Thursday, March 31, 2022
Rektor Unpad Prof. Rina (kiri bertopi) didampingi Dekan FPIK saat memanen lobster - foto : istimewa |
Keramba Jaring Apung (KJA) tidak hanya dikembangkan sebagai budi daya, namun juga menjadi media pembelajaran serta pengembangan wisata edukasi di Pangandaran.
Demikian dikatakan Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Unpad, Dr.sc.agr. Yudi Nurul Ihsan, S.Pi., M.Si, saat mendampingi Rektor Unpad, Prof. Dr. Rina Indiastuti, SE., M.SIE, panen lobster dan kerapu di dermaga KJA FPIK, Pangandaran, Minggu (27/3/2022).
"Kita fokus di lobster karena menjadi salah satu ikhtiar menyelesaikan masalah lobster di Indonesia. Karena itu, budi daya lobster menjadi suatu penelitian FPIK Unpad,” imbuhnya.
Selain budi daya, kata Yudi, KJA Intan juga dilengkapi dengan kolam khusus untuk pelatihan menyelam (diving), karena kemampuan menyelam menjadi keterampilan wajib khususnya mahasiswa Prodi Ilmu Kelautan. Untuk itu, lokasi ini menjadi sarana pelatihan menyelam mahasiswa.
Dalam perkembangannya, kolam latihan tersebut tidak hanya digunakan mahasiswa FPIK Unpad. Beberapa mahasiswa kelautan dari perguruan tinggi lain pun ada yang melakukan latihan di kolam tersebut.
"Kita sudah punya dosen yang memiliki sertifikat diving internasional,” ujar Yudi.
Selain itu, KJA Intan juga menjadi wahana riset pengembangan instrumen kelautan. Riset itu dimotori Dosen Departemen Kelautan Noir Primadona Purba. Bersama tim, Noir sudah mengembangkan instrumen pengukuran data karakteristik perairan secara berkala.
Selain itu, KJA Intan juga menjadi wahana riset pengembangan instrumen kelautan. Riset itu dimotori Dosen Departemen Kelautan Noir Primadona Purba. Bersama tim, Noir sudah mengembangkan instrumen pengukuran data karakteristik perairan secara berkala.
Noir menjelaskan, instrumen yang dikembangkan di KJA itu memiliki kemampuan untuk mengukur parameter oseanografi dan klimatologi. Data yang diperoleh dari instrumen itu bisa menjadi data primer yang bisa diakses secara berkala melalui perangkat komputer.
Selain wahana tersebut, KJA juga tengah dikembangkan menjadi rumah makan terapung. Menurutnya, rumah makan itu akan menjadi rumah makan apung pertama di wilayah Pangandaran.
Usai memanen lobster dan kerapu, Rektor mengatakan bahwa pengembangan KJA oleh FPIK Unpad ini sangat menginspirasi. “Contoh baik ini menginspirasi kita, mudah-mudahan fakultas lain dengan cara berbeda dapat mengembangkan tridarma terintegrasi inovasi, kemitraan, dan komersialisasi. Ini menjadi model yang bisa kita laksanakan,” ujarnya seperti dimuat laman Unpad. (Rls/ AGP)***
Unpad Panen Lobster dan Kembangkan Wisata Edukasi Berbasis KJA di Pangandaran
Posted by
Tatarjabar.com on Thursday, March 31, 2022
Rektor Unpad Prof. Rina (kiri bertopi) didampingi Dekan FPIK saat memanen lobster - foto : istimewa |
Keramba Jaring Apung (KJA) tidak hanya dikembangkan sebagai budi daya, namun juga menjadi media pembelajaran serta pengembangan wisata edukasi di Pangandaran.
Demikian dikatakan Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Unpad, Dr.sc.agr. Yudi Nurul Ihsan, S.Pi., M.Si, saat mendampingi Rektor Unpad, Prof. Dr. Rina Indiastuti, SE., M.SIE, panen lobster dan kerapu di dermaga KJA FPIK, Pangandaran, Minggu (27/3/2022).
"Kita fokus di lobster karena menjadi salah satu ikhtiar menyelesaikan masalah lobster di Indonesia. Karena itu, budi daya lobster menjadi suatu penelitian FPIK Unpad,” imbuhnya.
Selain budi daya, kata Yudi, KJA Intan juga dilengkapi dengan kolam khusus untuk pelatihan menyelam (diving), karena kemampuan menyelam menjadi keterampilan wajib khususnya mahasiswa Prodi Ilmu Kelautan. Untuk itu, lokasi ini menjadi sarana pelatihan menyelam mahasiswa.
Dalam perkembangannya, kolam latihan tersebut tidak hanya digunakan mahasiswa FPIK Unpad. Beberapa mahasiswa kelautan dari perguruan tinggi lain pun ada yang melakukan latihan di kolam tersebut.
"Kita sudah punya dosen yang memiliki sertifikat diving internasional,” ujar Yudi.
Selain itu, KJA Intan juga menjadi wahana riset pengembangan instrumen kelautan. Riset itu dimotori Dosen Departemen Kelautan Noir Primadona Purba. Bersama tim, Noir sudah mengembangkan instrumen pengukuran data karakteristik perairan secara berkala.
Selain itu, KJA Intan juga menjadi wahana riset pengembangan instrumen kelautan. Riset itu dimotori Dosen Departemen Kelautan Noir Primadona Purba. Bersama tim, Noir sudah mengembangkan instrumen pengukuran data karakteristik perairan secara berkala.
Noir menjelaskan, instrumen yang dikembangkan di KJA itu memiliki kemampuan untuk mengukur parameter oseanografi dan klimatologi. Data yang diperoleh dari instrumen itu bisa menjadi data primer yang bisa diakses secara berkala melalui perangkat komputer.
Selain wahana tersebut, KJA juga tengah dikembangkan menjadi rumah makan terapung. Menurutnya, rumah makan itu akan menjadi rumah makan apung pertama di wilayah Pangandaran.
Usai memanen lobster dan kerapu, Rektor mengatakan bahwa pengembangan KJA oleh FPIK Unpad ini sangat menginspirasi. “Contoh baik ini menginspirasi kita, mudah-mudahan fakultas lain dengan cara berbeda dapat mengembangkan tridarma terintegrasi inovasi, kemitraan, dan komersialisasi. Ini menjadi model yang bisa kita laksanakan,” ujarnya seperti dimuat laman Unpad. (Rls/ AGP)***
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
No comments :
Post a Comment