Friday, July 26, 2024
Sugeng Pujiono bersama peserta PKW Barista 2024, mendidik calon wirausahawan handal (Foto Asep GP) |
Sebagaimana diketahui Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Sugeng Sejahtera telah mengadakan Pelatihan Barista sejak 2016 di kawasan Cikole Lembang tepatnya di Kopi Luwak Cikole dan telah menghasilkan 14 angkatan lulusan tenaga Barista.
LKP Sugeng Sejahtera yang resmi berdiri 2018 ini memang lahir karena adanya Kopi Luwak Cikole. Jadi Pelatihan ini lahir karena ada pengalaman memproduksi kopi luwak, pengalaman barista, pengalaman melayani customer.
Target pesertanya merekrut anak-anak muda yang secara ekonomi belum beruntung yang tidak bekerja dan tidak sekolah, mereka ditampung dikasih pelatihan gratis selama seminggu. Setelah selesai pelatihan, mereka diberi alat, sarana prasarana untuk jualan. Benar-benar modal dengkul, tapi tentunya mereka semua diseleksi dulu.
Sugeng di acara pembukaan PKW, semoga kelak mereka jadi bagian orang-orang sukses di Indonesia (Foto Asep GP) |
Selain program pelatihan mandiri, LKP Sugeng Sejahtera pun belakangan ini bekerjasama dengan kemendikbudristek mengadakan PKW (Program Kecakapan Wirausaha) yang merupakan Program unggulan dari Direktorat Kursus dan Pelatihan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi Republik Indonesia, yang bertujuan sama, mencetak para wirausahawan dan mengurangi pengangguran.
Pelatihan kerjasama dengan pemerintah ini sudah berjalan sejak 2021-2022-2023, dan tahun ini pun LKP Sugeng Sejahtera kembali dipercaya pemerintah terkait untuk melaksanakan Program Kecakapan Wirausaha bidang Barista.
Pembukaan kegiatan tersebut dilaksanakan hari Senin (22/7/2024) di Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Sugeng Sejahtera d/a Kopi Luwak Cikole, Jl. Nyalindung No. 9 Kampung Babakan Ds. Cikole Kec. Lembang, Kabubaten Bandung Barat (KBB) - Jawa Barat.
Dihadiri para pejabat terkait (Foto Asep GP) |
Hadir dalam kesempatan tersebut, Zulkipli M. Adam Ketua Umum DPP Forum PLKP Indonesia, Drs. H. Tajudin M.Ag Kepala Desa Cikole Kecamatan Lembang KBB, Eri Trikurniadi ST.M.Si Kepala Bidang PAUD MF KBB, Andreas Karunianto Ketua Umum Perkumpulan Barista Kopi Indonesia (PBKI), Drh. Sugeng Pujiono, pemilik (owner) LKP Sugeng Sejahtera dan Kopi Luwak Cikole, Asep Cece Ketua RW 09 Kp. Babakan, serta para peserta dan tamu undangan lainnya.
Kata Sugeng Pujiono kegiatan Pelatihan Barista Program PKW ini diikuti 40 peserta dan diutamakan berdomisili dari daerah terdekat yaitu di Kecamatan Lembang. Dan pelatihan ini diperuntukkan untuk para remaja yang tidak sekolah dan tidak kuliah atau betul-betul pengangguran. “Kalau mereka bohong kita punya aplikasi, kita bisa ngecek misalnya ada peserta yang masih terdaftar di salah satu univerisatas atau SMA akan diketahui dan langsung dicoret. Jadi ini buat yang betul-betul pengangguran,“ tegasnya.
“Tujuan proyek ini adalah untuk menciptakan para wirausahawan baru, karena pemerintah dan kami sama-sama meyakini, bahwa Negara akan maju kalau banyak para wirausahanya dan kami di sini membantu mendorong untuk melahirkan wirausaha-wirausaha itu di bidang minuman kopi. Jadi itu intinya ke arah sana,“ imbuhnya.
Fasilitas pelatihan yang lengkap (Foto Asep GP) |
Selama 43 hari para peserta akan diberi materi tentang ilmu Barista dari A-Z, juga bagaimana menjadi wirausahawan yang handal dan baik, bagaimana watak seorang wirausahawan, bagaimana sukses itu, bagaimana mental menjadi seorang pemenang juga termasuk bagaimana cara mengelola usaha minuman kopi, cara mempromosikan, digital marketing, dsb, termasuk akses permodalan. “Kalau misalnya anak-anak ini usahanya sudah mulai berkembang dan butuh duit, ya gak ada salahnya kalau pihak bank pemerintah memberikan support demi perkembangan usaha mereka ini. Makanya kita ketemukan mereka dengan pihak bank (BRI) supaya tahu apa saja syarat untuk dapat pengembangan dana usaha dari bank itu,“ jelas Sugeng.
Pada minggu-minggu terakhir menjelang usai pelatihan mereka diajarkan untuk mandiri, para peserta akan disuruh berjualan di festival kopi dengan booth-booth (stan) yang telah disiapkan lengkap dengan peralatan barista dan bahan-bahan olahannya.
Sugeng Pujiono dengan Luwaknya, sarana pelatihan dan penelitian yang penting bagi calon barista (Foto Asep GP) |
Disitu juga para siswa diikutsertakan dalam Lomba Ketangkasan Barista bersama peserta lomba lainnya dari umum, dan juaranya akan mendapat hadiah. Selain itu ada demo barista. Tujuannnya agar para peserta PKW merasa tertantang dan banyak mendapat ilmunya langsung di lapangan tidak hanya teori di kelas saja.
Sesudah itu peserta dididik untuk “survive” di dunia usaha yang lebih nyata lagi, mereka dibawa ke pasar-pasar sekitar, Pasar Lembang, dsb. Ada yang jalan kaki, naik motor, satu persatu mereka disuruh datang ke tempat yang belum mereka kenal untuk menjual produk kopi olahannya. Ditenteng sambil membawa termos untuk menyeduh kopi dan gelas plastik/cup, dan sepulangnya mereka dinilai laris tidaknya jualannya, siapa yang paling laku banyak, kenapa sampai tidak laku, dsb.
“Mereka kita ajarkan untuk mandiri. Jadi tidak hanya diajarkan di kelas saja, kita ajak mereka keluar. itu setiap tahun begitu. Makanya alhamdulillah mereka banyak yang sukses membuka usaha,“ jelas Sugeng, bangga.
Ini memang bukan omong kosong, selama empat kali dan lima gelombang LKP Sugeng Sejahtera mengadakan PKW kerjasama dengan Direktorat Kursus dan Pelatihan Kemendikbudristek, tercatat 70 % dari 870 an lebih lulusannya sudah membuka usaha secara mandiri dan tersebar di beberapa daerah di Jawa Barat.
Eri Tri Kurniadi, Program PKW bisa membantu menaikan taraf ekonomi urang Cikole Lembang (Foto Asep GP) |
“Ya semoga mereka setelah selesai ikut pelatihan PKW Barista Kopi di LKP Sugeng Sejahtera ini, betul-betul bisa mempraktikan ilmu pengetahuan dan wawasannya, dan itu tetap akan kita kawal. Harapan kami mereka menjadi bagian dari orang-orang yang sukses di Indonesia,“ demikian kata Sugeng Pujiono.
Program pengentasan pengangguran dengan melatih para pemuda menjadi barista ini tentu disambut baik Kepala Desa Cikole Lembang, Drs. H. Tajudin M.Ag., karena program LKP Sugeng Sejahtera (SS) ini sangat membantu menurunkan tingkat pengangguran dan meningkatkan jiwa wirausaha warganya. “Ini kesempatan emas, apalagi gratis. Ini sebuah rezeki yang luar biasa bagi generasi muda ke depan. Alhamdulillah saya sebagai Kepala Desa Cikole menyambut baik pelaksanaan pelatihan kopi barista ini dan kami mengajak agar masyarakat terus memanfaatkan program ini,” kata Tajudin serius.
Dan Desa Cikole kata Tajudin, selain daerah pertanian dan peternakan, terkenal sebagai daerah tujuan wisata dalam dan luar negeri, maka pelaksanaan pelatihan kopi barista ini merupakan peluang besar bagi generasi muda untuk mengembangkan usahanya. Semoga nanti Cikole akan lebih maju lagi dalam bidang wisata terutama kulinernya,” harapnya.
Zulkifli M. Adam, pemerintah KBB dan provinsi harus bersinergi dengan pusat mendanai program PKW agar lebih banyak menyerap pemuda pengangguran (Foto Asep GP) |
Demikian juga bagi Andreas K., Ketua Umum Perkumpulan Barista Kopi Indonesia (PBKI). Sebagai pelaku kopi, sangat terbantu dengan adanya program PKW barista ini, karena untuk menjadi barista ini secara skill masih jarang dan secara ekonomi membutuhkan biaya banyak untuk melahirkan calon barista.
“Kendala di lapangan perlu biaya untuk menjadi barista. Nah di sini dengan adanya LKP Sugeng Sejahtera sungguh luar biasa dengan fasilitas super lengkap dan gratis lagi. Itu suatu anugerah yang luar biasa karena difasilitasi. Mereka tidak perlu jauh-jauh dan mengeluarkan biaya tinggi tapi dengan adanya LKP SS ini menjadi terbantu dan potensi kopi di indonesia paling besar dan untuk ke wirausaha peluangnya terbuka luas. Jadi untuk anak didik ini harus bersyukur mereka dibantu menjadi calon-calon pengusaha. Saya sebagai ketua PBKI bersyukur dengan adanya fasiltas yang diberikan LKP Sugeng Sejahtera ini,“ demikian kata owner kopi Bang Jack yang menjabat Ketua PBKI dua periode ini.
Sambutan juga datang Kepala Bidang Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Non Formal KBB Eri Tri Kurniadi, M.Si. “Alhamdulilah dengan adanya program PKW ini bisa membantu masyarakat khususnya yang ada di Desa Cikole Lembang, yang tadinya tidak bisa Barista sekarang setelah mengikuti pelatihan bisa menjadi ahli serta bisa mengembangan usaha kopinya dari yang tadinya harga kopi hanya Rp.2000 - Rp.5000 kalau sudah jadi ahli Barista bisa menjadi 20 ribu - 50 ribu/gelasnya, jadi berlipat keuntungannya. Jadi saya mendukung kegiatan ini,“ katanya serius. Eri juga berharap keuangan kabupaten/kota sehat lagi sehingga bisa saling dukung dengan kementerian mendanai pendidikan dan keterampilan untuk mengurangi pengangguran anak bangsa ini.
Andri Permana dan Lydia Maharani, dua dari 40 peserta PKW Barista, siap jadi wirausahawan mandiri (Foto Asep GP) |
Hal ini merespon masukan dari Zulkipli M. Adam Ketua Umum DPP Forum PLKP Indonesia, seandainya pemerintah KKB dan Provinsi bersinergi ikut mendanai program PKW ini akan lebih banyak masyarakat yang akan bisa dilatih. “Karena kita melatih ini bukan hanya bicara teori tapi lebih banyak ke praktik bagaimana melatih skill kompetensinya dan setelah dilatih mereka bisa masuk ke dunia kerja/wirausaha. Jadi jangan hanya mengandalkan anggaran dari APBN tapi juga dari APBD bisa diprioritaskan baik melalui dinas pendidikan atau kantor walikota/ kabupaten maupun dana desa lainnya agar banyak para pemuda bisa terserap,“ tegasnya.
Andri Permana lulusan 2023 dari S-1 Teknik Pertanian Unpad yang lagi nganggur pun bersyukur karena terpilih jadi peserta PKW di LKP SS ini bersama 39 siswa lainnya. Sebab prosesnya cukup berat melalui beberapa tahapan seleksi dan ada pra pelatihan mulai dari proses pengolahan kopi, pengujian kopi, sampai bagaimana ke pelayanan konsumen. Tapi semua biayanya gratis, termasuk dikasih peralatan untuk memulai berwirausaha.
“Kalau saya cek pelatihan Barista di tempat lain biayanya 5-7 juta itu pun untuk beberapa hari saja sedangkan di sini jangka panjang dan betul-betul bisa dikatakan pendidikan yang sangat langka karena hampir 2 bulan dari awal hingga akhir apa yang dibutuhkan disajikan di sini secara gratis, yang berbayar pun belum tentu mendapatkan itu semua,“ kata sarjana urang Cilumber lembang ini, berseri-seri.
Barista Kopi Luwak Cikole siap melayani tamu yang datang dari berbagai negara (Foto Asep GP) |
Demikin juga dengan Lidya Maharani. Lulusan SMK 45 Lembang 2021 ini sempat kerja di restoran terkenal milik Amerika di Lembang. Tapi karena ingin mencari suasana anyar Lydia resign (mundur) lalu ikut PKW di LKP Sugeng Sejahtera ini. “Usai lulus dari sini Insya Alloh saya akan membuka usaha sendiri, kita gak mungkin terus kerja sama orang lain, di hari tua nanti akan buka usaha sendiri,“ tegas gadis manis ini.
Orang Medan pun bertanya tentang kopi luwak (Foto Asep GP) |
Ketua RW 09 Kampung Babakan Ds.Cikole Lembang Asep Cece pun, merasakan manfaat yang sama. Karena kata dia, langkah awal program ini diperuntukan untuk warganya yang mogok sekolah dan menganggur dan selanjutnya rekruitmen pesertanya diperluas lagi ke Kecamatan Lembang hingga Kabupaten Bandung Barat (bahkan ada yang dari Cianjur). Dan itu terbukti dengan hadirnya bapak kabid dan unsur-unsur terkait dari KBB, katanya.
Kopi Luwak Cikole laboratorium pelatihan para barista yang handal dan mandiri (Foto Asep GP) |
“Alhamdulillah pogram ini sangat terasa manfaatnya oleh masyarakat disini dan LKP SS pun selalu mendahulukan orang sini untuk karyawannya (Kopi Luwak Cikole) dan untuk kulinernya (restoran) yang ada di daerah Upas. Selain itu Pa Sugeng mendirikan LKP ini pun ingin membangkitkan semangat generasi muda ke wirausaha. Pokoknya LPP Sugeng Sejahtera banyak kontribusinya bagi kemajuan warga saya,“ pungkasnya. (Asep GP)***
Tatarjabar.com
July 26, 2024
CB Blogger
IndonesiaLKP Sugeng Sejahtera Gelar Program PKW Bidang Barista 2024
Posted by
Tatarjabar.com on Friday, July 26, 2024
Sugeng Pujiono bersama peserta PKW Barista 2024, mendidik calon wirausahawan handal (Foto Asep GP) |
Sebagaimana diketahui Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Sugeng Sejahtera telah mengadakan Pelatihan Barista sejak 2016 di kawasan Cikole Lembang tepatnya di Kopi Luwak Cikole dan telah menghasilkan 14 angkatan lulusan tenaga Barista.
LKP Sugeng Sejahtera yang resmi berdiri 2018 ini memang lahir karena adanya Kopi Luwak Cikole. Jadi Pelatihan ini lahir karena ada pengalaman memproduksi kopi luwak, pengalaman barista, pengalaman melayani customer.
Target pesertanya merekrut anak-anak muda yang secara ekonomi belum beruntung yang tidak bekerja dan tidak sekolah, mereka ditampung dikasih pelatihan gratis selama seminggu. Setelah selesai pelatihan, mereka diberi alat, sarana prasarana untuk jualan. Benar-benar modal dengkul, tapi tentunya mereka semua diseleksi dulu.
Sugeng di acara pembukaan PKW, semoga kelak mereka jadi bagian orang-orang sukses di Indonesia (Foto Asep GP) |
Selain program pelatihan mandiri, LKP Sugeng Sejahtera pun belakangan ini bekerjasama dengan kemendikbudristek mengadakan PKW (Program Kecakapan Wirausaha) yang merupakan Program unggulan dari Direktorat Kursus dan Pelatihan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi Republik Indonesia, yang bertujuan sama, mencetak para wirausahawan dan mengurangi pengangguran.
Pelatihan kerjasama dengan pemerintah ini sudah berjalan sejak 2021-2022-2023, dan tahun ini pun LKP Sugeng Sejahtera kembali dipercaya pemerintah terkait untuk melaksanakan Program Kecakapan Wirausaha bidang Barista.
Pembukaan kegiatan tersebut dilaksanakan hari Senin (22/7/2024) di Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Sugeng Sejahtera d/a Kopi Luwak Cikole, Jl. Nyalindung No. 9 Kampung Babakan Ds. Cikole Kec. Lembang, Kabubaten Bandung Barat (KBB) - Jawa Barat.
Dihadiri para pejabat terkait (Foto Asep GP) |
Hadir dalam kesempatan tersebut, Zulkipli M. Adam Ketua Umum DPP Forum PLKP Indonesia, Drs. H. Tajudin M.Ag Kepala Desa Cikole Kecamatan Lembang KBB, Eri Trikurniadi ST.M.Si Kepala Bidang PAUD MF KBB, Andreas Karunianto Ketua Umum Perkumpulan Barista Kopi Indonesia (PBKI), Drh. Sugeng Pujiono, pemilik (owner) LKP Sugeng Sejahtera dan Kopi Luwak Cikole, Asep Cece Ketua RW 09 Kp. Babakan, serta para peserta dan tamu undangan lainnya.
Kata Sugeng Pujiono kegiatan Pelatihan Barista Program PKW ini diikuti 40 peserta dan diutamakan berdomisili dari daerah terdekat yaitu di Kecamatan Lembang. Dan pelatihan ini diperuntukkan untuk para remaja yang tidak sekolah dan tidak kuliah atau betul-betul pengangguran. “Kalau mereka bohong kita punya aplikasi, kita bisa ngecek misalnya ada peserta yang masih terdaftar di salah satu univerisatas atau SMA akan diketahui dan langsung dicoret. Jadi ini buat yang betul-betul pengangguran,“ tegasnya.
“Tujuan proyek ini adalah untuk menciptakan para wirausahawan baru, karena pemerintah dan kami sama-sama meyakini, bahwa Negara akan maju kalau banyak para wirausahanya dan kami di sini membantu mendorong untuk melahirkan wirausaha-wirausaha itu di bidang minuman kopi. Jadi itu intinya ke arah sana,“ imbuhnya.
Fasilitas pelatihan yang lengkap (Foto Asep GP) |
Selama 43 hari para peserta akan diberi materi tentang ilmu Barista dari A-Z, juga bagaimana menjadi wirausahawan yang handal dan baik, bagaimana watak seorang wirausahawan, bagaimana sukses itu, bagaimana mental menjadi seorang pemenang juga termasuk bagaimana cara mengelola usaha minuman kopi, cara mempromosikan, digital marketing, dsb, termasuk akses permodalan. “Kalau misalnya anak-anak ini usahanya sudah mulai berkembang dan butuh duit, ya gak ada salahnya kalau pihak bank pemerintah memberikan support demi perkembangan usaha mereka ini. Makanya kita ketemukan mereka dengan pihak bank (BRI) supaya tahu apa saja syarat untuk dapat pengembangan dana usaha dari bank itu,“ jelas Sugeng.
Pada minggu-minggu terakhir menjelang usai pelatihan mereka diajarkan untuk mandiri, para peserta akan disuruh berjualan di festival kopi dengan booth-booth (stan) yang telah disiapkan lengkap dengan peralatan barista dan bahan-bahan olahannya.
Sugeng Pujiono dengan Luwaknya, sarana pelatihan dan penelitian yang penting bagi calon barista (Foto Asep GP) |
Disitu juga para siswa diikutsertakan dalam Lomba Ketangkasan Barista bersama peserta lomba lainnya dari umum, dan juaranya akan mendapat hadiah. Selain itu ada demo barista. Tujuannnya agar para peserta PKW merasa tertantang dan banyak mendapat ilmunya langsung di lapangan tidak hanya teori di kelas saja.
Sesudah itu peserta dididik untuk “survive” di dunia usaha yang lebih nyata lagi, mereka dibawa ke pasar-pasar sekitar, Pasar Lembang, dsb. Ada yang jalan kaki, naik motor, satu persatu mereka disuruh datang ke tempat yang belum mereka kenal untuk menjual produk kopi olahannya. Ditenteng sambil membawa termos untuk menyeduh kopi dan gelas plastik/cup, dan sepulangnya mereka dinilai laris tidaknya jualannya, siapa yang paling laku banyak, kenapa sampai tidak laku, dsb.
“Mereka kita ajarkan untuk mandiri. Jadi tidak hanya diajarkan di kelas saja, kita ajak mereka keluar. itu setiap tahun begitu. Makanya alhamdulillah mereka banyak yang sukses membuka usaha,“ jelas Sugeng, bangga.
Ini memang bukan omong kosong, selama empat kali dan lima gelombang LKP Sugeng Sejahtera mengadakan PKW kerjasama dengan Direktorat Kursus dan Pelatihan Kemendikbudristek, tercatat 70 % dari 870 an lebih lulusannya sudah membuka usaha secara mandiri dan tersebar di beberapa daerah di Jawa Barat.
Eri Tri Kurniadi, Program PKW bisa membantu menaikan taraf ekonomi urang Cikole Lembang (Foto Asep GP) |
“Ya semoga mereka setelah selesai ikut pelatihan PKW Barista Kopi di LKP Sugeng Sejahtera ini, betul-betul bisa mempraktikan ilmu pengetahuan dan wawasannya, dan itu tetap akan kita kawal. Harapan kami mereka menjadi bagian dari orang-orang yang sukses di Indonesia,“ demikian kata Sugeng Pujiono.
Program pengentasan pengangguran dengan melatih para pemuda menjadi barista ini tentu disambut baik Kepala Desa Cikole Lembang, Drs. H. Tajudin M.Ag., karena program LKP Sugeng Sejahtera (SS) ini sangat membantu menurunkan tingkat pengangguran dan meningkatkan jiwa wirausaha warganya. “Ini kesempatan emas, apalagi gratis. Ini sebuah rezeki yang luar biasa bagi generasi muda ke depan. Alhamdulillah saya sebagai Kepala Desa Cikole menyambut baik pelaksanaan pelatihan kopi barista ini dan kami mengajak agar masyarakat terus memanfaatkan program ini,” kata Tajudin serius.
Dan Desa Cikole kata Tajudin, selain daerah pertanian dan peternakan, terkenal sebagai daerah tujuan wisata dalam dan luar negeri, maka pelaksanaan pelatihan kopi barista ini merupakan peluang besar bagi generasi muda untuk mengembangkan usahanya. Semoga nanti Cikole akan lebih maju lagi dalam bidang wisata terutama kulinernya,” harapnya.
Zulkifli M. Adam, pemerintah KBB dan provinsi harus bersinergi dengan pusat mendanai program PKW agar lebih banyak menyerap pemuda pengangguran (Foto Asep GP) |
Demikian juga bagi Andreas K., Ketua Umum Perkumpulan Barista Kopi Indonesia (PBKI). Sebagai pelaku kopi, sangat terbantu dengan adanya program PKW barista ini, karena untuk menjadi barista ini secara skill masih jarang dan secara ekonomi membutuhkan biaya banyak untuk melahirkan calon barista.
“Kendala di lapangan perlu biaya untuk menjadi barista. Nah di sini dengan adanya LKP Sugeng Sejahtera sungguh luar biasa dengan fasilitas super lengkap dan gratis lagi. Itu suatu anugerah yang luar biasa karena difasilitasi. Mereka tidak perlu jauh-jauh dan mengeluarkan biaya tinggi tapi dengan adanya LKP SS ini menjadi terbantu dan potensi kopi di indonesia paling besar dan untuk ke wirausaha peluangnya terbuka luas. Jadi untuk anak didik ini harus bersyukur mereka dibantu menjadi calon-calon pengusaha. Saya sebagai ketua PBKI bersyukur dengan adanya fasiltas yang diberikan LKP Sugeng Sejahtera ini,“ demikian kata owner kopi Bang Jack yang menjabat Ketua PBKI dua periode ini.
Sambutan juga datang Kepala Bidang Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Non Formal KBB Eri Tri Kurniadi, M.Si. “Alhamdulilah dengan adanya program PKW ini bisa membantu masyarakat khususnya yang ada di Desa Cikole Lembang, yang tadinya tidak bisa Barista sekarang setelah mengikuti pelatihan bisa menjadi ahli serta bisa mengembangan usaha kopinya dari yang tadinya harga kopi hanya Rp.2000 - Rp.5000 kalau sudah jadi ahli Barista bisa menjadi 20 ribu - 50 ribu/gelasnya, jadi berlipat keuntungannya. Jadi saya mendukung kegiatan ini,“ katanya serius. Eri juga berharap keuangan kabupaten/kota sehat lagi sehingga bisa saling dukung dengan kementerian mendanai pendidikan dan keterampilan untuk mengurangi pengangguran anak bangsa ini.
Andri Permana dan Lydia Maharani, dua dari 40 peserta PKW Barista, siap jadi wirausahawan mandiri (Foto Asep GP) |
Hal ini merespon masukan dari Zulkipli M. Adam Ketua Umum DPP Forum PLKP Indonesia, seandainya pemerintah KKB dan Provinsi bersinergi ikut mendanai program PKW ini akan lebih banyak masyarakat yang akan bisa dilatih. “Karena kita melatih ini bukan hanya bicara teori tapi lebih banyak ke praktik bagaimana melatih skill kompetensinya dan setelah dilatih mereka bisa masuk ke dunia kerja/wirausaha. Jadi jangan hanya mengandalkan anggaran dari APBN tapi juga dari APBD bisa diprioritaskan baik melalui dinas pendidikan atau kantor walikota/ kabupaten maupun dana desa lainnya agar banyak para pemuda bisa terserap,“ tegasnya.
Andri Permana lulusan 2023 dari S-1 Teknik Pertanian Unpad yang lagi nganggur pun bersyukur karena terpilih jadi peserta PKW di LKP SS ini bersama 39 siswa lainnya. Sebab prosesnya cukup berat melalui beberapa tahapan seleksi dan ada pra pelatihan mulai dari proses pengolahan kopi, pengujian kopi, sampai bagaimana ke pelayanan konsumen. Tapi semua biayanya gratis, termasuk dikasih peralatan untuk memulai berwirausaha.
“Kalau saya cek pelatihan Barista di tempat lain biayanya 5-7 juta itu pun untuk beberapa hari saja sedangkan di sini jangka panjang dan betul-betul bisa dikatakan pendidikan yang sangat langka karena hampir 2 bulan dari awal hingga akhir apa yang dibutuhkan disajikan di sini secara gratis, yang berbayar pun belum tentu mendapatkan itu semua,“ kata sarjana urang Cilumber lembang ini, berseri-seri.
Barista Kopi Luwak Cikole siap melayani tamu yang datang dari berbagai negara (Foto Asep GP) |
Demikin juga dengan Lidya Maharani. Lulusan SMK 45 Lembang 2021 ini sempat kerja di restoran terkenal milik Amerika di Lembang. Tapi karena ingin mencari suasana anyar Lydia resign (mundur) lalu ikut PKW di LKP Sugeng Sejahtera ini. “Usai lulus dari sini Insya Alloh saya akan membuka usaha sendiri, kita gak mungkin terus kerja sama orang lain, di hari tua nanti akan buka usaha sendiri,“ tegas gadis manis ini.
Orang Medan pun bertanya tentang kopi luwak (Foto Asep GP) |
Ketua RW 09 Kampung Babakan Ds.Cikole Lembang Asep Cece pun, merasakan manfaat yang sama. Karena kata dia, langkah awal program ini diperuntukan untuk warganya yang mogok sekolah dan menganggur dan selanjutnya rekruitmen pesertanya diperluas lagi ke Kecamatan Lembang hingga Kabupaten Bandung Barat (bahkan ada yang dari Cianjur). Dan itu terbukti dengan hadirnya bapak kabid dan unsur-unsur terkait dari KBB, katanya.
Kopi Luwak Cikole laboratorium pelatihan para barista yang handal dan mandiri (Foto Asep GP) |
“Alhamdulillah pogram ini sangat terasa manfaatnya oleh masyarakat disini dan LKP SS pun selalu mendahulukan orang sini untuk karyawannya (Kopi Luwak Cikole) dan untuk kulinernya (restoran) yang ada di daerah Upas. Selain itu Pa Sugeng mendirikan LKP ini pun ingin membangkitkan semangat generasi muda ke wirausaha. Pokoknya LPP Sugeng Sejahtera banyak kontribusinya bagi kemajuan warga saya,“ pungkasnya. (Asep GP)***
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
No comments :
Post a Comment