Tuesday, April 14, 2020
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
(Kemendikbud) melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti)
mengembangkan sebuah program daring (dalam jaringan) untuk memfasilitasi
pelibatan publik dalam penanganan Coronavirus Disease (Covid-19) yang diberi
nama Relawan Covid-19 Nasional (RECON).
Platform berbasis web ini menjadi media
monitoring dan evaluasi bagi program relawan kemanusiaan Ditjen Dikti, serta
membantu kegiatan preventif dan promotif penanganan Covid-19 di Indonesia.
Kata Mendikbud, Platform RECON menjadi
sangat penting karena menghubungkan kerja berbagai relawan kemanusiaan Ditjen Dikti secara nasional dari
masing-masing wilayah tugas.
“Semangat gotong royong, kemampuan kita
untuk berkolaborasi, mengesampingkan berbagai macam perbedaan dan mengedepankan
tujuan bersama melawan Covid-19 akan sangat menentukan seberapa cepat kita bisa
melalui masa sulit ini,” imbuhnya serius.
Pelaksana Tugas Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi, Nizam menjelaskan RECON didesain sebagai media manajemen
relawan Covid-19, terutama relawan mahasiswa kesehatan yang sudah
bergabung. Selain itu, RECON juga
berfungsi memfasilitasi relawan untuk dapat
memberikan layanan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) serta
pendampingan secara daring kepada masyarakat.
Paltform ini juga menurutnya dapat memfasiltasi kegiatan tracing/tracking orang dalam pemantauan (ODP), konsultasi dan pendampingan
tenaga medis, serta menjadi media untuk meningkatkan edukasi publik terhadap
pencegahan dan penanganan Covid-19 di Indonesia. Hal tersebut dilakukan oleh
para relawan mahasiswa kesehatan dan para dokter sebagai case manager (CM).
“Implementasi platfom ini akan lebih banyak berada di Fakultas Kedokteran yang terhubung
di dalam Asosiasi Pendidikan Kedokteran Indonesia, dan adik-adik mahasiswa yang
terkoordinasi melalui Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia,” jelas
Nizam, pada saat telekonferensi peluncuran platform daring RECON.
RECON dapat diakses melalui tautan https://relawan.kemendikbud.go.id.
Kata Nizam platform ini akan terus dikembangkan lebih lanjut oleh tim Teknologi
Informasi dan Komunikasi Ditjen Dikti. “Sampai saat ini juga sedang dalam
proses diintegrasikan dengan aplikasi dari Badan Nasional Penanggulangan
Bencana (BNPB), sehingga manfaatnya nanti akan lebih dirasakan masyarakat
secara luas,” ujarnya.
Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan
(Belmawa), Aris Junaidi, mengungkapkan saat ini telah tergabung lebih dari 15
ribu relawan untuk mendukung pemerintah dalam menangani pandemi Covid-19.
Dengan rincian terdiri dari tenaga medis/kesehatan (2.136), mahasiswa
co-asisten atau yang sedang menempuh pendididkan profesi dokter Indonesia
(1.062), mahasiswa S-1 Kedokteran (2.493), mahasiswa bidang farmasi (461), mahasiswa kebidanan (315), mahasiswa
keperawatan (1.272), mahasiswa kesehatan masyarakat (744), dan mahasiswa bidang
kesehatan lain (3.031), serta mahasiswa non kesehatan (2.739), dan kelompok
masyarakat umum (1.442).
Tugas para relawan ini sebagian besar untuk
melakukan Komunikasi, Edukasi, dan Informasi (KIE) serta pendampingan secara
daring melalui platform RECON. Konsultasi langsung dilayani melalui aplikasi
WhatssApp (WA) atau aplikasi komunikasi lain. “Yang kedua, apabila mendesak sekali dan dapat membantu
melakukan contact tracing tanpa
bertemu pasien, ini dilakukan di bawah
supervise case manager di tiap wilayah AIPKI wilayah I sampai dengan VI,”
jelas Aris.
Penugasan relawan mahasiswa dilakukan
bertahap sesuai kebutuhan. Tahap pertama sebanyak 1.000 mahasiswa Program
Profesi Dokter Indonesia (co-asistensi). Kemudian, pada tahap kedua sebanyak
2.000 mahasiswa kedokteran, keperawatan, mahasiswa kesehatan masyarakat, dan lain-lain.
“Penugasan kepada relawan mahasiswa
keperawatan dan mahasiswa kesehatan lainnya akan dikoordinasikan dengan
asosiasi institusi Pendidikan Kedokteran,” pungkas Aris. (Asep GP)***
Tatarjabar.com
April 14, 2020
CB Blogger
IndonesiaKemendikbud Luncurkan Aplikasi RECON
Posted by
Tatarjabar.com on Tuesday, April 14, 2020
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
(Kemendikbud) melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti)
mengembangkan sebuah program daring (dalam jaringan) untuk memfasilitasi
pelibatan publik dalam penanganan Coronavirus Disease (Covid-19) yang diberi
nama Relawan Covid-19 Nasional (RECON).
Platform berbasis web ini menjadi media
monitoring dan evaluasi bagi program relawan kemanusiaan Ditjen Dikti, serta
membantu kegiatan preventif dan promotif penanganan Covid-19 di Indonesia.
Kata Mendikbud, Platform RECON menjadi
sangat penting karena menghubungkan kerja berbagai relawan kemanusiaan Ditjen Dikti secara nasional dari
masing-masing wilayah tugas.
“Semangat gotong royong, kemampuan kita
untuk berkolaborasi, mengesampingkan berbagai macam perbedaan dan mengedepankan
tujuan bersama melawan Covid-19 akan sangat menentukan seberapa cepat kita bisa
melalui masa sulit ini,” imbuhnya serius.
Pelaksana Tugas Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi, Nizam menjelaskan RECON didesain sebagai media manajemen
relawan Covid-19, terutama relawan mahasiswa kesehatan yang sudah
bergabung. Selain itu, RECON juga
berfungsi memfasilitasi relawan untuk dapat
memberikan layanan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) serta
pendampingan secara daring kepada masyarakat.
Paltform ini juga menurutnya dapat memfasiltasi kegiatan tracing/tracking orang dalam pemantauan (ODP), konsultasi dan pendampingan
tenaga medis, serta menjadi media untuk meningkatkan edukasi publik terhadap
pencegahan dan penanganan Covid-19 di Indonesia. Hal tersebut dilakukan oleh
para relawan mahasiswa kesehatan dan para dokter sebagai case manager (CM).
“Implementasi platfom ini akan lebih banyak berada di Fakultas Kedokteran yang terhubung
di dalam Asosiasi Pendidikan Kedokteran Indonesia, dan adik-adik mahasiswa yang
terkoordinasi melalui Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia,” jelas
Nizam, pada saat telekonferensi peluncuran platform daring RECON.
RECON dapat diakses melalui tautan https://relawan.kemendikbud.go.id.
Kata Nizam platform ini akan terus dikembangkan lebih lanjut oleh tim Teknologi
Informasi dan Komunikasi Ditjen Dikti. “Sampai saat ini juga sedang dalam
proses diintegrasikan dengan aplikasi dari Badan Nasional Penanggulangan
Bencana (BNPB), sehingga manfaatnya nanti akan lebih dirasakan masyarakat
secara luas,” ujarnya.
Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan
(Belmawa), Aris Junaidi, mengungkapkan saat ini telah tergabung lebih dari 15
ribu relawan untuk mendukung pemerintah dalam menangani pandemi Covid-19.
Dengan rincian terdiri dari tenaga medis/kesehatan (2.136), mahasiswa
co-asisten atau yang sedang menempuh pendididkan profesi dokter Indonesia
(1.062), mahasiswa S-1 Kedokteran (2.493), mahasiswa bidang farmasi (461), mahasiswa kebidanan (315), mahasiswa
keperawatan (1.272), mahasiswa kesehatan masyarakat (744), dan mahasiswa bidang
kesehatan lain (3.031), serta mahasiswa non kesehatan (2.739), dan kelompok
masyarakat umum (1.442).
Tugas para relawan ini sebagian besar untuk
melakukan Komunikasi, Edukasi, dan Informasi (KIE) serta pendampingan secara
daring melalui platform RECON. Konsultasi langsung dilayani melalui aplikasi
WhatssApp (WA) atau aplikasi komunikasi lain. “Yang kedua, apabila mendesak sekali dan dapat membantu
melakukan contact tracing tanpa
bertemu pasien, ini dilakukan di bawah
supervise case manager di tiap wilayah AIPKI wilayah I sampai dengan VI,”
jelas Aris.
Penugasan relawan mahasiswa dilakukan
bertahap sesuai kebutuhan. Tahap pertama sebanyak 1.000 mahasiswa Program
Profesi Dokter Indonesia (co-asistensi). Kemudian, pada tahap kedua sebanyak
2.000 mahasiswa kedokteran, keperawatan, mahasiswa kesehatan masyarakat, dan lain-lain.
“Penugasan kepada relawan mahasiswa
keperawatan dan mahasiswa kesehatan lainnya akan dikoordinasikan dengan
asosiasi institusi Pendidikan Kedokteran,” pungkas Aris. (Asep GP)***
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
No comments :
Post a Comment