Home
» Pendidikan
» ISBI Bandung Akan Buka Prodi Pencak Silat dan Dukung Academy of Arts Delegation Indonesia to Unesco France
Friday, May 23, 2025
![]() |
Sekda Jabar Herman Suryatman (Tengah - Pakai Kemeja Putih) Bersama Tim Pengajuan Prodi Seni Pencak Silat ISBI dan Academy of Arts Delegasi Indonesia di Unesco Prancis (Asep GP) |
Hal itu mengemuka, ketika Tim pengajuan Prodi Seni Pencak Silat ISBI Bandung dan usulan Academy of Arts yang dimediasi Yoyon Darsono mengadakan pertemuan dengan Sekda Jabar, Herman Suryatman, di rumah Dinas Sekda Jabar Jl. Aria Jipang No. 2 Kota Bandung, Rabu (21/5/2025).
Hadir dalam kesempatan tersebut, Rektor ISBI Bandung Retno Dwi Marwati didampingi Een Herdiani, Alit Didin Suhana, Yoyon Darsono, Deni Poniman, Deden Samsudin, Dadan Setiadi, dan lainnya.
Sekda Jabar, Herman Suryatman sangat menyambut baik, mengapresiasi dan mendukung terhadap gagasan yang disampaikan Rektor ISBI Bandung dan Alit Didin Suhana. “Hal ini akan memperkuat usaha pelestarian dan pengembangan serta pemanfaatan kebudayaan bagi masyarakat,“ kata Pak Sekda.
![]() |
Sekda Jabar (Baju Putih) Bersama Rektor ISBI dan Pak Alit (Peci Hitam) dan Yoyon Darsono (Iket Hitam) Tengah Ngaguar Seni Budaya Sunda (Foto Asep GP) |
Rektor ISBI Bandung, Retno Dwimarwati sangat berterima kasih kepada Pak Sekda atas perhatian dan dukungannya yang sangat luar biasa. “ Kami akan segera menyiapkan segala sesuatunya demi mewujudkan Prodi Seni Pencak Silat di ISBI Bandung. Nantinya Prodi Seni Pencak Silat akan masuk di Jurusan Seni Tari Fakultas Seni Pertunjukan. Pencak Silat harus dimasukan ke ranah akademik menjadi pendidikan formal biar bisa terus diwariskan kepada para mahasiswa secara terus menerus. Hal ini sangat penting sebagai embrio untuk melancarkan jalannya permohonan usulan pendirian Academy of arts di Prancis, sebagaimana yang dikemukakan oleh Pak Alit,” tutur Rektor.
Sebagaimana kita tahu, Alit Didin Suhana adalah mantan staf UNESCO Prancis yang berperan dalam menggolkan Pencak Silat Goes to UNESCO sampai ditetapkanya Pencak Silat sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) dari Indonesia oleh UNESCO, pada tanggal 12 Desember 2019 di Bogota Colombia.
Hal senada juga dikatakan Guru Besar Tari ISBI Bandung Prof. Een Herdiani, adanya pencak silat dimasukan ke pendidikan formal merupakan suatu kebutuhan. Apalagi pencak silat sudah mendapat pengakuan Unesco. Oleh karenanya kata Een, jangan sampai oleh Unesco dinyatakan sebagai warisan dunia tapi kita yang punyanya hare-hare (masa bodoh).
![]() |
Ngawangkong Ngadu Bako Ngaguar Budaya Sunda Sambil Ngopi Bersama Pak Sekda Jabar (Foto Asep GP) |
“Apalagi kita punya perguruan tinggi seni dan Budaya di Jawa Barat yang bisa menjadi wadah, karena aliran pencak silat di Jawa Barat banyak sekali. Nah untuk bisa menyatukan dan mewadahinya perlu suatu wadah dan disini ISBI Bandung bisa mewadahi semua aliran pencak silat yang ada di Jabar, agar terlestarikan dan diajarkan ke generasi penerus secara terstruktur. Kami sangat berterima kasih kepada Pak Sekda atas support nya,” kata Een yang mantan Rektor ISBI.
Pak Alit sebagai pencetus ide Academy of Arts di Paris Prancis tentu saja merasa bahagia dan optimis karena sekda Jabar sangat mendukung sekali rencana usulan Academy of Arts delegasi Indonesia di Unesco Prancis.
Alit yang sudah puluhan tahun tinggal di Paris mengaku dalam hal ini mengandalkan Kang Yoyon dan timnya untuk memediasi dengan berbagai pihak baik dengan pemerintah daerah Provinsi Jabar, maupun dengan pihak Kementerian Kebudayaan RI, termasuk dengan ISBI Bandung. “Semoga Academy of Arts delegasi Indonesia di Prancis akan segera terwujud,“ harapnya.
Tim Akan Segera Bertemu Menteri Kebudayaan di Jakarta
Ide gagasan mendirikan Academy Of Arts Delegation Indonesia To UNESCO France, kata Yoyon, adalah pemikiran Alit Didin Suhana (Alit) yang disampaikan kepada Yoyon Darsono beberapa tahun lalu melalui telepon langsung dari Paris. Alit meminta bantuan Yoyon untuk menyusun tim kecil yang sekiranya bisa menindak lanjuti gagasan ini dan menyampaikannya ke pihak pemerintah daerah Jawa Barat dan Kementerian Kebudayaan RI.
![]() |
Ketua Tim Yoyon Darsono Bersama Pak Sekda Jabar, Herman Suryatman (Foto Asep GP) |
Sebelumnya, Yoyon juga sempat berkomunikasi dengan Rektor ISBI Retno Dwimarwati, untuk bisa bertemu dengan Alit dan tim. Ketika Alit datang ke Indonesia Alit bersama tim diundang langsung dalam pertemuan di ISBI (3 Mei 2025). Rektor ISBI sangat mendukung gagasan Academy Of Arts di Prancis. Sejalan dengan hal itu ISBI Bandung juga tengah menyiapkan Program Studi (prodi) Seni Pencak Silat yang akan segera di buka. “Tentu saja hal ini akan sangat saling mendukung,“ papar Yoyon.
Terkait rencana pembukaan Prodi Seni Pencak Silat di ISBI Bandung. “Saya pikir ini adalah merupakan kewajiban Institusi Perguruan Tinggi yang punya tanggung jawab sebagai salah satu benteng pelestarian dan pengembangan seni budaya bangsa secara akademis. Padepokan atau perguruan, club, dan para praktisi pencak silat sangat menyambut baik dengan akan diadakannya Prodi Pencak Silat. Mereka yang sudah masuk paguron atau padepokan apa pun namanya apabila ingin lebih mendalami tentang Persilatan bisa melanjutkan kuliah di Prodi Pencak Silat Fakultas Seni Pertunjukan ISBI Bandung. Tentunya alumni dari Prodi Pencak Silat ini nantinya akan sangat dibutuhkan baik oleh masyarakat umum maupun oleh masyarakat dalam dunia pendidikan sebagai tenaga pengajar baik menjadi guru maupun dosen,“ terang Yoyon.
![]() |
Alit Didin Suhana, Berharap Academy of Arts Delegasi Indonesia di Unesco Segera Terwujud (Foto Asep GP) |
Untuk audiensi pertemuan dengan Kementerian Kebudayaan, kata Yoyon pihaknya sudah mengirimkan surat kepada Menteri Kebudayaan di Jakarta tertanggal 1 Mei 2025.
Yoyon sangat berterima kasih kepada Pak Sekda yang sudah menerima timnya dan memberikan masukan, arahan serta dukungan yang sangat luar biasa untuk dapat difasilitasi dalam menyiapkan segala sesuatunya.
“Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Prof. Dr. Aman Wirakarta Kusumah dan Prof. Dr. Fauzi Soelaiman yang keduanya mantan Dubes UNESCO Paris, yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahannya,“ demikian pungkas Seniman Sunda dan Dosen ISBI Bandung yang sudah ngalanglang ke 5 benua mengenalkan musik tradisional Sunda. Yoyon yang bisa memainkan berbagai alat musik tradisional Sunda ini, dikenal sebagai konseptor musik Kolaborasi KRAKATAU BAND ETHNO pimpinan Dwiki Dharmawan. (Asep GP)***
Tatarjabar.com
May 23, 2025
CB Blogger
IndonesiaISBI Bandung Akan Buka Prodi Pencak Silat dan Dukung Academy of Arts Delegation Indonesia to Unesco France
Posted by
Tatarjabar.com on Friday, May 23, 2025
![]() |
Sekda Jabar Herman Suryatman (Tengah - Pakai Kemeja Putih) Bersama Tim Pengajuan Prodi Seni Pencak Silat ISBI dan Academy of Arts Delegasi Indonesia di Unesco Prancis (Asep GP) |
Hal itu mengemuka, ketika Tim pengajuan Prodi Seni Pencak Silat ISBI Bandung dan usulan Academy of Arts yang dimediasi Yoyon Darsono mengadakan pertemuan dengan Sekda Jabar, Herman Suryatman, di rumah Dinas Sekda Jabar Jl. Aria Jipang No. 2 Kota Bandung, Rabu (21/5/2025).
Hadir dalam kesempatan tersebut, Rektor ISBI Bandung Retno Dwi Marwati didampingi Een Herdiani, Alit Didin Suhana, Yoyon Darsono, Deni Poniman, Deden Samsudin, Dadan Setiadi, dan lainnya.
Sekda Jabar, Herman Suryatman sangat menyambut baik, mengapresiasi dan mendukung terhadap gagasan yang disampaikan Rektor ISBI Bandung dan Alit Didin Suhana. “Hal ini akan memperkuat usaha pelestarian dan pengembangan serta pemanfaatan kebudayaan bagi masyarakat,“ kata Pak Sekda.
![]() |
Sekda Jabar (Baju Putih) Bersama Rektor ISBI dan Pak Alit (Peci Hitam) dan Yoyon Darsono (Iket Hitam) Tengah Ngaguar Seni Budaya Sunda (Foto Asep GP) |
Rektor ISBI Bandung, Retno Dwimarwati sangat berterima kasih kepada Pak Sekda atas perhatian dan dukungannya yang sangat luar biasa. “ Kami akan segera menyiapkan segala sesuatunya demi mewujudkan Prodi Seni Pencak Silat di ISBI Bandung. Nantinya Prodi Seni Pencak Silat akan masuk di Jurusan Seni Tari Fakultas Seni Pertunjukan. Pencak Silat harus dimasukan ke ranah akademik menjadi pendidikan formal biar bisa terus diwariskan kepada para mahasiswa secara terus menerus. Hal ini sangat penting sebagai embrio untuk melancarkan jalannya permohonan usulan pendirian Academy of arts di Prancis, sebagaimana yang dikemukakan oleh Pak Alit,” tutur Rektor.
Sebagaimana kita tahu, Alit Didin Suhana adalah mantan staf UNESCO Prancis yang berperan dalam menggolkan Pencak Silat Goes to UNESCO sampai ditetapkanya Pencak Silat sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) dari Indonesia oleh UNESCO, pada tanggal 12 Desember 2019 di Bogota Colombia.
Hal senada juga dikatakan Guru Besar Tari ISBI Bandung Prof. Een Herdiani, adanya pencak silat dimasukan ke pendidikan formal merupakan suatu kebutuhan. Apalagi pencak silat sudah mendapat pengakuan Unesco. Oleh karenanya kata Een, jangan sampai oleh Unesco dinyatakan sebagai warisan dunia tapi kita yang punyanya hare-hare (masa bodoh).
![]() |
Ngawangkong Ngadu Bako Ngaguar Budaya Sunda Sambil Ngopi Bersama Pak Sekda Jabar (Foto Asep GP) |
“Apalagi kita punya perguruan tinggi seni dan Budaya di Jawa Barat yang bisa menjadi wadah, karena aliran pencak silat di Jawa Barat banyak sekali. Nah untuk bisa menyatukan dan mewadahinya perlu suatu wadah dan disini ISBI Bandung bisa mewadahi semua aliran pencak silat yang ada di Jabar, agar terlestarikan dan diajarkan ke generasi penerus secara terstruktur. Kami sangat berterima kasih kepada Pak Sekda atas support nya,” kata Een yang mantan Rektor ISBI.
Pak Alit sebagai pencetus ide Academy of Arts di Paris Prancis tentu saja merasa bahagia dan optimis karena sekda Jabar sangat mendukung sekali rencana usulan Academy of Arts delegasi Indonesia di Unesco Prancis.
Alit yang sudah puluhan tahun tinggal di Paris mengaku dalam hal ini mengandalkan Kang Yoyon dan timnya untuk memediasi dengan berbagai pihak baik dengan pemerintah daerah Provinsi Jabar, maupun dengan pihak Kementerian Kebudayaan RI, termasuk dengan ISBI Bandung. “Semoga Academy of Arts delegasi Indonesia di Prancis akan segera terwujud,“ harapnya.
Tim Akan Segera Bertemu Menteri Kebudayaan di Jakarta
Ide gagasan mendirikan Academy Of Arts Delegation Indonesia To UNESCO France, kata Yoyon, adalah pemikiran Alit Didin Suhana (Alit) yang disampaikan kepada Yoyon Darsono beberapa tahun lalu melalui telepon langsung dari Paris. Alit meminta bantuan Yoyon untuk menyusun tim kecil yang sekiranya bisa menindak lanjuti gagasan ini dan menyampaikannya ke pihak pemerintah daerah Jawa Barat dan Kementerian Kebudayaan RI.
![]() |
Ketua Tim Yoyon Darsono Bersama Pak Sekda Jabar, Herman Suryatman (Foto Asep GP) |
Sebelumnya, Yoyon juga sempat berkomunikasi dengan Rektor ISBI Retno Dwimarwati, untuk bisa bertemu dengan Alit dan tim. Ketika Alit datang ke Indonesia Alit bersama tim diundang langsung dalam pertemuan di ISBI (3 Mei 2025). Rektor ISBI sangat mendukung gagasan Academy Of Arts di Prancis. Sejalan dengan hal itu ISBI Bandung juga tengah menyiapkan Program Studi (prodi) Seni Pencak Silat yang akan segera di buka. “Tentu saja hal ini akan sangat saling mendukung,“ papar Yoyon.
Terkait rencana pembukaan Prodi Seni Pencak Silat di ISBI Bandung. “Saya pikir ini adalah merupakan kewajiban Institusi Perguruan Tinggi yang punya tanggung jawab sebagai salah satu benteng pelestarian dan pengembangan seni budaya bangsa secara akademis. Padepokan atau perguruan, club, dan para praktisi pencak silat sangat menyambut baik dengan akan diadakannya Prodi Pencak Silat. Mereka yang sudah masuk paguron atau padepokan apa pun namanya apabila ingin lebih mendalami tentang Persilatan bisa melanjutkan kuliah di Prodi Pencak Silat Fakultas Seni Pertunjukan ISBI Bandung. Tentunya alumni dari Prodi Pencak Silat ini nantinya akan sangat dibutuhkan baik oleh masyarakat umum maupun oleh masyarakat dalam dunia pendidikan sebagai tenaga pengajar baik menjadi guru maupun dosen,“ terang Yoyon.
![]() |
Alit Didin Suhana, Berharap Academy of Arts Delegasi Indonesia di Unesco Segera Terwujud (Foto Asep GP) |
Untuk audiensi pertemuan dengan Kementerian Kebudayaan, kata Yoyon pihaknya sudah mengirimkan surat kepada Menteri Kebudayaan di Jakarta tertanggal 1 Mei 2025.
Yoyon sangat berterima kasih kepada Pak Sekda yang sudah menerima timnya dan memberikan masukan, arahan serta dukungan yang sangat luar biasa untuk dapat difasilitasi dalam menyiapkan segala sesuatunya.
“Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Prof. Dr. Aman Wirakarta Kusumah dan Prof. Dr. Fauzi Soelaiman yang keduanya mantan Dubes UNESCO Paris, yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahannya,“ demikian pungkas Seniman Sunda dan Dosen ISBI Bandung yang sudah ngalanglang ke 5 benua mengenalkan musik tradisional Sunda. Yoyon yang bisa memainkan berbagai alat musik tradisional Sunda ini, dikenal sebagai konseptor musik Kolaborasi KRAKATAU BAND ETHNO pimpinan Dwiki Dharmawan. (Asep GP)***
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
No comments :
Post a Comment