Wednesday, November 18, 2020
Wacana penggantian nama Provinsi Jawa Barat menjadi Provinsi Sunda kian menghangat. Pro-kontra pun kian santer datang dari berbagai kalangan.
Tentang dinamika pro-kontra ini mungkin beberapa orang yang kontra itu belum memahami makna atau sesuatu yang strategis tentang penamaan (Provinsi Sunda) itu.
Tentu ini akan lebih hangat betapa strategisnya wacana Provinsi Sunda ini, misalnya untuk memperjelas, mempertegas, mengkolaborasikan kembali sekat-sekat budaya. Jadi mungkin kita selama ini sulit membahas secara ilmah sekat-sekat budaya Betawi, Dermayonan (Indramayu), Priangan, Sunda Utara, Sunda Tengah, Sunda Selatan, tapi dengan adanya nama ini (Provinsi Sunda) bisa kaguar/ terbahas.
Jadi memang kita itu sudah lama tidak melakukan ice breaking, ngalieuk ka tukang - nincak di ayeuna- nyawang ka hareup, itu yang belum kita lakukan. Jadi penting sebuah wacana prime mover (penggerak utama) yang digagas kang Ganjar Kurnia, tapi kita tidak mencari kontroversi dan keributan di Nusantara ini, tapi kita ingin bahwa Sunda sebagai cord budaya ketika dibahas dalam sebuah pemikiran intelektual ini akan memecahkan kebekuan-kebekuan kebudayaan, sosial, ekonomi, politik yang sebenarnya orang Sunda ini sangat terbuka sangat inklusif baik yang migran lama (yang ada dalam kesejarahan dalam Zaman Demak, Majapahit, Mataram, zaman perdagangan) maupun migran-migran baru.
Kalau kebudayaan Sunda ini menguat maka orang-orang Batak, Padang, Maluku, Papua, dll, akan merasakan keunggulan kultur Sunda sebagai perkembangan kejiwaan dan kompetensi mereka karena kebudayaan ini akan membangun sebuah watak kompetensi, kolaborasi dan kompetisi. Nah watak Sunda ini kalau kena orang-orang yang kompetitif misalnya orang Sumatera ini gabungan yang luar biasa kan mereka orang-orang yang kompetitif, pemberani terus di tanah Sunda diajarkan kultur yang lentur, jadi kesuksesan orang-orang Sumatera yang ada di Sunda itu tidak terlepas dari akulturasi kebudayaan Sunda. Sementara orang Sundanya sendiri tidak bisa mengakulturasi kemampuan kompetitif, kecuali perantau-perantau Sunda merasakan itu, makanya perantau Sunda kompetitif di luar tapi di dalam sarakan sendiri kalah. Nah ini harus ada irisannya
“Jadi mohon yang kontra juga memamahi diskursus ini, wacana ini, agar memandangnya dengan pikiran jernih”.
Hal tersebut dikatakan Panitia SC Kongres Sunda, Andri Perkasa Kantaprawira, usai mengadakan rapat rutin dan evaluasi di Sekretariat Kongres Sunda (Perpustakaan Ajip Rosidi) Jalan Garut No. 2 Kota Bandung, Selasa (17/11/2020). Saat itu hadir pula Kang Acil Bimbo (Dharmawan Hardjakusumah, SH) Pembina Kongres Sunda.
Hal senada dikatakan Kang Acil Saefudin (Asep Saefudin), Ketua Tim Pokja Provinsi Sunda. “Memang suka tidak suka wacana pembentukan patron Sunda ini terus bergulir, ini sesuatu yang tidak bisa dihindari karena keinginan itu muncul dari para warga Sunda yang memang rindu mengharapkan ada Provinsi Sunda dan ini bukan sesuatu yang awal muncul, paling tidak sudah ada sejak Kongres Pemuda Sunda,” katanya.
Acil yakin semua stakeholder akan berperan aktif untuk ikut mewujudkan ini. Kalau ada pro-kontra wajar saja katanya, nanti juga ujungnya akan mengerucut, ini menjadi suatu kebutuhan bagi warga Sunda dan etnik lainnya yang ada di Tanah Sunda. Demikian kata Acil.
“Pada prinsipnya Orang Sunda dari dulu sangat wellcome someah ka semah, menerima etnik lainnya. Jadi tak usah alergi – bahwa hari ini ada gerakan, ada keinginan untuk membentuk Provinsi Sunda dan saya kira Insya Alloh akan terbentuk pada waktunya“, kata Acil optimis.
Adapun agenda yang dibahas dalam rapat tesebut meliputi, pertama panitia akan kembali mengadakan SAWALAMAYA Pra-Kongres Sunda Merumuskan Strategi Kebudayaan Sunda: Strategi Pentahelix Digitalisasi Budaya” yang akan digelar hari Kamis, 19 November 2020.
Para Pembicaranya: Prof. Dr. Ir. Ganjar Kurnia, DEA (Ketua Pusat Digitalisasi dan Pengembangan Budaya Sunda), Dr. Agus. H. Canny (President University), Dr. Acep Iwan Saidi (Dosen FSRD ITB), Wina Erwina, Ph.D. (Pusat Pengelolaan Pengetahuan Unpad), Dr. Nina Kurnia Hikmawati, SE., M.M. (Sekretaris Kongres Sunda/Dosen Unikom), dan Hilman Hidayat, S.Sos., M.Si. (Ketua PWI Jawa Barat), serta Moderator Dr. Doni Purnama Alamsyah, S.Kom., M.M. (Universitas Bina Nusantara).
Dalam Agenda ini kata Andri akan dirumuskan bagaimana Atikan Sunda Unggul (sikap-sikap keunggulan Sunda bisa diajarkan di sekolah mulai dari TK hingga SMA. Untuk itu pihaknya kata Andri, akan mengajak Dinas Pendidikan Provinsi yang akan diurus oleh Dina Akhmad yang menginginkan antara pendidikan dan atikan kebudayaan tidak dipisahkan.
“Mudah-mudahan we karena Sunda mah lekat dengan kebudayaannya dan ada akulturasi dengan berbagai suku bangsa yang ada di Sunda, Sunda juga sangat dekat dengan Islam, bisa langsung menjadi ide-ide trasnformatif tentang pendidikan berkebudayaan, seperti kata Yudi Latif Pakar kebanggaan orang Sunda,“ kata Andri serius.
Agenda kedua, panitia Kongres Sunda akan bertemu dengan Walikota Bogor Bima Arya dan Rektor Universitas Pakuan (Bibin Rubini) membahas Gerbang Pakuan.
Setelah itu akan komunikasi dengan Rektor Unigal (Yat Rospia Brata) tentang rekonstruksi Keraton Galuh dan konservasi Gunung Sawal. Panitia juga akan ke Tasikmalaya (soal Entrepreneurship Sunda), juga Subang (bagaimana Subang jadi maju, tata ruangnya harus dikelola dengan baik karena ada Patimban, juga digitalisasinya). Panitia juga akan bertemu dengan Ratu Arimbi dan orang-orang Cirebon yang akan bergabung.
“Kita ke Tasik membahas entrepreneur karena kita punya pakarnya di bidang itu, begitu juga ke daerah lainnya kita selalu membawa para pakar di bidangnya. “Jadi Kongres Sunda ini benar-benar sebuah wahana untuk melakukan wacana-wacana transformatif baik ke dalam maupun ke bangsa ini, demi Sunda Mulya – Nusantara Jaya“, demikian kata Andri pasti.
Oleh karena visi Kongres Sunda Sunda Mulya Nusantara Jaya itulah maka pada tanggal 13 Desember 2020, kata Andri, pihaknya juga akan memperingati Wawasan Nusantara Deklarasi Juanda. Ir. Haji Juanda Kartawijaya sebagai orang yang membanggakan bangsa Sunda, andri berharap mudah-mudahan Yudi Latif punya waktu untuk membahasnya.
Dan tentang Provinsi Sunda ini yang paling hot, kata Andri pihaknya sedang memperbaiki naskah akademik dan hari ini Ketua OC Kongres Sunda Avi Taufik Hidayat sudah membentuk Tim Pakar Kongres Sunda yang nanti akan dibantu Kang Acil Saefudin sebagai Wakil Ketua OC/Pokja Provinsi Sunda.
Berikut Tim Para Pakar Kongres Sunda: Adjie Esa Putra, Prof. Dr. Ir. Ganjar Kurnia, DEA, Prof. Dr. Koesoemadinata, Prof. Dr. Asep Muhtadi, Prof. Dr. Reiza Dienaputra, Dr. Wahyu Wiriadinata, Dr. Etty R.S, Memet Hamdan SH, M.Sc, Dr, Indra Perwira, Memet A. Hakui SH, Dr. Gunawan Undang, Dr. Ikke Dewi Sartika, Dr. Agus Mulyana, Yusyus Kuswandana, SH.,M.Si, Evi Sylviadi, Aceng A. Natsir, Dra. Hj. Ir. Eni Sumarni, M.Kes, Walid Saikhu, Dr. Suhendi Afrianto, Dani Wisnu SE, Dani Kurniawan, dan Asep “Acil” Saefudin. (Asep GP)***
Tatarjabar.com
November 18, 2020
CB Blogger
IndonesiaAcil yakin semua stakeholder akan berperan aktif untuk ikut mewujudkan ini. Kalau ada pro-kontra wajar saja katanya, nanti juga ujungnya akan mengerucut, ini menjadi suatu kebutuhan bagi warga Sunda dan etnik lainnya yang ada di Tanah Sunda. Demikian kata Acil.
“Pada prinsipnya Orang Sunda dari dulu sangat wellcome someah ka semah, menerima etnik lainnya. Jadi tak usah alergi – bahwa hari ini ada gerakan, ada keinginan untuk membentuk Provinsi Sunda dan saya kira Insya Alloh akan terbentuk pada waktunya“, kata Acil optimis.
Adapun agenda yang dibahas dalam rapat tesebut meliputi, pertama panitia akan kembali mengadakan SAWALAMAYA Pra-Kongres Sunda Merumuskan Strategi Kebudayaan Sunda: Strategi Pentahelix Digitalisasi Budaya” yang akan digelar hari Kamis, 19 November 2020.
Para Pembicaranya: Prof. Dr. Ir. Ganjar Kurnia, DEA (Ketua Pusat Digitalisasi dan Pengembangan Budaya Sunda), Dr. Agus. H. Canny (President University), Dr. Acep Iwan Saidi (Dosen FSRD ITB), Wina Erwina, Ph.D. (Pusat Pengelolaan Pengetahuan Unpad), Dr. Nina Kurnia Hikmawati, SE., M.M. (Sekretaris Kongres Sunda/Dosen Unikom), dan Hilman Hidayat, S.Sos., M.Si. (Ketua PWI Jawa Barat), serta Moderator Dr. Doni Purnama Alamsyah, S.Kom., M.M. (Universitas Bina Nusantara).
Dalam Agenda ini kata Andri akan dirumuskan bagaimana Atikan Sunda Unggul (sikap-sikap keunggulan Sunda bisa diajarkan di sekolah mulai dari TK hingga SMA. Untuk itu pihaknya kata Andri, akan mengajak Dinas Pendidikan Provinsi yang akan diurus oleh Dina Akhmad yang menginginkan antara pendidikan dan atikan kebudayaan tidak dipisahkan.
“Mudah-mudahan we karena Sunda mah lekat dengan kebudayaannya dan ada akulturasi dengan berbagai suku bangsa yang ada di Sunda, Sunda juga sangat dekat dengan Islam, bisa langsung menjadi ide-ide trasnformatif tentang pendidikan berkebudayaan, seperti kata Yudi Latif Pakar kebanggaan orang Sunda,“ kata Andri serius.
Agenda kedua, panitia Kongres Sunda akan bertemu dengan Walikota Bogor Bima Arya dan Rektor Universitas Pakuan (Bibin Rubini) membahas Gerbang Pakuan.
Setelah itu akan komunikasi dengan Rektor Unigal (Yat Rospia Brata) tentang rekonstruksi Keraton Galuh dan konservasi Gunung Sawal. Panitia juga akan ke Tasikmalaya (soal Entrepreneurship Sunda), juga Subang (bagaimana Subang jadi maju, tata ruangnya harus dikelola dengan baik karena ada Patimban, juga digitalisasinya). Panitia juga akan bertemu dengan Ratu Arimbi dan orang-orang Cirebon yang akan bergabung.
“Kita ke Tasik membahas entrepreneur karena kita punya pakarnya di bidang itu, begitu juga ke daerah lainnya kita selalu membawa para pakar di bidangnya. “Jadi Kongres Sunda ini benar-benar sebuah wahana untuk melakukan wacana-wacana transformatif baik ke dalam maupun ke bangsa ini, demi Sunda Mulya – Nusantara Jaya“, demikian kata Andri pasti.
Oleh karena visi Kongres Sunda Sunda Mulya Nusantara Jaya itulah maka pada tanggal 13 Desember 2020, kata Andri, pihaknya juga akan memperingati Wawasan Nusantara Deklarasi Juanda. Ir. Haji Juanda Kartawijaya sebagai orang yang membanggakan bangsa Sunda, andri berharap mudah-mudahan Yudi Latif punya waktu untuk membahasnya.
Dan tentang Provinsi Sunda ini yang paling hot, kata Andri pihaknya sedang memperbaiki naskah akademik dan hari ini Ketua OC Kongres Sunda Avi Taufik Hidayat sudah membentuk Tim Pakar Kongres Sunda yang nanti akan dibantu Kang Acil Saefudin sebagai Wakil Ketua OC/Pokja Provinsi Sunda.
Berikut Tim Para Pakar Kongres Sunda: Adjie Esa Putra, Prof. Dr. Ir. Ganjar Kurnia, DEA, Prof. Dr. Koesoemadinata, Prof. Dr. Asep Muhtadi, Prof. Dr. Reiza Dienaputra, Dr. Wahyu Wiriadinata, Dr. Etty R.S, Memet Hamdan SH, M.Sc, Dr, Indra Perwira, Memet A. Hakui SH, Dr. Gunawan Undang, Dr. Ikke Dewi Sartika, Dr. Agus Mulyana, Yusyus Kuswandana, SH.,M.Si, Evi Sylviadi, Aceng A. Natsir, Dra. Hj. Ir. Eni Sumarni, M.Kes, Walid Saikhu, Dr. Suhendi Afrianto, Dani Wisnu SE, Dani Kurniawan, dan Asep “Acil” Saefudin. (Asep GP)***
Suasana Makin Hot Panitia Kongres Sunda Gelar 3 Agenda Lagi
Posted by
Tatarjabar.com on Wednesday, November 18, 2020
Wacana penggantian nama Provinsi Jawa Barat menjadi Provinsi Sunda kian menghangat. Pro-kontra pun kian santer datang dari berbagai kalangan.
Tentang dinamika pro-kontra ini mungkin beberapa orang yang kontra itu belum memahami makna atau sesuatu yang strategis tentang penamaan (Provinsi Sunda) itu.
Tentu ini akan lebih hangat betapa strategisnya wacana Provinsi Sunda ini, misalnya untuk memperjelas, mempertegas, mengkolaborasikan kembali sekat-sekat budaya. Jadi mungkin kita selama ini sulit membahas secara ilmah sekat-sekat budaya Betawi, Dermayonan (Indramayu), Priangan, Sunda Utara, Sunda Tengah, Sunda Selatan, tapi dengan adanya nama ini (Provinsi Sunda) bisa kaguar/ terbahas.
Jadi memang kita itu sudah lama tidak melakukan ice breaking, ngalieuk ka tukang - nincak di ayeuna- nyawang ka hareup, itu yang belum kita lakukan. Jadi penting sebuah wacana prime mover (penggerak utama) yang digagas kang Ganjar Kurnia, tapi kita tidak mencari kontroversi dan keributan di Nusantara ini, tapi kita ingin bahwa Sunda sebagai cord budaya ketika dibahas dalam sebuah pemikiran intelektual ini akan memecahkan kebekuan-kebekuan kebudayaan, sosial, ekonomi, politik yang sebenarnya orang Sunda ini sangat terbuka sangat inklusif baik yang migran lama (yang ada dalam kesejarahan dalam Zaman Demak, Majapahit, Mataram, zaman perdagangan) maupun migran-migran baru.
Kalau kebudayaan Sunda ini menguat maka orang-orang Batak, Padang, Maluku, Papua, dll, akan merasakan keunggulan kultur Sunda sebagai perkembangan kejiwaan dan kompetensi mereka karena kebudayaan ini akan membangun sebuah watak kompetensi, kolaborasi dan kompetisi. Nah watak Sunda ini kalau kena orang-orang yang kompetitif misalnya orang Sumatera ini gabungan yang luar biasa kan mereka orang-orang yang kompetitif, pemberani terus di tanah Sunda diajarkan kultur yang lentur, jadi kesuksesan orang-orang Sumatera yang ada di Sunda itu tidak terlepas dari akulturasi kebudayaan Sunda. Sementara orang Sundanya sendiri tidak bisa mengakulturasi kemampuan kompetitif, kecuali perantau-perantau Sunda merasakan itu, makanya perantau Sunda kompetitif di luar tapi di dalam sarakan sendiri kalah. Nah ini harus ada irisannya
“Jadi mohon yang kontra juga memamahi diskursus ini, wacana ini, agar memandangnya dengan pikiran jernih”.
Hal tersebut dikatakan Panitia SC Kongres Sunda, Andri Perkasa Kantaprawira, usai mengadakan rapat rutin dan evaluasi di Sekretariat Kongres Sunda (Perpustakaan Ajip Rosidi) Jalan Garut No. 2 Kota Bandung, Selasa (17/11/2020). Saat itu hadir pula Kang Acil Bimbo (Dharmawan Hardjakusumah, SH) Pembina Kongres Sunda.
Hal senada dikatakan Kang Acil Saefudin (Asep Saefudin), Ketua Tim Pokja Provinsi Sunda. “Memang suka tidak suka wacana pembentukan patron Sunda ini terus bergulir, ini sesuatu yang tidak bisa dihindari karena keinginan itu muncul dari para warga Sunda yang memang rindu mengharapkan ada Provinsi Sunda dan ini bukan sesuatu yang awal muncul, paling tidak sudah ada sejak Kongres Pemuda Sunda,” katanya.
Acil yakin semua stakeholder akan berperan aktif untuk ikut mewujudkan ini. Kalau ada pro-kontra wajar saja katanya, nanti juga ujungnya akan mengerucut, ini menjadi suatu kebutuhan bagi warga Sunda dan etnik lainnya yang ada di Tanah Sunda. Demikian kata Acil.
“Pada prinsipnya Orang Sunda dari dulu sangat wellcome someah ka semah, menerima etnik lainnya. Jadi tak usah alergi – bahwa hari ini ada gerakan, ada keinginan untuk membentuk Provinsi Sunda dan saya kira Insya Alloh akan terbentuk pada waktunya“, kata Acil optimis.
Adapun agenda yang dibahas dalam rapat tesebut meliputi, pertama panitia akan kembali mengadakan SAWALAMAYA Pra-Kongres Sunda Merumuskan Strategi Kebudayaan Sunda: Strategi Pentahelix Digitalisasi Budaya” yang akan digelar hari Kamis, 19 November 2020.
Para Pembicaranya: Prof. Dr. Ir. Ganjar Kurnia, DEA (Ketua Pusat Digitalisasi dan Pengembangan Budaya Sunda), Dr. Agus. H. Canny (President University), Dr. Acep Iwan Saidi (Dosen FSRD ITB), Wina Erwina, Ph.D. (Pusat Pengelolaan Pengetahuan Unpad), Dr. Nina Kurnia Hikmawati, SE., M.M. (Sekretaris Kongres Sunda/Dosen Unikom), dan Hilman Hidayat, S.Sos., M.Si. (Ketua PWI Jawa Barat), serta Moderator Dr. Doni Purnama Alamsyah, S.Kom., M.M. (Universitas Bina Nusantara).
Dalam Agenda ini kata Andri akan dirumuskan bagaimana Atikan Sunda Unggul (sikap-sikap keunggulan Sunda bisa diajarkan di sekolah mulai dari TK hingga SMA. Untuk itu pihaknya kata Andri, akan mengajak Dinas Pendidikan Provinsi yang akan diurus oleh Dina Akhmad yang menginginkan antara pendidikan dan atikan kebudayaan tidak dipisahkan.
“Mudah-mudahan we karena Sunda mah lekat dengan kebudayaannya dan ada akulturasi dengan berbagai suku bangsa yang ada di Sunda, Sunda juga sangat dekat dengan Islam, bisa langsung menjadi ide-ide trasnformatif tentang pendidikan berkebudayaan, seperti kata Yudi Latif Pakar kebanggaan orang Sunda,“ kata Andri serius.
Agenda kedua, panitia Kongres Sunda akan bertemu dengan Walikota Bogor Bima Arya dan Rektor Universitas Pakuan (Bibin Rubini) membahas Gerbang Pakuan.
Setelah itu akan komunikasi dengan Rektor Unigal (Yat Rospia Brata) tentang rekonstruksi Keraton Galuh dan konservasi Gunung Sawal. Panitia juga akan ke Tasikmalaya (soal Entrepreneurship Sunda), juga Subang (bagaimana Subang jadi maju, tata ruangnya harus dikelola dengan baik karena ada Patimban, juga digitalisasinya). Panitia juga akan bertemu dengan Ratu Arimbi dan orang-orang Cirebon yang akan bergabung.
“Kita ke Tasik membahas entrepreneur karena kita punya pakarnya di bidang itu, begitu juga ke daerah lainnya kita selalu membawa para pakar di bidangnya. “Jadi Kongres Sunda ini benar-benar sebuah wahana untuk melakukan wacana-wacana transformatif baik ke dalam maupun ke bangsa ini, demi Sunda Mulya – Nusantara Jaya“, demikian kata Andri pasti.
Oleh karena visi Kongres Sunda Sunda Mulya Nusantara Jaya itulah maka pada tanggal 13 Desember 2020, kata Andri, pihaknya juga akan memperingati Wawasan Nusantara Deklarasi Juanda. Ir. Haji Juanda Kartawijaya sebagai orang yang membanggakan bangsa Sunda, andri berharap mudah-mudahan Yudi Latif punya waktu untuk membahasnya.
Dan tentang Provinsi Sunda ini yang paling hot, kata Andri pihaknya sedang memperbaiki naskah akademik dan hari ini Ketua OC Kongres Sunda Avi Taufik Hidayat sudah membentuk Tim Pakar Kongres Sunda yang nanti akan dibantu Kang Acil Saefudin sebagai Wakil Ketua OC/Pokja Provinsi Sunda.
Berikut Tim Para Pakar Kongres Sunda: Adjie Esa Putra, Prof. Dr. Ir. Ganjar Kurnia, DEA, Prof. Dr. Koesoemadinata, Prof. Dr. Asep Muhtadi, Prof. Dr. Reiza Dienaputra, Dr. Wahyu Wiriadinata, Dr. Etty R.S, Memet Hamdan SH, M.Sc, Dr, Indra Perwira, Memet A. Hakui SH, Dr. Gunawan Undang, Dr. Ikke Dewi Sartika, Dr. Agus Mulyana, Yusyus Kuswandana, SH.,M.Si, Evi Sylviadi, Aceng A. Natsir, Dra. Hj. Ir. Eni Sumarni, M.Kes, Walid Saikhu, Dr. Suhendi Afrianto, Dani Wisnu SE, Dani Kurniawan, dan Asep “Acil” Saefudin. (Asep GP)***
Acil yakin semua stakeholder akan berperan aktif untuk ikut mewujudkan ini. Kalau ada pro-kontra wajar saja katanya, nanti juga ujungnya akan mengerucut, ini menjadi suatu kebutuhan bagi warga Sunda dan etnik lainnya yang ada di Tanah Sunda. Demikian kata Acil.
“Pada prinsipnya Orang Sunda dari dulu sangat wellcome someah ka semah, menerima etnik lainnya. Jadi tak usah alergi – bahwa hari ini ada gerakan, ada keinginan untuk membentuk Provinsi Sunda dan saya kira Insya Alloh akan terbentuk pada waktunya“, kata Acil optimis.
Adapun agenda yang dibahas dalam rapat tesebut meliputi, pertama panitia akan kembali mengadakan SAWALAMAYA Pra-Kongres Sunda Merumuskan Strategi Kebudayaan Sunda: Strategi Pentahelix Digitalisasi Budaya” yang akan digelar hari Kamis, 19 November 2020.
Para Pembicaranya: Prof. Dr. Ir. Ganjar Kurnia, DEA (Ketua Pusat Digitalisasi dan Pengembangan Budaya Sunda), Dr. Agus. H. Canny (President University), Dr. Acep Iwan Saidi (Dosen FSRD ITB), Wina Erwina, Ph.D. (Pusat Pengelolaan Pengetahuan Unpad), Dr. Nina Kurnia Hikmawati, SE., M.M. (Sekretaris Kongres Sunda/Dosen Unikom), dan Hilman Hidayat, S.Sos., M.Si. (Ketua PWI Jawa Barat), serta Moderator Dr. Doni Purnama Alamsyah, S.Kom., M.M. (Universitas Bina Nusantara).
Dalam Agenda ini kata Andri akan dirumuskan bagaimana Atikan Sunda Unggul (sikap-sikap keunggulan Sunda bisa diajarkan di sekolah mulai dari TK hingga SMA. Untuk itu pihaknya kata Andri, akan mengajak Dinas Pendidikan Provinsi yang akan diurus oleh Dina Akhmad yang menginginkan antara pendidikan dan atikan kebudayaan tidak dipisahkan.
“Mudah-mudahan we karena Sunda mah lekat dengan kebudayaannya dan ada akulturasi dengan berbagai suku bangsa yang ada di Sunda, Sunda juga sangat dekat dengan Islam, bisa langsung menjadi ide-ide trasnformatif tentang pendidikan berkebudayaan, seperti kata Yudi Latif Pakar kebanggaan orang Sunda,“ kata Andri serius.
Agenda kedua, panitia Kongres Sunda akan bertemu dengan Walikota Bogor Bima Arya dan Rektor Universitas Pakuan (Bibin Rubini) membahas Gerbang Pakuan.
Setelah itu akan komunikasi dengan Rektor Unigal (Yat Rospia Brata) tentang rekonstruksi Keraton Galuh dan konservasi Gunung Sawal. Panitia juga akan ke Tasikmalaya (soal Entrepreneurship Sunda), juga Subang (bagaimana Subang jadi maju, tata ruangnya harus dikelola dengan baik karena ada Patimban, juga digitalisasinya). Panitia juga akan bertemu dengan Ratu Arimbi dan orang-orang Cirebon yang akan bergabung.
“Kita ke Tasik membahas entrepreneur karena kita punya pakarnya di bidang itu, begitu juga ke daerah lainnya kita selalu membawa para pakar di bidangnya. “Jadi Kongres Sunda ini benar-benar sebuah wahana untuk melakukan wacana-wacana transformatif baik ke dalam maupun ke bangsa ini, demi Sunda Mulya – Nusantara Jaya“, demikian kata Andri pasti.
Oleh karena visi Kongres Sunda Sunda Mulya Nusantara Jaya itulah maka pada tanggal 13 Desember 2020, kata Andri, pihaknya juga akan memperingati Wawasan Nusantara Deklarasi Juanda. Ir. Haji Juanda Kartawijaya sebagai orang yang membanggakan bangsa Sunda, andri berharap mudah-mudahan Yudi Latif punya waktu untuk membahasnya.
Dan tentang Provinsi Sunda ini yang paling hot, kata Andri pihaknya sedang memperbaiki naskah akademik dan hari ini Ketua OC Kongres Sunda Avi Taufik Hidayat sudah membentuk Tim Pakar Kongres Sunda yang nanti akan dibantu Kang Acil Saefudin sebagai Wakil Ketua OC/Pokja Provinsi Sunda.
Berikut Tim Para Pakar Kongres Sunda: Adjie Esa Putra, Prof. Dr. Ir. Ganjar Kurnia, DEA, Prof. Dr. Koesoemadinata, Prof. Dr. Asep Muhtadi, Prof. Dr. Reiza Dienaputra, Dr. Wahyu Wiriadinata, Dr. Etty R.S, Memet Hamdan SH, M.Sc, Dr, Indra Perwira, Memet A. Hakui SH, Dr. Gunawan Undang, Dr. Ikke Dewi Sartika, Dr. Agus Mulyana, Yusyus Kuswandana, SH.,M.Si, Evi Sylviadi, Aceng A. Natsir, Dra. Hj. Ir. Eni Sumarni, M.Kes, Walid Saikhu, Dr. Suhendi Afrianto, Dani Wisnu SE, Dani Kurniawan, dan Asep “Acil” Saefudin. (Asep GP)***
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
No comments :
Post a Comment