Monday, October 9, 2023
Rektor bersama para pimpinan dan Guru Besar ISBI menyaksikan penampilan seni (foto Asep GP) |
Hari Jumat 6 Oktober 2023 usia ISBI Bandung genap 55 tahun (1968 -2023). Hari itu juga ISBI Bandung merayakan Dies Natalisnya dengan sangat khidmat, penuh rasa syukur dan semangat membara untuk kemjauan dan perubahan sesuai tema Dies Natalis kali ini: “Berdaya Dalam Budaya Berjaya dan Mendunia” - Berjaya Menuju Kemandirian Badan Layanan Umum (BLU) - Digjaya Ngajomantara.
Rektor ISBI menunggang jampana (foto Asep GP) |
Acara ulang tahun perguruan tinggi seni yang dulu bernama Kori, ASTI, STSI hinga menjadi ISBI ini digelar di Gedung Sunan Ambu, hingga ke pelataran parkir Kampus ISBI Jl. Buah Batu N0. 212 Kota Bandung.
Para pimpinan dan dosen pun ikut menyemarakan dies natalis (foto Asep GP) |
Selain Sidang Terbuka Senat Akademik, ada persembahan Tari dari mahasiswa yang digarap secara apik ada juga penyerahan penghargaan kepada para purnabakti yang telah mengabdikan diri selama 30 tahun serta penghargaan kepada mahasiswa berprestasi baik di Jawa Barat, Nasional dan Internasional, lalu ada orasi ilmiah Dr. Zaini Alif : ”Obyek Pemajuan Kebudayaan Berbasis Permainan Rakyat Sebagai Media Penguat Jatidiri Menuju Kemandirian dalam Ekosistem Budaya”.
Penampilan Rampak Kendang mahasiswa mancangara (foto Asep GP) |
Serta usai itu, diluar di pelataran Sunan Ambu sudah menunggu Rampak Kendang yang disajikan para mahasiswa mancanagara yang belajar 1 tahun di berbagai prodi yang ada di ISBI Bandung. Mereka adalah Narmina Hasanli (Baku, Azerbaijan, belajar Tari Tradisional ), Aaliyah Ardiansyah (Australia, belajar Batik), Nelia Piedade Fatima (Fatuco, Timor Leste), Aneta Bednarikova (Trebic, Ceko, belajar Tari tradisional ), Chaity Biswas (Narail, Bangladesh- Seni Rupa), Damaris Iou Kibidi (Port Moresby, Papua Nugini, belajar seni rupa ), Maria Ermelinda De Araujo (Atambua, Timor Leste), dan Hoik Mariana (Ukraina, belajar Seni Rupa). Mereka dilatih Rampak Kendang hanya satu bulan oleh Fitri, M.Sn, dan Iin Rizky, M.I.Kom, sebagai Pengelola, tapi sangat menghibur. “Kami semua sangat senang bisa mempersembahkan Rampak kendang yang hanya kami pelajari satu bulan di Dies Natalis ISBI Bandung ini,“ kata Maria Ermelinda yang belajar Tari Tradisional, bangga.
Kreativitas Seni Sanggar Edas Bogor (foto Asep GP) |
Sebagai puncak acara ngareuah-reuah perayaan Dies Natalis hari itu, Kasenian Sanggar Edas Bogor tampil kolosal dengan berbagai atribut seninya yang unik yang terbuat dari boboko/bakul nasi. Ada Ulat mirip Liong yang terbuat dari rangkaian boboko kecil, orang menggendong dogdog dan calung renteng, ada juga penari-penari cantik memakai busana dari boboko besar. Semua personilnya hampir memenuhi pelataran parkir depan Sunan Ambu dan puncaknya Bu Rektor Retno Dwi Marwati ikut menunggang jampana lalu diarak keliling pelataran parkir. Meriah sekali dan tak urung membuat masyarakat yang ada di luar kampus pun ikut menyaksikan kesenian motekar yasana alumni ISBI Bandung ini.
Rektor bersama mahasiswa mancanagara (foto Asep GP) |
Selain itu ada rangkaian acara lainnya, dari mulai Seminar Nasional “ kreativitas dan Transformasi Seni Budaya Dalam Lansekap Digital Masa depan” yang digelar 5 Oktober 2023, selanjutnya Festival Budaya Nusantara, Pameran Seni Rupa, Buahbatu Arts Festival, Bakti Kampus di Cikamuning, dsb.
Bersama para penari dosen dan karyawan (foto Asep GP) |
Sementara itu Rektor ISBI Bandung Dr. Retno Dwimarwati, S.Sen.,M.Hum, mengatakan kepada wartawan, sebetulnya Indonesia punya budaya yang sangat plural, kita sangat kaya budaya dan Unesco menetapkan bahwa kita adalah Negara Adibudaya.
“Jadi ketika kita berdaya dalam budaya, saya kira itu akan membuat kita siap Berjaya dan Mendunia. Tidak ada lagi yang punya budaya sekaya Indonesia. Makanya tagline yang kita buat untuk tahun 2024 bahwa: ISBI itu saampar Jabar - ISBI Sa-Nusantara- ISBI Ngajomantara (mendunia),“ kata bu rektor.
Pangwilujeng ti Pj. Gubernur Jabar (foto Asep GP) |
Cara ngapungkeun ISBI ka Jomantara, kata rektor dilakukan dengan berbagai cara termasuk dengan memanfaatkan teknologi, dengan web dengan apapun. “Ke Jomantara (seluruh dunia) itu tidak harus langsung ya, tapi dengan web kita mencoba memanfaatkan semua produksi yang kita punya agar mendunia,“ tegasnya.
Termasuk Program Saampar Jabar itu ISBI ingin membuat kelas satelit. Masalah lahan ISBI yang kecil dan terbatas serta menambah bangunan yang sulit terwujud akan terselesaikan dengan membuat kelas satelit. “Dimana nanti Ikatan Alumni yang bergerak, jadi hanya mendatangkan dosen kesana. Kita mau S2 dulu yang bergerak,“ kata rektor.
Pada usia yang 55 tahun ini ISBI juga kata rektor, akan merubah statusnya jadi BLU (Badan Layanan Umum, ngurus diri sendiri). Dengan harapan ISBI jauh lebih maju, Kita tahu ISBI itu potensinya besar tapi kita belum memanfaatkannya secara maksimal, jadi kita buat apapun dari sumber daya yang kita punya. Kita maksimalkan untuk membesarkan ISBI dan tentu saja hingga sampai ngajomantara, mendunia,“ pungkas bu rektor. (Asep GP)***
Mengintip Dies Natalis ISBI Bandung 2023
Posted by
Tatarjabar.com on Monday, October 9, 2023
Rektor bersama para pimpinan dan Guru Besar ISBI menyaksikan penampilan seni (foto Asep GP) |
Hari Jumat 6 Oktober 2023 usia ISBI Bandung genap 55 tahun (1968 -2023). Hari itu juga ISBI Bandung merayakan Dies Natalisnya dengan sangat khidmat, penuh rasa syukur dan semangat membara untuk kemjauan dan perubahan sesuai tema Dies Natalis kali ini: “Berdaya Dalam Budaya Berjaya dan Mendunia” - Berjaya Menuju Kemandirian Badan Layanan Umum (BLU) - Digjaya Ngajomantara.
Rektor ISBI menunggang jampana (foto Asep GP) |
Acara ulang tahun perguruan tinggi seni yang dulu bernama Kori, ASTI, STSI hinga menjadi ISBI ini digelar di Gedung Sunan Ambu, hingga ke pelataran parkir Kampus ISBI Jl. Buah Batu N0. 212 Kota Bandung.
Para pimpinan dan dosen pun ikut menyemarakan dies natalis (foto Asep GP) |
Selain Sidang Terbuka Senat Akademik, ada persembahan Tari dari mahasiswa yang digarap secara apik ada juga penyerahan penghargaan kepada para purnabakti yang telah mengabdikan diri selama 30 tahun serta penghargaan kepada mahasiswa berprestasi baik di Jawa Barat, Nasional dan Internasional, lalu ada orasi ilmiah Dr. Zaini Alif : ”Obyek Pemajuan Kebudayaan Berbasis Permainan Rakyat Sebagai Media Penguat Jatidiri Menuju Kemandirian dalam Ekosistem Budaya”.
Penampilan Rampak Kendang mahasiswa mancangara (foto Asep GP) |
Serta usai itu, diluar di pelataran Sunan Ambu sudah menunggu Rampak Kendang yang disajikan para mahasiswa mancanagara yang belajar 1 tahun di berbagai prodi yang ada di ISBI Bandung. Mereka adalah Narmina Hasanli (Baku, Azerbaijan, belajar Tari Tradisional ), Aaliyah Ardiansyah (Australia, belajar Batik), Nelia Piedade Fatima (Fatuco, Timor Leste), Aneta Bednarikova (Trebic, Ceko, belajar Tari tradisional ), Chaity Biswas (Narail, Bangladesh- Seni Rupa), Damaris Iou Kibidi (Port Moresby, Papua Nugini, belajar seni rupa ), Maria Ermelinda De Araujo (Atambua, Timor Leste), dan Hoik Mariana (Ukraina, belajar Seni Rupa). Mereka dilatih Rampak Kendang hanya satu bulan oleh Fitri, M.Sn, dan Iin Rizky, M.I.Kom, sebagai Pengelola, tapi sangat menghibur. “Kami semua sangat senang bisa mempersembahkan Rampak kendang yang hanya kami pelajari satu bulan di Dies Natalis ISBI Bandung ini,“ kata Maria Ermelinda yang belajar Tari Tradisional, bangga.
Kreativitas Seni Sanggar Edas Bogor (foto Asep GP) |
Sebagai puncak acara ngareuah-reuah perayaan Dies Natalis hari itu, Kasenian Sanggar Edas Bogor tampil kolosal dengan berbagai atribut seninya yang unik yang terbuat dari boboko/bakul nasi. Ada Ulat mirip Liong yang terbuat dari rangkaian boboko kecil, orang menggendong dogdog dan calung renteng, ada juga penari-penari cantik memakai busana dari boboko besar. Semua personilnya hampir memenuhi pelataran parkir depan Sunan Ambu dan puncaknya Bu Rektor Retno Dwi Marwati ikut menunggang jampana lalu diarak keliling pelataran parkir. Meriah sekali dan tak urung membuat masyarakat yang ada di luar kampus pun ikut menyaksikan kesenian motekar yasana alumni ISBI Bandung ini.
Rektor bersama mahasiswa mancanagara (foto Asep GP) |
Selain itu ada rangkaian acara lainnya, dari mulai Seminar Nasional “ kreativitas dan Transformasi Seni Budaya Dalam Lansekap Digital Masa depan” yang digelar 5 Oktober 2023, selanjutnya Festival Budaya Nusantara, Pameran Seni Rupa, Buahbatu Arts Festival, Bakti Kampus di Cikamuning, dsb.
Bersama para penari dosen dan karyawan (foto Asep GP) |
Sementara itu Rektor ISBI Bandung Dr. Retno Dwimarwati, S.Sen.,M.Hum, mengatakan kepada wartawan, sebetulnya Indonesia punya budaya yang sangat plural, kita sangat kaya budaya dan Unesco menetapkan bahwa kita adalah Negara Adibudaya.
“Jadi ketika kita berdaya dalam budaya, saya kira itu akan membuat kita siap Berjaya dan Mendunia. Tidak ada lagi yang punya budaya sekaya Indonesia. Makanya tagline yang kita buat untuk tahun 2024 bahwa: ISBI itu saampar Jabar - ISBI Sa-Nusantara- ISBI Ngajomantara (mendunia),“ kata bu rektor.
Pangwilujeng ti Pj. Gubernur Jabar (foto Asep GP) |
Cara ngapungkeun ISBI ka Jomantara, kata rektor dilakukan dengan berbagai cara termasuk dengan memanfaatkan teknologi, dengan web dengan apapun. “Ke Jomantara (seluruh dunia) itu tidak harus langsung ya, tapi dengan web kita mencoba memanfaatkan semua produksi yang kita punya agar mendunia,“ tegasnya.
Termasuk Program Saampar Jabar itu ISBI ingin membuat kelas satelit. Masalah lahan ISBI yang kecil dan terbatas serta menambah bangunan yang sulit terwujud akan terselesaikan dengan membuat kelas satelit. “Dimana nanti Ikatan Alumni yang bergerak, jadi hanya mendatangkan dosen kesana. Kita mau S2 dulu yang bergerak,“ kata rektor.
Pada usia yang 55 tahun ini ISBI juga kata rektor, akan merubah statusnya jadi BLU (Badan Layanan Umum, ngurus diri sendiri). Dengan harapan ISBI jauh lebih maju, Kita tahu ISBI itu potensinya besar tapi kita belum memanfaatkannya secara maksimal, jadi kita buat apapun dari sumber daya yang kita punya. Kita maksimalkan untuk membesarkan ISBI dan tentu saja hingga sampai ngajomantara, mendunia,“ pungkas bu rektor. (Asep GP)***
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
No comments :
Post a Comment