Friday, May 10, 2024
Yoyon Darsono (memegang suling), bersama Komstrad ketika manggung di wisuda STEI ITB (foto istimewa) |
Mendengar dan menyaksikan kesenian kecapi suling di acara syukuran wisuda di kampus negeri atau swasta di Bandung dan Jawa Barat, mungkin sudah biasa. Tapi kalau menyaksikan Kecapi Suling atau Tembang Sunda di Institut teknologi Bandung (ITB) mah, rada-rada unik juga.
Hal itu mengingat ITB walau ada di Bandung, tapi sudah jadi milik Nasional. Banyak mahasiswa dan dosennya orang-orang luar Jawa Barat, dari seluruh Nusantara.
Ya itulah Sekolah Teknik Elektro dan Informatika (STEI) ITB, sudah 4 tahun ini dalam setiap syukuran wisudanya selalu menampilkan kesenian-kesenian Sunda dan mendapatkan respon serta apresiasi yang baik dari para wisudawan dan keluarganya.
Yang diundang manggungnya juga bukan perkumpulan seni Sunda ecek-ecek, tapi dari grup Komstrad (Komara Seni Tradisi) pimpinan Yoyon Darsono S.Kar., M.Sn.
Sebagaimana kita tahu Yoyon Darsono adalah Seniman Sunda serba bisa, kelas dunia, karena dia sudah sering diundang manggung ke seantero dunia. Yoyon juga dikenal sebagai anggota grup band Krakatau, Dosen ISBI Bandung, dan Ketua Paguyuban Seniman dan Budayawan (Paseban) Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung. Yoyon yang masih kerabat Ridwan Kamil (mantan Guberbur Jabar) dari keluarga besar IKOTW (Ikatan Obor Tatali Wargi) Limbangan-Garut ini, kini tengah rajin-rajinnya mengelola Saung Budaya Yoyon (SBY) di Kompleks GCI RW 17, Desa Cinunuk, Cileunyi Kabupaten Bandung.
Dekan STEI ITB, Tutun Juhana, sebagai orang Sunda berusaha ikut melestarikan seni-budaya Sunda (foto istimewa) |
Kebetulan dalam syukuran wisuda STEI ITB yang berlangsung tanggal 25 April 2024 di Aula Timur ITB, wartawan bertemu Yoyon dan grup keseniannya tengah asyik menghibur para wisudawan dengan Tembang Sunda/Kecapi Suling nan indah itu.
Usai manggung Yoyon bercerita, grup keseniannya, Komstrad, memang sudah sering diundang manggung di acara syukuran STEI ITB oleh Pak Dekan.
“Alhamdulilah saya atas nama Komstrad Bandung-Jawa Barat, sangat berterima kasih pada pak dekan yang sudah sering mengundang saya dan temen-temen untuk meramaikan acara syukuran Wisuda STEI ITB. Saya sangat bangga dan salut karena pak dekan trah Sumedang itu sangat mengedepankan kesenian Sunda,“ katanya haru.
Kata Yoyon, pak dekan memang selalu ingin menghibur para wisudawannya dengan kesenian Sunda. Selain itu seni Sunda yang adiluhung ini juga bisa diparesiasi dan jadi kenangan yang tak terlupakan buat para alumni yang berasal dari Aceh, Kalimantan, Sulawesi, Jawa, dan dari seluruh Nusantara itu.
Yoyon bersama Dekan STEI ITB, di acara syukuran wisuda (foto istimewa) |
Senada dengan hal itu, Dekan STEI ITB, Dr. Tutun Juhana, S.T., M.T., mengatakan, tujuan menampilkan kesenian Sunda di acara syukuran STEI ITB yang sudah dirintisnya sejak taun 2020 itu adalah intinya untuk ikut melestarikan seni budaya Sunda.
“Kan ITB ada di Bandung–Jawa Barat, serta kampus STEI ada di tiga tempat, di Bandung, Jatinangor dan di Cirebon, di Tanah Sunda. Jadi selaku orang Sunda, warga Jawa Barat, wajib ngamumule (melestarikan) seni-budaya Sunda,“ kata pak dekan serius. Alhamdulillah kata pak dekan, mahasiswa dan para alumninya sangat interes dan mengapresiasi kesenian Sunda. Dan katanya memang jadi hal yang unik dan menarik menampilkan kesenian Sunda di syukuran wisuda ITB. “Ya maksudnya untuk ikut melestarikan seni-budaya Sunda aja sekemampuan saya,“ demikian kata dekan alumni SMA 5 Bandung yang piawai menggebuk beduk Inggris (drum) dan dari kecil sudah belajar tari Sunda “Kandagan” ke Mang Oskar penyiar Radio Paksi Bandung. (Aep GP)***
Tatarjabar.com
May 10, 2024
CB Blogger
IndonesiaKecapi Suling di Syukuran Wisuda STEI ITB, Usaha Melestarikan Kesenian Sunda
Posted by
Tatarjabar.com on Friday, May 10, 2024
Yoyon Darsono (memegang suling), bersama Komstrad ketika manggung di wisuda STEI ITB (foto istimewa) |
Mendengar dan menyaksikan kesenian kecapi suling di acara syukuran wisuda di kampus negeri atau swasta di Bandung dan Jawa Barat, mungkin sudah biasa. Tapi kalau menyaksikan Kecapi Suling atau Tembang Sunda di Institut teknologi Bandung (ITB) mah, rada-rada unik juga.
Hal itu mengingat ITB walau ada di Bandung, tapi sudah jadi milik Nasional. Banyak mahasiswa dan dosennya orang-orang luar Jawa Barat, dari seluruh Nusantara.
Ya itulah Sekolah Teknik Elektro dan Informatika (STEI) ITB, sudah 4 tahun ini dalam setiap syukuran wisudanya selalu menampilkan kesenian-kesenian Sunda dan mendapatkan respon serta apresiasi yang baik dari para wisudawan dan keluarganya.
Yang diundang manggungnya juga bukan perkumpulan seni Sunda ecek-ecek, tapi dari grup Komstrad (Komara Seni Tradisi) pimpinan Yoyon Darsono S.Kar., M.Sn.
Sebagaimana kita tahu Yoyon Darsono adalah Seniman Sunda serba bisa, kelas dunia, karena dia sudah sering diundang manggung ke seantero dunia. Yoyon juga dikenal sebagai anggota grup band Krakatau, Dosen ISBI Bandung, dan Ketua Paguyuban Seniman dan Budayawan (Paseban) Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung. Yoyon yang masih kerabat Ridwan Kamil (mantan Guberbur Jabar) dari keluarga besar IKOTW (Ikatan Obor Tatali Wargi) Limbangan-Garut ini, kini tengah rajin-rajinnya mengelola Saung Budaya Yoyon (SBY) di Kompleks GCI RW 17, Desa Cinunuk, Cileunyi Kabupaten Bandung.
Dekan STEI ITB, Tutun Juhana, sebagai orang Sunda berusaha ikut melestarikan seni-budaya Sunda (foto istimewa) |
Kebetulan dalam syukuran wisuda STEI ITB yang berlangsung tanggal 25 April 2024 di Aula Timur ITB, wartawan bertemu Yoyon dan grup keseniannya tengah asyik menghibur para wisudawan dengan Tembang Sunda/Kecapi Suling nan indah itu.
Usai manggung Yoyon bercerita, grup keseniannya, Komstrad, memang sudah sering diundang manggung di acara syukuran STEI ITB oleh Pak Dekan.
“Alhamdulilah saya atas nama Komstrad Bandung-Jawa Barat, sangat berterima kasih pada pak dekan yang sudah sering mengundang saya dan temen-temen untuk meramaikan acara syukuran Wisuda STEI ITB. Saya sangat bangga dan salut karena pak dekan trah Sumedang itu sangat mengedepankan kesenian Sunda,“ katanya haru.
Kata Yoyon, pak dekan memang selalu ingin menghibur para wisudawannya dengan kesenian Sunda. Selain itu seni Sunda yang adiluhung ini juga bisa diparesiasi dan jadi kenangan yang tak terlupakan buat para alumni yang berasal dari Aceh, Kalimantan, Sulawesi, Jawa, dan dari seluruh Nusantara itu.
Yoyon bersama Dekan STEI ITB, di acara syukuran wisuda (foto istimewa) |
Senada dengan hal itu, Dekan STEI ITB, Dr. Tutun Juhana, S.T., M.T., mengatakan, tujuan menampilkan kesenian Sunda di acara syukuran STEI ITB yang sudah dirintisnya sejak taun 2020 itu adalah intinya untuk ikut melestarikan seni budaya Sunda.
“Kan ITB ada di Bandung–Jawa Barat, serta kampus STEI ada di tiga tempat, di Bandung, Jatinangor dan di Cirebon, di Tanah Sunda. Jadi selaku orang Sunda, warga Jawa Barat, wajib ngamumule (melestarikan) seni-budaya Sunda,“ kata pak dekan serius. Alhamdulillah kata pak dekan, mahasiswa dan para alumninya sangat interes dan mengapresiasi kesenian Sunda. Dan katanya memang jadi hal yang unik dan menarik menampilkan kesenian Sunda di syukuran wisuda ITB. “Ya maksudnya untuk ikut melestarikan seni-budaya Sunda aja sekemampuan saya,“ demikian kata dekan alumni SMA 5 Bandung yang piawai menggebuk beduk Inggris (drum) dan dari kecil sudah belajar tari Sunda “Kandagan” ke Mang Oskar penyiar Radio Paksi Bandung. (Aep GP)***
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
No comments :
Post a Comment