Home
» Seni Budaya
» ISBI Bandung Kembali Lahirkan 295 Agen Pemajuan Kebudayaan Yang Siap Kembangkan Dan Lestarikan Seni-Budaya Sunda
Monday, October 14, 2024
![]() |
Sidang Terbuka Senat Akademik Pada Wisuda ISBI Bandung (Asep GP) |
Para lulusan dari berbagai program studi tersebut resmi dilantik oleh Rektor dan Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan ISBI Bandung, berdasarkan Keputusan Rektor Institut Seni Budaya Indonesia Bandung Nomor 3346/IT8/HK.02/2024 tentang Penetapan Wisudawan dan Wisudawati Periode Semester Gasal Program Diploma, Sarjana, Sarjana Terapan dan Pascasarjana Institut Seni Budaya Indonesia Bandung Tahun 2024.
Acara wisuda berlangsung di Gedung Kesenian Sunan Ambu, Jl. Buah Batu No. 212 Bandung, Sabtu (12/10/2024). Wisuda menjadi tanda pencapaian penting bagi para mahasiswa yang telah menyelesaikan pendidikan mereka dengan penuh dedikasi. Lulusan ISBI Bandung diharapkan mampu berperan aktif dalam mengembangkan dan melestarikan seni budaya Indonesia, serta membawa kreativitas mereka ke tingkat nasional dan internasional.
Tahun ini, ISBI Bandung meluluskan mahasiswa dari berbagai program studi, yakni: • 29 wisudawan dari Program Studi Seni Tari (S1) • 6 wisudawan dari Program Studi Tari Sunda (D4) • 50 wisudawan dari Program Studi Seni Karawitan (S1) • 35 wisudawan dari Program Studi Seni Teater (S1) • 15 wisudawan dari Program Studi Angklung dan Musik Bambu (D4) • 13 wisudawan dari Program Studi Seni Rupa Murni (S1) • 37 wisudawan dari Program Studi Tata Rias dan Busana (D4) • 5 wisudawan dari Program Studi Kriya Seni (D3) • 44 wisudawan dari Program Studi Antropologi Budaya (S1) • 43 wisudawan dari Program Studi Televisi dan Film (D4) • 18 wisudawan dari Program Studi Penciptaan dan Pengkajian Seni (S2).
![]() |
Rektor ISBI Bandung Bersama Wakil Rektor Supriatna (kiri) Dan Wakil Rektor Indra Ridwan, Siap Ngajomantarakeun ISBI Bandung (Asep GP) |
Dari segi prestasi akademik, banyak wisudawan yang berhasil meraih Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) dengan predikat "Pujian", yaitu sebanyak 225 orang (76,27%), sementara 70 orang (23,73%) lainnya berhasil meraih predikat "Sangat Memuaskan".
Di antara lulusan terbaik, 4 (empat) wisudawan meraih prestasi tertinggi berdasarkan fakultas asal mereka, yaitu: 1. Aulia Nur Afifah, Program Studi Antropologi Budaya, dengan IPK 3,95 (Fakultas Budaya dan Media) 2. Luqiani Octavia Pratiwi, Program Studi Tata Rias dan Busana, dengan IPK 3,94 (Fakultas Seni Rupa dan Desain) 3. Karima, Program Studi Seni Karawitan, dengan IPK 3,94 (Fakultas Seni Pertunjukan) 4. Jamaludin Al Gurhan, Program Studi Seni Karawitan, dengan IPK 3,94 (Fakultas Seni Pertunjukan). Sementara untuk Program Magister, Ilham Haruna dari Program Studi Penciptaan dan Pengkajian Seni meraih IPK tertinggi, yaitu 3,97.
![]() |
Budi Dalton Bersama Prof. Arthur, Selepas Diwisuda (Asep GP) |
Rektor ISBI Bandung Retno Dwimarwati yang saaat itu didampingi Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Sistem Informasi dan Kerja Sama Dr. Supriatna, S.Sn., M.Sn, juga Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, ISBI Bandung Indra Ridwan, S.Sos., M.Sn., M.A., Ph.D., berharap wisuda ISBI Bandung ini semakin hari semakin baik. Perputaran antara Mahasiswa yang diterima dan yang diwisuda seimbang. Kalau di Semester Gasal ini ada 295 mahasiswa diwisuda kalau dikali 2 kali gelombang wisuda sekitar 600. “Jadi kalau demikian wisuda kita itu bisa hampir 100% . Beda dengan zaman dulu mahasiswa diwisuda itu ada yang lulus 7 tahun atau beberapa tahun. Jadi kalau yang diterima 600 paling yang diwisuda sekitar 15-200. Jadi Alhamdulillah, sekarang sudah mulai kelihatan wisuda itu rata,“ katanya sumringah.
![]() |
Godi Suwarna Bersama Si Bungsu Welas Wulanari Yang Berbahagia, Usai Diwisuda (Dok. Pribadi) |
Lulusan sekarang juga nilai ujiannya hampir rata semua. Kata rektor mungkin karena standar SPMI (Sistem Penjaminan Mutu Internal) nya, dari pusat IPK 3,5 itu sudah dengan pujian. Kalau dulu jarang karena dengan pujian itu IPKnya harus 3,78. Jandi intinya ISBI sudah memenuhi standar-pujian.
“Harapan kita sekarang mahasiswa adalah jadi Agen Kebudayaan dan banyak hal terbuka untuk anak-anak ini, untuk mengembangkan kesenian-kebudayaan di daerahnya masing-masing. Seperti ada wisudawan dari Sulawesi, berarti dia juga punya beban untuk mengembangkan kebudayan-kebudayaan di wilayahnya,“ katanya.
Hal senada dikatakan Indra Ridwan, mahasiswa sekarang dituntut sebagai agen pemajuan kebudayaan, karena kita Negara Adibudaya dan kebudayaan kita banyak sekali tapi orang yang berkecimpung di dalamnya sangat terbatas. “Untuk itu perlu diisi oleh kita, terutama oleh ISBI dan saya yakin mereka mampu berdikari membawa nama bangsa ka Jomantara. Apalagi dibantu para wartawan,” kata Indra serius.
![]() |
Para Wisudawan ISBI Siap Jadi Agen Pemajuan Kebudayaan (Asep GP) |
Demikian juga Supriatna, merasa ikut bangga karena lulusan ISBI sekarang IPK nya meningkat banyak yang mendapat predikat cumlaude. Selain itu belum lulus pun mahasiswa ISBI sudah banyak yang dikontrak/diijon. “Itu salah satu bukti bahwa lulusan kita sudah diperhitungkan,“ katanya bangga. Supriatna juga menambahkan untuk promosi lulusan, harus banyak kerja sama dengan pihak luar negeri, agar tidak sekedar berkiprah di lokal dan nasional saja tapi juga di Internasional, membawa nama baik bangsa dan Negara, katanya.
Dalam wisuda kali ini wartawan pun bertemu 2 orang publik figur, Godi Suwarna (Sastrawan - Penyair Sunda, Alumni IKIP/UPI Bandung ) dan Budi Dalton (musisi – Wakil Dekan Fakultas Ilmu Seni dan Sastra Unpas).
![]() |
Siap Berkiprah Di Masyarakat (Asep GP) |
Budi Dalton adalah Sarjana Sastra Inggris STBA Yapari Bandung (Angkatan 91) lalu meneruskan di Magister Pengkajian Seni ISBI tahun 2022 dan lulus 2024, pas dua tahun. “Saya pilih ISBI karena saya punya jabatan di luar kampus ini (Wakil Dekan FISS Unpas) dan ISBI jadi salahsatu rekomendasi rektor saya juga, saya harus kuliah di ISBI. Selain itu ISBI tempat berkarya saya zaman dulu semasa Kang Harry Roesli (Alm), saya dengan almarhum dulu banyak bersentuhan dengan ISBI, jadi sekarang melanjutkan saja, karena sudah banyak teman juga,“ tuturnya.
Menurut Budi, ISBI itu gudang seniman dan budayawan yang karya-karyanya menjadi kajian studi. Dan ke depannya akan banyak sarjana-sarjana dari berbagai dsiplin ilmu lain yang mengambil magister ilmu seni di sini.
![]() |
Diarak Keliling Kampus (Asep GP) |
Sementara Godi Suwarna, saat itu sedang menghadiri Wisuda anak bungsunya Welas Wulanari dari Jurusan Tari. Kata Kang Godi, yang berkiprah di seni hanya putra bungsunya, sementara kakak-kakaknya (Denisha, Rengganis, Galia Matadewa) tidak. Welas Wulanari kata Godi sudah semenjak kecil dididik tari oleh ibunya Rachmayati Nilakusumah yang juga alumni Jurusan Tari ASTI/ISBI Bandung. Maka ketika lulus SMA pun si bungsu gak mau kuliah dimana-mana selain di ISBI Bandung. “Lebet ka ISBI tos kahoyongna da uningaeun kana kualitasna rupina, sareng pun anak ti bubudak ku indungna diajar ngibing/tari, da kaleresan pun bojo ge ti dieu, alumni jurusan tari, (Masuk ISBI Bandung sudah keinginannya sendiri, karena sudah tahu kualitasnya, dan anak saya dari kecil sudah diajarkan tari oleh ibunya, kebetulan istri saya juga alumni Jurusan Tari di sini),“ katanya.
Sastrawan Sunda yang nyentrik dan sudah melanglangbuana ini, sebelumnya dikabarkan sakit. Ternyata benar kata Kang Godi, dirinya sempat kesulitan bernafas karena menurut diagnosa dokter di rongga dadanya ada penggumpalan udara yang menghalangi paru-paru, sesudah dirawat sebulan di rumah sakit, Alhamdulillah Sastrawan Sunda kelahiran Tasik (1956) yang tinggal di Ciamis ini, jagjag waringkas deui. (Asep GP)***
Tatarjabar.com
October 14, 2024
CB Blogger
IndonesiaISBI Bandung Kembali Lahirkan 295 Agen Pemajuan Kebudayaan Yang Siap Kembangkan Dan Lestarikan Seni-Budaya Sunda
Posted by
Tatarjabar.com on Monday, October 14, 2024
![]() |
Sidang Terbuka Senat Akademik Pada Wisuda ISBI Bandung (Asep GP) |
Para lulusan dari berbagai program studi tersebut resmi dilantik oleh Rektor dan Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan ISBI Bandung, berdasarkan Keputusan Rektor Institut Seni Budaya Indonesia Bandung Nomor 3346/IT8/HK.02/2024 tentang Penetapan Wisudawan dan Wisudawati Periode Semester Gasal Program Diploma, Sarjana, Sarjana Terapan dan Pascasarjana Institut Seni Budaya Indonesia Bandung Tahun 2024.
Acara wisuda berlangsung di Gedung Kesenian Sunan Ambu, Jl. Buah Batu No. 212 Bandung, Sabtu (12/10/2024). Wisuda menjadi tanda pencapaian penting bagi para mahasiswa yang telah menyelesaikan pendidikan mereka dengan penuh dedikasi. Lulusan ISBI Bandung diharapkan mampu berperan aktif dalam mengembangkan dan melestarikan seni budaya Indonesia, serta membawa kreativitas mereka ke tingkat nasional dan internasional.
Tahun ini, ISBI Bandung meluluskan mahasiswa dari berbagai program studi, yakni: • 29 wisudawan dari Program Studi Seni Tari (S1) • 6 wisudawan dari Program Studi Tari Sunda (D4) • 50 wisudawan dari Program Studi Seni Karawitan (S1) • 35 wisudawan dari Program Studi Seni Teater (S1) • 15 wisudawan dari Program Studi Angklung dan Musik Bambu (D4) • 13 wisudawan dari Program Studi Seni Rupa Murni (S1) • 37 wisudawan dari Program Studi Tata Rias dan Busana (D4) • 5 wisudawan dari Program Studi Kriya Seni (D3) • 44 wisudawan dari Program Studi Antropologi Budaya (S1) • 43 wisudawan dari Program Studi Televisi dan Film (D4) • 18 wisudawan dari Program Studi Penciptaan dan Pengkajian Seni (S2).
![]() |
Rektor ISBI Bandung Bersama Wakil Rektor Supriatna (kiri) Dan Wakil Rektor Indra Ridwan, Siap Ngajomantarakeun ISBI Bandung (Asep GP) |
Dari segi prestasi akademik, banyak wisudawan yang berhasil meraih Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) dengan predikat "Pujian", yaitu sebanyak 225 orang (76,27%), sementara 70 orang (23,73%) lainnya berhasil meraih predikat "Sangat Memuaskan".
Di antara lulusan terbaik, 4 (empat) wisudawan meraih prestasi tertinggi berdasarkan fakultas asal mereka, yaitu: 1. Aulia Nur Afifah, Program Studi Antropologi Budaya, dengan IPK 3,95 (Fakultas Budaya dan Media) 2. Luqiani Octavia Pratiwi, Program Studi Tata Rias dan Busana, dengan IPK 3,94 (Fakultas Seni Rupa dan Desain) 3. Karima, Program Studi Seni Karawitan, dengan IPK 3,94 (Fakultas Seni Pertunjukan) 4. Jamaludin Al Gurhan, Program Studi Seni Karawitan, dengan IPK 3,94 (Fakultas Seni Pertunjukan). Sementara untuk Program Magister, Ilham Haruna dari Program Studi Penciptaan dan Pengkajian Seni meraih IPK tertinggi, yaitu 3,97.
![]() |
Budi Dalton Bersama Prof. Arthur, Selepas Diwisuda (Asep GP) |
Rektor ISBI Bandung Retno Dwimarwati yang saaat itu didampingi Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Sistem Informasi dan Kerja Sama Dr. Supriatna, S.Sn., M.Sn, juga Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, ISBI Bandung Indra Ridwan, S.Sos., M.Sn., M.A., Ph.D., berharap wisuda ISBI Bandung ini semakin hari semakin baik. Perputaran antara Mahasiswa yang diterima dan yang diwisuda seimbang. Kalau di Semester Gasal ini ada 295 mahasiswa diwisuda kalau dikali 2 kali gelombang wisuda sekitar 600. “Jadi kalau demikian wisuda kita itu bisa hampir 100% . Beda dengan zaman dulu mahasiswa diwisuda itu ada yang lulus 7 tahun atau beberapa tahun. Jadi kalau yang diterima 600 paling yang diwisuda sekitar 15-200. Jadi Alhamdulillah, sekarang sudah mulai kelihatan wisuda itu rata,“ katanya sumringah.
![]() |
Godi Suwarna Bersama Si Bungsu Welas Wulanari Yang Berbahagia, Usai Diwisuda (Dok. Pribadi) |
Lulusan sekarang juga nilai ujiannya hampir rata semua. Kata rektor mungkin karena standar SPMI (Sistem Penjaminan Mutu Internal) nya, dari pusat IPK 3,5 itu sudah dengan pujian. Kalau dulu jarang karena dengan pujian itu IPKnya harus 3,78. Jandi intinya ISBI sudah memenuhi standar-pujian.
“Harapan kita sekarang mahasiswa adalah jadi Agen Kebudayaan dan banyak hal terbuka untuk anak-anak ini, untuk mengembangkan kesenian-kebudayaan di daerahnya masing-masing. Seperti ada wisudawan dari Sulawesi, berarti dia juga punya beban untuk mengembangkan kebudayan-kebudayaan di wilayahnya,“ katanya.
Hal senada dikatakan Indra Ridwan, mahasiswa sekarang dituntut sebagai agen pemajuan kebudayaan, karena kita Negara Adibudaya dan kebudayaan kita banyak sekali tapi orang yang berkecimpung di dalamnya sangat terbatas. “Untuk itu perlu diisi oleh kita, terutama oleh ISBI dan saya yakin mereka mampu berdikari membawa nama bangsa ka Jomantara. Apalagi dibantu para wartawan,” kata Indra serius.
![]() |
Para Wisudawan ISBI Siap Jadi Agen Pemajuan Kebudayaan (Asep GP) |
Demikian juga Supriatna, merasa ikut bangga karena lulusan ISBI sekarang IPK nya meningkat banyak yang mendapat predikat cumlaude. Selain itu belum lulus pun mahasiswa ISBI sudah banyak yang dikontrak/diijon. “Itu salah satu bukti bahwa lulusan kita sudah diperhitungkan,“ katanya bangga. Supriatna juga menambahkan untuk promosi lulusan, harus banyak kerja sama dengan pihak luar negeri, agar tidak sekedar berkiprah di lokal dan nasional saja tapi juga di Internasional, membawa nama baik bangsa dan Negara, katanya.
Dalam wisuda kali ini wartawan pun bertemu 2 orang publik figur, Godi Suwarna (Sastrawan - Penyair Sunda, Alumni IKIP/UPI Bandung ) dan Budi Dalton (musisi – Wakil Dekan Fakultas Ilmu Seni dan Sastra Unpas).
![]() |
Siap Berkiprah Di Masyarakat (Asep GP) |
Budi Dalton adalah Sarjana Sastra Inggris STBA Yapari Bandung (Angkatan 91) lalu meneruskan di Magister Pengkajian Seni ISBI tahun 2022 dan lulus 2024, pas dua tahun. “Saya pilih ISBI karena saya punya jabatan di luar kampus ini (Wakil Dekan FISS Unpas) dan ISBI jadi salahsatu rekomendasi rektor saya juga, saya harus kuliah di ISBI. Selain itu ISBI tempat berkarya saya zaman dulu semasa Kang Harry Roesli (Alm), saya dengan almarhum dulu banyak bersentuhan dengan ISBI, jadi sekarang melanjutkan saja, karena sudah banyak teman juga,“ tuturnya.
Menurut Budi, ISBI itu gudang seniman dan budayawan yang karya-karyanya menjadi kajian studi. Dan ke depannya akan banyak sarjana-sarjana dari berbagai dsiplin ilmu lain yang mengambil magister ilmu seni di sini.
![]() |
Diarak Keliling Kampus (Asep GP) |
Sementara Godi Suwarna, saat itu sedang menghadiri Wisuda anak bungsunya Welas Wulanari dari Jurusan Tari. Kata Kang Godi, yang berkiprah di seni hanya putra bungsunya, sementara kakak-kakaknya (Denisha, Rengganis, Galia Matadewa) tidak. Welas Wulanari kata Godi sudah semenjak kecil dididik tari oleh ibunya Rachmayati Nilakusumah yang juga alumni Jurusan Tari ASTI/ISBI Bandung. Maka ketika lulus SMA pun si bungsu gak mau kuliah dimana-mana selain di ISBI Bandung. “Lebet ka ISBI tos kahoyongna da uningaeun kana kualitasna rupina, sareng pun anak ti bubudak ku indungna diajar ngibing/tari, da kaleresan pun bojo ge ti dieu, alumni jurusan tari, (Masuk ISBI Bandung sudah keinginannya sendiri, karena sudah tahu kualitasnya, dan anak saya dari kecil sudah diajarkan tari oleh ibunya, kebetulan istri saya juga alumni Jurusan Tari di sini),“ katanya.
Sastrawan Sunda yang nyentrik dan sudah melanglangbuana ini, sebelumnya dikabarkan sakit. Ternyata benar kata Kang Godi, dirinya sempat kesulitan bernafas karena menurut diagnosa dokter di rongga dadanya ada penggumpalan udara yang menghalangi paru-paru, sesudah dirawat sebulan di rumah sakit, Alhamdulillah Sastrawan Sunda kelahiran Tasik (1956) yang tinggal di Ciamis ini, jagjag waringkas deui. (Asep GP)***
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
No comments :
Post a Comment