Sunday, January 12, 2020
Mau kemana para lulusan perguruan tinggi usai diwisuda?
Suatu pertanyaan menohok dan membutuhkan jawaban yang lama sambil mengernyitkan dahi bagi para rektor dan dosen serta para orang tua termasuk para sarjananya sendiri. Apalagi saat ini zaman global, masa revolusi industri 4.0, zaman penuh persaingan yang ketat, lulusan yang tidak punya skill yang cukup jangan harap bisa kompetitif dalam meraih dunia kerja, bisa-bisa jadi pengangguran intelek.
Prof. Obi, Lulusan Widyatama hanya menunggu 3 bulan, langsung kerja |
Untuk itulah Universitas Widyatama (UTama) Bandung punya Program Pusat Karir/Career Centre yang hingga kini terus mengoptimalkan Pusat Bimbingan Karir dan Tracer Study (pusat lanjutan karir) dalam melatih serta memberikan pembekalan, pelayanan bagi mahasiswanya supaya cepat terserap bekerja oleh dunia usaha dan dunia industri (DUDI). Maka tak heran kalau universitas yang dipimpin Prof. Dr. H. Obsatar Sinaga S.IP., M.Si., ini menjadi contoh pengelolaan pusat karir mahasiswa perguruan tinggi se-Indonesia.
Sehingga “Lulusan Universitas Widyatama hanya memiliki masa tunggu kerja maksimal, selama tiga bulan saja,” kata Prof Obsatar Sinaga ketika ditemui wartawan di ruang kerjanya, Jumat (1/11/2019).
Salah satu keunggulan pusat karir Widyatama ini, kata Prof. Obi, demikian akrab disapa, di antaranya setiap tahun mengirimkan 8 orang lulusan terbaik dari Jurusan Manajemen Perbankan, untuk menjadi pegawai di salah satu bank ternama di Bali.
Selain itu pihaknya pun berkolaborasi dengan 48 perusahaan besar dalam penyaluran lulusannya untuk direkrut menjadi pegawai dan setiap tahun rutin menggelar kegiatan career day, yang menghadirkan puluhan perusahaan untuk malakukan perekrutan dan membuka lowongan kerja.
Malahan Career Day Widyatama pernah memecahkan rekor MURI Indonesia. ”Dimana, acara yang berlangsung bulan Juli 2019 digelar selama 48 nonstop”, kata Obi bangga.
Prof. Obi juga mengatakan, pihaknya memiliki 18 unsur Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) bagi mahasiswanya yang dibuat oleh Badan Nasional Serifikasi Profesi (BNSP). Dimana selama kurang lebih tujuh semester mahasiswa Widyatama dari setiap program studi mengikut LSP. Sehingga memiliki sertifikat keahlian dari kementrian tenaga kerja yang dikeluarkan oleh Universitas Widyatama, yang kini berhasil menduduki rangking 95 perguruan ternama se-Indonesia.
“Setiap lulus satu semester akan dikeluarkan sertifikat. Contohnya sertifikat data base di semester satu, di semester dua memperoleh sertifikat programer bagi mahasiswa informatika,” papar Obi.
Berkat semua itu, UTama ditunjuk menjadi percontohan bagi kampus lainnya di Indonesia. Menyelenggarakan pelaksanaan program pengembangan layanan pusat karir dan pusat karir lanjutan (tracer study) pada direktorat kemahasiswaan direktorat jenderal pembelajaran dan kemahasiswaan.
Selain itu, UTama pun mengadakan kegiatan pembahasan program kerja pengembangan karir tahun 2020, serta pembuatan draft laporan program bantuan pusat karir lanjutan (tracer study) tahun 2019. Yang kesemuanya digelar di kampus Universitas Widyatama Jalan Cikutra No 204 A, dari tanggal 31 Oktober hingga 1 November 2019.
Kegiatannya sendiri diikuti sekitar 20 perwakilan dari perguruan tinggi se-Indonesia, seperti Institut Pertanian Bogor, Univeritas Hasanudin, Institut Teknologi Malang, Universitas Sebelas Maret, dan perguruan tinggi lainnya.
Sementara itu Kasubdit Penyelarasan Kebutuhan Kerja Direktorat Kemahasiswaan Dirjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan kemenristek Dikti, Trimega Gultom yang juga hadir dalam acara tersebut, mengatakan dipilihnya UTama untuk mengajarkan pusat karir yang ideal karena Widyatama pusat karirnya sudah bagus. Menurut Gultom, dulu yang namanya perguruan tinggi hanya meluluskan mahasiswa saja. Namun sekarang ada unit kerja di setiap perguruan tinggi dengan nama pusat karir.
Lebih lanjut Gultom mengatakan, pusat karir bertugas untuk mempersiapkan para lulusannya dari mulai mahasiswa belajar, lulus, sampai keluar mencari pekerjaan. Semua itu disiapkan oleh pusat karir. Di antaranya dengan membuat pelatihan-pelatihan bagi mahasiswa untuk menghadapi dunia kerja.
Karena pusat karir membina mahasiswa ketika proses pembelajaran diajarkan, bagaimana mahasiswa nantinya bisa mengikuti kegiatan-kegiatan yang ada di kampus. Hal itu sebagai proses mahasiswa bekerjasama dengan orang banyak.
Dunia usaha dan industri pun kata Gultom kini tidak memprioritaskan nilai IPK, karena hal itu menjadi nomer sekian.Tetapi yang dilihat karakter dan kompetensinya, karena pemerintah sekarang mengharuskan para mahasiswa mengantongi surat keterangan pendamping ijazah, tambahnya.
Oleh karena itu kata Gultom, yang paling utama kini para mahasiswa dituntut untuk memiliki soft skill. Diantaranya kompetensi tim leader, bisa bekerjasama saat bekerja di bawah tekanan. Selain itu, tata krama/beretika dan lainnya.
“Kompetensi yang namanya soft skill, kini justru dibutuhkan oleh perusahaan. Disamping sosmednya pun dilihat. Seperti apa karakter orangnya, apa yang sudah diucapkan di dalam sosmednya. Jadi sekarang ini mahasiswa dianjurkan mempunyai sosmed yang sesuai dengan namanya,” jelas Gultom.
Di akhir paparannya Gultom mengatakan bahwa tujuan dari kegiatan di Widyatama ini yaitu membina perguruan tinggi untuk membuat pusat karir secara optimal.
Di samping itu, untuk membentuk tim kordinator pusat karir di 10 wilayah Jakarta, Tangerang, Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, Sulawesi Selatan dan derah lainnya di Indonesia membawahi perguruan tinggi yang diasuhnya. Sehingga pusat karir bisa bekerja dengan baik. Demikian pungkasnya. (Asep GP)***
Tatarjabar.com
January 12, 2020
CB Blogger
IndonesiaUTama jadi Percontohan Pusat Karir Perguruan Tinggi Se-Indonesia
Posted by
Tatarjabar.com on Sunday, January 12, 2020
Mau kemana para lulusan perguruan tinggi usai diwisuda?
Suatu pertanyaan menohok dan membutuhkan jawaban yang lama sambil mengernyitkan dahi bagi para rektor dan dosen serta para orang tua termasuk para sarjananya sendiri. Apalagi saat ini zaman global, masa revolusi industri 4.0, zaman penuh persaingan yang ketat, lulusan yang tidak punya skill yang cukup jangan harap bisa kompetitif dalam meraih dunia kerja, bisa-bisa jadi pengangguran intelek.
Prof. Obi, Lulusan Widyatama hanya menunggu 3 bulan, langsung kerja |
Untuk itulah Universitas Widyatama (UTama) Bandung punya Program Pusat Karir/Career Centre yang hingga kini terus mengoptimalkan Pusat Bimbingan Karir dan Tracer Study (pusat lanjutan karir) dalam melatih serta memberikan pembekalan, pelayanan bagi mahasiswanya supaya cepat terserap bekerja oleh dunia usaha dan dunia industri (DUDI). Maka tak heran kalau universitas yang dipimpin Prof. Dr. H. Obsatar Sinaga S.IP., M.Si., ini menjadi contoh pengelolaan pusat karir mahasiswa perguruan tinggi se-Indonesia.
Sehingga “Lulusan Universitas Widyatama hanya memiliki masa tunggu kerja maksimal, selama tiga bulan saja,” kata Prof Obsatar Sinaga ketika ditemui wartawan di ruang kerjanya, Jumat (1/11/2019).
Salah satu keunggulan pusat karir Widyatama ini, kata Prof. Obi, demikian akrab disapa, di antaranya setiap tahun mengirimkan 8 orang lulusan terbaik dari Jurusan Manajemen Perbankan, untuk menjadi pegawai di salah satu bank ternama di Bali.
Selain itu pihaknya pun berkolaborasi dengan 48 perusahaan besar dalam penyaluran lulusannya untuk direkrut menjadi pegawai dan setiap tahun rutin menggelar kegiatan career day, yang menghadirkan puluhan perusahaan untuk malakukan perekrutan dan membuka lowongan kerja.
Malahan Career Day Widyatama pernah memecahkan rekor MURI Indonesia. ”Dimana, acara yang berlangsung bulan Juli 2019 digelar selama 48 nonstop”, kata Obi bangga.
Prof. Obi juga mengatakan, pihaknya memiliki 18 unsur Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) bagi mahasiswanya yang dibuat oleh Badan Nasional Serifikasi Profesi (BNSP). Dimana selama kurang lebih tujuh semester mahasiswa Widyatama dari setiap program studi mengikut LSP. Sehingga memiliki sertifikat keahlian dari kementrian tenaga kerja yang dikeluarkan oleh Universitas Widyatama, yang kini berhasil menduduki rangking 95 perguruan ternama se-Indonesia.
“Setiap lulus satu semester akan dikeluarkan sertifikat. Contohnya sertifikat data base di semester satu, di semester dua memperoleh sertifikat programer bagi mahasiswa informatika,” papar Obi.
Berkat semua itu, UTama ditunjuk menjadi percontohan bagi kampus lainnya di Indonesia. Menyelenggarakan pelaksanaan program pengembangan layanan pusat karir dan pusat karir lanjutan (tracer study) pada direktorat kemahasiswaan direktorat jenderal pembelajaran dan kemahasiswaan.
Selain itu, UTama pun mengadakan kegiatan pembahasan program kerja pengembangan karir tahun 2020, serta pembuatan draft laporan program bantuan pusat karir lanjutan (tracer study) tahun 2019. Yang kesemuanya digelar di kampus Universitas Widyatama Jalan Cikutra No 204 A, dari tanggal 31 Oktober hingga 1 November 2019.
Kegiatannya sendiri diikuti sekitar 20 perwakilan dari perguruan tinggi se-Indonesia, seperti Institut Pertanian Bogor, Univeritas Hasanudin, Institut Teknologi Malang, Universitas Sebelas Maret, dan perguruan tinggi lainnya.
Sementara itu Kasubdit Penyelarasan Kebutuhan Kerja Direktorat Kemahasiswaan Dirjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan kemenristek Dikti, Trimega Gultom yang juga hadir dalam acara tersebut, mengatakan dipilihnya UTama untuk mengajarkan pusat karir yang ideal karena Widyatama pusat karirnya sudah bagus. Menurut Gultom, dulu yang namanya perguruan tinggi hanya meluluskan mahasiswa saja. Namun sekarang ada unit kerja di setiap perguruan tinggi dengan nama pusat karir.
Lebih lanjut Gultom mengatakan, pusat karir bertugas untuk mempersiapkan para lulusannya dari mulai mahasiswa belajar, lulus, sampai keluar mencari pekerjaan. Semua itu disiapkan oleh pusat karir. Di antaranya dengan membuat pelatihan-pelatihan bagi mahasiswa untuk menghadapi dunia kerja.
Karena pusat karir membina mahasiswa ketika proses pembelajaran diajarkan, bagaimana mahasiswa nantinya bisa mengikuti kegiatan-kegiatan yang ada di kampus. Hal itu sebagai proses mahasiswa bekerjasama dengan orang banyak.
Dunia usaha dan industri pun kata Gultom kini tidak memprioritaskan nilai IPK, karena hal itu menjadi nomer sekian.Tetapi yang dilihat karakter dan kompetensinya, karena pemerintah sekarang mengharuskan para mahasiswa mengantongi surat keterangan pendamping ijazah, tambahnya.
Oleh karena itu kata Gultom, yang paling utama kini para mahasiswa dituntut untuk memiliki soft skill. Diantaranya kompetensi tim leader, bisa bekerjasama saat bekerja di bawah tekanan. Selain itu, tata krama/beretika dan lainnya.
“Kompetensi yang namanya soft skill, kini justru dibutuhkan oleh perusahaan. Disamping sosmednya pun dilihat. Seperti apa karakter orangnya, apa yang sudah diucapkan di dalam sosmednya. Jadi sekarang ini mahasiswa dianjurkan mempunyai sosmed yang sesuai dengan namanya,” jelas Gultom.
Di akhir paparannya Gultom mengatakan bahwa tujuan dari kegiatan di Widyatama ini yaitu membina perguruan tinggi untuk membuat pusat karir secara optimal.
Di samping itu, untuk membentuk tim kordinator pusat karir di 10 wilayah Jakarta, Tangerang, Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, Sulawesi Selatan dan derah lainnya di Indonesia membawahi perguruan tinggi yang diasuhnya. Sehingga pusat karir bisa bekerja dengan baik. Demikian pungkasnya. (Asep GP)***
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
No comments :
Post a Comment