Home
» Seni Budaya
» Dengan Segala Keterbatasan ISBI Bandung Di Usianya Yang ke-56 Tetap Konsisten Jadi Agen Pemajuan Kebudayaan
Thursday, October 10, 2024
![]() |
Rektor ISBI Retno Dwimarwati, Menunggang Singa Depok (Foto Asep GP) |
Kebudayaan menjadi sangat penting untuk diriksa, dijaga, dipiara karena kebudayaan adalah ciciren (ciri, marwah) suatu bangsa, hilang budaya - hilang juga bangsanya.
Dan bangsa Indonesia sangat kaya akan budaya. Kita boleh tertinggal dalam bidang teknologi, ekonomi, sosial, politik dibandingkan Negara lain, tapi soal budaya, 1.340 suku bangsa yang ada di Nusantara menyimpan kekayaan budaya yang tak terhingga, yang kalau mau bisa dikelola menjadi sumber devisa yang sangat tinggi nilainya terutama di sektor pendidikan dan pariwisata. Termasuk di dalamnya suku bangsa Sunda yang merupakan etnis terbesar kedua di Indonesia. Budayanya pun terkenal sangat kaya dan beragam.
Sayangnya di Sunda tak ada sentral budaya, tak ada keraton seperti di Jawa, Balai Banjar seperti di Bali, Nini Mamak seperti di Sumatera Barat. Mungkin yang diharapkan bisa menjadi penjaga hirup-huripna budaya Sunda selain Kampung Adat, adalah Kampus/Perguruan tinggi.
Dan di Bandung ada Istitut Seni Budaya Indonesia (ISBI), perguruan tinggi seni budaya yang tetap komitmen untuk terus memajukan kebudayaan Indonesia terutama seni dan budaya Sunda, sekaligus berperan aktif dalam menjaga dan mengembangkan kekayaan seni dan budaya nusantara.
Walau dengan segala keterbatasan, segala daya upaya dan usaha terus dikerahkan untuk menguatkan ISBI Bandung sebagai Agen Pemajuan Kebudayaan. Termasuk yang dilakukan Rektor Retno Dwimarwati yang sudah dua tahun memimpin ISBI, terus melakukan pendekatan-pendekatan pada seluruh stakeholder kebudayaan termasuk di dalamnya pemerintah, bussinesman, komunitas, akademisi dan media. Sebuah cara untuk mendekatkan akademisi pada ekosistem kebudayaannya. Kolaborasi dan sinergitas dibutuhkan untuk menguatkan ISBI Bandung sebagai agen pemajuan kebudayaan. Program-program didekatkan pada masyarakat seni budaya, baik secara institusional maupun per prodi dan per individu, dosen dan mahasiswa.
![]() |
Bersama Jajarannya Walau Dengan Keterbatasan Siap Ngajomantarakeun ISBI (Foto Asep GP) |
Program berorientasi pada 10 Objek Pemajuan Kebudayaan (OPK) dan situs/cagar budaya. Kekuatan ISBI Bandung dapat menjadikan semua objek menjadi bagian dalam pengkajian, pemeliharaan, pengembangan, pemanfaatan dan pembinaan. ISBI Bandung dapat menguatkan Pemajuan kebudayaan dengan penggalian OPK, mengembangkan dan pemanfaatannya dalam bentuk naskah akademik untuk diusulkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB). Banyak yang dapat kita lakukan secara bersama karena diharapkan akademisi/Perguruan Tinggi tidak lagi menjadi “menara gading” tapi menjadi “menara air” yang memberikan kebermanfaatan pada masyarakat dan lingkungannya.
Kinerja ISBI Bandung dalam satu tahun terakhir telah mendapatkan Surat Keputusan Organisasi dan Tata Kelola (OTK) ISBI Bandung. Tindaklanjut dari ini ISBI sedang menyiapkan renstra dan statuta baru. Dalam pembuatan statuta baru ternyata ditemukan bahwa jika menilik usia ISBI Bandung ke 56, maka dalam sidang senat tanggal 16 Mei 2024 berdasarkan pada pertimbangan sejarah dan pencapaian institusi dari KORI sampai dengan ISBI sekarang ini. Kelahiran ISBI ditetapkan pada pendirian Konservatori Tari tanggal 1 April 1968 sesuai lampiran SK Walikota Bandung (Djukardi) tertanggal 31 Maret 1968. Sedangkan 6 Oktober 2014 yang dilaksanakan seperti sekarang adalah saat penandatanganan prasasti ISBI oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono 10 tahun yang lalu.
![]() |
Memotong Tumpeng Sebagai Ucapan Rasa Syukur (Asep GP) |
Program Revitalisasi Perguruan Tinggi Negeri (PRPTN) mengharuskan ISBI Bandung yang Satker mempersiapkan diri menjadi BLU. Hibah dari Program (PRPTN) sebesar 20 M, dimanfaatkan semaksimal mungkin karena lebih dari 12 tahun lembaga tidak mendapatkan belanja modal. Anggaran sebesar 85% dibelikan untuk sarana prasarana perkuliahan, smart class room, dan kelengkapan gedung Sunan Ambu. Kendala yang terjadi di lapangan adalah banyaknya barang yang harus izin impor sehingga kita berupaya semaksimal mungkin untuk melakukan negosiasi pemenuhan kebutuhan sesuai standar kelayakan.
“Selain itu kami dapat membeli 2 perangkat gamelan untuk prodi Tari Sunda dan Prodi angklung musik Bambu. Saat ini kita memiliki Gamelan Kyai Basundara (Bumi/tanah) hasil rekonstruksi oleh Dr Lili Suparli, Mustika Iman M. Sn. dan Edi Mulyana, M. Sn dari konsep laras gamelan Ki Pembayun yang legendaris karya R. Mahjar Angga Koesoemadinata. Satu hal yang mengharukan karena gamelan aslinya telah raib 50 tahun yang lalu semasa hidup R. Mahjar. Ini menjadi gamelan Ki Pembayun satu-satunya berdasar konsep laras yang tertuang dalam buku Seni Raras dan Pangawikan Rinenggaswara,” demikian dikatakan Rektor ISBI Bandung Dr.Retno Dimarwati, S.Sen., M,Hum, dalam pidato sambutannya pada Dies Natalis ISBI Bandung yang ke-56 yang berlangsung di GK. Sunan Ambu, Jl. Buah Batu No. 212 Bandung (5/10/2024), yang kali ini bertajuk “Teknologi, dan Transformasi Seni Budaya: Menguatkan Peran ISBI Bandung Sebagai Agen Pemajuan Kebudayaan".
Membuka Prodi/Jurusan Baru Di Tengah Keterbatasan Lahan
Animo masyarakat terhadap perguruan tingg seni negeri satu-satunya di Jawa Barat ini tiap tahun kian meningkat, ISBI jelas perlu membuka jurusan/prodi baru di tiap fakultas. Tapi sayang kapasitas lahan dan ruang kuliah di Kampus ISBI Jalan Buah Batu sangat terbatas, sehingga tidak bisa dilayani. Walau demikian pihak ISBI tetap berupaya dengan mendekati beberapa pihak, namun hasilnya belum terakomodir. Secara umum IKU ISBI Bandung melampui target yang dijanjikan, sedangkan untuk IKU 8 pengusulan prodi terakreditasi internasional (FIBAA) telah submit dan menunggu review berikutnya. Walau begitu ditengah keterbatasannya ISBI telah berhasil membuka beberapa prodi baru di FSRD sebanyak 3 prodi (DKV, Desain Interior, Kriya S1) dan Prodi (Pendidikan Seni) Pascasarjana.
![]() |
Prof. Endang Caturwati, Dr. Lili Supari Dan dosen ISBI Lainnya, Ikut Kaul Meramaikan Suasana (Asep GP) |
Kepemilikan tanah di Cikamuning Kabupaten Bandung Barat (KBB) seluas 9,6 Ha pun tetap diupayakan penyelesaian sertifikatnya. Tahun ini kata Retno, pihak ISBI telah menyelesaikan sertifikat tanah sebanyak 15 peta bidang dari keseluruhan 22 peta bidang. ”Masih ada 4 bidang masuk dalam pencetakan sertifikat dan 3 bidang sudah cover note, mudah-mudahan selesai semua di tahun ini. Berikutnya kami harus tetap mengupayakan perluasan lahan ini karena kondisi bidang yang belum satu amparan menjadikan Pemerintah tidak dapat membantu pembangunannya,“ terang bu rektor.
Perjuangan Seniman dan Budayawan Tak Didukung Stakeholder Lainnya
Perjuangan Perguruan tinggi seni, seperti ISBI Bandung masih memerlukan tenaga yang luar biasa karena meskipun Undang-undang no. 5 tahun 2017 tentang pemajuan kebudayaan telah menjadi payung hukum, namun dalam implementasinya belum terlaksana dengan baik. Dalam renstra kemendikbudristek pun menyebutkan kebudayaan hanya sebatas bahasa. Posisi ISBI Bandung secara prestasi harus mengikuti standar nasional Perguruan Tinggi, akan tetapi tidak diimbangi dengan fasilitas dan pendanaan yang memadai.
![]() |
Penghargaan Untuk Para Purnabhakti (Asep GP) |
Mungkin karena negara kita adalah negara Adi Budaya, seperti pengakuan UNESCO sehingga modal budaya yang luar biasa itu sudah dianggap cukup. Akan tetapi kalau kebudayaan akan dijadikan modal sosial untuk daya saing bangsa maka perhatian seluruh pihak perlu digalakkan. Seniman dan budayawan yang telah berjuang tanpa pamrih tidak mendapat respon dari stakeholder yang lain. Perguruan Tinggi Seni Budaya untuk menyelesaikan persoalan standar kelayakan saja harus berjuang berdarah-darah.
“Saya mengajak teman-teman seniman dan budayawan, kita harus memperjuangkan secara bersama agar kebudayaan menjadi canangan dalam RPJM, baik daerah maupun nasional agar kekuatan kita terakomodir. Sekarang adalah saat yang tepat untuk menyuarakan posisioning kesenian dan kebudayaan untuk menguatkan jati diri bangsa dan menjadi pemertahanan ekosistem kebudayaan. Saya kira moment Dies ini adalah saat yang tepat untuk bersinergi bahu membahu berbagai pihak agar cita-cita menjadikan Indonesia berdaulat secara politik, berdikari secara ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan dapat terwujud,“ demikian kata rektor.
![]() |
Perhagaan Untuk Mahasiswa Berprestasi (Asep GP) |
Sementara itu Dr. Supriatna, S.Sn.,M.Sn., Wakil Rektor Bidang Perencanaan, sistem Informasi, dan Kerja Sama, mengatakan pada wartawan, ke depan ISBI Bandung menjelang satusnya sebagai Badan Layanan Umum (BLU) akan meningkatkan kualitasnya. Dalam arti tidak hanya mendapatkan stakeholder yang kompeten, tapi bagaimana ISBI melayani stakeholder tersebut, termasuk juga mahasiswa. “Artinya di sini ada mutu-mutu yang harus ditingkatkan, baik pelayanan fasilitas maupun dari segi kurikulum. Karena memang pruduk kita lebih banyak ke pendidikan, artinya pendidikan yang berkualitas. Dan tadi disampaikan rektor kita akan ngajomantara artinya kita sudah standar Internasional, tidak lagi yang sifatnya Lokal, Nasional, tapi harus meloncat ke internasioanal-global,“ tegasnya.
Pada Sidang Terbuka Senat Akademik Milangkala ISBI Bandung ke-56 juga menyuguhkan orasi ilmiah dari Hilmar Farid, B.A., M.A., Ph.D, selaku Direktur Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi dengan judul "Memajukan Ekosistem Pendidikan Tinggi Seni"(05/10/2024). Selain itu hadir juga Kawendra Lukistian , SE., M.Sn, (Anggota Komisi X DPR RI –Dewan Penyantun dan Alumni ISBI Bandung), juga sebagai Ketua Umum Gerakan Ekonomi Kreatif Nasional (Gekrafs).
![]() |
Persembahan Angklung Ibu-Ibu Dharmawanita (Asep GP) |
Kawendra, lulusan 2013 Seni Pertunjukan (S2) ISBI Bandung ini mengatakan kepada wartawan, agenda Gekrafs dan kebudayaan merupakan agenda kerjanya yang akan dilaksanakan secara Nasional, termasuk di Bandung, di ISBI Bandung. Sebagai bagian dari civitas akadimika ISBI Bandung, Kawendra yang saat itu didamping Ketua DPW Gekrafs Jabar Apiv Firmansyah berharap nanti pemerintahan ke depan harus menjadikan instutusi pendidikan, komunitas, organisasi, menjadi counterpart (rekanan) dalam merumuskan kebijakan. Pelaku kesenian - kebudayaan harus mendapat perhatian, perlu dibantu secara regulasi jangan dipersulit karena banyak program yang bisa dikolaborasikan dengan pemerintah dan didorong secara optimal. Dan pada akhirnya nanti ketika para praktisi kesenian kebuduyaan ini sudah tidak produktif lagi, marwahnya tetap terjaga dan hidupnya sejahtera.
“Saya sudah tugaskan pada teman-teman Gekrafs Jabar yang juga hadir saat ini, untuk berkolaborasi dengan ISBI, duduk bersama merumuskan kebijakan di daerah khususnya. Hari ini kita masih mengahadapi kontestasi pilkada, dua bulan kedapan nanti siapapun yang akan terpilih, diharap bisa duduk bersama dengan Gekrafs juga dengan ISBI Bandung untuk merumuskan bagaimana regulasi terbaik untuk pelaku kesenian- kebudayaan, dan bukan hanya bagi pelakunya saja tapi bagaimana industrinya bisa berkembang juga tahapan-tahaapan selanjutnya,“ kata Kawendra.
![]() |
Kawendra Lukistian, Gekrafs Siap Ikut Ngajomantarakeun ISBI Bandung (Asep GP) |
Kawendra juga ikut bangga ISBI bisa menjemput dinamika zaman, ISBI sudah melahirkan fakultas dan prodi-prodi baru. “Saya optimis ISBI ke depan makin progresif, makin menjadi lokomotif penggerak kemajuan kebudayaan kita, jadi episentrum kesenian dan kebudayaan Indonesia, khususnya kebudayaan Sunda,“ pungkasnya.
Senada dengan hal itu, Avip firmanyah ketua DPW Gekrafs Jabar pun siap untuk kolaborasi dengan ISBI, agar ISBI lebih optimal jadi Agen Pamajuan Kebudayaan. “Karena ISBI ini sangat luar biasa, ini salah satu intitusi seni yang sudah diakui di Indonesia, ada di Bandung, ada di Jawa Barat. InsyaAllah Gekrafs hadir di sana,“ tandasnya.
![]() |
Gamelan Kyai Basundara Milik ISBI, Pengganti Ki Pembayun Yang Hilang Di Telan Bumi (Asep GP) |
Di moment ini, ISBI Bandung juga memberikan apresiasi kepada dosen dan tenaga kependidikan ISBI Bandung yang telah atau akan memasuki masa purnabakti, diantaranya: Drs. Dedi Setiadi, MMPd, Oman Resmana, S.Kar., M.Sn, Lina Marliana Hidayat, S.Sen., M.Sn, Dr. Dede Suryamah, S.Kar., M.Si, Dadan Ganjar Sugandi, Dindin Rasidin, S.Sen., M.Hum, Yayat Hadiyat K., S.Sn., M.Sn, Yayat Hidayat, S.Sn., M.Sn, Alm. Prof. Iyus Ruslianan, SST, M. Sn., Alm. Dr.Deni Hermawan,M.A, Alm. Tjutju Hadijat S. Sn, dan 1 Alm. Dr. Enok Wartika, S.Sos., M.Si. Dan sebanyak 11 orang serta mahasiswa berprestasi dari tingkat Jawa Barat, Nasional hingga Internasional sebanyak 98 orang.
ISBI Bandung juga selama dua tahun terakhir ini mendapat beberapa penghargaan, seperti: Silver winner LLDIKTI Wil IV PT Negeri terinspiratif dan Kolaboratif, Terbaik II PT Negeri dengan Pola Pengelolaan Keuangan Negara dengan predikat A (89,10%), Bronze winner Anugerah Kemendikbudristek kategori Humas PTN Satker, Bronze winner Anugerah Kemendikbudristek kategori Kerjasama PTN Satker dengan Industri, Silver winner Anugerah Kemendikbudristek kategori kerjasama PTN Satker dengan Pemerintah dan NGO, dan Nominasi Anugerah DiktiRistek untuk Kategori siaran Pers. (Asep GP)***
Dengan Segala Keterbatasan ISBI Bandung Di Usianya Yang ke-56 Tetap Konsisten Jadi Agen Pemajuan Kebudayaan
Posted by
Tatarjabar.com on Thursday, October 10, 2024
![]() |
Rektor ISBI Retno Dwimarwati, Menunggang Singa Depok (Foto Asep GP) |
Kebudayaan menjadi sangat penting untuk diriksa, dijaga, dipiara karena kebudayaan adalah ciciren (ciri, marwah) suatu bangsa, hilang budaya - hilang juga bangsanya.
Dan bangsa Indonesia sangat kaya akan budaya. Kita boleh tertinggal dalam bidang teknologi, ekonomi, sosial, politik dibandingkan Negara lain, tapi soal budaya, 1.340 suku bangsa yang ada di Nusantara menyimpan kekayaan budaya yang tak terhingga, yang kalau mau bisa dikelola menjadi sumber devisa yang sangat tinggi nilainya terutama di sektor pendidikan dan pariwisata. Termasuk di dalamnya suku bangsa Sunda yang merupakan etnis terbesar kedua di Indonesia. Budayanya pun terkenal sangat kaya dan beragam.
Sayangnya di Sunda tak ada sentral budaya, tak ada keraton seperti di Jawa, Balai Banjar seperti di Bali, Nini Mamak seperti di Sumatera Barat. Mungkin yang diharapkan bisa menjadi penjaga hirup-huripna budaya Sunda selain Kampung Adat, adalah Kampus/Perguruan tinggi.
Dan di Bandung ada Istitut Seni Budaya Indonesia (ISBI), perguruan tinggi seni budaya yang tetap komitmen untuk terus memajukan kebudayaan Indonesia terutama seni dan budaya Sunda, sekaligus berperan aktif dalam menjaga dan mengembangkan kekayaan seni dan budaya nusantara.
Walau dengan segala keterbatasan, segala daya upaya dan usaha terus dikerahkan untuk menguatkan ISBI Bandung sebagai Agen Pemajuan Kebudayaan. Termasuk yang dilakukan Rektor Retno Dwimarwati yang sudah dua tahun memimpin ISBI, terus melakukan pendekatan-pendekatan pada seluruh stakeholder kebudayaan termasuk di dalamnya pemerintah, bussinesman, komunitas, akademisi dan media. Sebuah cara untuk mendekatkan akademisi pada ekosistem kebudayaannya. Kolaborasi dan sinergitas dibutuhkan untuk menguatkan ISBI Bandung sebagai agen pemajuan kebudayaan. Program-program didekatkan pada masyarakat seni budaya, baik secara institusional maupun per prodi dan per individu, dosen dan mahasiswa.
![]() |
Bersama Jajarannya Walau Dengan Keterbatasan Siap Ngajomantarakeun ISBI (Foto Asep GP) |
Program berorientasi pada 10 Objek Pemajuan Kebudayaan (OPK) dan situs/cagar budaya. Kekuatan ISBI Bandung dapat menjadikan semua objek menjadi bagian dalam pengkajian, pemeliharaan, pengembangan, pemanfaatan dan pembinaan. ISBI Bandung dapat menguatkan Pemajuan kebudayaan dengan penggalian OPK, mengembangkan dan pemanfaatannya dalam bentuk naskah akademik untuk diusulkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB). Banyak yang dapat kita lakukan secara bersama karena diharapkan akademisi/Perguruan Tinggi tidak lagi menjadi “menara gading” tapi menjadi “menara air” yang memberikan kebermanfaatan pada masyarakat dan lingkungannya.
Kinerja ISBI Bandung dalam satu tahun terakhir telah mendapatkan Surat Keputusan Organisasi dan Tata Kelola (OTK) ISBI Bandung. Tindaklanjut dari ini ISBI sedang menyiapkan renstra dan statuta baru. Dalam pembuatan statuta baru ternyata ditemukan bahwa jika menilik usia ISBI Bandung ke 56, maka dalam sidang senat tanggal 16 Mei 2024 berdasarkan pada pertimbangan sejarah dan pencapaian institusi dari KORI sampai dengan ISBI sekarang ini. Kelahiran ISBI ditetapkan pada pendirian Konservatori Tari tanggal 1 April 1968 sesuai lampiran SK Walikota Bandung (Djukardi) tertanggal 31 Maret 1968. Sedangkan 6 Oktober 2014 yang dilaksanakan seperti sekarang adalah saat penandatanganan prasasti ISBI oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono 10 tahun yang lalu.
![]() |
Memotong Tumpeng Sebagai Ucapan Rasa Syukur (Asep GP) |
Program Revitalisasi Perguruan Tinggi Negeri (PRPTN) mengharuskan ISBI Bandung yang Satker mempersiapkan diri menjadi BLU. Hibah dari Program (PRPTN) sebesar 20 M, dimanfaatkan semaksimal mungkin karena lebih dari 12 tahun lembaga tidak mendapatkan belanja modal. Anggaran sebesar 85% dibelikan untuk sarana prasarana perkuliahan, smart class room, dan kelengkapan gedung Sunan Ambu. Kendala yang terjadi di lapangan adalah banyaknya barang yang harus izin impor sehingga kita berupaya semaksimal mungkin untuk melakukan negosiasi pemenuhan kebutuhan sesuai standar kelayakan.
“Selain itu kami dapat membeli 2 perangkat gamelan untuk prodi Tari Sunda dan Prodi angklung musik Bambu. Saat ini kita memiliki Gamelan Kyai Basundara (Bumi/tanah) hasil rekonstruksi oleh Dr Lili Suparli, Mustika Iman M. Sn. dan Edi Mulyana, M. Sn dari konsep laras gamelan Ki Pembayun yang legendaris karya R. Mahjar Angga Koesoemadinata. Satu hal yang mengharukan karena gamelan aslinya telah raib 50 tahun yang lalu semasa hidup R. Mahjar. Ini menjadi gamelan Ki Pembayun satu-satunya berdasar konsep laras yang tertuang dalam buku Seni Raras dan Pangawikan Rinenggaswara,” demikian dikatakan Rektor ISBI Bandung Dr.Retno Dimarwati, S.Sen., M,Hum, dalam pidato sambutannya pada Dies Natalis ISBI Bandung yang ke-56 yang berlangsung di GK. Sunan Ambu, Jl. Buah Batu No. 212 Bandung (5/10/2024), yang kali ini bertajuk “Teknologi, dan Transformasi Seni Budaya: Menguatkan Peran ISBI Bandung Sebagai Agen Pemajuan Kebudayaan".
Membuka Prodi/Jurusan Baru Di Tengah Keterbatasan Lahan
Animo masyarakat terhadap perguruan tingg seni negeri satu-satunya di Jawa Barat ini tiap tahun kian meningkat, ISBI jelas perlu membuka jurusan/prodi baru di tiap fakultas. Tapi sayang kapasitas lahan dan ruang kuliah di Kampus ISBI Jalan Buah Batu sangat terbatas, sehingga tidak bisa dilayani. Walau demikian pihak ISBI tetap berupaya dengan mendekati beberapa pihak, namun hasilnya belum terakomodir. Secara umum IKU ISBI Bandung melampui target yang dijanjikan, sedangkan untuk IKU 8 pengusulan prodi terakreditasi internasional (FIBAA) telah submit dan menunggu review berikutnya. Walau begitu ditengah keterbatasannya ISBI telah berhasil membuka beberapa prodi baru di FSRD sebanyak 3 prodi (DKV, Desain Interior, Kriya S1) dan Prodi (Pendidikan Seni) Pascasarjana.
![]() |
Prof. Endang Caturwati, Dr. Lili Supari Dan dosen ISBI Lainnya, Ikut Kaul Meramaikan Suasana (Asep GP) |
Kepemilikan tanah di Cikamuning Kabupaten Bandung Barat (KBB) seluas 9,6 Ha pun tetap diupayakan penyelesaian sertifikatnya. Tahun ini kata Retno, pihak ISBI telah menyelesaikan sertifikat tanah sebanyak 15 peta bidang dari keseluruhan 22 peta bidang. ”Masih ada 4 bidang masuk dalam pencetakan sertifikat dan 3 bidang sudah cover note, mudah-mudahan selesai semua di tahun ini. Berikutnya kami harus tetap mengupayakan perluasan lahan ini karena kondisi bidang yang belum satu amparan menjadikan Pemerintah tidak dapat membantu pembangunannya,“ terang bu rektor.
Perjuangan Seniman dan Budayawan Tak Didukung Stakeholder Lainnya
Perjuangan Perguruan tinggi seni, seperti ISBI Bandung masih memerlukan tenaga yang luar biasa karena meskipun Undang-undang no. 5 tahun 2017 tentang pemajuan kebudayaan telah menjadi payung hukum, namun dalam implementasinya belum terlaksana dengan baik. Dalam renstra kemendikbudristek pun menyebutkan kebudayaan hanya sebatas bahasa. Posisi ISBI Bandung secara prestasi harus mengikuti standar nasional Perguruan Tinggi, akan tetapi tidak diimbangi dengan fasilitas dan pendanaan yang memadai.
![]() |
Penghargaan Untuk Para Purnabhakti (Asep GP) |
Mungkin karena negara kita adalah negara Adi Budaya, seperti pengakuan UNESCO sehingga modal budaya yang luar biasa itu sudah dianggap cukup. Akan tetapi kalau kebudayaan akan dijadikan modal sosial untuk daya saing bangsa maka perhatian seluruh pihak perlu digalakkan. Seniman dan budayawan yang telah berjuang tanpa pamrih tidak mendapat respon dari stakeholder yang lain. Perguruan Tinggi Seni Budaya untuk menyelesaikan persoalan standar kelayakan saja harus berjuang berdarah-darah.
“Saya mengajak teman-teman seniman dan budayawan, kita harus memperjuangkan secara bersama agar kebudayaan menjadi canangan dalam RPJM, baik daerah maupun nasional agar kekuatan kita terakomodir. Sekarang adalah saat yang tepat untuk menyuarakan posisioning kesenian dan kebudayaan untuk menguatkan jati diri bangsa dan menjadi pemertahanan ekosistem kebudayaan. Saya kira moment Dies ini adalah saat yang tepat untuk bersinergi bahu membahu berbagai pihak agar cita-cita menjadikan Indonesia berdaulat secara politik, berdikari secara ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan dapat terwujud,“ demikian kata rektor.
![]() |
Perhagaan Untuk Mahasiswa Berprestasi (Asep GP) |
Sementara itu Dr. Supriatna, S.Sn.,M.Sn., Wakil Rektor Bidang Perencanaan, sistem Informasi, dan Kerja Sama, mengatakan pada wartawan, ke depan ISBI Bandung menjelang satusnya sebagai Badan Layanan Umum (BLU) akan meningkatkan kualitasnya. Dalam arti tidak hanya mendapatkan stakeholder yang kompeten, tapi bagaimana ISBI melayani stakeholder tersebut, termasuk juga mahasiswa. “Artinya di sini ada mutu-mutu yang harus ditingkatkan, baik pelayanan fasilitas maupun dari segi kurikulum. Karena memang pruduk kita lebih banyak ke pendidikan, artinya pendidikan yang berkualitas. Dan tadi disampaikan rektor kita akan ngajomantara artinya kita sudah standar Internasional, tidak lagi yang sifatnya Lokal, Nasional, tapi harus meloncat ke internasioanal-global,“ tegasnya.
Pada Sidang Terbuka Senat Akademik Milangkala ISBI Bandung ke-56 juga menyuguhkan orasi ilmiah dari Hilmar Farid, B.A., M.A., Ph.D, selaku Direktur Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi dengan judul "Memajukan Ekosistem Pendidikan Tinggi Seni"(05/10/2024). Selain itu hadir juga Kawendra Lukistian , SE., M.Sn, (Anggota Komisi X DPR RI –Dewan Penyantun dan Alumni ISBI Bandung), juga sebagai Ketua Umum Gerakan Ekonomi Kreatif Nasional (Gekrafs).
![]() |
Persembahan Angklung Ibu-Ibu Dharmawanita (Asep GP) |
Kawendra, lulusan 2013 Seni Pertunjukan (S2) ISBI Bandung ini mengatakan kepada wartawan, agenda Gekrafs dan kebudayaan merupakan agenda kerjanya yang akan dilaksanakan secara Nasional, termasuk di Bandung, di ISBI Bandung. Sebagai bagian dari civitas akadimika ISBI Bandung, Kawendra yang saat itu didamping Ketua DPW Gekrafs Jabar Apiv Firmansyah berharap nanti pemerintahan ke depan harus menjadikan instutusi pendidikan, komunitas, organisasi, menjadi counterpart (rekanan) dalam merumuskan kebijakan. Pelaku kesenian - kebudayaan harus mendapat perhatian, perlu dibantu secara regulasi jangan dipersulit karena banyak program yang bisa dikolaborasikan dengan pemerintah dan didorong secara optimal. Dan pada akhirnya nanti ketika para praktisi kesenian kebuduyaan ini sudah tidak produktif lagi, marwahnya tetap terjaga dan hidupnya sejahtera.
“Saya sudah tugaskan pada teman-teman Gekrafs Jabar yang juga hadir saat ini, untuk berkolaborasi dengan ISBI, duduk bersama merumuskan kebijakan di daerah khususnya. Hari ini kita masih mengahadapi kontestasi pilkada, dua bulan kedapan nanti siapapun yang akan terpilih, diharap bisa duduk bersama dengan Gekrafs juga dengan ISBI Bandung untuk merumuskan bagaimana regulasi terbaik untuk pelaku kesenian- kebudayaan, dan bukan hanya bagi pelakunya saja tapi bagaimana industrinya bisa berkembang juga tahapan-tahaapan selanjutnya,“ kata Kawendra.
![]() |
Kawendra Lukistian, Gekrafs Siap Ikut Ngajomantarakeun ISBI Bandung (Asep GP) |
Kawendra juga ikut bangga ISBI bisa menjemput dinamika zaman, ISBI sudah melahirkan fakultas dan prodi-prodi baru. “Saya optimis ISBI ke depan makin progresif, makin menjadi lokomotif penggerak kemajuan kebudayaan kita, jadi episentrum kesenian dan kebudayaan Indonesia, khususnya kebudayaan Sunda,“ pungkasnya.
Senada dengan hal itu, Avip firmanyah ketua DPW Gekrafs Jabar pun siap untuk kolaborasi dengan ISBI, agar ISBI lebih optimal jadi Agen Pamajuan Kebudayaan. “Karena ISBI ini sangat luar biasa, ini salah satu intitusi seni yang sudah diakui di Indonesia, ada di Bandung, ada di Jawa Barat. InsyaAllah Gekrafs hadir di sana,“ tandasnya.
![]() |
Gamelan Kyai Basundara Milik ISBI, Pengganti Ki Pembayun Yang Hilang Di Telan Bumi (Asep GP) |
Di moment ini, ISBI Bandung juga memberikan apresiasi kepada dosen dan tenaga kependidikan ISBI Bandung yang telah atau akan memasuki masa purnabakti, diantaranya: Drs. Dedi Setiadi, MMPd, Oman Resmana, S.Kar., M.Sn, Lina Marliana Hidayat, S.Sen., M.Sn, Dr. Dede Suryamah, S.Kar., M.Si, Dadan Ganjar Sugandi, Dindin Rasidin, S.Sen., M.Hum, Yayat Hadiyat K., S.Sn., M.Sn, Yayat Hidayat, S.Sn., M.Sn, Alm. Prof. Iyus Ruslianan, SST, M. Sn., Alm. Dr.Deni Hermawan,M.A, Alm. Tjutju Hadijat S. Sn, dan 1 Alm. Dr. Enok Wartika, S.Sos., M.Si. Dan sebanyak 11 orang serta mahasiswa berprestasi dari tingkat Jawa Barat, Nasional hingga Internasional sebanyak 98 orang.
ISBI Bandung juga selama dua tahun terakhir ini mendapat beberapa penghargaan, seperti: Silver winner LLDIKTI Wil IV PT Negeri terinspiratif dan Kolaboratif, Terbaik II PT Negeri dengan Pola Pengelolaan Keuangan Negara dengan predikat A (89,10%), Bronze winner Anugerah Kemendikbudristek kategori Humas PTN Satker, Bronze winner Anugerah Kemendikbudristek kategori Kerjasama PTN Satker dengan Industri, Silver winner Anugerah Kemendikbudristek kategori kerjasama PTN Satker dengan Pemerintah dan NGO, dan Nominasi Anugerah DiktiRistek untuk Kategori siaran Pers. (Asep GP)***
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
No comments :
Post a Comment