Friday, January 31, 2020
Setelah munculnya Keraton Agung Sejagat di Purworejo yang menggemparkan masyarakat Nusantara, kini di tanah Sunda pun muncul Sunda Empire yang mengaku sebagai penguasa dunia.
Sunda Empire juga mengakui kalau mereka adalah kelompok kekaisaran matahari yang menguasai seluruh dunia dan telah berdiri sejak 324 SM. Membawa masa kejayaan tokoh dunia Alexander The Great (Iskandar Yang Agung) dan mengklaim De Heeren Zeventien adalah Kekaisaran Sunda.
Selain itu, salah satu petingginya, Rangga Sasana mengatakan dengan PD (percaya diri) bahwa PBB dan NATO lahir di Bandung. Dibentuk pada posisi setelah perang dunia kedua atas dasar tatanan ABCD, maksudnya A itu Amerika, B (British/Inggris), C (Canada), dan D adalah Bandung, sebagai diplomatik.
Sejak kemunculannya Sunda Empire memang membuat publik geger. Tak jarang, pengakuan atau klaim yang mereka sampaikan menjadi bahan tertawaan dan lelucon publik. Sebab, pengakuan mereka tersebut bertolak belakang dengan sejarah yang ada. Itulah yang membuat masyarakat Sunda yang hapal sejarah dan tahu jatidiri Ki Sunda yang sebenarnya, marah dan merasa dilecehkan.
Puncaknya pada Selasa (28/1/2020), masyarakat Sunda yang “Diluluguan”, diprakarsai oleh Robby Maulana Zulkarnaen (Ketua Umum Sundawani Wirabuana) jeung Satrawan Sunda, Godi Suwarna, serta Ari Mulya (Majelis Adat Sunda) dan Lucky Djohari Soemawilaga (Unsur Keraton Sumedang Larang), mengadakan “Gempungan” untuk menyikapi masalah tersebut.
Gempungan yang dihadiri oleh berbagai unsur kesundaan, seniman, budayawan, LSM, tokoh dan padepokan-padepokan silat, IPSI, Ormas Manggala , Paku Pajajaran, Sundawani dan beberapa perwakilan dari Sumedang, Karawang, Bogor dan KBB (Kabupaten Bandung Barat), digelar di Gedung Indonesia Menggugat Jl. Perintis Kemerdekaan No. 5 Kota Bandung.
Hasil pertemuan tersebut kata Robby Sundawani Wirabuana, akhirnya akan melahirkan sebuah pernyataan sikap bahwa keberadaan Sunda Empire itu meresahkan orang Sunda, karena membawa nama Sunda dan di dalamnya ada pembodohan. Malah sudah sampai pada kejahatan psikologi, mereka menyebarkan virus untuk menghentikan etos kerja para generasi penerus Sunda.
“Ini jelas harus ditindak secara hukum soalnya sudah menyangkut tentang bendera mereka dan proklamasi (membuat Negara di dalam Negara) ya bubarkan! Juga stop ekspose media elektronik yang gencar menayangkan mereka, sebab jadi menyesatkan masyarakat, kalau kata peribahasa Sunda mah ibarat nu burung diangklungan nu edan dikendangan (orang gila diberi iringan musik angklung, yang edan dikasih musik kendang, artinya mengamini orang yang berbohong)”, demikian katanya geram.
Sunda Empire kata Robby memang menyebar kebohongan sejarah dan ini bukan saja melecehkan Ki Sunda, tapi juga menghina NKRI. Menurut mereka, semua negara harus registrasi ulang termasuk Republik Indonesia yang expire-nya tanggal 20 Agustus 2020. Semua Negara di dunia sudah harus daftar ulang sebelum tanggal itu. “Ini daftar ulang ke siapa? Akhirnya jadi lamunan saja, bisa-bisa nanti dituduh sebaga ikon baru urang Sunda, tukang ngalamun, suka bermimpi, jelas kita tersinggung dengan hal tersebut karena membawa-bawa nama Sunda”.
Untuk itulah kata Robby pihaknya sudah melaporkannya ke Polisi dan Polda mendukung penuh untuk menindaklanjuti kasus ini.
Pelajaran yang bisa diambil dari hal ini, “Sudah saatnya kita harus bersatu untuk membuat sebuah karya yang nyata dan tidak selalu euphoria terhadap masa lalu kejayaan para leluhur tapi dalam kenyataannya hari ini kita ketinggalan oleh bangsa lain. Jadi mari rapatkan barisan untuk berbuat sesuatu bagi bangsa dan Negara dengan karya, babakti ku bukti (berbakti dengan bukti nyata), “ demikian pungkas Robby.
Robby Sundawani sedang membacakan sikap
hasil Gempungan
|
Sikap yang sama juga ditunjukan Ki. H. Dr. Dharmasetiawan Natapraja, Pemimpin Padukuhan Pakujajar Ciwidey Kabupaten Bandung. Kang Iwan menginginkan Sunda Empire secepatnya dibubarkan. Tapi sebelum itu katanya harus diteliti dulu, apa alasan mendirikan Sunda Empire, tujuannya apa?
Apalagi dengan memakai seragam ketentaraan lengkap dengan segala atributnya sambil mengaku penguasa kekaisaran dunia itu sudah termasuk makar dan menghina NKRI.
“Apalagi dengan membawa-bawa nama Sunda, padahal dia sendiri yang mengaku perdana menterinya (Nasri Banks) bukan orang Sunda, tidak tahu sejarah sunda, tidak mengerti bahasa Sunda, bicara ngawur tentang sejarah Sunda, itu sudah merupakan penghinaan terhadap orang Sunda. Jadi Sunda mana yang mereka maksudkan, sekarang eksistensi Sunda itu kan orang-orang yang duduk di Tatar Sunda, walau jaman dulu Sunda Land atau Archipelago de la Sonda wilayahnya terbentang sangat luas dari Madagaskar sampai ke Melanesia, sudah lah itu zaman dulu tak perlu membahas itu, sekarang eksistensi Sunda itu dari Selat Sunda sampai ke perbatasan Jateng, itulah Tatar Sunda sekarang, itulah yang harus kamu pertahankan. Jadi jelas harus dibubarkan dan harus meminta maaf ke orang Sunda”, pungkas Kang Iwan serius.
Sementara Ari Mulya mengatakan bahwa makna pertemuan hari ini menyamakan persepsi menyikapi kejadian yang gencar ditayangkan di media eletroknik yang memberitakan adanya kekaisaran Sunda. Inti dari pertemuan hari ini masyarakat Sunda/Jabar sepakat menolak adanya Sunda Empire. Karena apa yang telah mereka katakan di berbagai media elektronik dan medsos adalah jelas pembohongan publik yang mengatasnamakan Sunda, sehingga ada persepsi dari masyarakat luas gerakan-gerakan mereka identik dengan yang dilakukan para leluhur atau kerajaan-kerajaan Sunda di masa lalu sehingga saya sebagai Ketua Masjelis Adat Sunda beserta seluruh komponen masyarakat Sunda yang hadir menegaskan kembali untuk menolak pernyataan dan keterangan- keterangan yang diungkapkan Sunda Empire dan sama sekali keberadaan mereka tidak ada sangkut-pautnya dengan cerita/sejarah para leluhur dan kerajaan sunda di masa lalu”
1. Selaku ahli waris Budaya Sunda menolak keras berdirinya Sunda Empire yang membawa nama leluhur Sunda, Sunda Empire sama sekali tidak ada hubungannya dengan leluhur dan kerajaan Sunda sebelumnya.
2. Selaku masyarakat Sunda menuntut agar Sunda Empire segera menghentikan kegiatannya, yang telah membuat resah akibat pembohongan sejarah Sunda terhadap masyarakat di Jawa Barat dan Indonesia pada umumnya.
3. Seluruh Masyarakat Sunda siap menjadi garda terdepan untuk menangkal munculnya kerajaan baru di Jawa Barat yang tidak ada hubungan sebagai pewaris kerajaan, yang dapat mengganggu ketenteraman masyarakat Jawa Barat.
4. Mendukung penuh Polda Jabar untuk menindak tegas pihak-pihak yang mengatasnamakan Sunda Empire sesuai aturan hukum yang berlaku di Negara kesatuan Republik Indonesia.
5. Mendesak kepada media elektronik, media cetak dan media sosial lainnya untuk tidak terus-terusan mengekspos atau membesar-besarkan berita tentang Sunda Empire yang jelas-jelas membuat masyarakat Sunda khususnya dan rakyat Indonesia menjadi resah. (Bandung 22 Januari 2020).
Selain itu Ari dan pihaknya juga sebelumnya sudah melaporkan hal ini ke Polda Jabar untuk mengusut dan menindak tegas Sunda Empire sesuai dengan hukum yang berlaku karena sudah melakukan pembohongan publik, menyesatkan pikiran rakyat dan meresahkan masyarakat Jabar
“Kita tunggu mudah-mudahan tidak terlalu lama lagi hasil kerja polisi terbukti”, pungkasnya.
Dan benar saja, petangnya setelah selesai acara ini digelar, Polisi menetapkan 3 petinggi Sunda Empire jadi “Tersangka”.
Para petinggi tersebut Nasri Banks, Raden Ratna Ningrum, dan Rangga Sasana dijerat Pasal 14 ayat (1) dan (2) dan atau Pasal 15 UU Nomor 1 Tahun 1946 tentang Peraturan Hukum Pidana dengan ancaman hukuman Pidana maksimum 10 tahun penjara.
“Semoga semua ini menjadi pembelajaran buat mereka bahwa apapun modusnya tidak ada cara yang benar untuk melakukan kesalahan. Untuk para pengikutnya, segera hentikan segala halusinasi yang selama ini mereka yakini. Dan untuk pemerintah, atau pihak terkait agar lebih mendorong, memperhatikan, melestarikan, mengembangkan nilai-nilai kearifan lokal Sunda yang sebenar-benarnya, agar masyarakat Sunda bisa mendapatkan pencerahan dan penyadaran terhadap jatidirinya”, demikian harapan Robby Maulana Zulkarnaen, Ketua Umum Sundawani Wirabuana.(Asep GP)***
Gempungan Inohong dan Budayawan Sunda Bubarkan Sunda Empire
Posted by
Tatarjabar.com on Friday, January 31, 2020
Setelah munculnya Keraton Agung Sejagat di Purworejo yang menggemparkan masyarakat Nusantara, kini di tanah Sunda pun muncul Sunda Empire yang mengaku sebagai penguasa dunia.
Sunda Empire juga mengakui kalau mereka adalah kelompok kekaisaran matahari yang menguasai seluruh dunia dan telah berdiri sejak 324 SM. Membawa masa kejayaan tokoh dunia Alexander The Great (Iskandar Yang Agung) dan mengklaim De Heeren Zeventien adalah Kekaisaran Sunda.
Selain itu, salah satu petingginya, Rangga Sasana mengatakan dengan PD (percaya diri) bahwa PBB dan NATO lahir di Bandung. Dibentuk pada posisi setelah perang dunia kedua atas dasar tatanan ABCD, maksudnya A itu Amerika, B (British/Inggris), C (Canada), dan D adalah Bandung, sebagai diplomatik.
Sejak kemunculannya Sunda Empire memang membuat publik geger. Tak jarang, pengakuan atau klaim yang mereka sampaikan menjadi bahan tertawaan dan lelucon publik. Sebab, pengakuan mereka tersebut bertolak belakang dengan sejarah yang ada. Itulah yang membuat masyarakat Sunda yang hapal sejarah dan tahu jatidiri Ki Sunda yang sebenarnya, marah dan merasa dilecehkan.
Puncaknya pada Selasa (28/1/2020), masyarakat Sunda yang “Diluluguan”, diprakarsai oleh Robby Maulana Zulkarnaen (Ketua Umum Sundawani Wirabuana) jeung Satrawan Sunda, Godi Suwarna, serta Ari Mulya (Majelis Adat Sunda) dan Lucky Djohari Soemawilaga (Unsur Keraton Sumedang Larang), mengadakan “Gempungan” untuk menyikapi masalah tersebut.
Gempungan yang dihadiri oleh berbagai unsur kesundaan, seniman, budayawan, LSM, tokoh dan padepokan-padepokan silat, IPSI, Ormas Manggala , Paku Pajajaran, Sundawani dan beberapa perwakilan dari Sumedang, Karawang, Bogor dan KBB (Kabupaten Bandung Barat), digelar di Gedung Indonesia Menggugat Jl. Perintis Kemerdekaan No. 5 Kota Bandung.
Hasil pertemuan tersebut kata Robby Sundawani Wirabuana, akhirnya akan melahirkan sebuah pernyataan sikap bahwa keberadaan Sunda Empire itu meresahkan orang Sunda, karena membawa nama Sunda dan di dalamnya ada pembodohan. Malah sudah sampai pada kejahatan psikologi, mereka menyebarkan virus untuk menghentikan etos kerja para generasi penerus Sunda.
“Ini jelas harus ditindak secara hukum soalnya sudah menyangkut tentang bendera mereka dan proklamasi (membuat Negara di dalam Negara) ya bubarkan! Juga stop ekspose media elektronik yang gencar menayangkan mereka, sebab jadi menyesatkan masyarakat, kalau kata peribahasa Sunda mah ibarat nu burung diangklungan nu edan dikendangan (orang gila diberi iringan musik angklung, yang edan dikasih musik kendang, artinya mengamini orang yang berbohong)”, demikian katanya geram.
Sunda Empire kata Robby memang menyebar kebohongan sejarah dan ini bukan saja melecehkan Ki Sunda, tapi juga menghina NKRI. Menurut mereka, semua negara harus registrasi ulang termasuk Republik Indonesia yang expire-nya tanggal 20 Agustus 2020. Semua Negara di dunia sudah harus daftar ulang sebelum tanggal itu. “Ini daftar ulang ke siapa? Akhirnya jadi lamunan saja, bisa-bisa nanti dituduh sebaga ikon baru urang Sunda, tukang ngalamun, suka bermimpi, jelas kita tersinggung dengan hal tersebut karena membawa-bawa nama Sunda”.
Untuk itulah kata Robby pihaknya sudah melaporkannya ke Polisi dan Polda mendukung penuh untuk menindaklanjuti kasus ini.
Pelajaran yang bisa diambil dari hal ini, “Sudah saatnya kita harus bersatu untuk membuat sebuah karya yang nyata dan tidak selalu euphoria terhadap masa lalu kejayaan para leluhur tapi dalam kenyataannya hari ini kita ketinggalan oleh bangsa lain. Jadi mari rapatkan barisan untuk berbuat sesuatu bagi bangsa dan Negara dengan karya, babakti ku bukti (berbakti dengan bukti nyata), “ demikian pungkas Robby.
Robby Sundawani sedang membacakan sikap
hasil Gempungan
|
Sikap yang sama juga ditunjukan Ki. H. Dr. Dharmasetiawan Natapraja, Pemimpin Padukuhan Pakujajar Ciwidey Kabupaten Bandung. Kang Iwan menginginkan Sunda Empire secepatnya dibubarkan. Tapi sebelum itu katanya harus diteliti dulu, apa alasan mendirikan Sunda Empire, tujuannya apa?
Apalagi dengan memakai seragam ketentaraan lengkap dengan segala atributnya sambil mengaku penguasa kekaisaran dunia itu sudah termasuk makar dan menghina NKRI.
“Apalagi dengan membawa-bawa nama Sunda, padahal dia sendiri yang mengaku perdana menterinya (Nasri Banks) bukan orang Sunda, tidak tahu sejarah sunda, tidak mengerti bahasa Sunda, bicara ngawur tentang sejarah Sunda, itu sudah merupakan penghinaan terhadap orang Sunda. Jadi Sunda mana yang mereka maksudkan, sekarang eksistensi Sunda itu kan orang-orang yang duduk di Tatar Sunda, walau jaman dulu Sunda Land atau Archipelago de la Sonda wilayahnya terbentang sangat luas dari Madagaskar sampai ke Melanesia, sudah lah itu zaman dulu tak perlu membahas itu, sekarang eksistensi Sunda itu dari Selat Sunda sampai ke perbatasan Jateng, itulah Tatar Sunda sekarang, itulah yang harus kamu pertahankan. Jadi jelas harus dibubarkan dan harus meminta maaf ke orang Sunda”, pungkas Kang Iwan serius.
Sementara Ari Mulya mengatakan bahwa makna pertemuan hari ini menyamakan persepsi menyikapi kejadian yang gencar ditayangkan di media eletroknik yang memberitakan adanya kekaisaran Sunda. Inti dari pertemuan hari ini masyarakat Sunda/Jabar sepakat menolak adanya Sunda Empire. Karena apa yang telah mereka katakan di berbagai media elektronik dan medsos adalah jelas pembohongan publik yang mengatasnamakan Sunda, sehingga ada persepsi dari masyarakat luas gerakan-gerakan mereka identik dengan yang dilakukan para leluhur atau kerajaan-kerajaan Sunda di masa lalu sehingga saya sebagai Ketua Masjelis Adat Sunda beserta seluruh komponen masyarakat Sunda yang hadir menegaskan kembali untuk menolak pernyataan dan keterangan- keterangan yang diungkapkan Sunda Empire dan sama sekali keberadaan mereka tidak ada sangkut-pautnya dengan cerita/sejarah para leluhur dan kerajaan sunda di masa lalu”
1. Selaku ahli waris Budaya Sunda menolak keras berdirinya Sunda Empire yang membawa nama leluhur Sunda, Sunda Empire sama sekali tidak ada hubungannya dengan leluhur dan kerajaan Sunda sebelumnya.
2. Selaku masyarakat Sunda menuntut agar Sunda Empire segera menghentikan kegiatannya, yang telah membuat resah akibat pembohongan sejarah Sunda terhadap masyarakat di Jawa Barat dan Indonesia pada umumnya.
3. Seluruh Masyarakat Sunda siap menjadi garda terdepan untuk menangkal munculnya kerajaan baru di Jawa Barat yang tidak ada hubungan sebagai pewaris kerajaan, yang dapat mengganggu ketenteraman masyarakat Jawa Barat.
4. Mendukung penuh Polda Jabar untuk menindak tegas pihak-pihak yang mengatasnamakan Sunda Empire sesuai aturan hukum yang berlaku di Negara kesatuan Republik Indonesia.
5. Mendesak kepada media elektronik, media cetak dan media sosial lainnya untuk tidak terus-terusan mengekspos atau membesar-besarkan berita tentang Sunda Empire yang jelas-jelas membuat masyarakat Sunda khususnya dan rakyat Indonesia menjadi resah. (Bandung 22 Januari 2020).
Selain itu Ari dan pihaknya juga sebelumnya sudah melaporkan hal ini ke Polda Jabar untuk mengusut dan menindak tegas Sunda Empire sesuai dengan hukum yang berlaku karena sudah melakukan pembohongan publik, menyesatkan pikiran rakyat dan meresahkan masyarakat Jabar
“Kita tunggu mudah-mudahan tidak terlalu lama lagi hasil kerja polisi terbukti”, pungkasnya.
Dan benar saja, petangnya setelah selesai acara ini digelar, Polisi menetapkan 3 petinggi Sunda Empire jadi “Tersangka”.
Para petinggi tersebut Nasri Banks, Raden Ratna Ningrum, dan Rangga Sasana dijerat Pasal 14 ayat (1) dan (2) dan atau Pasal 15 UU Nomor 1 Tahun 1946 tentang Peraturan Hukum Pidana dengan ancaman hukuman Pidana maksimum 10 tahun penjara.
“Semoga semua ini menjadi pembelajaran buat mereka bahwa apapun modusnya tidak ada cara yang benar untuk melakukan kesalahan. Untuk para pengikutnya, segera hentikan segala halusinasi yang selama ini mereka yakini. Dan untuk pemerintah, atau pihak terkait agar lebih mendorong, memperhatikan, melestarikan, mengembangkan nilai-nilai kearifan lokal Sunda yang sebenar-benarnya, agar masyarakat Sunda bisa mendapatkan pencerahan dan penyadaran terhadap jatidirinya”, demikian harapan Robby Maulana Zulkarnaen, Ketua Umum Sundawani Wirabuana.(Asep GP)***
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
No comments :
Post a Comment