Thursday, March 4, 2021
Oleh : Anto Ramadhan (Pengamat Budaya Tinggal di Cicadas, Bandung)
Cicadas termasuk salah satu kelurahan yang ada di Kecamatan Cibeunying Kidul, Kota Bandung.
Menurut data kependudukan kota Bandung, daerah Cicadas ini kepadatan penduduknya mencapai lebih dari 13.000 jiwa per kilometer persegi. Sehingga, konon, Cicadas masuk dalam 10 besar kampung terpadat di dunia dan 5 besar terpadat di Asia Tenggara. Pernah terjadi beberapa tahun lalu, salah seorang warganya meninggal, dan untuk mengeluarkan keranda beserta jenazah dari rumahnya harus melewati genting.
Di era tahun 90an, jalan-jalan atau gang-gang kecil di daerah Cicadas terkenal dengan sebutan gang "sarebu punten". Sebuah ungkapan kiasan untuk menggambarkan daerah kumuh, sempit dan padat penduduknya, sehingga tiap langkah orang harus berkata "punten" jika kebetulan lewat kawasan ini.
Meskipun berhimpit di ruang sempit, warga Cicadas terutama di era pandemi Covid 19 tetap bergairah melakukan hal hal kreatif. Seperti yang dilakukan warga Gang Wargaluyu RT 01 RW 05 Kelurahan Cicadas, Kota Bandung, mereka menyulap jalan dengan karya-karya kreatif, berupa lukisan lukisan. Jika beberapa tahun lalu kampung-kampung kreatif yang ada di kota Bandung melukis mural tembok gang, kini warga Gang Wargaluyu melukis jalan dengan lukisan permainan Ular Tangga, Sonlah, Dam Daman, Jebakan Betmen, Jembatan Layang,, Kolam dan Perahu Layang, serta beberapa lukisan tiga dimensi lainya.
Seperti yang diungkapkan Ketua RW 05, Ridwan Muharam, ide awalnya muncul dari keprihatinan melihat anak anak yang terus menerus bermain gadget terutama memasuki masa pendemi Covid 19. "Ide awalnya memang untuk menyeimbangkan pola main anak-anak disini, yang hampir semua bermain gadget" kata Ridwan. Caranya, "Maka dibuatlah mural di atas jalan dengan tema permainan anak, ada ular tangga, dam daman, sonlah dan yang lainya" lanjut Ridwan .
Ridwan juga mengatakan, biarlah anak-anak disini hanya sekolah daring yang menggunakan gadget, tapi bermain tetap harus di alam nyata dan terbuka.
Sementara itu aktifis PKK yang juga sebagai Istri dari Ridwan Muharam, Laela Qodariah mengatakan ada 4 program dari RW 05 yang sedang dilaksanakan yaitu :
1. Program Mural
2. Pengajian
3. Budidamber (Budidaya Ikan Lele di Ember)
4. Buruan Sae (Buruan Sehat Alam Ekonimis)
"Dengan moto Kompak Sauyunan, kita berusaha menciptakan warga lebih kreatif dan inovatif, "kata Laela. "Keberhasilan ini bukan karena perorangan, tapi berkat keberhasilan bersama warga," lanjut Lela. "Dengan adanya program pengajian rutin, dan progran Buruan Sae, yang mengedepankan ketahanan pangan warga, mininal rohaninya dapet, jasmaninya dapet," pungkasnya.
Gang "Sarebu Punten" itu Kini Disulap Jadi Kampung Kreatif !!
Posted by
Tatarjabar.com on Thursday, March 4, 2021
Oleh : Anto Ramadhan (Pengamat Budaya Tinggal di Cicadas, Bandung)
Cicadas termasuk salah satu kelurahan yang ada di Kecamatan Cibeunying Kidul, Kota Bandung.
Menurut data kependudukan kota Bandung, daerah Cicadas ini kepadatan penduduknya mencapai lebih dari 13.000 jiwa per kilometer persegi. Sehingga, konon, Cicadas masuk dalam 10 besar kampung terpadat di dunia dan 5 besar terpadat di Asia Tenggara. Pernah terjadi beberapa tahun lalu, salah seorang warganya meninggal, dan untuk mengeluarkan keranda beserta jenazah dari rumahnya harus melewati genting.
Di era tahun 90an, jalan-jalan atau gang-gang kecil di daerah Cicadas terkenal dengan sebutan gang "sarebu punten". Sebuah ungkapan kiasan untuk menggambarkan daerah kumuh, sempit dan padat penduduknya, sehingga tiap langkah orang harus berkata "punten" jika kebetulan lewat kawasan ini.
Meskipun berhimpit di ruang sempit, warga Cicadas terutama di era pandemi Covid 19 tetap bergairah melakukan hal hal kreatif. Seperti yang dilakukan warga Gang Wargaluyu RT 01 RW 05 Kelurahan Cicadas, Kota Bandung, mereka menyulap jalan dengan karya-karya kreatif, berupa lukisan lukisan. Jika beberapa tahun lalu kampung-kampung kreatif yang ada di kota Bandung melukis mural tembok gang, kini warga Gang Wargaluyu melukis jalan dengan lukisan permainan Ular Tangga, Sonlah, Dam Daman, Jebakan Betmen, Jembatan Layang,, Kolam dan Perahu Layang, serta beberapa lukisan tiga dimensi lainya.
Seperti yang diungkapkan Ketua RW 05, Ridwan Muharam, ide awalnya muncul dari keprihatinan melihat anak anak yang terus menerus bermain gadget terutama memasuki masa pendemi Covid 19. "Ide awalnya memang untuk menyeimbangkan pola main anak-anak disini, yang hampir semua bermain gadget" kata Ridwan. Caranya, "Maka dibuatlah mural di atas jalan dengan tema permainan anak, ada ular tangga, dam daman, sonlah dan yang lainya" lanjut Ridwan .
Ridwan juga mengatakan, biarlah anak-anak disini hanya sekolah daring yang menggunakan gadget, tapi bermain tetap harus di alam nyata dan terbuka.
Sementara itu aktifis PKK yang juga sebagai Istri dari Ridwan Muharam, Laela Qodariah mengatakan ada 4 program dari RW 05 yang sedang dilaksanakan yaitu :
1. Program Mural
2. Pengajian
3. Budidamber (Budidaya Ikan Lele di Ember)
4. Buruan Sae (Buruan Sehat Alam Ekonimis)
"Dengan moto Kompak Sauyunan, kita berusaha menciptakan warga lebih kreatif dan inovatif, "kata Laela. "Keberhasilan ini bukan karena perorangan, tapi berkat keberhasilan bersama warga," lanjut Lela. "Dengan adanya program pengajian rutin, dan progran Buruan Sae, yang mengedepankan ketahanan pangan warga, mininal rohaninya dapet, jasmaninya dapet," pungkasnya.
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
No comments :
Post a Comment