Monday, December 16, 2024
Fadli Zon (Ketiga Dari Kanan) Tengah Membuka Buku Literasi Budaya Sunda Yang Dihaturkan MMS (Dok. MMS) |
Menteri Kebudayaan RI Dr. H.Fadli Zon,S.S., ,M.Sc, dalam rangkaian kegiatannya di Bandung menerima silaturahmi Pinisepuh, Dewan Pakar Badan Pekerja Majelis dan para budayawan Sunda jejaring Musyawarah Sunda, di Rumah Budaya Ciumbuleuit Jl. Bukit Raya – Bandung, Sabtu (14/12/2024).
Pertemuan ini hasil komunikasi informal dan formal Pinisepuh Pamangku Sunda dan Badan Pekerja MMS. Hadir pada silaturahmi tersebut diantaranya Prof. Dr Ir.Ganjar Kurnia Hj.Halimah Munawir, Dr. Ernawan Koesoemaatmadja, Dra.Ir.Eni Sumarni,Mkes, Wina Erwina,PhD (Pakar Pengetahuan Lokal Alumni Leiden University), Dr. Riadi Darwis (Pakar Gastronomi), Dr. Zaini Alif (Pakar Permainan Anak), Dr. Bucky Wikaque (Ketua DPRD Jawa Barat yang seorang budayawan), Budayawan Budi Dalton Setiawan dan Deni Chandra, serta Nace Permana, M.iKom (Ketua Kongres Seniman Budayawan Jawa Barat). Terlihat juga Guru Besar Tari ISBI Bandung Prof. Een Herdiani, Dr. Ismet Ruchimat, Taufik Faturohman, Ferry Curtis, Hermana HMT, Tony Broer, Andar Manik, dan seniman –budayawan lainnya.
Acara ini diselingi dengan pemberian diplomasi cindera mata berupa baju merah putih dan iket merah putih mega mendung dari MMS, dan pemberian ratusan buku literasi budaya berupa Disertasi,Thesis, dan Buku-buku karya pakar dan jejaring Majelis Musyawarah Sunda diantaranya Thesis Rekonstruksi Keraton Galuh Pakuan (1371-1375 M) dan Kota Pakwan Pajajaran (1482-1521 M) , Filosopi Kujang, Budak Angon, Pengetahuan Lokal Sunda, Permainan Anak Sunda 1-3, dan 5 Jilid Gastronomi Galuh Pakuan dan Sunda karya Dr. Riadi Darwis, sebagai simbolik dukungan dan permohonan MMS agar Kementrian Kebudayaan yang dinakodai Menteri Kebudayaan yang sangat intelektual dan punya aktivitas mendokumentasi karya budaya semakin cepat bergerak dan mendorong karya-karya budaya sunda dan Indonesia semakin terdokumentasi serta menjadi sumber pengetahuan untuk kemajuan kebudayaan dan peradaban bangsa Indonesia, ujar Ketua Badan Pekerja MMS Andri P. Kantaprawira, S.IP,MM.
(Dok. Asep JM) |
Dalam sambutannya setelah mendengarkan masukan dari beberapa pakar MMS yang diantaranya disampaikan oleh Ketua Pokja Budaya MMS H.Avi Taufik Hidayat tentang pentingnya negara menetapkan apa saja karakter unggul bangsa Indonesia dan pengajaran karakter unggul bangsa dari mulai SD, sehingga seperti terjadi pada bangsa Jepang dan Jerman yang berubah dari bangsa pemalas dan penipu jadi bangsa besar berkarakter inovatif, disiplin dan pekerja keras, sementar Andarmanik meminta agar implementasi UU No. 5 tentang Pemajuan Kebudayaan dapat segera teknis melahirkan Strategi Kebudayaan Nasional, antara lain diperkuat dengan Perda Pemajuan Kebudayaan Daerah dimulai Perda Pemajuan Kebudayaan Jawa Barat dan pembentukan Dinas Kebudayaan sebagai struktur mandiri di Provinsi serta Kabupaten Kota.
Menteri Kebudayaan RI Dr. H.Fadli Zon,S.S,MSc dalam sambutannya sangat kaget dengan pemberian tersebut secara bercanda ini merupakan "Gratifikasi" ilmu dari pakar dan budayawan Sunda untuk kemajuan Sunda dan Indonesia. Kita perlu meracik dan membangun ekosistem kebudayaan nasional dengan merumuskan strategi kebudayaan nasional yang tepat untuk membangun peradaban Indonesia sebagai salah satu pusat Kebudayaan Dunia karena ke Bhineka Tunggal Ika-annya dan keluhuran substansi makna dan isinya, sesuai pasal 32 UUD 1945.
Kita memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia. Gunung Padang, Candi Batu Jaya, merupakan salah bukti arkeologis kebesaran peradaban sunda yang menjadi pembicaraan dunia,” ujarnya.
(Dok. Asep JM) |
“Kita perlu memajukan kebudayaan kita, untuk itu perumusan Strategi Kebudayaan Nasional sangat penting, optimalisasi Dana Abadi Kebudayaan yang masih sering tersisa bahkan tersisa 300 Milyar saat ini penting untuk diisi dengan karya karya budaya yang dapat mencengangkan dunia, untuk itu metoda ekspresi kebudayaan kekinian dengan Artificial Intelegence,Filmografi, Sendratari modern yang menamadukan dengan IT, musik musik yang bersaing dalam musikalitas dunia seperti Voices Of Baceprot, dan karya-karya budaya Generasi Milenial perlu kita dorong untuk eksis menerobos dalam persaingan karya karya budaya dunia,” ujarnya menutup sambutannya.
Sementara itu masih dalam acara yang sama, anggota DPRD Provinsi Jawa Barat dari Partai Gerindra Ricky Kurniawan mengatakan pada wartawan sangat mengapresiasi pertemuan Menteri Kebudayaan dengan MMS serta seniman-seniman muda tersebut, karena aspirasi dan harapan-harapan para seniman dan budayawan Sunda ini bisa mereka sampaikan langsung kepada wadah anu merenah, tempat yang pas, yaitu Kementerian Kebudayaan yang merupakan kementerian baru dalam sejarah pemerintahan Indonesia.
“Menurut saya ini positif, ini kan Fadli Zon sebagai Menteri Kebudayaan punya kepentingan juga untuk merangkul semuanya. Karena insan budaya, kantong-kantong kebudayaan di Indonesia terutama di Jawa Barat atau Sunda itu sebarannya luar biasa banyak. Ya kita ingin mengkonsolidasikan dalam bentuk harmoni. Ini bagian dari political will yang bagus sekali,“ katanya.
Jadi Ricky punya harapan besar akan hirup-huripna Kebudayaan Sunda ini, apalagi Gubernur Jawa Barat terpilih Dedi Mulyadi sangat konsen dengan budaya Sunda, demikian juga dengan Ketua DPRD nya Bucki Wikagoe (Bucky Wibawa Karya Guna) juga orang budaya dan Fadli Zon sebagai Menteri Kebudayaan sangat familiar dengan budaya Sunda.
(Dok. Asep JM) |
Budaya Sunda kata Ricky sangat kaya. Heritage, peninggalan budayanya luar biasa. tapi belum banyak yang tahu dan belum maksimal pemeliharaannya. Dia mencontohkan di satu kecamatan aja di Tamansari Bogor ada 54 situs. “Itu luar biasa dan itu kekayaan historis Sunda dari dulu sudah memiliki kebudayaan yang tinggi, hanya orang tidak banyak yang menyadari atau banyak orang yang abai. Padahal ini hal besar.
Sebagaimana halnya China sekarang sedang getol-getolnya memulihkan kebanggaan jatidirinya yang sempat diberangus revolusi kebudayaan di masa komunisme. Jadi hal hal-hal yang berbau feodalisme, yang berbau kerajaan zaman dulu mereka hilangkan. Tapi sekarang mereka berbubah haluan, ternyata semua itu penting karena walau bagaimana pun ini jatidirnya. Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai kebudayaannya. Yang sadar akan kekayaan leluhur, asal muasal mereka darimana.
“Jadi kita juga harus berbuat seperti itu. Apalagi budaya Sunda sangat kaya, orang Sunda harus bangga. Seperti yang disampaikan Prof. Ganjar Kurnia (Rektor ke-10 Unpad). ada 500 kesenian-adat istiadat Sunda, tapi yang sekarang masih ditemukan paling 30, itu juga yang masih dipakai sehari-hari paling 10 ini kan sangat disayangkan,“ sesalnya.
Makanya kantong-kantong kebudayaan seperti Majelis Musyawarah Sunda (MMS), seniman –budayawan Sunda, dsb, termasuk kampung-kampung adat yang masih teguh melestarikan budaya Sunda menuntut perhatian khusus.
“Jangan lupa yang namanya kebudayaan itu ada di UUD 45 Pasal 32 Tentang Kebudayaan. Kita kan hafalnya UUD Pasal 33 ayat 3 (Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat), yang suka jadi dipakai kokojo kampanye. Jadi ini Kebudayaan harus dilestarikan. Ini amanat UUD 45 bukan perda dan pergub lagi. Kebudayaan ini sangat penting. Karena hilang budayanya hilang juga bangsanya,“ kata Ricky serius.
Bucky Wikagoe juga berpendapat, ngamumule (melestraikan) budaya Sunda itu bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tapi semua stakeholder. Serta ada proses pewarisannya yang yang selama ini jarang dipetakan.
Pertama proses pewarisan itu berjalan dilakukan secara vertikal dari orangt tua ke anak/dari orang dewasa kepada anak, Kemudian ada juga proses horizontal dari usia sebaya. Nah inilah kata Bucky yang membentuk kepribadian individu anak. Nah pertanyaannya apakah proses-proses itu sudah berjalan/tidak.
“Saya ketika kecil di Bandung, sehari-hari orang tua saya nyetel lagu Cianjuran, ibu saya seringkali ada aktivitas latihan nembang, dan saya dipaksa bapak saya ikut latihan Penca juga main Calung. Memang bagi saya waktu itu ketika kelas 2 SD belum bermakna, tapi bukan berarti saya tidak merekam peristiwa itu dan rekamam itu akan terus ada. Nah ketika sudah dewasa rekaman itu akan direfleksikan kembali dalam bentuk nilai-nilai kesetiaan terhadap nilai-nilai kebudayaan yang kita punya. Makanya saya sering menyampaikan ke pemerintah, beri pengalaman sebanyak-banyaknya kepada anak-anak usia pra sekolah (PAUD/TK) dan SD itu diberi pengalaman dengan peristiwa-peristiwa budaya,“ kata Bucky.
(Dok. Asep JM) |
Dia juga pernah menyampaikan agar kesenian tradisi diperkenalkan di sekolah-sekolah TK dan SD. Misalnya nada-nada tradisonal yang kita punya, da-mi-na-ti--la-da, itu wajib diajarkan dan diperdengarkan. Nah setelah mereka SMP atau SMA boleh mengeksplor dengan nada-nada Barat.
“Jadi tujuannya untuk perekaman dulu, diajar nari, nembang, gamelan, angklung, penca, dsb. Nah ini gak pernah direkontruksikan melalui kebijakan pemerintah. Bagaimana kita membuat pondasi karakter anak-anak kita diisi oleh nilai-nilai kebudayaan, harusnya dengan political will tadi mau gak pemerintahnya. Nah setelah anak-anak SD itu diisi mereka punya pengalaman dengan peristiwa kebudayaan tadi maka setelah dewasa mereka akan kembali mempelajari seni-budaya tradisional, jadi dengan demikian seni budaya tradisi akan tetap terlestarikan dari generasi ke generasi,“ demikian kata Bucky
“Ngamumule seni-budaya itu harus sabar, harus ada pewarisan kepada anak-anak kecil, lalu untuk remaja seperti apa, orang dewasa seperti apa, kemudian memperbanyak kegiatan festival, memberi peluang pertunjukan yang lebih banyak dengan fasilitas yang memadai, kemudian penghargaan-penghargaan dan yang tidak kalah paling penting, pemerintah harus hadir memperhatikan kehidupan para maestro,“ demikian pungkas Ketua DPRD Jabar. (Asep GP)***
Tatarjabar.com
December 16, 2024
CB Blogger
IndonesiaMenteri Kebudayaan Silaturahmi dengan Majelis Musyawarah Sunda
Posted by
Tatarjabar.com on Monday, December 16, 2024
Fadli Zon (Ketiga Dari Kanan) Tengah Membuka Buku Literasi Budaya Sunda Yang Dihaturkan MMS (Dok. MMS) |
Menteri Kebudayaan RI Dr. H.Fadli Zon,S.S., ,M.Sc, dalam rangkaian kegiatannya di Bandung menerima silaturahmi Pinisepuh, Dewan Pakar Badan Pekerja Majelis dan para budayawan Sunda jejaring Musyawarah Sunda, di Rumah Budaya Ciumbuleuit Jl. Bukit Raya – Bandung, Sabtu (14/12/2024).
Pertemuan ini hasil komunikasi informal dan formal Pinisepuh Pamangku Sunda dan Badan Pekerja MMS. Hadir pada silaturahmi tersebut diantaranya Prof. Dr Ir.Ganjar Kurnia Hj.Halimah Munawir, Dr. Ernawan Koesoemaatmadja, Dra.Ir.Eni Sumarni,Mkes, Wina Erwina,PhD (Pakar Pengetahuan Lokal Alumni Leiden University), Dr. Riadi Darwis (Pakar Gastronomi), Dr. Zaini Alif (Pakar Permainan Anak), Dr. Bucky Wikaque (Ketua DPRD Jawa Barat yang seorang budayawan), Budayawan Budi Dalton Setiawan dan Deni Chandra, serta Nace Permana, M.iKom (Ketua Kongres Seniman Budayawan Jawa Barat). Terlihat juga Guru Besar Tari ISBI Bandung Prof. Een Herdiani, Dr. Ismet Ruchimat, Taufik Faturohman, Ferry Curtis, Hermana HMT, Tony Broer, Andar Manik, dan seniman –budayawan lainnya.
Acara ini diselingi dengan pemberian diplomasi cindera mata berupa baju merah putih dan iket merah putih mega mendung dari MMS, dan pemberian ratusan buku literasi budaya berupa Disertasi,Thesis, dan Buku-buku karya pakar dan jejaring Majelis Musyawarah Sunda diantaranya Thesis Rekonstruksi Keraton Galuh Pakuan (1371-1375 M) dan Kota Pakwan Pajajaran (1482-1521 M) , Filosopi Kujang, Budak Angon, Pengetahuan Lokal Sunda, Permainan Anak Sunda 1-3, dan 5 Jilid Gastronomi Galuh Pakuan dan Sunda karya Dr. Riadi Darwis, sebagai simbolik dukungan dan permohonan MMS agar Kementrian Kebudayaan yang dinakodai Menteri Kebudayaan yang sangat intelektual dan punya aktivitas mendokumentasi karya budaya semakin cepat bergerak dan mendorong karya-karya budaya sunda dan Indonesia semakin terdokumentasi serta menjadi sumber pengetahuan untuk kemajuan kebudayaan dan peradaban bangsa Indonesia, ujar Ketua Badan Pekerja MMS Andri P. Kantaprawira, S.IP,MM.
(Dok. Asep JM) |
Dalam sambutannya setelah mendengarkan masukan dari beberapa pakar MMS yang diantaranya disampaikan oleh Ketua Pokja Budaya MMS H.Avi Taufik Hidayat tentang pentingnya negara menetapkan apa saja karakter unggul bangsa Indonesia dan pengajaran karakter unggul bangsa dari mulai SD, sehingga seperti terjadi pada bangsa Jepang dan Jerman yang berubah dari bangsa pemalas dan penipu jadi bangsa besar berkarakter inovatif, disiplin dan pekerja keras, sementar Andarmanik meminta agar implementasi UU No. 5 tentang Pemajuan Kebudayaan dapat segera teknis melahirkan Strategi Kebudayaan Nasional, antara lain diperkuat dengan Perda Pemajuan Kebudayaan Daerah dimulai Perda Pemajuan Kebudayaan Jawa Barat dan pembentukan Dinas Kebudayaan sebagai struktur mandiri di Provinsi serta Kabupaten Kota.
Menteri Kebudayaan RI Dr. H.Fadli Zon,S.S,MSc dalam sambutannya sangat kaget dengan pemberian tersebut secara bercanda ini merupakan "Gratifikasi" ilmu dari pakar dan budayawan Sunda untuk kemajuan Sunda dan Indonesia. Kita perlu meracik dan membangun ekosistem kebudayaan nasional dengan merumuskan strategi kebudayaan nasional yang tepat untuk membangun peradaban Indonesia sebagai salah satu pusat Kebudayaan Dunia karena ke Bhineka Tunggal Ika-annya dan keluhuran substansi makna dan isinya, sesuai pasal 32 UUD 1945.
Kita memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia. Gunung Padang, Candi Batu Jaya, merupakan salah bukti arkeologis kebesaran peradaban sunda yang menjadi pembicaraan dunia,” ujarnya.
(Dok. Asep JM) |
“Kita perlu memajukan kebudayaan kita, untuk itu perumusan Strategi Kebudayaan Nasional sangat penting, optimalisasi Dana Abadi Kebudayaan yang masih sering tersisa bahkan tersisa 300 Milyar saat ini penting untuk diisi dengan karya karya budaya yang dapat mencengangkan dunia, untuk itu metoda ekspresi kebudayaan kekinian dengan Artificial Intelegence,Filmografi, Sendratari modern yang menamadukan dengan IT, musik musik yang bersaing dalam musikalitas dunia seperti Voices Of Baceprot, dan karya-karya budaya Generasi Milenial perlu kita dorong untuk eksis menerobos dalam persaingan karya karya budaya dunia,” ujarnya menutup sambutannya.
Sementara itu masih dalam acara yang sama, anggota DPRD Provinsi Jawa Barat dari Partai Gerindra Ricky Kurniawan mengatakan pada wartawan sangat mengapresiasi pertemuan Menteri Kebudayaan dengan MMS serta seniman-seniman muda tersebut, karena aspirasi dan harapan-harapan para seniman dan budayawan Sunda ini bisa mereka sampaikan langsung kepada wadah anu merenah, tempat yang pas, yaitu Kementerian Kebudayaan yang merupakan kementerian baru dalam sejarah pemerintahan Indonesia.
“Menurut saya ini positif, ini kan Fadli Zon sebagai Menteri Kebudayaan punya kepentingan juga untuk merangkul semuanya. Karena insan budaya, kantong-kantong kebudayaan di Indonesia terutama di Jawa Barat atau Sunda itu sebarannya luar biasa banyak. Ya kita ingin mengkonsolidasikan dalam bentuk harmoni. Ini bagian dari political will yang bagus sekali,“ katanya.
Jadi Ricky punya harapan besar akan hirup-huripna Kebudayaan Sunda ini, apalagi Gubernur Jawa Barat terpilih Dedi Mulyadi sangat konsen dengan budaya Sunda, demikian juga dengan Ketua DPRD nya Bucki Wikagoe (Bucky Wibawa Karya Guna) juga orang budaya dan Fadli Zon sebagai Menteri Kebudayaan sangat familiar dengan budaya Sunda.
(Dok. Asep JM) |
Budaya Sunda kata Ricky sangat kaya. Heritage, peninggalan budayanya luar biasa. tapi belum banyak yang tahu dan belum maksimal pemeliharaannya. Dia mencontohkan di satu kecamatan aja di Tamansari Bogor ada 54 situs. “Itu luar biasa dan itu kekayaan historis Sunda dari dulu sudah memiliki kebudayaan yang tinggi, hanya orang tidak banyak yang menyadari atau banyak orang yang abai. Padahal ini hal besar.
Sebagaimana halnya China sekarang sedang getol-getolnya memulihkan kebanggaan jatidirinya yang sempat diberangus revolusi kebudayaan di masa komunisme. Jadi hal hal-hal yang berbau feodalisme, yang berbau kerajaan zaman dulu mereka hilangkan. Tapi sekarang mereka berbubah haluan, ternyata semua itu penting karena walau bagaimana pun ini jatidirnya. Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai kebudayaannya. Yang sadar akan kekayaan leluhur, asal muasal mereka darimana.
“Jadi kita juga harus berbuat seperti itu. Apalagi budaya Sunda sangat kaya, orang Sunda harus bangga. Seperti yang disampaikan Prof. Ganjar Kurnia (Rektor ke-10 Unpad). ada 500 kesenian-adat istiadat Sunda, tapi yang sekarang masih ditemukan paling 30, itu juga yang masih dipakai sehari-hari paling 10 ini kan sangat disayangkan,“ sesalnya.
Makanya kantong-kantong kebudayaan seperti Majelis Musyawarah Sunda (MMS), seniman –budayawan Sunda, dsb, termasuk kampung-kampung adat yang masih teguh melestarikan budaya Sunda menuntut perhatian khusus.
“Jangan lupa yang namanya kebudayaan itu ada di UUD 45 Pasal 32 Tentang Kebudayaan. Kita kan hafalnya UUD Pasal 33 ayat 3 (Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat), yang suka jadi dipakai kokojo kampanye. Jadi ini Kebudayaan harus dilestarikan. Ini amanat UUD 45 bukan perda dan pergub lagi. Kebudayaan ini sangat penting. Karena hilang budayanya hilang juga bangsanya,“ kata Ricky serius.
Bucky Wikagoe juga berpendapat, ngamumule (melestraikan) budaya Sunda itu bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tapi semua stakeholder. Serta ada proses pewarisannya yang yang selama ini jarang dipetakan.
Pertama proses pewarisan itu berjalan dilakukan secara vertikal dari orangt tua ke anak/dari orang dewasa kepada anak, Kemudian ada juga proses horizontal dari usia sebaya. Nah inilah kata Bucky yang membentuk kepribadian individu anak. Nah pertanyaannya apakah proses-proses itu sudah berjalan/tidak.
“Saya ketika kecil di Bandung, sehari-hari orang tua saya nyetel lagu Cianjuran, ibu saya seringkali ada aktivitas latihan nembang, dan saya dipaksa bapak saya ikut latihan Penca juga main Calung. Memang bagi saya waktu itu ketika kelas 2 SD belum bermakna, tapi bukan berarti saya tidak merekam peristiwa itu dan rekamam itu akan terus ada. Nah ketika sudah dewasa rekaman itu akan direfleksikan kembali dalam bentuk nilai-nilai kesetiaan terhadap nilai-nilai kebudayaan yang kita punya. Makanya saya sering menyampaikan ke pemerintah, beri pengalaman sebanyak-banyaknya kepada anak-anak usia pra sekolah (PAUD/TK) dan SD itu diberi pengalaman dengan peristiwa-peristiwa budaya,“ kata Bucky.
(Dok. Asep JM) |
Dia juga pernah menyampaikan agar kesenian tradisi diperkenalkan di sekolah-sekolah TK dan SD. Misalnya nada-nada tradisonal yang kita punya, da-mi-na-ti--la-da, itu wajib diajarkan dan diperdengarkan. Nah setelah mereka SMP atau SMA boleh mengeksplor dengan nada-nada Barat.
“Jadi tujuannya untuk perekaman dulu, diajar nari, nembang, gamelan, angklung, penca, dsb. Nah ini gak pernah direkontruksikan melalui kebijakan pemerintah. Bagaimana kita membuat pondasi karakter anak-anak kita diisi oleh nilai-nilai kebudayaan, harusnya dengan political will tadi mau gak pemerintahnya. Nah setelah anak-anak SD itu diisi mereka punya pengalaman dengan peristiwa kebudayaan tadi maka setelah dewasa mereka akan kembali mempelajari seni-budaya tradisional, jadi dengan demikian seni budaya tradisi akan tetap terlestarikan dari generasi ke generasi,“ demikian kata Bucky
“Ngamumule seni-budaya itu harus sabar, harus ada pewarisan kepada anak-anak kecil, lalu untuk remaja seperti apa, orang dewasa seperti apa, kemudian memperbanyak kegiatan festival, memberi peluang pertunjukan yang lebih banyak dengan fasilitas yang memadai, kemudian penghargaan-penghargaan dan yang tidak kalah paling penting, pemerintah harus hadir memperhatikan kehidupan para maestro,“ demikian pungkas Ketua DPRD Jabar. (Asep GP)***
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
No comments :
Post a Comment