Home
» Pendidikan
» Universitas Widyatama Mendapat Kunjungan Balasan UiTM Perak Malaysia Dalam Program Mobilitas Internasional
Wednesday, June 25, 2025
![]() |
Segenap jajaran Dosen dan Mahasiswa UiTM Cawangan Perak Malaysia disambut hangat di Universitas Widyatama Bandung (Foto: Dok.UiTM) |
Program studi banding akademik antarbangsa ini berlangsung mulai tanggal 11- 13 Juni 2025 dan diikuti oleh dosen dan mahasiswa UTama (Universitas Widyatama) dan 16 peserta dari Universiti Teknologi Mara (UiTM) Cawangan Perak, Malaysia (terdiri dari 5 pensyarah/dosen dan 11 student / mahasiswa) dari prodi Arsitektur, Desain Grafis dan Media Digital.
Rombongan diterima langsung di Ruang Rapat Luar, Gedung A Lt.2 Kampus UTama Jl. Cikutra No. 204-A Bandung (11/6/2025). Hadir dalam kesempatan tersebut Roeshartono, S.T., MCEM., M.B.A (Ketua Pengurus Yayasan Widyatama), Marisa Astuti, S.ST., MM, Sektretaris Widyatama, Dr. R. Wedi Rusmawan Kusumah (Wakil Rektor 2 UTama), Dr. Didit Damur Rochman (wakil Rektor 3 UTama), Drs. H. Deden Maulana (Dekan Fakultas Desain Komunikasi Visual UTama), Mario Rinaldi S.ST, M.Sn Sekretaris Prodi Desain Grafis UTama, Dr. Soni Akhmad Nulhaqim, S.Sos., M.Si (Dekan FISIP UTama), dsb.
TS. Ahmad Sofiyuddin Mohd Shuib, sebagai Koordinator Fakulti & Pensyarah Kanan Seni Reka Grafik dan Media Digital UiTM Cawangan Perak Malaysia, mengatakan pada wartawan, Kegiatan ini merupakan kunjungan balasan dari program MoU antara kedua perguruan tinggi. Sebelumnya pihak UTama berkunjung ke UiTM Cawangan Perak Malaysia dan sekarang UiTM berkunjung ke UTama dalam program yang sama, sebagai dosen tamu, melakukan studi banding dan melaksanakan pengabdian kepada masyarakat di Kampung Adat Cireundeu Kota Cimahi yang terkenal dengan ketahanan pangannya, mengkonsumsi Rasi (Beras Singkong) dan masih mempertahankan adat leluluhurnya.
![]() |
Ahmad Sofiyuddin, Koordinator Fakulti Seni Reka Grafik dan Media Digital UiTM bersama Warek 3 Utama Didit Damur Rochman (Foto: Dok UiTM) |
Pengabdian pada Masyarakat di kampung Adat Cireundeu Cimahi ini, berupa pelatihan fotografi dari UiTM, sedangkan dari UTama pelatihan E-commerce (jual beli barang dan jasa lewat online), dan mitigasi bencana dari Fakultas Teknik. Program PKM ini diikuti Fakultas Desain Komunikasi Visual, Fakultras Teknik dan Fakultas Ekonomi dan Bisnis.
“Sesudah Widyatama lawatan ke Perak, jadi bulan ini pula kami timbal balas dengan 3 program yang sama,“ kata TS. Ahmad Sofiyuddin. Selanjutnya kata Sofi (demikian dia akrab disapa) selain melaksanakan tiga program tersebut ada lawatan ke Saung Angklung Udjo di Padasuka Bandung dan kegiatan ditutup dengan pergelaran budaya dari masing-masing universitas, dari Widyatama Tari Jaipong dan dari UiTM disajikan Tarian campuran Tari Melayu, Tari China dan Silat,.
Ditanya kenapa sering melakukan kerjasama dengan Widyatama, Sofi mengatakan ada hubungan kekeluargaan yang harmonis (chemistry family) antara UiTM dan UTama yang dijalin sejak 2017.
![]() |
Ahmad Famiarsa Mahasiswa UiTM (kanan) bersama Ahmad Rifai Mahasiswa UTama mendapat banyak manfaat dari studi banding antar bangsa ini (Foto: Asep GP) |
“Walau saat itu kami datang cuma lawatan belum ada perbincangan kerjasama riset, dsb. Baru 2022 ada kerjasama, kemudian 2023 ada program indeks yang dilakukan sekarang ini, dan 2025 ini kami datang untuk mengaktifkan program MOU bersama yang telah dirancangkan juga. Karena Widyatama ini alhamdulillah dari segi kesepahaman itu penting, yang mana masing-masing dua universitas paham kehendak dan keperluan masing-masing dan juga kami punya satu tujuan, satu kata yang sama yang bisa membuat satu kegiatan SC Gathering atau PKM ataupun riset, ada pesetujuan yang sama untuk dilakukan bersama,“ jelas Sofi
Sofi juga bercerita ketika bertemu Rektor Widyatama Prof. Dadang Suganda, ia menyampaikan harapannya, kerjasama ini akan berlanjut, akan diteruskan oleh generasi selanjutnya. “Saya sampaikan ke Rektor Pak Dadang kami datang ke sini bukan untuk keuntungan kami, tapi kami datang ke sini akan semai benih,“ katanya.
![]() |
Dari kanan: Mario Rinaldi, Marisa Astuti dan Ahmad Sofiyuddin, berharap kolaborasi terus berlanjut demi kemajuan bersama (Foto: Asep GP) |
Selain dengan UTama, kata Sofi pihaknya juga di Bandung mengadakan studi banding dengan Itenas dan Telkom University (Tel-U).
Sofi sebagai Ketua Program Grafis Desain UiTM mengaku punya ketertarikan dengan bahasa dan seni dan budaya termasuk bahasa yang ada di Bandung, juga kuliner/makanan serta desain-desain, logo produk lokal, logo brand begitu banyak terpampang hingga ke pelosok Bandung. Nah sesudah beberapa kali lawatan ke Bandung dan melihat semua itu, Sofi berpikir untuk membawa student/mahasiswanya ke Bandung.
“Karena saya banyak melihat itu, saya harus membawa student/mahasiswa ke Bandung ini. Tempo hari ke Ciwalk (kawasan perbelanjaan Jalan Cihampelas), banyak desain-desain di situ yang harus dicontoh. Jadi itulah kenapa kami sering ke Bandung, banyak inspirasi seni yang bisa kami bawa ke sana dari segi desain dan ideologi. Maksudnya desain-desain yang ada di kota Bandung ini mereka punya jiwa walaupun kecil tapi produknya nampak lebih grade (bernilai). Dan boleh dikatakan ada diantara logonya sedang pada tingkat antar bangsa dunia,“ pujinya.
![]() |
Para Pensyarah kedua universitas siap terus menjalin erat silaturahmi (Foto: Asep GP) |
Kuliner Bandung yang disukainya Nasi Goreng (Nasgor), Iga Bakar, Nasi Liwet dan Sambal. Kata Sofi banyak sekali makanan tradisional khas di Bandung yang tetap dipertahankan.
Tidak hanya itu yang membuat ia betah tinggal di Bandung, “Orangnya sopan, jadi kami kerasan dan banyak membantu serta melindungi kami. Ramah lah dan di Bandung saya jalan sendiri tak takut. Saya subuh pernah jalan hingga ke Taman Makam Pahlawan Cikutra. Saya banyak disapa dan Alhamdulillah ramah, aman.“
Sementara itu Mario Rinaldi S.ST, M.Sn-Sekretaris Prodi Desain Grafis UTama mengatakan banyak hal positif yang bisa diambil dari studi banding ini, pihak UTama bisa melihat bagaimana kualitas pengajaran yang dilakukan UiTM, cara mengajarnya, struktur organisasi, dsb, sehingga bisa jadi masukan berharga untuk perbaikan dan pengembangan UTama.
“Dari segi mengajar di sana (sharing lecture) kita bisa melihat bagaimana mahasiswanya bisa dengan mudah memahami berinteraksi dan kita juga bisa membandingkan mahasiswa Malaysia dan Widyatama seperti apa. Sehingga kita bisa tahu perkembangan mahasiswa, cara berpikir dan cara belajar mahasiswa seperti apa, apa ada perbedaan atau ada sesuatu yang bisa kita perbaiki bareng-bareng dengan UiTM,” kata Mario.
Untuk Join Research, Mario berharap bisa terus ada kolaborasi dengan UiTM karena ini penting untuk perkembangan keilmuan yang berefek langsung kepada masyarakat. Diantanranya join bagaimana kita bisa menggali kebudayaan dan memvisualkannya kembali dengan apapun kelimuan kita, contohnya desain. Jadi kita bisa memampaatkan kembali budaya-budaya kita yang mungkin sudah dilupakan anak muda sekarang. Itu bisa dicoba diangkat kembali sekaligus juga bisa mengangkat ekonomi rakyat dengan segala kemampuan di bidang masing-masing dalam hal ini melalui fotografi, desain, dsb.
Hal ini kata Mario selaras dengan ‘Kampus Berdampak’ yang digaungkan pemerintah dan ini bisa dilakukan dengan riset bersama UiTM. Karena di Malaysia pun ada permasalahan yang sama. Mario berharap dengan riset yang dilakukan kedua universitas antar bangsa ini bisa melahirkan metode-metode terbaru, hingga masyarakat bisa berkembang di era yang sekarang.
“Kolaboasi ini saya harap berjalan selama mungkin, tadi kata Pak Sofi, legacynya bakal terus berkelanjutan dan ada program yang kita laksanakan akan berdampak langsung baik bagi masyarakat Malaysia maupun kita, entah itu bidang pendidikan, ekonomi, rakyatnya langsung, dsb,“ pungkas Mario.
![]() |
Di Kampung Adat Cireundeu Cimahi (Dok. UiTM) |
Ahmad Famiarsa bin Akhmad Kamel Mahasiswa semester akhir Jurusan Desain dan Grafis UiTM pun, merasakan banyak manfaat dari sharing ilmu antar kedua univeritas antar bangsa ini.
“Manfaat perbedaan walau negara serumpun tapi budayanya beragam, cara belajarnya dan suasana di sini lain dengan Malaysia, di Malaysia fasilitasnya gak terlalu banyak tempat seperti ini, di Malaysia senyap, di sini rame penuh program, dsb,” katanya serius.
Ahmad Fami juga merasa betah di Bandung, suasananya enak dan banyak pusat jajanan dan perbelanjaan walau jalanannya macet. Dan ia berharap, “Dengan program ini Malaysia dan Indonesia makin kukuh, bahkan hasil dari sharing ilmu ini kita bisa saling memahami,“ katanya.
Demikian juga dengan Ahmad Rifai Mahasiswa Manajemen Fakultas Ekonomi UTama Angkatan 2023, berharap kedua Negara serumpun ini terus menjalin silaturahmi dengan baik dan terus sharing ilmu agar bisa memperbaiki segala kekurangan.
![]() |
Dok. UiTM |
“Pemaparan dari dosen-dosen Malaysia itu kan beda denga ilmu yang diajarkan dosen dari Indonesia. Jadi sharing-sharing ilmu seperti ini membuat kita sebagai mahasiswa lebih berkembang lagi pengetahuan dan pengalamannya, bahkan kita baru dua hari bersama mahasiswa Malaysia kita bisa melihat dan mendengar langsung bagaimana cara mereka berucap, berkata atau perilaku-perilakunya yang ternyata walau kita bertetanggga dekat, tapi budayanya sangat berbeda,“ kata Ahmad Rifai.
Tentu saja mobility program antara UTama dengan UiTM Cawangan Perak Malaysia ini disambut baik oleh pihak Widyatama. Marisa Astuti, S.ST., MM, Sekretaris Widyatama pun berharap, kegiatan ini bisa bermanfaat bagi kedua belah pihak dan berdampak bagi masyarakat.
Marisa berharap, “Bekerjasama dengan UITM Cawangan Perak ini bisa memberikan manfaat dan dampak yang signifikan pada masyarakat sehingga kelimuan yang kami miliki bisa membantu kinerja ataupun meningkatkan ekonomi di masyarakat,“ tandasnya. (Asep GP)***
Universitas Widyatama Mendapat Kunjungan Balasan UiTM Perak Malaysia Dalam Program Mobilitas Internasional
Posted by
Tatarjabar.com on Wednesday, June 25, 2025
![]() |
Segenap jajaran Dosen dan Mahasiswa UiTM Cawangan Perak Malaysia disambut hangat di Universitas Widyatama Bandung (Foto: Dok.UiTM) |
Program studi banding akademik antarbangsa ini berlangsung mulai tanggal 11- 13 Juni 2025 dan diikuti oleh dosen dan mahasiswa UTama (Universitas Widyatama) dan 16 peserta dari Universiti Teknologi Mara (UiTM) Cawangan Perak, Malaysia (terdiri dari 5 pensyarah/dosen dan 11 student / mahasiswa) dari prodi Arsitektur, Desain Grafis dan Media Digital.
Rombongan diterima langsung di Ruang Rapat Luar, Gedung A Lt.2 Kampus UTama Jl. Cikutra No. 204-A Bandung (11/6/2025). Hadir dalam kesempatan tersebut Roeshartono, S.T., MCEM., M.B.A (Ketua Pengurus Yayasan Widyatama), Marisa Astuti, S.ST., MM, Sektretaris Widyatama, Dr. R. Wedi Rusmawan Kusumah (Wakil Rektor 2 UTama), Dr. Didit Damur Rochman (wakil Rektor 3 UTama), Drs. H. Deden Maulana (Dekan Fakultas Desain Komunikasi Visual UTama), Mario Rinaldi S.ST, M.Sn Sekretaris Prodi Desain Grafis UTama, Dr. Soni Akhmad Nulhaqim, S.Sos., M.Si (Dekan FISIP UTama), dsb.
TS. Ahmad Sofiyuddin Mohd Shuib, sebagai Koordinator Fakulti & Pensyarah Kanan Seni Reka Grafik dan Media Digital UiTM Cawangan Perak Malaysia, mengatakan pada wartawan, Kegiatan ini merupakan kunjungan balasan dari program MoU antara kedua perguruan tinggi. Sebelumnya pihak UTama berkunjung ke UiTM Cawangan Perak Malaysia dan sekarang UiTM berkunjung ke UTama dalam program yang sama, sebagai dosen tamu, melakukan studi banding dan melaksanakan pengabdian kepada masyarakat di Kampung Adat Cireundeu Kota Cimahi yang terkenal dengan ketahanan pangannya, mengkonsumsi Rasi (Beras Singkong) dan masih mempertahankan adat leluluhurnya.
![]() |
Ahmad Sofiyuddin, Koordinator Fakulti Seni Reka Grafik dan Media Digital UiTM bersama Warek 3 Utama Didit Damur Rochman (Foto: Dok UiTM) |
Pengabdian pada Masyarakat di kampung Adat Cireundeu Cimahi ini, berupa pelatihan fotografi dari UiTM, sedangkan dari UTama pelatihan E-commerce (jual beli barang dan jasa lewat online), dan mitigasi bencana dari Fakultas Teknik. Program PKM ini diikuti Fakultas Desain Komunikasi Visual, Fakultras Teknik dan Fakultas Ekonomi dan Bisnis.
“Sesudah Widyatama lawatan ke Perak, jadi bulan ini pula kami timbal balas dengan 3 program yang sama,“ kata TS. Ahmad Sofiyuddin. Selanjutnya kata Sofi (demikian dia akrab disapa) selain melaksanakan tiga program tersebut ada lawatan ke Saung Angklung Udjo di Padasuka Bandung dan kegiatan ditutup dengan pergelaran budaya dari masing-masing universitas, dari Widyatama Tari Jaipong dan dari UiTM disajikan Tarian campuran Tari Melayu, Tari China dan Silat,.
Ditanya kenapa sering melakukan kerjasama dengan Widyatama, Sofi mengatakan ada hubungan kekeluargaan yang harmonis (chemistry family) antara UiTM dan UTama yang dijalin sejak 2017.
![]() |
Ahmad Famiarsa Mahasiswa UiTM (kanan) bersama Ahmad Rifai Mahasiswa UTama mendapat banyak manfaat dari studi banding antar bangsa ini (Foto: Asep GP) |
“Walau saat itu kami datang cuma lawatan belum ada perbincangan kerjasama riset, dsb. Baru 2022 ada kerjasama, kemudian 2023 ada program indeks yang dilakukan sekarang ini, dan 2025 ini kami datang untuk mengaktifkan program MOU bersama yang telah dirancangkan juga. Karena Widyatama ini alhamdulillah dari segi kesepahaman itu penting, yang mana masing-masing dua universitas paham kehendak dan keperluan masing-masing dan juga kami punya satu tujuan, satu kata yang sama yang bisa membuat satu kegiatan SC Gathering atau PKM ataupun riset, ada pesetujuan yang sama untuk dilakukan bersama,“ jelas Sofi
Sofi juga bercerita ketika bertemu Rektor Widyatama Prof. Dadang Suganda, ia menyampaikan harapannya, kerjasama ini akan berlanjut, akan diteruskan oleh generasi selanjutnya. “Saya sampaikan ke Rektor Pak Dadang kami datang ke sini bukan untuk keuntungan kami, tapi kami datang ke sini akan semai benih,“ katanya.
![]() |
Dari kanan: Mario Rinaldi, Marisa Astuti dan Ahmad Sofiyuddin, berharap kolaborasi terus berlanjut demi kemajuan bersama (Foto: Asep GP) |
Selain dengan UTama, kata Sofi pihaknya juga di Bandung mengadakan studi banding dengan Itenas dan Telkom University (Tel-U).
Sofi sebagai Ketua Program Grafis Desain UiTM mengaku punya ketertarikan dengan bahasa dan seni dan budaya termasuk bahasa yang ada di Bandung, juga kuliner/makanan serta desain-desain, logo produk lokal, logo brand begitu banyak terpampang hingga ke pelosok Bandung. Nah sesudah beberapa kali lawatan ke Bandung dan melihat semua itu, Sofi berpikir untuk membawa student/mahasiswanya ke Bandung.
“Karena saya banyak melihat itu, saya harus membawa student/mahasiswa ke Bandung ini. Tempo hari ke Ciwalk (kawasan perbelanjaan Jalan Cihampelas), banyak desain-desain di situ yang harus dicontoh. Jadi itulah kenapa kami sering ke Bandung, banyak inspirasi seni yang bisa kami bawa ke sana dari segi desain dan ideologi. Maksudnya desain-desain yang ada di kota Bandung ini mereka punya jiwa walaupun kecil tapi produknya nampak lebih grade (bernilai). Dan boleh dikatakan ada diantara logonya sedang pada tingkat antar bangsa dunia,“ pujinya.
![]() |
Para Pensyarah kedua universitas siap terus menjalin erat silaturahmi (Foto: Asep GP) |
Kuliner Bandung yang disukainya Nasi Goreng (Nasgor), Iga Bakar, Nasi Liwet dan Sambal. Kata Sofi banyak sekali makanan tradisional khas di Bandung yang tetap dipertahankan.
Tidak hanya itu yang membuat ia betah tinggal di Bandung, “Orangnya sopan, jadi kami kerasan dan banyak membantu serta melindungi kami. Ramah lah dan di Bandung saya jalan sendiri tak takut. Saya subuh pernah jalan hingga ke Taman Makam Pahlawan Cikutra. Saya banyak disapa dan Alhamdulillah ramah, aman.“
Sementara itu Mario Rinaldi S.ST, M.Sn-Sekretaris Prodi Desain Grafis UTama mengatakan banyak hal positif yang bisa diambil dari studi banding ini, pihak UTama bisa melihat bagaimana kualitas pengajaran yang dilakukan UiTM, cara mengajarnya, struktur organisasi, dsb, sehingga bisa jadi masukan berharga untuk perbaikan dan pengembangan UTama.
“Dari segi mengajar di sana (sharing lecture) kita bisa melihat bagaimana mahasiswanya bisa dengan mudah memahami berinteraksi dan kita juga bisa membandingkan mahasiswa Malaysia dan Widyatama seperti apa. Sehingga kita bisa tahu perkembangan mahasiswa, cara berpikir dan cara belajar mahasiswa seperti apa, apa ada perbedaan atau ada sesuatu yang bisa kita perbaiki bareng-bareng dengan UiTM,” kata Mario.
Untuk Join Research, Mario berharap bisa terus ada kolaborasi dengan UiTM karena ini penting untuk perkembangan keilmuan yang berefek langsung kepada masyarakat. Diantanranya join bagaimana kita bisa menggali kebudayaan dan memvisualkannya kembali dengan apapun kelimuan kita, contohnya desain. Jadi kita bisa memampaatkan kembali budaya-budaya kita yang mungkin sudah dilupakan anak muda sekarang. Itu bisa dicoba diangkat kembali sekaligus juga bisa mengangkat ekonomi rakyat dengan segala kemampuan di bidang masing-masing dalam hal ini melalui fotografi, desain, dsb.
Hal ini kata Mario selaras dengan ‘Kampus Berdampak’ yang digaungkan pemerintah dan ini bisa dilakukan dengan riset bersama UiTM. Karena di Malaysia pun ada permasalahan yang sama. Mario berharap dengan riset yang dilakukan kedua universitas antar bangsa ini bisa melahirkan metode-metode terbaru, hingga masyarakat bisa berkembang di era yang sekarang.
“Kolaboasi ini saya harap berjalan selama mungkin, tadi kata Pak Sofi, legacynya bakal terus berkelanjutan dan ada program yang kita laksanakan akan berdampak langsung baik bagi masyarakat Malaysia maupun kita, entah itu bidang pendidikan, ekonomi, rakyatnya langsung, dsb,“ pungkas Mario.
![]() |
Di Kampung Adat Cireundeu Cimahi (Dok. UiTM) |
Ahmad Famiarsa bin Akhmad Kamel Mahasiswa semester akhir Jurusan Desain dan Grafis UiTM pun, merasakan banyak manfaat dari sharing ilmu antar kedua univeritas antar bangsa ini.
“Manfaat perbedaan walau negara serumpun tapi budayanya beragam, cara belajarnya dan suasana di sini lain dengan Malaysia, di Malaysia fasilitasnya gak terlalu banyak tempat seperti ini, di Malaysia senyap, di sini rame penuh program, dsb,” katanya serius.
Ahmad Fami juga merasa betah di Bandung, suasananya enak dan banyak pusat jajanan dan perbelanjaan walau jalanannya macet. Dan ia berharap, “Dengan program ini Malaysia dan Indonesia makin kukuh, bahkan hasil dari sharing ilmu ini kita bisa saling memahami,“ katanya.
Demikian juga dengan Ahmad Rifai Mahasiswa Manajemen Fakultas Ekonomi UTama Angkatan 2023, berharap kedua Negara serumpun ini terus menjalin silaturahmi dengan baik dan terus sharing ilmu agar bisa memperbaiki segala kekurangan.
![]() |
Dok. UiTM |
“Pemaparan dari dosen-dosen Malaysia itu kan beda denga ilmu yang diajarkan dosen dari Indonesia. Jadi sharing-sharing ilmu seperti ini membuat kita sebagai mahasiswa lebih berkembang lagi pengetahuan dan pengalamannya, bahkan kita baru dua hari bersama mahasiswa Malaysia kita bisa melihat dan mendengar langsung bagaimana cara mereka berucap, berkata atau perilaku-perilakunya yang ternyata walau kita bertetanggga dekat, tapi budayanya sangat berbeda,“ kata Ahmad Rifai.
Tentu saja mobility program antara UTama dengan UiTM Cawangan Perak Malaysia ini disambut baik oleh pihak Widyatama. Marisa Astuti, S.ST., MM, Sekretaris Widyatama pun berharap, kegiatan ini bisa bermanfaat bagi kedua belah pihak dan berdampak bagi masyarakat.
Marisa berharap, “Bekerjasama dengan UITM Cawangan Perak ini bisa memberikan manfaat dan dampak yang signifikan pada masyarakat sehingga kelimuan yang kami miliki bisa membantu kinerja ataupun meningkatkan ekonomi di masyarakat,“ tandasnya. (Asep GP)***
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
No comments :
Post a Comment