Monday, March 4, 2024
Pameran Seni Rupa dan Fashion Berskala Internasional ini digelar mahasiswa Prodi Kriya Tekstil & Fashion Universitas Muhammadiyah Bandung yang berkampus di Jl. Soekarno-Hatta No. 752, Cipadung Kidul, Kecamatan panyileukan, Kota Bandung. Pameran berlangsung dari 17-21 Februari 2024
Pameran bertajuk Artmakala Exhibition Expression Of Art and Fashion yang berlangsung di Gedung GPK/YPK Jl. Naripan No.7-9 Braga Kota Bandung ini mempersembahkan karya mahasiswa dan seniman Internasional dari empat Negara, Indonesia, Malaysia, China, dan Pakistan. Dari busana tradisonal yang elegan hingga desain modern yang inovatif, setiap karya menunjukan keunikan budaya dari masing-masing Negara. Pengunjung diajak untuk meresapi kekayaan motif, tekstur, dan warna yang menjadi ciri khas seni rupa dan fashion dari tiap-tiap budaya.
Pameran ini tidak hanya memamerkan keindahan visual, tetapi juga menjadi cerminan dari keberagaman global yang memperkaya dunia seni dan fashion.
Dengan dilandasi mencari bibit unggul para perupa berkompeten, maka dilaksanakanlah pameran dengan bingkai kurasi yang bertajuk Artmakala Exhibition Expression Of Art and Fashion. Tajuk ini relevan dengan makna menghadirkan perpaduan anatara seni dan mode sebagai ekspresi yang saling melengkapi.
“Artmakala Exhibition, Expression of Art and Fashion membawa pengunjung bukan hanya sebagai penonton, melainkan sebagai partisipan aktif dalam perjalanan batin ini. Pameran ini menjadi ruang dimana sebuah pertanyaan merajut menjadi benang-benang pemikiran, menghadirkan diskusi yang mendalam, dan menciptakan dialog antara karya seni dengan jiwa manusia,“ demikian dikatakan Kurator Pameran Via Nisa Melaningrum.
Lebih jauh Via menjelaskan pada wartawan, bahwa pameran ini merupakan tugas mata kuliah Teknik Presentasi. “Jadi kita diminta mempresentasikannya secara visual bukan verbal, maka kita buat pameran ini,” katanya.
Via juga mengatakan di jurusannya mahasiswa memepelajari seni rupa dan pembelajaran pertekstilan karena memang ranahnya ada di tekstil.
Makanya dalam pameran tersebut, terlihat ada Bandana Batik (tulis dan cap) buatan mahasiswa dari bahan katun primisima. Juga ada Batik Lurik Jawa dengan memakai pewarnaan alami Indigo. Karya unggulan lainnya Batik Nagasi paduan karya Batik Indonesia dengan Seni Nagasi Jepang, warna pink dengan teknik marbling dan batik tulis, karya Dela Amalia. Selain itu juga ada berbagai karya tekstil untuk desain interior seperti lampu, partisi, bantal, taplak meja dan keperluan untuk ruang menjahit. Yang lain ada karya photograpi dan lukisan seniman dari 4 negara.
Via Nisa mahasiswa Prodi Kriya Tekstil & Fashion Universitas Muhammadiyah Bandung angkatan 2020 yang jadi Kurator dalam pameran ini berharap, ingin terus memperkenalkan karya-karya mahasiswa prodi Fashion Universitas Muhammadiyah Bandung yang diambil dari kekayaan tradisi dengan teknik tradisi lalu dikembangkan menjadi karya kontemporer. “Walau kita masih mahasiswa tapi kita bisa membuat karya campuran dari tradisi, dengan teknik tradisi dan kita ubah jadi kontemporer. Jadi kita sambil melestarikan seni tradisi juga,“ pungkasnya. (Asep GP)***
Tatarjabar.com
March 04, 2024
CB Blogger
IndonesiaPameran Seni Rupa Artmakala Exhibition 2024 Universitas Muhammadiyah Bandung
Posted by
Tatarjabar.com on Monday, March 4, 2024
Pameran Seni Rupa dan Fashion Berskala Internasional ini digelar mahasiswa Prodi Kriya Tekstil & Fashion Universitas Muhammadiyah Bandung yang berkampus di Jl. Soekarno-Hatta No. 752, Cipadung Kidul, Kecamatan panyileukan, Kota Bandung. Pameran berlangsung dari 17-21 Februari 2024
Pameran bertajuk Artmakala Exhibition Expression Of Art and Fashion yang berlangsung di Gedung GPK/YPK Jl. Naripan No.7-9 Braga Kota Bandung ini mempersembahkan karya mahasiswa dan seniman Internasional dari empat Negara, Indonesia, Malaysia, China, dan Pakistan. Dari busana tradisonal yang elegan hingga desain modern yang inovatif, setiap karya menunjukan keunikan budaya dari masing-masing Negara. Pengunjung diajak untuk meresapi kekayaan motif, tekstur, dan warna yang menjadi ciri khas seni rupa dan fashion dari tiap-tiap budaya.
Pameran ini tidak hanya memamerkan keindahan visual, tetapi juga menjadi cerminan dari keberagaman global yang memperkaya dunia seni dan fashion.
Dengan dilandasi mencari bibit unggul para perupa berkompeten, maka dilaksanakanlah pameran dengan bingkai kurasi yang bertajuk Artmakala Exhibition Expression Of Art and Fashion. Tajuk ini relevan dengan makna menghadirkan perpaduan anatara seni dan mode sebagai ekspresi yang saling melengkapi.
“Artmakala Exhibition, Expression of Art and Fashion membawa pengunjung bukan hanya sebagai penonton, melainkan sebagai partisipan aktif dalam perjalanan batin ini. Pameran ini menjadi ruang dimana sebuah pertanyaan merajut menjadi benang-benang pemikiran, menghadirkan diskusi yang mendalam, dan menciptakan dialog antara karya seni dengan jiwa manusia,“ demikian dikatakan Kurator Pameran Via Nisa Melaningrum.
Lebih jauh Via menjelaskan pada wartawan, bahwa pameran ini merupakan tugas mata kuliah Teknik Presentasi. “Jadi kita diminta mempresentasikannya secara visual bukan verbal, maka kita buat pameran ini,” katanya.
Via juga mengatakan di jurusannya mahasiswa memepelajari seni rupa dan pembelajaran pertekstilan karena memang ranahnya ada di tekstil.
Makanya dalam pameran tersebut, terlihat ada Bandana Batik (tulis dan cap) buatan mahasiswa dari bahan katun primisima. Juga ada Batik Lurik Jawa dengan memakai pewarnaan alami Indigo. Karya unggulan lainnya Batik Nagasi paduan karya Batik Indonesia dengan Seni Nagasi Jepang, warna pink dengan teknik marbling dan batik tulis, karya Dela Amalia. Selain itu juga ada berbagai karya tekstil untuk desain interior seperti lampu, partisi, bantal, taplak meja dan keperluan untuk ruang menjahit. Yang lain ada karya photograpi dan lukisan seniman dari 4 negara.
Via Nisa mahasiswa Prodi Kriya Tekstil & Fashion Universitas Muhammadiyah Bandung angkatan 2020 yang jadi Kurator dalam pameran ini berharap, ingin terus memperkenalkan karya-karya mahasiswa prodi Fashion Universitas Muhammadiyah Bandung yang diambil dari kekayaan tradisi dengan teknik tradisi lalu dikembangkan menjadi karya kontemporer. “Walau kita masih mahasiswa tapi kita bisa membuat karya campuran dari tradisi, dengan teknik tradisi dan kita ubah jadi kontemporer. Jadi kita sambil melestarikan seni tradisi juga,“ pungkasnya. (Asep GP)***
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
No comments :
Post a Comment