irawati Durban, Yati Mamat, Yuli Sunarya dan Ahmad Zakaria, lahir ketika Aang Kunaefi jadi Gubernur Jawa Barat. Ketika itu Pak Aang (tahun 79) ingin punya tim kesenian Sunda yang khusus untuk menyambut para tamu Negara utamanya yang berkunjung ke Jawa Barat, termasuk ke Istana Bogor. Kemudian beliau memanggil Enoch Atmadibrata, tokoh tari yang juga menjabat Kepala Pembinaan Kebudayaan Jawa Barat. Seterusnya berembuk bersama para inohong seni-budaya Sunda lainnya, termasuk Nugraha Soediredja, dan seniman lainnya yang ahli pencak silat, dogdog lojor, angklung buncis, dsb, lalu semua kesenian itu dirangkum dibuat satu protokoler untuk menyambut tamu Negara dengan konsep kesenian bernama Tari PURAGABAYA berupa helaran/arak-arakan kesenian, seterusnya ketika dipergelarkan di panggung bernama Narantika Rarangganis.
![]() |
Para nonoman berlatih Narantika Rarangganis |
Ya dari sanalah lahirnya Galih Pakuan, tim kesenian andalan Jawa Barat yang diprakarsai Gubernur Aang Kunaefi. Kalau kebetulan ada tamu negara datang ke Jawa Barat atau ke Istana Bogor, pasti akan disambut para penari-penari cantik dan lemah gemulai dari Galih Pakuan.
Saatnya Pewarisan
Nah sekarang, kata Aim Salim (84) yang dari tahun 67 hingga sekarang masih mengajarkan tari (sekarang matuh di Gedung Kesenian Rumentangsiang, Jalan Baranangsiang Kota Bandung), para mantan penari istana yang kini sudah sepuh itu berkumpul kembali, silaturahmi, sakalian sertijab ketua dari Yuli Sunarya kepada Risyani serta mengenalkan kembali tari klasik yang sudah langka kepada generasi milenial.
![]() |
Muhammad Aim Salim, S. Sen (84) masih ngajar di Setialuyu Rumentangsiang |
“Diharapkan pergelaran ini membuka mata dan hati para generasi muda dan tertarik untuk mengenal, mempelajari dan melestarikan kesenian Sunda klasik, sebab jenis Tari Klasik Sunda memang jarang ditonton, kalah sama tari rakyat Bajidoran, Jaipongan. Nah seandainya Tari Klasik yang akan kami pergelarkan ini banyak yang nonton, ini suatu pencerahan buat generasi muda untuk mengenal tarian yang lebih sopan,“ demikian kata irawati Durban yang pernah jadi Dosen Tari selama 40 tahun (1968 - 2008) ketika ISBI Bandung masih bernama Kori, ASTI, dan STSI. Alumni Interior Seni Rupa ITB ’61 ini hingga kini masih ngajar tari di sanggar yang dirintisnya, Pusat Bina Tari di Museum Sribaduga Bandung.
![]() |
Yuli Sunarya, Ketua Galih Pakuan yang akan maren, masih ngajar di Lises Unpad |
Demikian juga harapan Yeti Mamat yang dari tahun 70-an hingga sekarang masih ngajar Tari Klasik dan Jaipongan di GGM (Gelanggang Generasi Muda, Jalan Merdeka Bandung). “Pergelaran ini hitung-hitung mencari bibit yang akan melestarikan Tari Klasik Sunda, semoga generasi muda, kaum milenial, bisa mengenal dan mencintai kesenian Sunda yang hampir punah ini,” katanya pasti.
Motivasi Galih Pakuan yang ingin melestarikan dan mewariskan Tari Klasik Sunda yang terancam punah patut didukung semua pihak. Sebab sanggar-sanggar seni sekarang lebih mengajarkan Jaipongan. Demikian juga di sekolah-sekolah, kurikulum tarinya sudah banyak dimodifikasi tari modern, sedangkan tari klasik yang merupakan aset Jawa Barat dianaktirikan. Nah oleh sebab itulah para penari kasepuhan yang mencintai tari klasik yang tergabung Galih Pakuan membuat pergelaran untuk mengenalkan warisan luhung leluhur itu kepada generasi muda. Diharapkan pergelaran ini banyak ditonton oleh para pemerhati tari klasik dan para nonomanan (generasi muda).
![]() |
Yeti Mamat (kiri) dan Irawati Durban (Kanan) masih aktif mengajar di sanggarnya |
“Para nonoman mungkin banyak yang kurang suka nontonTari Klasik asli ini, tapi ini sebuah tarekah para pakar untuk mengenalkannya pada mereka agar ke depannya para generasi muda mencintai dan mau melestarikan tari klasik ini,” kata Indrawati Lukman (80) yang kini masih ngajar tari di sanggarnya, Studio Tari Indra (STI) di Jalan Senam III No. 15 Arcamanik Bandung.
Penari yang sudah berkiprah 55 tahun ini juga berharap pemerintah mendukung niat baik seniman Sunda yang ingin menjadikan Bandung “Kota Budaya”, dan Indrawati pernah mengusulkan ke Pj Walikota Bandung agar Pendopo seberang Alun-alun Bandung diisi pergelaran tari.
![]() |
Indrawati Lukman, Pendopo harus diramaikan dengan pergelaran Tari Sunda |
“Kita kan punya Pendopo yang sekarang dibuka untuk umum Sabtu-Minggu, tapi sayangnya tidak ada apa-apa. Padahal bisa diramaikan dengan kesenian Sunda, tari-tarian Sunda, masyarakat pun akan mengenal tarian Sunda dan terhibur. Tentu saja para senimannya harus diberi tunjangan, tidak usah besar yang penting ada perhatian dari pemerintah, kalau seniman kan hidupnya dari mana lagi kalau bukan dari manggung .Alhamdulillah sudah ada respon dari Pak Bambang (Pj Walikota Bandung Bambang Tirtoyuliono), tinggal di follow up saja,” katanya pasti.
Murid saehu tari Sunda Raden Tjetje Somantri juga mengajak guru-guru kesenian SD-SMP-SMA mengadakan ekstrakurikuler kesenian Tari Klasik Sunda. Tidak apa-apa jaipongan juga asal jangan melupakan Tari Klasik Sunda yang sudah jadi ciri khas Parahyangan, dan tidak usah mengajarkan yang susah-susah, cukup satu tarian saja untuk mengenalkan kepada para siswa.
![]() |
Risyani (kanan) Ketua Galih Pakuan sekarang bersama Ahmad Zakaria (Wakil Ketua GP) siap mewariskan tari klasik Sunda |
Para seniman muda seperti Ahmad zakaria juga berharap pemerintah ikut medukung niat baik para seniman dalam melestarikan dan mengembangkan tari klasik Sunda. Demikian juga harapan Dida Margana dan Nyi Rd. Nina Lydia dari Natya Dance Community (NDC).
“Yang sepuhnya tetap semangat dan sehat agar bisa terus membimbing para generasi muda. Demikian juga para generasi milenial dengan adanya pergelaran ini bisa lebih mencintai kesenian daerah.Semoga kesenian Sunda, tari Sunda langgeng adanya,“ katanya.
Dalam pergelaran hari Sabtu tanggal 22 Juni 2024 akan diundang, tiap UKM (unit Kegiatan Mahasiswa) Seni Sunda yang ada di perguruan tinggi seperti Lises Unpad, Listra Unpar, Kabumi UPI, LSS ITB, ISBI, SMKI, dsb, termasuk Damas, Paguyuban Pasundan, Disbudpar kota Bandung, Disparbud Jabar, Alumni SMA 5, SMA 5, SMA Santa Angela, dan banyak lagi.
“Malah penyanyi senior Tetty Kadi juga akan hadir, juga Pak Endo akan mengundang publik seni dari Jakarta. Ya, harapan saya banyak yang menonton. Silakan saja datang, terbuka untuk semua orang dan pertunjukan tari klasik ini gratis, tapi kalau ada yang mau menyumbang donasi juga alhamdulillah, ditampi kalayan kabingahan,“ kata Nina yang kebetulan jadi penari dan panitia. Dia juga curhat pendanaan memang agak tersendat, semoga banyak donator yang mendukung, katanya. (Asep GP)***
Tatarjabar.com
June 20, 2024
CB Blogger
Indonesia![Para Maestro Tari Klasik Sunda Galih Pakuan Akan Magelaran 22 Juni 2024 Para Maestro Tari Klasik Sunda Galih Pakuan Akan Magelaran 22 Juni 2024](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh_GvgW4GFuZtmuTl1q6Ti0Fhu7qVHECNdg3f9q5Erpq_IZHNdjJYOShyphenhyphenaOXewyLetlkGR0Uzy7PVEfLKSMQQwuyrlz4wDwGbfsn3pV4Ahh2B5jKQnRHEasv9LsLMXmKuex-9jyIbLBjBepEUA8bq48qR-YXCUr3VpJsLYzzDBJEvsvpWcH40cP8xZQ3f6o/s16000/01%20Para%20Penari%20dari%20Galih%20Pakuwon%20ketika%20berlatih%20di%20GPK%20Naripan%20Bandung(Asep%20GP).jpeg)
Para Maestro Tari Klasik Sunda Galih Pakuan Akan Magelaran 22 Juni 2024
Para Penari dari Galih Pakuan ketika berlatih di GPK Naripan Bandung (Foto Asep GP) Ya, bagi yang ingin tahu atau ingin mengapresiasi Tar...
Subscribe to:
Posts
(
Atom
)