Saturday, October 28, 2023
Hal itu dirasakan sendiri oleh Sugeng Pujiono. Orang Bandung kelahiran Surabaya 60 tahun yang lalu ini memiliki usaha produksi Kopi Luwak di kawasan Cikole Lembang, tepatnya di Jalan Nyalindung No. 9 Kampung Babakan Ds. Cikole Kec. Lembang – Kabubaten Bandung Barat - Jawa Barat.
Disana kita bisa menyaksikan seluruh proses bagaimana kopi luwak dihasilkan, dari mulai hewan luak/careuh/musang yang memakan buah kopi yang merah (matang) lalu diproses dalam perutnya dan dikeluarkan, dibersihkan, dikupas, dikeringkan, digiling, dihaluskan sampai diseduh disajikan.
Pelanggan atau pasar Kopi Luwak hasil produksinya pun tidak main-main, mayoritas dari luar negeri,(rasionya 70% luar negeri -30% dalam negeri). Luar negeri sudah ada 80 negara. “Ini dari kami buka tahun 2012 sampai sekarang alhamdulillah masih eksis. Dari jumlah luwak 200 ekor produksi kopinya hampir 400 kg/bulan, dan kopi luwak ini saya jual cukup mahal harganya 3,5 juta/kg hingga 4 juta perkilonya,“ kata Sugeng ketika ditemui wartawan di Critoe Coffee Coffee Shop miliknya di Jalan Gandapura 33 Bandung yang dipenuhi anak-anak muda kaum milenial.
“Pasar terbanyaknya dari Timur Tengah terutama Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Qatar, kalau Asia Jepang, China sama Korea Selatan. Sisanya Eropa Barat, Spanyol, Belanda, Inggris, Jerman itu pasar besar kami. Kebetulan ada 80 negara yang sudah minum kopi saya,“ katanya bangga.
Nah karena memiliki fasilitas selengkap itu, dari mulai cara produksinya sampai diseduh dan melayani pelanggan, akhirnya Sugeng taun 2018 membuat Pelatihan Barista di bawah bendera “Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Sugeng Sejahtera” di kawasan Cikole Lembang. Walaupun resmi lahirnya baru lima tahun yang lalu, tapi jauh sebelumnya Sugeng sudah membuat pelatihan-pelatihan.
“LKP Sugeng Sejahtera ini lahir karena ada Kopi Luwak Cikole. Jadi Pelatihan ini lahir karena ada pengalaman, kami ada pengalaman produksi kopi luwak, pengalamana barista, pengalaman melayani customer, nah dari situlah lahirlah pelatihan ini,” jelas Sugeng.
Target pesertanya merekrut anak-anak muda dhuafa yang tidak bekerja dan tidak sekolah, mereka ditampung dikasih pelatihan gratis selama seminggu. Setelah selesai pelatihan, mereka diberi alat, sarana prasarana untuk jualan. Benar-benar modal dengkul, tapi tentunya mereka semua diseleksi dulu.
Pengalaman Sugeng yang jatuh bangun hingga menjadi pengusaha sukses, seluruhnya dia tularkan pada mereka. Agar mereka tahu mindset (kerangka berpikir), bisa tahan banting, bisa berusaha dan kerja keras, serta bisa menangkap dan menciptakan peluang, termasuk bagaimana mengoperasionalkan usaha, mengatur keuangan, digital marketing, juga diajarkan baristanya, agar tahu tentang kopi dan karakter tiap jenis kopi, bagaimana bedanya antara kopi Arabika, Robusta, Liberika, Ekselsa, plus cara menyeduhnya dengan alat-alat barista baik secara manual atau pakai mesin.
Semua itu dilakukan Sugeng bersama LKP Sugeng Sejahteranya dari mulai tahun 2016 dan sudah menghasilkan 14 angkatan lulusan tenaga barista dan pada tahun 2023 ini pihaknya bekerjasama dengan Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek, mengadakan Program Kecakapan Wirausaha (PKW) dan sudah menghasilkan 3 angkatan dengan yang sedang berjalan sekarang ini.
“Kebetulan di pemerintah, kemendikbudristek punya program yang sama (PKW) dan akhirnya kita kolaborasi. Dulu juga mekanismenya sama usai pelatihan, para peserta dikasih alat-alat buat usahanya, hanya lama pelatihannya yang beda, kalau dulu hanya seminggu sekarang 52 hari,” terang Sugeng.
“Target pelatihan ini menciptakan pengusaha-pengusaha tanah air khususnya dari Jawa Barat. Merekrut kaum Gen Z (generasi setelah kaum milenial) usia 17-25 yang dhuafa, yang belum mampu secara ekonomi, kita ajak mereka untuk jadi orang yang lebih baik dari segi moral sikap dan juga sukses dalam kehidupannya, dalam hal ini menjadi pengusaha. Karena memang Negara itu akan maju kalau banyak anak-anak bangsa yang kreatif jadi pengusaha, ikut menaikan perekonomian bangsa,” kata Sugeng pasti.
Dokter Hewan Kesasar Jadi Pengusaha Sukses Kopi Luwak
Sebenarnya Sugeng Pujiono adalah dokter hewan. Lulusan Universitas Airlangga 1988 ini sebelumnya bekerja di PT. Sanbe Farma yang berkantor pusat di Bandung dengan jabatan terakhir General Manager (GM) (2008-2013). Tapi di tahun 2013 dia memutuskan undur diri karena ingin mengembangkan usaha sendiri. Dengan diawali riset tentang luwak, dia memulai usahanya di kawasan Cikole Lembang. Ternyata pilihannya tepat, sekarang usaha kopi luwaknya berkembang pesat, pemasarannya hingga ke 80 negara.
Tak puas dengan itu, Sugeng juga membuat rumah makan Sunda dan shop coffee di Jalan Gandapura 33 Bandung dan sukses diminati para wisatawan, umum, dan kaum milenial.
Tak hanya mengejar keuntungan semata, Sugeng juga mengadakan pelatihan-pelatihan gratis dengan nama lembaga LKP Sugeng Sejahtera, yang sengaja ia dirikan dengan niat membantu pemuda pemudi remaja yang secara ekonomi belum beruntung. Selain program mandiri LKP Sugeng Sejahtera pun bekerjasama dengan kemendikbudristek mengadakan PKW (Program Kecakapan Wirausaha).
“Jadi kami punya dua program, yaitu pelatihan gratis secara mandiri dengan dana CSR dari Kopi Luwak dan yang sekarang taun 2023 ini Program Kecakapan Wirausaha (PKW) yang lulusannya wajib jadi pengusaha karena kita bekali dengan alat-alat lengkap buat usaha seperti mesin alat barista lengkap yang dikasih secara cuma-Cuma. Program PKW di LKP Sugeng Sejahtera ini sebenarnya pertama berlangsung taun 2022 dan bulan Mei - Juni 2023 kemarin angkatan kedua di tahun 2023 dengan jumlah peserta 25 orang, serta angkatan ketiga (Oktober - November) ada 40 orang peserta,” papar Sugeng.
Dengan adanya program pemerintah (PKW) yang memberdayakan anak-anak muda di seluruh Indonesia, Sugeng pun ikut memanfaatkannya dengan memberdayakan putra-putra Jawa Barat lewat pelatihan-pelatihan yang dijalankan lembaganya di kawasan Cikole Lembang. Pelatihnya Ia sendiri dibantu para junior dan timnya para instruktur yang sudah punya sertifikat dan pengalaman.
Hasilnya Sugeng pun berhasil melahirkan murid-murid yang ahli di bidangnya, sudah ribuan yang jadi pengusaha mandiri dan tersebar di dalam dan luar negeri.
Karena selama di Kopi Luwak begitu gigih dan rajin mengajar anak-anak muda hingga sukses menjadi ahli dan bisa usaha mandiri, Sugeng dipercaya ikut mengawal pembuatan “Kurikulum Barista” di Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbudirstek taun 2020-2022, juga ditetapkan sebagai Pilot Model Kopi Luwak satu-satunya di Indonesia oleh kementerian pertanian (2015).
“Saya mulai coba usaha tahun 2011 terjun usahanya 2012 lalu saya mundur, baru tahun 2013 saya terjuni lagi. Nah di tahun 2014-2015 itulah alhamdulillah saya dipercaya ikut mengawal peraturan menteri pertanian tentang cara produksi kopi luwak yang benar. Dari cara produksi kopi luwak menggunakan hewan luwak yang animal welfare (hewannya sejahtera kebutuhan hidup alaminya terpenuhi), maka lahirlah Permentan No. 37 Tahun 2015 nah saya ada di situ selama 2 tahun itu,” kata Sugeng, yang usai itu dianugerahi Piagam Penghargaan sebagai Inovator Pengembangan Kopi Luwak di Indonesia oleh Menteri Koperasi dan UKM RI (2019).
Intinya, Pelatihan Barista ini bagi Sugeng adalah ibadah dalam rangka menciptakan sumber daya manusia generasi muda Indonesia yang lebih mandiri, berkarakter, berdaya saing dan bermanfaat buat dirinya, keluarga dan sesamanya.
Sugeng menegaskan ia ingin mengabdi pada masyarakat. Niat itu sudah tercetus sejak jaman kuliah dan menjadi Ketua Senat dan Alhamdulillah kesampaian juga di Bandung, Jawa Barat.
Di kampusnya Sugeng memang seorang aktivis, dia juga seorang mahasiswa mandiri, bisa cari duit sendiri, punya bimbingan tes bimbel (bimbingan belajar) untuk siswa SMA. Dari situlah Alumni Berprestasi Universitas Airlangga (10 November 2012) dan Alumni Berprestasi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga (10 Desember 2017) ini berpikir kelak harus bisa membantu orang-orang yang belum mampu seperti dirinya, tapi dengan cara memberi pancing bukan ikannya, melalui pemberdayaan. Dan semua itu bisa terwujudkan di Kota Bandung, bukan di tempat lain dan berhasil dengan sukses hingga usaha Kopi Luwaknya dikenal dan diminati 80 negara. Semua itu sebagai sumbangsih kepada Bandung dan Jawa Barat yang selama 30 tahun menjadi tempat hidup dan menghidupi keluarganya, sesuai motto hidupnya dimana bumi dipijak di situ langit dijunjung dan harus bermanfaat bagi lingkungan sekitarnya.
“Karena 30 tahun saya hidup di sini, saya dapat rejeki disini di Bandung, di Jawa Barat, saya kembalikan ke masyarakat Jabar yang membutuhkan, karena saya tidak bisa bagi-bagi uang, saya hanya bisa bagikan ilmu tenaga dan pikiran,“ pungkas suami Elisabeth SE, dan Ayahnya Felisia Puji Ambarwati SH, dan Mario Puji Satrianto ini sambil menyeruput Kopi Luwaknya, kelihatannya nikmat sekali. (Asep GP)***
Pelanggan atau pasar Kopi Luwak hasil produksinya pun tidak main-main, mayoritas dari luar negeri,(rasionya 70% luar negeri -30% dalam negeri). Luar negeri sudah ada 80 negara. “Ini dari kami buka tahun 2012 sampai sekarang alhamdulillah masih eksis. Dari jumlah luwak 200 ekor produksi kopinya hampir 400 kg/bulan, dan kopi luwak ini saya jual cukup mahal harganya 3,5 juta/kg hingga 4 juta perkilonya,“ kata Sugeng ketika ditemui wartawan di Critoe Coffee Coffee Shop miliknya di Jalan Gandapura 33 Bandung yang dipenuhi anak-anak muda kaum milenial.
Sugeng bersama karyawan hasil didikannya di coffee shop miliknya (dok. pribadi) |
“Pasar terbanyaknya dari Timur Tengah terutama Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Qatar, kalau Asia Jepang, China sama Korea Selatan. Sisanya Eropa Barat, Spanyol, Belanda, Inggris, Jerman itu pasar besar kami. Kebetulan ada 80 negara yang sudah minum kopi saya,“ katanya bangga.
Nah karena memiliki fasilitas selengkap itu, dari mulai cara produksinya sampai diseduh dan melayani pelanggan, akhirnya Sugeng taun 2018 membuat Pelatihan Barista di bawah bendera “Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Sugeng Sejahtera” di kawasan Cikole Lembang. Walaupun resmi lahirnya baru lima tahun yang lalu, tapi jauh sebelumnya Sugeng sudah membuat pelatihan-pelatihan.
“LKP Sugeng Sejahtera ini lahir karena ada Kopi Luwak Cikole. Jadi Pelatihan ini lahir karena ada pengalaman, kami ada pengalaman produksi kopi luwak, pengalamana barista, pengalaman melayani customer, nah dari situlah lahirlah pelatihan ini,” jelas Sugeng.
Target pesertanya merekrut anak-anak muda dhuafa yang tidak bekerja dan tidak sekolah, mereka ditampung dikasih pelatihan gratis selama seminggu. Setelah selesai pelatihan, mereka diberi alat, sarana prasarana untuk jualan. Benar-benar modal dengkul, tapi tentunya mereka semua diseleksi dulu.
Pengalaman Sugeng yang jatuh bangun hingga menjadi pengusaha sukses, seluruhnya dia tularkan pada mereka. Agar mereka tahu mindset (kerangka berpikir), bisa tahan banting, bisa berusaha dan kerja keras, serta bisa menangkap dan menciptakan peluang, termasuk bagaimana mengoperasionalkan usaha, mengatur keuangan, digital marketing, juga diajarkan baristanya, agar tahu tentang kopi dan karakter tiap jenis kopi, bagaimana bedanya antara kopi Arabika, Robusta, Liberika, Ekselsa, plus cara menyeduhnya dengan alat-alat barista baik secara manual atau pakai mesin.
Semua itu dilakukan Sugeng bersama LKP Sugeng Sejahteranya dari mulai tahun 2016 dan sudah menghasilkan 14 angkatan lulusan tenaga barista dan pada tahun 2023 ini pihaknya bekerjasama dengan Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek, mengadakan Program Kecakapan Wirausaha (PKW) dan sudah menghasilkan 3 angkatan dengan yang sedang berjalan sekarang ini.
Citroe Coffee Gandapura 33 tempat ngopi dan nongkrong kaum milenial (dok. pribadi) |
“Kebetulan di pemerintah, kemendikbudristek punya program yang sama (PKW) dan akhirnya kita kolaborasi. Dulu juga mekanismenya sama usai pelatihan, para peserta dikasih alat-alat buat usahanya, hanya lama pelatihannya yang beda, kalau dulu hanya seminggu sekarang 52 hari,” terang Sugeng.
“Target pelatihan ini menciptakan pengusaha-pengusaha tanah air khususnya dari Jawa Barat. Merekrut kaum Gen Z (generasi setelah kaum milenial) usia 17-25 yang dhuafa, yang belum mampu secara ekonomi, kita ajak mereka untuk jadi orang yang lebih baik dari segi moral sikap dan juga sukses dalam kehidupannya, dalam hal ini menjadi pengusaha. Karena memang Negara itu akan maju kalau banyak anak-anak bangsa yang kreatif jadi pengusaha, ikut menaikan perekonomian bangsa,” kata Sugeng pasti.
Dokter Hewan Kesasar Jadi Pengusaha Sukses Kopi Luwak
Sebenarnya Sugeng Pujiono adalah dokter hewan. Lulusan Universitas Airlangga 1988 ini sebelumnya bekerja di PT. Sanbe Farma yang berkantor pusat di Bandung dengan jabatan terakhir General Manager (GM) (2008-2013). Tapi di tahun 2013 dia memutuskan undur diri karena ingin mengembangkan usaha sendiri. Dengan diawali riset tentang luwak, dia memulai usahanya di kawasan Cikole Lembang. Ternyata pilihannya tepat, sekarang usaha kopi luwaknya berkembang pesat, pemasarannya hingga ke 80 negara.
Kegiatan Pelatihan Barista |
Tak puas dengan itu, Sugeng juga membuat rumah makan Sunda dan shop coffee di Jalan Gandapura 33 Bandung dan sukses diminati para wisatawan, umum, dan kaum milenial.
Tak hanya mengejar keuntungan semata, Sugeng juga mengadakan pelatihan-pelatihan gratis dengan nama lembaga LKP Sugeng Sejahtera, yang sengaja ia dirikan dengan niat membantu pemuda pemudi remaja yang secara ekonomi belum beruntung. Selain program mandiri LKP Sugeng Sejahtera pun bekerjasama dengan kemendikbudristek mengadakan PKW (Program Kecakapan Wirausaha).
“Jadi kami punya dua program, yaitu pelatihan gratis secara mandiri dengan dana CSR dari Kopi Luwak dan yang sekarang taun 2023 ini Program Kecakapan Wirausaha (PKW) yang lulusannya wajib jadi pengusaha karena kita bekali dengan alat-alat lengkap buat usaha seperti mesin alat barista lengkap yang dikasih secara cuma-Cuma. Program PKW di LKP Sugeng Sejahtera ini sebenarnya pertama berlangsung taun 2022 dan bulan Mei - Juni 2023 kemarin angkatan kedua di tahun 2023 dengan jumlah peserta 25 orang, serta angkatan ketiga (Oktober - November) ada 40 orang peserta,” papar Sugeng.
Kegiatan Pelatihan Barista |
Dengan adanya program pemerintah (PKW) yang memberdayakan anak-anak muda di seluruh Indonesia, Sugeng pun ikut memanfaatkannya dengan memberdayakan putra-putra Jawa Barat lewat pelatihan-pelatihan yang dijalankan lembaganya di kawasan Cikole Lembang. Pelatihnya Ia sendiri dibantu para junior dan timnya para instruktur yang sudah punya sertifikat dan pengalaman.
Hasilnya Sugeng pun berhasil melahirkan murid-murid yang ahli di bidangnya, sudah ribuan yang jadi pengusaha mandiri dan tersebar di dalam dan luar negeri.
Karena selama di Kopi Luwak begitu gigih dan rajin mengajar anak-anak muda hingga sukses menjadi ahli dan bisa usaha mandiri, Sugeng dipercaya ikut mengawal pembuatan “Kurikulum Barista” di Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbudirstek taun 2020-2022, juga ditetapkan sebagai Pilot Model Kopi Luwak satu-satunya di Indonesia oleh kementerian pertanian (2015).
Kegiatan Pelatihan Barista |
“Saya mulai coba usaha tahun 2011 terjun usahanya 2012 lalu saya mundur, baru tahun 2013 saya terjuni lagi. Nah di tahun 2014-2015 itulah alhamdulillah saya dipercaya ikut mengawal peraturan menteri pertanian tentang cara produksi kopi luwak yang benar. Dari cara produksi kopi luwak menggunakan hewan luwak yang animal welfare (hewannya sejahtera kebutuhan hidup alaminya terpenuhi), maka lahirlah Permentan No. 37 Tahun 2015 nah saya ada di situ selama 2 tahun itu,” kata Sugeng, yang usai itu dianugerahi Piagam Penghargaan sebagai Inovator Pengembangan Kopi Luwak di Indonesia oleh Menteri Koperasi dan UKM RI (2019).
Intinya, Pelatihan Barista ini bagi Sugeng adalah ibadah dalam rangka menciptakan sumber daya manusia generasi muda Indonesia yang lebih mandiri, berkarakter, berdaya saing dan bermanfaat buat dirinya, keluarga dan sesamanya.
Sugeng menegaskan ia ingin mengabdi pada masyarakat. Niat itu sudah tercetus sejak jaman kuliah dan menjadi Ketua Senat dan Alhamdulillah kesampaian juga di Bandung, Jawa Barat.
Kegiatan Pelatihan Barista |
Di kampusnya Sugeng memang seorang aktivis, dia juga seorang mahasiswa mandiri, bisa cari duit sendiri, punya bimbingan tes bimbel (bimbingan belajar) untuk siswa SMA. Dari situlah Alumni Berprestasi Universitas Airlangga (10 November 2012) dan Alumni Berprestasi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga (10 Desember 2017) ini berpikir kelak harus bisa membantu orang-orang yang belum mampu seperti dirinya, tapi dengan cara memberi pancing bukan ikannya, melalui pemberdayaan. Dan semua itu bisa terwujudkan di Kota Bandung, bukan di tempat lain dan berhasil dengan sukses hingga usaha Kopi Luwaknya dikenal dan diminati 80 negara. Semua itu sebagai sumbangsih kepada Bandung dan Jawa Barat yang selama 30 tahun menjadi tempat hidup dan menghidupi keluarganya, sesuai motto hidupnya dimana bumi dipijak di situ langit dijunjung dan harus bermanfaat bagi lingkungan sekitarnya.
“Karena 30 tahun saya hidup di sini, saya dapat rejeki disini di Bandung, di Jawa Barat, saya kembalikan ke masyarakat Jabar yang membutuhkan, karena saya tidak bisa bagi-bagi uang, saya hanya bisa bagikan ilmu tenaga dan pikiran,“ pungkas suami Elisabeth SE, dan Ayahnya Felisia Puji Ambarwati SH, dan Mario Puji Satrianto ini sambil menyeruput Kopi Luwaknya, kelihatannya nikmat sekali. (Asep GP)***
***
Profil Sugeng Pujiono
Referensi
Profil Sugeng Pujiono
- Lahir di Gresik, 20 – 11 – 1963
- Lulus dokter hewan FKH Universitas Airlangga Surabaya Tahun 1988
- Karir di PT Sanbe Farma (1988 – 2013)
- Jabatan terakhir sebagai General Manager PT Sanbe Farma (2008 – 2013)
Piagam :
Usaha :
Sertifikat dan Piagam
- Alumni berprestasi dari Universitas Airlangga (10 November 2012)
- Alumni berprestasi dari Fakultas Kedokteran hewan Unair (10 Desember 2017)
Usaha :
- Owner KOPI LUWAK CIKOLE, Lembang, Bandung Barat, Jawa Barat, 2012 -sekarang www.kopiluwakcikole.co.id
- Komisaris CV CRITOE KOPI INDONESIA (Critoe Coffee), Bandung. IG : critoe_ (2020 – sekarang).
- Ketua Umum YAYASAN SUGENG SEJAHTERA . www.yayasansugeng.com (2018 - sekarang).
- Direktur Lembaga Kursus Dan Pelatihan (LKP) Sugeng Sejahtera. www.yayasansugeng.com (2019 – sekarang).
- Ketua Umum Lembaga Sertifikasi Kompetensi (LSK) Barista Direktorat Vokasi Kemendikbud Ristek dan Teknologi RI (2021 - sekarang).
- Pemberi Materi/instruktur pada Makasiswa UMSIDA Sidoarjo dan Program Petani Milenial Provinsi Jawa Barat tentang Entrepeneurship.
- Sebagai DEWAN PAKAR pada pengurus Dewan Kopi Indonesia (DEKOPI) periode 2021 - 202.
Sertifikat dan Piagam
- Sertifikat Kompetensi Barista dari Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Kopi Indonesia, pada tanggal 12 Maret 2020
- Sertifikat Kompetensi Pengelola Kursus Dan Pelatihan dari Lembaga Serifikasi Kompetensi (LSK) Pengelola Kursus Dan Pelatihan, pada tanggal 30 September 2019
- Sertifikat Kompetensi Pengembangan Luwak dari Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Kopi Indonesia
- Piagam Penghargaan sebagai Inovator Pengembangan Kopi Luwak Di Indonesia oleh Menteri Koperasi Dan UKM RI pada tanggal 20 September 2019
Referensi
- Surat Keterangan sebagai sebagai Direktur sekaligus Instruktur Pelatihan Barista pada Lembaga Kursus Dan Pelatihan (LKP) Sugeng Sejahtera
- Surat Keterangan sebagai Komisaris sekaligus sebagai Instruktur Pelatihan Barista pada Critoe Coffee (Kafe) dan LKP Critoe Kopi Indonesia
- Surat Keterangan sebagai Direktur CV Kopi Luwak Cikole
- Surat Kerjasama dengan Fakultas Bisnis, Hukum, dan Ilmu Sosial Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, tentang aktivitas akademik berupa seminar, workshop, diskusi, dialog, magang, pengembangan kurikulum, dan lain-lain
- Surat Keterangan sebagai Nara Sumber Seleksi Pengembangan Produk Kreatif Tahap 1 s/d tahap 4 dari Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi (BBPPMPV) Pertanian Kemendikbud Riset Dan Teknologi
- Surat Keputusan Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset Dan Teknologii, Nomor 73/D/M/2021 tentang Pembentukan Lembaga Sertifikasi Kompetensi (LSK) Barista, serta Surat Keputusan sebagai Ketua LSK Barista
- Surat Keputusan Ketua Umum Dewan Kopi Indonesia (DEKOPI tentang pengurus periode 2021-2022.
Sugeng Pujiono, Dokter Hewan Kesasar Jadi Pengusaha Sukses Kopi Luwak
Posted by
Tatarjabar.com on Saturday, October 28, 2023
Hal itu dirasakan sendiri oleh Sugeng Pujiono. Orang Bandung kelahiran Surabaya 60 tahun yang lalu ini memiliki usaha produksi Kopi Luwak di kawasan Cikole Lembang, tepatnya di Jalan Nyalindung No. 9 Kampung Babakan Ds. Cikole Kec. Lembang – Kabubaten Bandung Barat - Jawa Barat.
Disana kita bisa menyaksikan seluruh proses bagaimana kopi luwak dihasilkan, dari mulai hewan luak/careuh/musang yang memakan buah kopi yang merah (matang) lalu diproses dalam perutnya dan dikeluarkan, dibersihkan, dikupas, dikeringkan, digiling, dihaluskan sampai diseduh disajikan.
Pelanggan atau pasar Kopi Luwak hasil produksinya pun tidak main-main, mayoritas dari luar negeri,(rasionya 70% luar negeri -30% dalam negeri). Luar negeri sudah ada 80 negara. “Ini dari kami buka tahun 2012 sampai sekarang alhamdulillah masih eksis. Dari jumlah luwak 200 ekor produksi kopinya hampir 400 kg/bulan, dan kopi luwak ini saya jual cukup mahal harganya 3,5 juta/kg hingga 4 juta perkilonya,“ kata Sugeng ketika ditemui wartawan di Critoe Coffee Coffee Shop miliknya di Jalan Gandapura 33 Bandung yang dipenuhi anak-anak muda kaum milenial.
“Pasar terbanyaknya dari Timur Tengah terutama Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Qatar, kalau Asia Jepang, China sama Korea Selatan. Sisanya Eropa Barat, Spanyol, Belanda, Inggris, Jerman itu pasar besar kami. Kebetulan ada 80 negara yang sudah minum kopi saya,“ katanya bangga.
Nah karena memiliki fasilitas selengkap itu, dari mulai cara produksinya sampai diseduh dan melayani pelanggan, akhirnya Sugeng taun 2018 membuat Pelatihan Barista di bawah bendera “Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Sugeng Sejahtera” di kawasan Cikole Lembang. Walaupun resmi lahirnya baru lima tahun yang lalu, tapi jauh sebelumnya Sugeng sudah membuat pelatihan-pelatihan.
“LKP Sugeng Sejahtera ini lahir karena ada Kopi Luwak Cikole. Jadi Pelatihan ini lahir karena ada pengalaman, kami ada pengalaman produksi kopi luwak, pengalamana barista, pengalaman melayani customer, nah dari situlah lahirlah pelatihan ini,” jelas Sugeng.
Target pesertanya merekrut anak-anak muda dhuafa yang tidak bekerja dan tidak sekolah, mereka ditampung dikasih pelatihan gratis selama seminggu. Setelah selesai pelatihan, mereka diberi alat, sarana prasarana untuk jualan. Benar-benar modal dengkul, tapi tentunya mereka semua diseleksi dulu.
Pengalaman Sugeng yang jatuh bangun hingga menjadi pengusaha sukses, seluruhnya dia tularkan pada mereka. Agar mereka tahu mindset (kerangka berpikir), bisa tahan banting, bisa berusaha dan kerja keras, serta bisa menangkap dan menciptakan peluang, termasuk bagaimana mengoperasionalkan usaha, mengatur keuangan, digital marketing, juga diajarkan baristanya, agar tahu tentang kopi dan karakter tiap jenis kopi, bagaimana bedanya antara kopi Arabika, Robusta, Liberika, Ekselsa, plus cara menyeduhnya dengan alat-alat barista baik secara manual atau pakai mesin.
Semua itu dilakukan Sugeng bersama LKP Sugeng Sejahteranya dari mulai tahun 2016 dan sudah menghasilkan 14 angkatan lulusan tenaga barista dan pada tahun 2023 ini pihaknya bekerjasama dengan Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek, mengadakan Program Kecakapan Wirausaha (PKW) dan sudah menghasilkan 3 angkatan dengan yang sedang berjalan sekarang ini.
“Kebetulan di pemerintah, kemendikbudristek punya program yang sama (PKW) dan akhirnya kita kolaborasi. Dulu juga mekanismenya sama usai pelatihan, para peserta dikasih alat-alat buat usahanya, hanya lama pelatihannya yang beda, kalau dulu hanya seminggu sekarang 52 hari,” terang Sugeng.
“Target pelatihan ini menciptakan pengusaha-pengusaha tanah air khususnya dari Jawa Barat. Merekrut kaum Gen Z (generasi setelah kaum milenial) usia 17-25 yang dhuafa, yang belum mampu secara ekonomi, kita ajak mereka untuk jadi orang yang lebih baik dari segi moral sikap dan juga sukses dalam kehidupannya, dalam hal ini menjadi pengusaha. Karena memang Negara itu akan maju kalau banyak anak-anak bangsa yang kreatif jadi pengusaha, ikut menaikan perekonomian bangsa,” kata Sugeng pasti.
Dokter Hewan Kesasar Jadi Pengusaha Sukses Kopi Luwak
Sebenarnya Sugeng Pujiono adalah dokter hewan. Lulusan Universitas Airlangga 1988 ini sebelumnya bekerja di PT. Sanbe Farma yang berkantor pusat di Bandung dengan jabatan terakhir General Manager (GM) (2008-2013). Tapi di tahun 2013 dia memutuskan undur diri karena ingin mengembangkan usaha sendiri. Dengan diawali riset tentang luwak, dia memulai usahanya di kawasan Cikole Lembang. Ternyata pilihannya tepat, sekarang usaha kopi luwaknya berkembang pesat, pemasarannya hingga ke 80 negara.
Tak puas dengan itu, Sugeng juga membuat rumah makan Sunda dan shop coffee di Jalan Gandapura 33 Bandung dan sukses diminati para wisatawan, umum, dan kaum milenial.
Tak hanya mengejar keuntungan semata, Sugeng juga mengadakan pelatihan-pelatihan gratis dengan nama lembaga LKP Sugeng Sejahtera, yang sengaja ia dirikan dengan niat membantu pemuda pemudi remaja yang secara ekonomi belum beruntung. Selain program mandiri LKP Sugeng Sejahtera pun bekerjasama dengan kemendikbudristek mengadakan PKW (Program Kecakapan Wirausaha).
“Jadi kami punya dua program, yaitu pelatihan gratis secara mandiri dengan dana CSR dari Kopi Luwak dan yang sekarang taun 2023 ini Program Kecakapan Wirausaha (PKW) yang lulusannya wajib jadi pengusaha karena kita bekali dengan alat-alat lengkap buat usaha seperti mesin alat barista lengkap yang dikasih secara cuma-Cuma. Program PKW di LKP Sugeng Sejahtera ini sebenarnya pertama berlangsung taun 2022 dan bulan Mei - Juni 2023 kemarin angkatan kedua di tahun 2023 dengan jumlah peserta 25 orang, serta angkatan ketiga (Oktober - November) ada 40 orang peserta,” papar Sugeng.
Dengan adanya program pemerintah (PKW) yang memberdayakan anak-anak muda di seluruh Indonesia, Sugeng pun ikut memanfaatkannya dengan memberdayakan putra-putra Jawa Barat lewat pelatihan-pelatihan yang dijalankan lembaganya di kawasan Cikole Lembang. Pelatihnya Ia sendiri dibantu para junior dan timnya para instruktur yang sudah punya sertifikat dan pengalaman.
Hasilnya Sugeng pun berhasil melahirkan murid-murid yang ahli di bidangnya, sudah ribuan yang jadi pengusaha mandiri dan tersebar di dalam dan luar negeri.
Karena selama di Kopi Luwak begitu gigih dan rajin mengajar anak-anak muda hingga sukses menjadi ahli dan bisa usaha mandiri, Sugeng dipercaya ikut mengawal pembuatan “Kurikulum Barista” di Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbudirstek taun 2020-2022, juga ditetapkan sebagai Pilot Model Kopi Luwak satu-satunya di Indonesia oleh kementerian pertanian (2015).
“Saya mulai coba usaha tahun 2011 terjun usahanya 2012 lalu saya mundur, baru tahun 2013 saya terjuni lagi. Nah di tahun 2014-2015 itulah alhamdulillah saya dipercaya ikut mengawal peraturan menteri pertanian tentang cara produksi kopi luwak yang benar. Dari cara produksi kopi luwak menggunakan hewan luwak yang animal welfare (hewannya sejahtera kebutuhan hidup alaminya terpenuhi), maka lahirlah Permentan No. 37 Tahun 2015 nah saya ada di situ selama 2 tahun itu,” kata Sugeng, yang usai itu dianugerahi Piagam Penghargaan sebagai Inovator Pengembangan Kopi Luwak di Indonesia oleh Menteri Koperasi dan UKM RI (2019).
Intinya, Pelatihan Barista ini bagi Sugeng adalah ibadah dalam rangka menciptakan sumber daya manusia generasi muda Indonesia yang lebih mandiri, berkarakter, berdaya saing dan bermanfaat buat dirinya, keluarga dan sesamanya.
Sugeng menegaskan ia ingin mengabdi pada masyarakat. Niat itu sudah tercetus sejak jaman kuliah dan menjadi Ketua Senat dan Alhamdulillah kesampaian juga di Bandung, Jawa Barat.
Di kampusnya Sugeng memang seorang aktivis, dia juga seorang mahasiswa mandiri, bisa cari duit sendiri, punya bimbingan tes bimbel (bimbingan belajar) untuk siswa SMA. Dari situlah Alumni Berprestasi Universitas Airlangga (10 November 2012) dan Alumni Berprestasi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga (10 Desember 2017) ini berpikir kelak harus bisa membantu orang-orang yang belum mampu seperti dirinya, tapi dengan cara memberi pancing bukan ikannya, melalui pemberdayaan. Dan semua itu bisa terwujudkan di Kota Bandung, bukan di tempat lain dan berhasil dengan sukses hingga usaha Kopi Luwaknya dikenal dan diminati 80 negara. Semua itu sebagai sumbangsih kepada Bandung dan Jawa Barat yang selama 30 tahun menjadi tempat hidup dan menghidupi keluarganya, sesuai motto hidupnya dimana bumi dipijak di situ langit dijunjung dan harus bermanfaat bagi lingkungan sekitarnya.
“Karena 30 tahun saya hidup di sini, saya dapat rejeki disini di Bandung, di Jawa Barat, saya kembalikan ke masyarakat Jabar yang membutuhkan, karena saya tidak bisa bagi-bagi uang, saya hanya bisa bagikan ilmu tenaga dan pikiran,“ pungkas suami Elisabeth SE, dan Ayahnya Felisia Puji Ambarwati SH, dan Mario Puji Satrianto ini sambil menyeruput Kopi Luwaknya, kelihatannya nikmat sekali. (Asep GP)***
Pelanggan atau pasar Kopi Luwak hasil produksinya pun tidak main-main, mayoritas dari luar negeri,(rasionya 70% luar negeri -30% dalam negeri). Luar negeri sudah ada 80 negara. “Ini dari kami buka tahun 2012 sampai sekarang alhamdulillah masih eksis. Dari jumlah luwak 200 ekor produksi kopinya hampir 400 kg/bulan, dan kopi luwak ini saya jual cukup mahal harganya 3,5 juta/kg hingga 4 juta perkilonya,“ kata Sugeng ketika ditemui wartawan di Critoe Coffee Coffee Shop miliknya di Jalan Gandapura 33 Bandung yang dipenuhi anak-anak muda kaum milenial.
Sugeng bersama karyawan hasil didikannya di coffee shop miliknya (dok. pribadi) |
“Pasar terbanyaknya dari Timur Tengah terutama Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Qatar, kalau Asia Jepang, China sama Korea Selatan. Sisanya Eropa Barat, Spanyol, Belanda, Inggris, Jerman itu pasar besar kami. Kebetulan ada 80 negara yang sudah minum kopi saya,“ katanya bangga.
Nah karena memiliki fasilitas selengkap itu, dari mulai cara produksinya sampai diseduh dan melayani pelanggan, akhirnya Sugeng taun 2018 membuat Pelatihan Barista di bawah bendera “Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Sugeng Sejahtera” di kawasan Cikole Lembang. Walaupun resmi lahirnya baru lima tahun yang lalu, tapi jauh sebelumnya Sugeng sudah membuat pelatihan-pelatihan.
“LKP Sugeng Sejahtera ini lahir karena ada Kopi Luwak Cikole. Jadi Pelatihan ini lahir karena ada pengalaman, kami ada pengalaman produksi kopi luwak, pengalamana barista, pengalaman melayani customer, nah dari situlah lahirlah pelatihan ini,” jelas Sugeng.
Target pesertanya merekrut anak-anak muda dhuafa yang tidak bekerja dan tidak sekolah, mereka ditampung dikasih pelatihan gratis selama seminggu. Setelah selesai pelatihan, mereka diberi alat, sarana prasarana untuk jualan. Benar-benar modal dengkul, tapi tentunya mereka semua diseleksi dulu.
Pengalaman Sugeng yang jatuh bangun hingga menjadi pengusaha sukses, seluruhnya dia tularkan pada mereka. Agar mereka tahu mindset (kerangka berpikir), bisa tahan banting, bisa berusaha dan kerja keras, serta bisa menangkap dan menciptakan peluang, termasuk bagaimana mengoperasionalkan usaha, mengatur keuangan, digital marketing, juga diajarkan baristanya, agar tahu tentang kopi dan karakter tiap jenis kopi, bagaimana bedanya antara kopi Arabika, Robusta, Liberika, Ekselsa, plus cara menyeduhnya dengan alat-alat barista baik secara manual atau pakai mesin.
Semua itu dilakukan Sugeng bersama LKP Sugeng Sejahteranya dari mulai tahun 2016 dan sudah menghasilkan 14 angkatan lulusan tenaga barista dan pada tahun 2023 ini pihaknya bekerjasama dengan Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek, mengadakan Program Kecakapan Wirausaha (PKW) dan sudah menghasilkan 3 angkatan dengan yang sedang berjalan sekarang ini.
Citroe Coffee Gandapura 33 tempat ngopi dan nongkrong kaum milenial (dok. pribadi) |
“Kebetulan di pemerintah, kemendikbudristek punya program yang sama (PKW) dan akhirnya kita kolaborasi. Dulu juga mekanismenya sama usai pelatihan, para peserta dikasih alat-alat buat usahanya, hanya lama pelatihannya yang beda, kalau dulu hanya seminggu sekarang 52 hari,” terang Sugeng.
“Target pelatihan ini menciptakan pengusaha-pengusaha tanah air khususnya dari Jawa Barat. Merekrut kaum Gen Z (generasi setelah kaum milenial) usia 17-25 yang dhuafa, yang belum mampu secara ekonomi, kita ajak mereka untuk jadi orang yang lebih baik dari segi moral sikap dan juga sukses dalam kehidupannya, dalam hal ini menjadi pengusaha. Karena memang Negara itu akan maju kalau banyak anak-anak bangsa yang kreatif jadi pengusaha, ikut menaikan perekonomian bangsa,” kata Sugeng pasti.
Dokter Hewan Kesasar Jadi Pengusaha Sukses Kopi Luwak
Sebenarnya Sugeng Pujiono adalah dokter hewan. Lulusan Universitas Airlangga 1988 ini sebelumnya bekerja di PT. Sanbe Farma yang berkantor pusat di Bandung dengan jabatan terakhir General Manager (GM) (2008-2013). Tapi di tahun 2013 dia memutuskan undur diri karena ingin mengembangkan usaha sendiri. Dengan diawali riset tentang luwak, dia memulai usahanya di kawasan Cikole Lembang. Ternyata pilihannya tepat, sekarang usaha kopi luwaknya berkembang pesat, pemasarannya hingga ke 80 negara.
Kegiatan Pelatihan Barista |
Tak puas dengan itu, Sugeng juga membuat rumah makan Sunda dan shop coffee di Jalan Gandapura 33 Bandung dan sukses diminati para wisatawan, umum, dan kaum milenial.
Tak hanya mengejar keuntungan semata, Sugeng juga mengadakan pelatihan-pelatihan gratis dengan nama lembaga LKP Sugeng Sejahtera, yang sengaja ia dirikan dengan niat membantu pemuda pemudi remaja yang secara ekonomi belum beruntung. Selain program mandiri LKP Sugeng Sejahtera pun bekerjasama dengan kemendikbudristek mengadakan PKW (Program Kecakapan Wirausaha).
“Jadi kami punya dua program, yaitu pelatihan gratis secara mandiri dengan dana CSR dari Kopi Luwak dan yang sekarang taun 2023 ini Program Kecakapan Wirausaha (PKW) yang lulusannya wajib jadi pengusaha karena kita bekali dengan alat-alat lengkap buat usaha seperti mesin alat barista lengkap yang dikasih secara cuma-Cuma. Program PKW di LKP Sugeng Sejahtera ini sebenarnya pertama berlangsung taun 2022 dan bulan Mei - Juni 2023 kemarin angkatan kedua di tahun 2023 dengan jumlah peserta 25 orang, serta angkatan ketiga (Oktober - November) ada 40 orang peserta,” papar Sugeng.
Kegiatan Pelatihan Barista |
Dengan adanya program pemerintah (PKW) yang memberdayakan anak-anak muda di seluruh Indonesia, Sugeng pun ikut memanfaatkannya dengan memberdayakan putra-putra Jawa Barat lewat pelatihan-pelatihan yang dijalankan lembaganya di kawasan Cikole Lembang. Pelatihnya Ia sendiri dibantu para junior dan timnya para instruktur yang sudah punya sertifikat dan pengalaman.
Hasilnya Sugeng pun berhasil melahirkan murid-murid yang ahli di bidangnya, sudah ribuan yang jadi pengusaha mandiri dan tersebar di dalam dan luar negeri.
Karena selama di Kopi Luwak begitu gigih dan rajin mengajar anak-anak muda hingga sukses menjadi ahli dan bisa usaha mandiri, Sugeng dipercaya ikut mengawal pembuatan “Kurikulum Barista” di Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbudirstek taun 2020-2022, juga ditetapkan sebagai Pilot Model Kopi Luwak satu-satunya di Indonesia oleh kementerian pertanian (2015).
Kegiatan Pelatihan Barista |
“Saya mulai coba usaha tahun 2011 terjun usahanya 2012 lalu saya mundur, baru tahun 2013 saya terjuni lagi. Nah di tahun 2014-2015 itulah alhamdulillah saya dipercaya ikut mengawal peraturan menteri pertanian tentang cara produksi kopi luwak yang benar. Dari cara produksi kopi luwak menggunakan hewan luwak yang animal welfare (hewannya sejahtera kebutuhan hidup alaminya terpenuhi), maka lahirlah Permentan No. 37 Tahun 2015 nah saya ada di situ selama 2 tahun itu,” kata Sugeng, yang usai itu dianugerahi Piagam Penghargaan sebagai Inovator Pengembangan Kopi Luwak di Indonesia oleh Menteri Koperasi dan UKM RI (2019).
Intinya, Pelatihan Barista ini bagi Sugeng adalah ibadah dalam rangka menciptakan sumber daya manusia generasi muda Indonesia yang lebih mandiri, berkarakter, berdaya saing dan bermanfaat buat dirinya, keluarga dan sesamanya.
Sugeng menegaskan ia ingin mengabdi pada masyarakat. Niat itu sudah tercetus sejak jaman kuliah dan menjadi Ketua Senat dan Alhamdulillah kesampaian juga di Bandung, Jawa Barat.
Kegiatan Pelatihan Barista |
Di kampusnya Sugeng memang seorang aktivis, dia juga seorang mahasiswa mandiri, bisa cari duit sendiri, punya bimbingan tes bimbel (bimbingan belajar) untuk siswa SMA. Dari situlah Alumni Berprestasi Universitas Airlangga (10 November 2012) dan Alumni Berprestasi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga (10 Desember 2017) ini berpikir kelak harus bisa membantu orang-orang yang belum mampu seperti dirinya, tapi dengan cara memberi pancing bukan ikannya, melalui pemberdayaan. Dan semua itu bisa terwujudkan di Kota Bandung, bukan di tempat lain dan berhasil dengan sukses hingga usaha Kopi Luwaknya dikenal dan diminati 80 negara. Semua itu sebagai sumbangsih kepada Bandung dan Jawa Barat yang selama 30 tahun menjadi tempat hidup dan menghidupi keluarganya, sesuai motto hidupnya dimana bumi dipijak di situ langit dijunjung dan harus bermanfaat bagi lingkungan sekitarnya.
“Karena 30 tahun saya hidup di sini, saya dapat rejeki disini di Bandung, di Jawa Barat, saya kembalikan ke masyarakat Jabar yang membutuhkan, karena saya tidak bisa bagi-bagi uang, saya hanya bisa bagikan ilmu tenaga dan pikiran,“ pungkas suami Elisabeth SE, dan Ayahnya Felisia Puji Ambarwati SH, dan Mario Puji Satrianto ini sambil menyeruput Kopi Luwaknya, kelihatannya nikmat sekali. (Asep GP)***
***
Profil Sugeng Pujiono
Referensi
Profil Sugeng Pujiono
- Lahir di Gresik, 20 – 11 – 1963
- Lulus dokter hewan FKH Universitas Airlangga Surabaya Tahun 1988
- Karir di PT Sanbe Farma (1988 – 2013)
- Jabatan terakhir sebagai General Manager PT Sanbe Farma (2008 – 2013)
Piagam :
Usaha :
Sertifikat dan Piagam
- Alumni berprestasi dari Universitas Airlangga (10 November 2012)
- Alumni berprestasi dari Fakultas Kedokteran hewan Unair (10 Desember 2017)
Usaha :
- Owner KOPI LUWAK CIKOLE, Lembang, Bandung Barat, Jawa Barat, 2012 -sekarang www.kopiluwakcikole.co.id
- Komisaris CV CRITOE KOPI INDONESIA (Critoe Coffee), Bandung. IG : critoe_ (2020 – sekarang).
- Ketua Umum YAYASAN SUGENG SEJAHTERA . www.yayasansugeng.com (2018 - sekarang).
- Direktur Lembaga Kursus Dan Pelatihan (LKP) Sugeng Sejahtera. www.yayasansugeng.com (2019 – sekarang).
- Ketua Umum Lembaga Sertifikasi Kompetensi (LSK) Barista Direktorat Vokasi Kemendikbud Ristek dan Teknologi RI (2021 - sekarang).
- Pemberi Materi/instruktur pada Makasiswa UMSIDA Sidoarjo dan Program Petani Milenial Provinsi Jawa Barat tentang Entrepeneurship.
- Sebagai DEWAN PAKAR pada pengurus Dewan Kopi Indonesia (DEKOPI) periode 2021 - 202.
Sertifikat dan Piagam
- Sertifikat Kompetensi Barista dari Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Kopi Indonesia, pada tanggal 12 Maret 2020
- Sertifikat Kompetensi Pengelola Kursus Dan Pelatihan dari Lembaga Serifikasi Kompetensi (LSK) Pengelola Kursus Dan Pelatihan, pada tanggal 30 September 2019
- Sertifikat Kompetensi Pengembangan Luwak dari Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Kopi Indonesia
- Piagam Penghargaan sebagai Inovator Pengembangan Kopi Luwak Di Indonesia oleh Menteri Koperasi Dan UKM RI pada tanggal 20 September 2019
Referensi
- Surat Keterangan sebagai sebagai Direktur sekaligus Instruktur Pelatihan Barista pada Lembaga Kursus Dan Pelatihan (LKP) Sugeng Sejahtera
- Surat Keterangan sebagai Komisaris sekaligus sebagai Instruktur Pelatihan Barista pada Critoe Coffee (Kafe) dan LKP Critoe Kopi Indonesia
- Surat Keterangan sebagai Direktur CV Kopi Luwak Cikole
- Surat Kerjasama dengan Fakultas Bisnis, Hukum, dan Ilmu Sosial Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, tentang aktivitas akademik berupa seminar, workshop, diskusi, dialog, magang, pengembangan kurikulum, dan lain-lain
- Surat Keterangan sebagai Nara Sumber Seleksi Pengembangan Produk Kreatif Tahap 1 s/d tahap 4 dari Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi (BBPPMPV) Pertanian Kemendikbud Riset Dan Teknologi
- Surat Keputusan Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset Dan Teknologii, Nomor 73/D/M/2021 tentang Pembentukan Lembaga Sertifikasi Kompetensi (LSK) Barista, serta Surat Keputusan sebagai Ketua LSK Barista
- Surat Keputusan Ketua Umum Dewan Kopi Indonesia (DEKOPI tentang pengurus periode 2021-2022.
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
No comments :
Post a Comment