Friday, March 17, 2023
Belum lagi ditambah dengan adanya kenaikan harga BBM, ya otomatis menaikkan beban operasional.
"Di lain pihak PMI adalah organisasi sosial yang tidak bisa langsung menaikkan biaya pengolahan darah," demikian kata Ketua PMI Kota Bandung, Ade Koesjanto, dalam silaturahmi dan konsolidasi jejaring pelayanan darah sub regional 2 Cianjur - Bandung Raya - Sumedang - Garut - Ciamis - Banja r- Tasikmalaya (Cibasugacibatik) - Pangandaran, yang berlangsung di Bojongkoneng Resto Kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung, Jumat (17/3/2023).
Ade menambahkan, biaya penggantian pengolahan darah Rp. 360.000 per kantong darah pada saat ini.
Sedangkan biaya operasional pengolahan darah sudah mencapai Rp. 530.000 per kantong darah.
"Sudah bertahun-tahun biaya penggantian pengolahan darah ini tidak mengalami penyesuaian. Semoga suara kami didengar Kemenkes yang mengeluarkan aturan biaya ini," tegasnya.
Biaya penggantian pengolahan darah ini sudah ada sejak tahun 2014 dan belum disesuaikan.
"Sudah ga cukup dengan kebutuhan sehingga PMI Kota Bandung menutupnya dengan subsidi silang dari dana hibah Pemkot Bandung," ujarnya.
Lebih jauh Ade mengatakan, masalah lainnya adalah adanya permintaan dari para pendonor yang sudah 100 kali, tapi belum diterima oleh presiden.
"Memang dari dulu kalau ada warga yang sudah menyumbangkan darahnya sampai 100 kali akan diterima presiden," katanya.
Tapi selama 5 tahun ini belum ada penerimaan para pendonor 100 kali oleh presiden.
"Meski saya yakin para pendonor juga tak memiliki niat agar bisa diterima presiden saat mendonorkan darahnya," ujarnya.
Sedangkan Wakil Ketua PMI Jabar, Kombes Pol. (Purn) Dr. Ruhanda menyatakan, biaya penggantian untuk pengolahan darah saat ini adalah Rp. 360.000 per kantong.
"Sedangkan biaya operasional sudah naik sehingga sudah seharusnya biaya pengolahan darah disesuaikan," ujarnya.
Ruhanda berharap dengan adanya silaturahmi jejaring pelayanan darah ini bisa terjalin komunikasi yang baik.
"Sekaligus untuk menyelesaikan persoalan dalam pelayanan donor darah ini agar PMI bisa terus melayani masyarakat dengan baik," katanya. (Rls/AGP)***
Unit Donor Darah PMI Kab/Kota Jabar Keluhkan Meningkatnya Biaya Operasional
Posted by
Tatarjabar.com on Friday, March 17, 2023
Belum lagi ditambah dengan adanya kenaikan harga BBM, ya otomatis menaikkan beban operasional.
"Di lain pihak PMI adalah organisasi sosial yang tidak bisa langsung menaikkan biaya pengolahan darah," demikian kata Ketua PMI Kota Bandung, Ade Koesjanto, dalam silaturahmi dan konsolidasi jejaring pelayanan darah sub regional 2 Cianjur - Bandung Raya - Sumedang - Garut - Ciamis - Banja r- Tasikmalaya (Cibasugacibatik) - Pangandaran, yang berlangsung di Bojongkoneng Resto Kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung, Jumat (17/3/2023).
Ade menambahkan, biaya penggantian pengolahan darah Rp. 360.000 per kantong darah pada saat ini.
Sedangkan biaya operasional pengolahan darah sudah mencapai Rp. 530.000 per kantong darah.
"Sudah bertahun-tahun biaya penggantian pengolahan darah ini tidak mengalami penyesuaian. Semoga suara kami didengar Kemenkes yang mengeluarkan aturan biaya ini," tegasnya.
Biaya penggantian pengolahan darah ini sudah ada sejak tahun 2014 dan belum disesuaikan.
"Sudah ga cukup dengan kebutuhan sehingga PMI Kota Bandung menutupnya dengan subsidi silang dari dana hibah Pemkot Bandung," ujarnya.
Lebih jauh Ade mengatakan, masalah lainnya adalah adanya permintaan dari para pendonor yang sudah 100 kali, tapi belum diterima oleh presiden.
"Memang dari dulu kalau ada warga yang sudah menyumbangkan darahnya sampai 100 kali akan diterima presiden," katanya.
Tapi selama 5 tahun ini belum ada penerimaan para pendonor 100 kali oleh presiden.
"Meski saya yakin para pendonor juga tak memiliki niat agar bisa diterima presiden saat mendonorkan darahnya," ujarnya.
Sedangkan Wakil Ketua PMI Jabar, Kombes Pol. (Purn) Dr. Ruhanda menyatakan, biaya penggantian untuk pengolahan darah saat ini adalah Rp. 360.000 per kantong.
"Sedangkan biaya operasional sudah naik sehingga sudah seharusnya biaya pengolahan darah disesuaikan," ujarnya.
Ruhanda berharap dengan adanya silaturahmi jejaring pelayanan darah ini bisa terjalin komunikasi yang baik.
"Sekaligus untuk menyelesaikan persoalan dalam pelayanan donor darah ini agar PMI bisa terus melayani masyarakat dengan baik," katanya. (Rls/AGP)***
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
No comments :
Post a Comment