Wednesday, December 6, 2023
Foto Asep GP |
Senin malam (4/12/2023) selepas magrib, Gedung Kesenian Sunan Ambu ISBI Bandung Jl. Buah Batu No. 212 Bandung sudah terlihat dipenuhi orang. Sudah diduga di sana ada pertunjukan.Tapi kalau melihat penonton sebanyak itu tentu ada pertunjukan spektakuler. Ya benar saja, ternyata malam itu ada lawatan kebudayaan dari Negeri Tirai Bambu, berupa Pertunjukan Musik dari para mahasiswa Guangxi Arts University yang juga akan berkolaborasi dengan para mahasiswa Karawitan Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung.
Menyaksikan pertunjukan musik bertajuk “Flowers of Silk road – Together with Ethnic Music Consert”, semua penonton yang memenuhi gedung pertunjukan kebanggaan ISBI Bandung itu demikian terpana.
Dibuai alunan musik negeri tirai bambu yang biasa kita dengar di (soundtrack) film-film Mandarin, seperti Suona (alat musik tiup Tiongkok mirip terompet), Guzheng (kecapi), Pipa/biba (alat musik china terbuat dari kayu bersenar 4 mirip gitar), Sheng (alat musik tiup yang terdiri dari beberapa pipa vertical), Dizi: alat musik tiup berupa seruling horizontal dari Tiongkok (bangsing/ seperti suling dangdut), Gehu/Guhu (alat musik gesek untuk nada rendah seperti Celo), Erhu rebab china, Yangqin (alat musik banyak senar, cara memainkannya dengan dipukul dengan stik bambu). Semua itu dimainkan secara apik oleh mahasiswa, dosen, bahkan guru besar Guangxi Arts University. Tepuk tangan penonton pun selalu riuh di akhir babak pementasan.
Guangxi Arts University dengan semua alat musik tradisi tersebut menyuguhkan beberapa komposisi seperti, Happy Festival (para pemain: Liu Jiale (Suona), Cao Kexin (Sheng), Zhang Jinfei dan Zhou Zhiyao pada perkusi). The Zhuang Nationality Are In The Spring (Chen Kunpheng: Guhu, Zhou Zhiyao: Tuhu, Cao Kexin: Sheng, Shu Fang:Pipa), Yang Jingjing: Yangqin, Xu Xinyang: Zhongruan, Liu Jiale: Dizi). Impression of Lunar March 3# (Liu Jiale: Suona, Cao Kexin: Sheng, yang Jingjing: Yangqin, Zhang Zinfei dan Zhou Zhiyan pada perkusi). Ambush from All Sides (Shu Fang: Pipa –solo performer). The Journey Back Home (Li Xianrong: tianqin - solo performer). Shan Ge Hao Bi Chun Jiang Shui (Chen Kunpeng:Duxianqin Solo Performer), dan Dunhuang (Zhou zhiyao: Erhu, Cao Kexin: Sheng, Shu Fang: Pipa, Yang Jingjing: Yangqin).
ISBI Bandung juga sebagai garda terdepan pelestari seni tradisi Sunda dalam malam itu secara apik menyuguhkan Rampak Kendang, Leungit (Tembang arranger Sofyan Triyana), Ngaronyok (Genjring Ronyok/ Bonyok) komposer Gempur Sentosa, Kacapi (“Indung” komposer Gempur Sentosa), Degung (Gamelan Ludira Manik dengan lagu “Cinta” karya Nano S), uniknya Degung ini para pemainnya (nayaga) para mahasiswa Guangxi Arts University yang terdiri dari Yang Ke, Zhu Menghan, Chen Shuaiyu, Liu Chang, dan Wei Yanghong. Sementara Kendang (Riky Oktriyadi), Kacapi (Sofyan Triyana) Suling (Alfazzar Fatuloh) dimainkan pihak ISBI Bandung. Pergelaran selanjutnya Sekar Manis (Gamelan Ludira Manik, kolaborasi Degung dan musik tradisional China, arranger Randi) dan Kliningan Naek Jaipong yang juga diisi tarian oleh Kang Lili Suparli, menjadi pamungkas pertunjukan.
Selanjutnya para pengisi acara dari kedua Negara ber-jaipongan bersama, termasuk Rektor ISBI Dr. Retno Dwimarwati, S.Sen., M.Hum, dan Wakil Dekan Fakultas Seni Guangxi Arts University Mr. Tao Yimei beserta para pimpinan dan dosen ISBI pun turut ngerengklak, malam itu semuanya terlihat merasa terhibur, penuh suka cita.
Guangxi Arts Univerity ini sebenarnya bagi ISBI Bandung bukan tamu asing, ISBI sudah bekerjasama sejak 2016 baik melalui prodi Karawitan, Tari, Seni Pertunjukan, maupun Seni Rupa. Pihak ISBI pun sudah mengirim mahasiswa dan beberapa orang dosen ke Guangxi Arts University, diantaranya Dr. Lili Suparli, S.Sn., M.Sn, Pa Iyus, Yosep Nurdjaman Alamsyah dan Randy Geovani Putra, S.Sn., M.Sn, yang hingga sekarang masih betah mengajar di sana. Mereka mengajar Degung dan dua perangkat gamelannya pun sudah ada di sana.
“Dan malam ini kita kedatangan tamu dari Guangxi Arts University untuk menyuguhkan pergelaran seni musiknya yang akan diadumaniskeun/berkolaborasi dengan komposisi musik dari Prodi Karawitan ISBI Bandung. Jadi kita mencoba untuk terus mempererat silaturahmi lewat kebudayaan dengan Guangxi Arts University. Hampir tiap tahun kita bekerjasama terutama di Festival Musik se-Asia (ASEAN Music Festival) yang mereka selenggarakan, kemarin kami mengirim Prof. Endang Tjaturwati untuk festival tari dan tidak itu saja kami juga berpameran seni rupa di sana,“ demikian kata Rektor ISBI Retno Dwimarwati.
Menurut Retno dengan adanya pergelaran ini, terbukti bahwa musik etnik di berbagai tempat itu ternyata punya kekuatan yang saling mengisi, kolaborasi, bisa bekerjasama dan yang utamanya menyadarkan generasi muda ternyata musik etnik itu bisa dipoles, bisa ngigelan jaman, tidak kampungan dan kuno, ternyata pergelaran ini jadi inspirasi bagaimana kita bisa menggali kembali musik-musik etnik.
Senada dengan hal itu Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Sistem Informasi dan Kerjasama ISBI Bandung, Dr. Supriatna, S.Sn., M.Sn, mengatakan, bahwa acara ini sebenarnya rangkaian acara persahabatan Guangxi Arts University dan ISBI Bandung yang sudah lama terjalin sejak 2016, dan materinya tidak hanya melibatkan seni pertunjukan saja juga seni rupa, musik, tari, dsb.
Kang Supri pun kebetulan pernah menjadi delegasi kerjasama dengan Guangxi Arts University ini dipameran terakhir September 2023 kemarin. Kang Supri mewakili pimpinan ISBI Bandung sekaligus menjadi peserta pameran seni rupa datang ke pameran yang diikuti beberapa negara Asia seperti Thailand, Vietnam, China dan Indonesia itu, bersama Jaini Alip (Wakil Direktur Pasca Sarjana ISBI Bandung) dan Gustian Wakil Dekan FSRD ISBI Bandung.
Pertunjukan malam itu menurut Kang Supri, “Ini luar biasa karena mereka latihannya cuma satu hari terutama yang kolaborasi. Jadi mereka memang profesional sudah mempersiapkan segalanya, jadi ketika dipertemukan bisa saling mengisi dan menyuguhkan pertunjukan dengan baik,” pungkasnya. (Asep GP)***
Tatarjabar.com
December 06, 2023
CB Blogger
IndonesiaFoto Asep GP |
Guangxi Arts University dengan semua alat musik tradisi tersebut menyuguhkan beberapa komposisi seperti, Happy Festival (para pemain: Liu Jiale (Suona), Cao Kexin (Sheng), Zhang Jinfei dan Zhou Zhiyao pada perkusi). The Zhuang Nationality Are In The Spring (Chen Kunpheng: Guhu, Zhou Zhiyao: Tuhu, Cao Kexin: Sheng, Shu Fang:Pipa), Yang Jingjing: Yangqin, Xu Xinyang: Zhongruan, Liu Jiale: Dizi). Impression of Lunar March 3# (Liu Jiale: Suona, Cao Kexin: Sheng, yang Jingjing: Yangqin, Zhang Zinfei dan Zhou Zhiyan pada perkusi). Ambush from All Sides (Shu Fang: Pipa –solo performer). The Journey Back Home (Li Xianrong: tianqin - solo performer). Shan Ge Hao Bi Chun Jiang Shui (Chen Kunpeng:Duxianqin Solo Performer), dan Dunhuang (Zhou zhiyao: Erhu, Cao Kexin: Sheng, Shu Fang: Pipa, Yang Jingjing: Yangqin).
ISBI Bandung juga sebagai garda terdepan pelestari seni tradisi Sunda dalam malam itu secara apik menyuguhkan Rampak Kendang, Leungit (Tembang arranger Sofyan Triyana), Ngaronyok (Genjring Ronyok/ Bonyok) komposer Gempur Sentosa, Kacapi (“Indung” komposer Gempur Sentosa), Degung (Gamelan Ludira Manik dengan lagu “Cinta” karya Nano S), uniknya Degung ini para pemainnya (nayaga) para mahasiswa Guangxi Arts University yang terdiri dari Yang Ke, Zhu Menghan, Chen Shuaiyu, Liu Chang, dan Wei Yanghong. Sementara Kendang (Riky Oktriyadi), Kacapi (Sofyan Triyana) Suling (Alfazzar Fatuloh) dimainkan pihak ISBI Bandung. Pergelaran selanjutnya Sekar Manis (Gamelan Ludira Manik, kolaborasi Degung dan musik tradisional China, arranger Randi) dan Kliningan Naek Jaipong yang juga diisi tarian oleh Kang Lili Suparli, menjadi pamungkas pertunjukan.
Selanjutnya para pengisi acara dari kedua Negara ber-jaipongan bersama, termasuk Rektor ISBI Dr. Retno Dwimarwati, S.Sen., M.Hum, dan Wakil Dekan Fakultas Seni Guangxi Arts University Mr. Tao Yimei beserta para pimpinan dan dosen ISBI pun turut ngerengklak, malam itu semuanya terlihat merasa terhibur, penuh suka cita.
Foto Asep GP |
Guangxi Arts Univerity ini sebenarnya bagi ISBI Bandung bukan tamu asing, ISBI sudah bekerjasama sejak 2016 baik melalui prodi Karawitan, Tari, Seni Pertunjukan, maupun Seni Rupa. Pihak ISBI pun sudah mengirim mahasiswa dan beberapa orang dosen ke Guangxi Arts University, diantaranya Dr. Lili Suparli, S.Sn., M.Sn, Pa Iyus, Yosep Nurdjaman Alamsyah dan Randy Geovani Putra, S.Sn., M.Sn, yang hingga sekarang masih betah mengajar di sana. Mereka mengajar Degung dan dua perangkat gamelannya pun sudah ada di sana.
“Dan malam ini kita kedatangan tamu dari Guangxi Arts University untuk menyuguhkan pergelaran seni musiknya yang akan diadumaniskeun/berkolaborasi dengan komposisi musik dari Prodi Karawitan ISBI Bandung. Jadi kita mencoba untuk terus mempererat silaturahmi lewat kebudayaan dengan Guangxi Arts University. Hampir tiap tahun kita bekerjasama terutama di Festival Musik se-Asia (ASEAN Music Festival) yang mereka selenggarakan, kemarin kami mengirim Prof. Endang Tjaturwati untuk festival tari dan tidak itu saja kami juga berpameran seni rupa di sana,“ demikian kata Rektor ISBI Retno Dwimarwati.
Foto Asep GP |
Menurut Retno dengan adanya pergelaran ini, terbukti bahwa musik etnik di berbagai tempat itu ternyata punya kekuatan yang saling mengisi, kolaborasi, bisa bekerjasama dan yang utamanya menyadarkan generasi muda ternyata musik etnik itu bisa dipoles, bisa ngigelan jaman, tidak kampungan dan kuno, ternyata pergelaran ini jadi inspirasi bagaimana kita bisa menggali kembali musik-musik etnik.
Foto Asep GP |
Senada dengan hal itu Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Sistem Informasi dan Kerjasama ISBI Bandung, Dr. Supriatna, S.Sn., M.Sn, mengatakan, bahwa acara ini sebenarnya rangkaian acara persahabatan Guangxi Arts University dan ISBI Bandung yang sudah lama terjalin sejak 2016, dan materinya tidak hanya melibatkan seni pertunjukan saja juga seni rupa, musik, tari, dsb.
Kang Supri pun kebetulan pernah menjadi delegasi kerjasama dengan Guangxi Arts University ini dipameran terakhir September 2023 kemarin. Kang Supri mewakili pimpinan ISBI Bandung sekaligus menjadi peserta pameran seni rupa datang ke pameran yang diikuti beberapa negara Asia seperti Thailand, Vietnam, China dan Indonesia itu, bersama Jaini Alip (Wakil Direktur Pasca Sarjana ISBI Bandung) dan Gustian Wakil Dekan FSRD ISBI Bandung.
Foto Asep GP |
Pertunjukan malam itu menurut Kang Supri, “Ini luar biasa karena mereka latihannya cuma satu hari terutama yang kolaborasi. Jadi mereka memang profesional sudah mempersiapkan segalanya, jadi ketika dipertemukan bisa saling mengisi dan menyuguhkan pertunjukan dengan baik,” pungkasnya. (Asep GP)***
ISBI Bandung dan Guangxi Arts University Pergelarkan Musik Tradisi Bersama
Posted by
Tatarjabar.com on Wednesday, December 6, 2023
Foto Asep GP |
Senin malam (4/12/2023) selepas magrib, Gedung Kesenian Sunan Ambu ISBI Bandung Jl. Buah Batu No. 212 Bandung sudah terlihat dipenuhi orang. Sudah diduga di sana ada pertunjukan.Tapi kalau melihat penonton sebanyak itu tentu ada pertunjukan spektakuler. Ya benar saja, ternyata malam itu ada lawatan kebudayaan dari Negeri Tirai Bambu, berupa Pertunjukan Musik dari para mahasiswa Guangxi Arts University yang juga akan berkolaborasi dengan para mahasiswa Karawitan Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung.
Menyaksikan pertunjukan musik bertajuk “Flowers of Silk road – Together with Ethnic Music Consert”, semua penonton yang memenuhi gedung pertunjukan kebanggaan ISBI Bandung itu demikian terpana.
Dibuai alunan musik negeri tirai bambu yang biasa kita dengar di (soundtrack) film-film Mandarin, seperti Suona (alat musik tiup Tiongkok mirip terompet), Guzheng (kecapi), Pipa/biba (alat musik china terbuat dari kayu bersenar 4 mirip gitar), Sheng (alat musik tiup yang terdiri dari beberapa pipa vertical), Dizi: alat musik tiup berupa seruling horizontal dari Tiongkok (bangsing/ seperti suling dangdut), Gehu/Guhu (alat musik gesek untuk nada rendah seperti Celo), Erhu rebab china, Yangqin (alat musik banyak senar, cara memainkannya dengan dipukul dengan stik bambu). Semua itu dimainkan secara apik oleh mahasiswa, dosen, bahkan guru besar Guangxi Arts University. Tepuk tangan penonton pun selalu riuh di akhir babak pementasan.
Guangxi Arts University dengan semua alat musik tradisi tersebut menyuguhkan beberapa komposisi seperti, Happy Festival (para pemain: Liu Jiale (Suona), Cao Kexin (Sheng), Zhang Jinfei dan Zhou Zhiyao pada perkusi). The Zhuang Nationality Are In The Spring (Chen Kunpheng: Guhu, Zhou Zhiyao: Tuhu, Cao Kexin: Sheng, Shu Fang:Pipa), Yang Jingjing: Yangqin, Xu Xinyang: Zhongruan, Liu Jiale: Dizi). Impression of Lunar March 3# (Liu Jiale: Suona, Cao Kexin: Sheng, yang Jingjing: Yangqin, Zhang Zinfei dan Zhou Zhiyan pada perkusi). Ambush from All Sides (Shu Fang: Pipa –solo performer). The Journey Back Home (Li Xianrong: tianqin - solo performer). Shan Ge Hao Bi Chun Jiang Shui (Chen Kunpeng:Duxianqin Solo Performer), dan Dunhuang (Zhou zhiyao: Erhu, Cao Kexin: Sheng, Shu Fang: Pipa, Yang Jingjing: Yangqin).
ISBI Bandung juga sebagai garda terdepan pelestari seni tradisi Sunda dalam malam itu secara apik menyuguhkan Rampak Kendang, Leungit (Tembang arranger Sofyan Triyana), Ngaronyok (Genjring Ronyok/ Bonyok) komposer Gempur Sentosa, Kacapi (“Indung” komposer Gempur Sentosa), Degung (Gamelan Ludira Manik dengan lagu “Cinta” karya Nano S), uniknya Degung ini para pemainnya (nayaga) para mahasiswa Guangxi Arts University yang terdiri dari Yang Ke, Zhu Menghan, Chen Shuaiyu, Liu Chang, dan Wei Yanghong. Sementara Kendang (Riky Oktriyadi), Kacapi (Sofyan Triyana) Suling (Alfazzar Fatuloh) dimainkan pihak ISBI Bandung. Pergelaran selanjutnya Sekar Manis (Gamelan Ludira Manik, kolaborasi Degung dan musik tradisional China, arranger Randi) dan Kliningan Naek Jaipong yang juga diisi tarian oleh Kang Lili Suparli, menjadi pamungkas pertunjukan.
Selanjutnya para pengisi acara dari kedua Negara ber-jaipongan bersama, termasuk Rektor ISBI Dr. Retno Dwimarwati, S.Sen., M.Hum, dan Wakil Dekan Fakultas Seni Guangxi Arts University Mr. Tao Yimei beserta para pimpinan dan dosen ISBI pun turut ngerengklak, malam itu semuanya terlihat merasa terhibur, penuh suka cita.
Guangxi Arts Univerity ini sebenarnya bagi ISBI Bandung bukan tamu asing, ISBI sudah bekerjasama sejak 2016 baik melalui prodi Karawitan, Tari, Seni Pertunjukan, maupun Seni Rupa. Pihak ISBI pun sudah mengirim mahasiswa dan beberapa orang dosen ke Guangxi Arts University, diantaranya Dr. Lili Suparli, S.Sn., M.Sn, Pa Iyus, Yosep Nurdjaman Alamsyah dan Randy Geovani Putra, S.Sn., M.Sn, yang hingga sekarang masih betah mengajar di sana. Mereka mengajar Degung dan dua perangkat gamelannya pun sudah ada di sana.
“Dan malam ini kita kedatangan tamu dari Guangxi Arts University untuk menyuguhkan pergelaran seni musiknya yang akan diadumaniskeun/berkolaborasi dengan komposisi musik dari Prodi Karawitan ISBI Bandung. Jadi kita mencoba untuk terus mempererat silaturahmi lewat kebudayaan dengan Guangxi Arts University. Hampir tiap tahun kita bekerjasama terutama di Festival Musik se-Asia (ASEAN Music Festival) yang mereka selenggarakan, kemarin kami mengirim Prof. Endang Tjaturwati untuk festival tari dan tidak itu saja kami juga berpameran seni rupa di sana,“ demikian kata Rektor ISBI Retno Dwimarwati.
Menurut Retno dengan adanya pergelaran ini, terbukti bahwa musik etnik di berbagai tempat itu ternyata punya kekuatan yang saling mengisi, kolaborasi, bisa bekerjasama dan yang utamanya menyadarkan generasi muda ternyata musik etnik itu bisa dipoles, bisa ngigelan jaman, tidak kampungan dan kuno, ternyata pergelaran ini jadi inspirasi bagaimana kita bisa menggali kembali musik-musik etnik.
Senada dengan hal itu Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Sistem Informasi dan Kerjasama ISBI Bandung, Dr. Supriatna, S.Sn., M.Sn, mengatakan, bahwa acara ini sebenarnya rangkaian acara persahabatan Guangxi Arts University dan ISBI Bandung yang sudah lama terjalin sejak 2016, dan materinya tidak hanya melibatkan seni pertunjukan saja juga seni rupa, musik, tari, dsb.
Kang Supri pun kebetulan pernah menjadi delegasi kerjasama dengan Guangxi Arts University ini dipameran terakhir September 2023 kemarin. Kang Supri mewakili pimpinan ISBI Bandung sekaligus menjadi peserta pameran seni rupa datang ke pameran yang diikuti beberapa negara Asia seperti Thailand, Vietnam, China dan Indonesia itu, bersama Jaini Alip (Wakil Direktur Pasca Sarjana ISBI Bandung) dan Gustian Wakil Dekan FSRD ISBI Bandung.
Pertunjukan malam itu menurut Kang Supri, “Ini luar biasa karena mereka latihannya cuma satu hari terutama yang kolaborasi. Jadi mereka memang profesional sudah mempersiapkan segalanya, jadi ketika dipertemukan bisa saling mengisi dan menyuguhkan pertunjukan dengan baik,” pungkasnya. (Asep GP)***
Foto Asep GP |
Guangxi Arts University dengan semua alat musik tradisi tersebut menyuguhkan beberapa komposisi seperti, Happy Festival (para pemain: Liu Jiale (Suona), Cao Kexin (Sheng), Zhang Jinfei dan Zhou Zhiyao pada perkusi). The Zhuang Nationality Are In The Spring (Chen Kunpheng: Guhu, Zhou Zhiyao: Tuhu, Cao Kexin: Sheng, Shu Fang:Pipa), Yang Jingjing: Yangqin, Xu Xinyang: Zhongruan, Liu Jiale: Dizi). Impression of Lunar March 3# (Liu Jiale: Suona, Cao Kexin: Sheng, yang Jingjing: Yangqin, Zhang Zinfei dan Zhou Zhiyan pada perkusi). Ambush from All Sides (Shu Fang: Pipa –solo performer). The Journey Back Home (Li Xianrong: tianqin - solo performer). Shan Ge Hao Bi Chun Jiang Shui (Chen Kunpeng:Duxianqin Solo Performer), dan Dunhuang (Zhou zhiyao: Erhu, Cao Kexin: Sheng, Shu Fang: Pipa, Yang Jingjing: Yangqin).
ISBI Bandung juga sebagai garda terdepan pelestari seni tradisi Sunda dalam malam itu secara apik menyuguhkan Rampak Kendang, Leungit (Tembang arranger Sofyan Triyana), Ngaronyok (Genjring Ronyok/ Bonyok) komposer Gempur Sentosa, Kacapi (“Indung” komposer Gempur Sentosa), Degung (Gamelan Ludira Manik dengan lagu “Cinta” karya Nano S), uniknya Degung ini para pemainnya (nayaga) para mahasiswa Guangxi Arts University yang terdiri dari Yang Ke, Zhu Menghan, Chen Shuaiyu, Liu Chang, dan Wei Yanghong. Sementara Kendang (Riky Oktriyadi), Kacapi (Sofyan Triyana) Suling (Alfazzar Fatuloh) dimainkan pihak ISBI Bandung. Pergelaran selanjutnya Sekar Manis (Gamelan Ludira Manik, kolaborasi Degung dan musik tradisional China, arranger Randi) dan Kliningan Naek Jaipong yang juga diisi tarian oleh Kang Lili Suparli, menjadi pamungkas pertunjukan.
Selanjutnya para pengisi acara dari kedua Negara ber-jaipongan bersama, termasuk Rektor ISBI Dr. Retno Dwimarwati, S.Sen., M.Hum, dan Wakil Dekan Fakultas Seni Guangxi Arts University Mr. Tao Yimei beserta para pimpinan dan dosen ISBI pun turut ngerengklak, malam itu semuanya terlihat merasa terhibur, penuh suka cita.
Foto Asep GP |
Guangxi Arts Univerity ini sebenarnya bagi ISBI Bandung bukan tamu asing, ISBI sudah bekerjasama sejak 2016 baik melalui prodi Karawitan, Tari, Seni Pertunjukan, maupun Seni Rupa. Pihak ISBI pun sudah mengirim mahasiswa dan beberapa orang dosen ke Guangxi Arts University, diantaranya Dr. Lili Suparli, S.Sn., M.Sn, Pa Iyus, Yosep Nurdjaman Alamsyah dan Randy Geovani Putra, S.Sn., M.Sn, yang hingga sekarang masih betah mengajar di sana. Mereka mengajar Degung dan dua perangkat gamelannya pun sudah ada di sana.
“Dan malam ini kita kedatangan tamu dari Guangxi Arts University untuk menyuguhkan pergelaran seni musiknya yang akan diadumaniskeun/berkolaborasi dengan komposisi musik dari Prodi Karawitan ISBI Bandung. Jadi kita mencoba untuk terus mempererat silaturahmi lewat kebudayaan dengan Guangxi Arts University. Hampir tiap tahun kita bekerjasama terutama di Festival Musik se-Asia (ASEAN Music Festival) yang mereka selenggarakan, kemarin kami mengirim Prof. Endang Tjaturwati untuk festival tari dan tidak itu saja kami juga berpameran seni rupa di sana,“ demikian kata Rektor ISBI Retno Dwimarwati.
Foto Asep GP |
Menurut Retno dengan adanya pergelaran ini, terbukti bahwa musik etnik di berbagai tempat itu ternyata punya kekuatan yang saling mengisi, kolaborasi, bisa bekerjasama dan yang utamanya menyadarkan generasi muda ternyata musik etnik itu bisa dipoles, bisa ngigelan jaman, tidak kampungan dan kuno, ternyata pergelaran ini jadi inspirasi bagaimana kita bisa menggali kembali musik-musik etnik.
Foto Asep GP |
Senada dengan hal itu Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Sistem Informasi dan Kerjasama ISBI Bandung, Dr. Supriatna, S.Sn., M.Sn, mengatakan, bahwa acara ini sebenarnya rangkaian acara persahabatan Guangxi Arts University dan ISBI Bandung yang sudah lama terjalin sejak 2016, dan materinya tidak hanya melibatkan seni pertunjukan saja juga seni rupa, musik, tari, dsb.
Kang Supri pun kebetulan pernah menjadi delegasi kerjasama dengan Guangxi Arts University ini dipameran terakhir September 2023 kemarin. Kang Supri mewakili pimpinan ISBI Bandung sekaligus menjadi peserta pameran seni rupa datang ke pameran yang diikuti beberapa negara Asia seperti Thailand, Vietnam, China dan Indonesia itu, bersama Jaini Alip (Wakil Direktur Pasca Sarjana ISBI Bandung) dan Gustian Wakil Dekan FSRD ISBI Bandung.
Foto Asep GP |
Pertunjukan malam itu menurut Kang Supri, “Ini luar biasa karena mereka latihannya cuma satu hari terutama yang kolaborasi. Jadi mereka memang profesional sudah mempersiapkan segalanya, jadi ketika dipertemukan bisa saling mengisi dan menyuguhkan pertunjukan dengan baik,” pungkasnya. (Asep GP)***
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
No comments :
Post a Comment