Sunday, April 2, 2023
Farahany sedang bercengkrama dengan Binturung (Foto Asep GP) |
Datangnya Bulan Puasa/Ramadan disambut dengan suka cita oleh umat Islam. Karena bulan Ramadan adalah bulan penuh ampunan. Selain puasa menahan lapar di siang hari, solat tarawih di malam hari, tadarus sertas ibadah lainnya, ada kebiasaan yang sudah mendarah daging dilakukan orang ketika bulan Ramadan, yaitu Ngabuburit. Istilah dalam bahasa Sunda yang sudah menasional ini, berasal dari kata burit (waktu bedug Magrib ditabuh). Jadi arti Ngabuburit adalah menunggu bedug magrib/adzan Magrib/di bulan puasa sambil jalan-jalan.
Orang Bandung biasanya sering terlihat ngabuburit di alun-alun, mall, taman-taman kota, nonton pesawat hiber/take off di Bandara Husein Sastranegara, di kafe-kafe dan sebagainya.
Tapi pernahkah anda ngabuburit di Kebun Binatang Bandung (Bandung Zoo), sambil berinteraksi dengan koleksi satwanya yang sudah jinak, lalu ketika adzan magrib tiba kita disuguhi takjil dan makanan berat (nasi dan lauk pauk ) di Kafe Simba dekat kandang Singa. Dan bagi yang mau mendahulukan solat magrib, kini ada mesjid anyar cukup megah bernama Al -Romli sekitar 50 meteran arah Barat dari Kafe Simba.
Farisa mengajarkan kedua putranya untuk mencintai satwa dan lingkungan hidup (Foto Asep GP) |
Coba rasakan suasananya, berjalan di alam yang mulai temaram diterangi lampu remang-remang, disambut suara serangga malam dan suara londok/bunglon di atas pepohonan yang berusia puluhan bahkan ada yang ratusan tahun. Kadang dari kejauhan terdengar suara Musang mirip tangis bayi. Mungkin sesekali akan terdengar juga suara aum Singa atau harimau dan binatang lainnya. Ah sungguh ada suasana yang berbeda, seperti suasana kemping di hutan belantara, antara takut dan suka, memacu adrenalin juga, hanya ketika pulang lewat gerbang utama (Garuda) / kebun Seni, dan terlihat lalu-lalang kendaraan, kita tersadar ternyata ada di Jalan Kebun Bintang No. 6 Tamansari Kota Bandung. Ah seru juga.
Humas Kebun Binatang Bandung Sulhan Syafi’i menjelaskan, Kebon Binatang Bandung pada bulan Ramadan, mulai dari tanggal 30 Maret hingga 20 April 2023 dari mulai Pk: 16.00-20.00 memang memiliki program “Berbuka Bersama Satwa”. Jadi cukup beli tiket 95 ribu untuk masuk dan makan di Kafe Simba dengan 5 menu pilihan utamanya plus takjil dan bisa jalan-jalan di seputaran Simba Kafe sambil melihat Singa atau bercengkrama dan berfotoria dengan satwa jinak, menikmati suasana yang berbeda. Jadi takzil, makanan berat dan berfoto dengan satwa (Binturung dan Ular) sudah termasuk tiket yang 95 ribu itu.
Sulhan Syafi'i Humas Kebon Binatang Bandung(foto Asep GP) |
Ditanya alasan mengadakan acara Buka Bersama Satwa, kata Aan karena pihaknya ingin mempersembahkan sesuatu yang berbeda. Memberikan pencerahan atau edukasi ke warga Bandung, kepada siapapun untuk bisa mengenal lebih dalam tentang satwa karena bisa langsung berinteraksi dengan satwa dan bisa menanyakan langsung kepada keeper (penjaga hewan)-nya secara santai dan akrab.
“Sedangkan untuk pengunjung biasa, siangnya bisa jalan-jalan ke seluruh area Bonbin melihat aneka satwa dan ada kabar baik, selama bulan Ramadan Bandung Zoo mengadakan promo, cukup membeli 3 tiket bisa untuk 4 orang. Itu untuk di pintu masuk, di dalam semua tunggangan di discount 50% kemudian untuk feeding (memberi makan) Satwa seperti Jerapah, Binturung, burung dan Rusa itu bayar sesuka hati (saridona, seiklasnya),“ demikian kata Aan.
Tapi kata Kang Aan (sapaan akrabnya), promo ini tidak berlaku pada hari minggu atau tanggal merah (hari libur) jadi hanya berlaku week day dari Senin hingga Sabtu.
Kemudian pada hari Idul Fitri/Lebaran pihak Kebon Binatang Bandung, kata Aan, akan dibuka untuk pengunjung mulai Pk: 09.00 sedangkan untuk hari kedua lebaran dan seterusnya pada Pk:08.00 dan tutup Pk: 16.30. Dan khusus untuk menyambut pengunjung di hari lebaran ini pihak Kebon Bintang sudah mempersiapkan sky walk baru sepanjang 60 meter disebelah Kandang Rusa, itu untuk pengunjung memberi makan/feeding Rusa. Kemudian ada masjid baru Al-Romli serta sedang mempersiapkan komplek kandang Burung Elang juga mempersiapkan Museum Resto, di bekas kandang gajah lama.
“Program ini memang bagus juga untuk menarik pengunjung ke Kebon Binatang Bandung. Kalau bisa diadakan rutin tiap tahun untuk acara buka puasa ini. Jadi selain kita bisa menikmati suasana ngabuburit di siang hari, juga menikmati suasana malamnya yang bisa jadi pengalaman baru,“ demikian kata Memey dari Bandung, yang sedang bercengkerama dengan dua Binturung jinak bernama Nakula-Sadewa.
Usup, Head Keeper Carnivora dengan Binturung satwa asuhannya (foto Asep GP) |
Agar tambah menarik pengunjung Memey usul, Satwanya kalau bisa diperbanyak, seperti burung dan kuda yang disukai anak-anak. Sedangkan untuk menu makanannya, “Sudah oke banget dan dapat takjil lagi. Saya suka ayam goreng keremes dan ikan dori, coba deh pasti suka,“ katanya.
Hal yang sama juga dirasakan Farahany Kamadhita, pengunjung dari Cigadung Bandung. Keponakan Mantan PR 3 Unpad Syarif Barmawi ini sengaja datang sendirian ngabuburit ke derenten.
Suasana Malam di Kebon Binatang Bandung (foto Asep GP) |
“Ini pertama kali ngabuburit dan buka puasa di kebon Binatang, buat saya ini seru. kayaknya lihat tingkah binatang juga beda ketika pagi dan sore. Itu menarik buat saya apalagi bisa berinteraksi. Ya benar, kalau bisa binatangnya tambahin lagi kaya burung tapi yang aman (tidak galak/bukan predator) biar anak-anak bisa berinteraksi,” katanya sambil asik menggendong Binturung.
Program ini kata Farah, bagus untuk pendidikan terutama anak-anak, penyayang binatang dan lingkungan hidup ini pun banyak mendapat tambahan ilmu dari Sang Keeper yang dengan ramah menerangkan karakter, jenis, umur dan makanan hewan tersebut. “Jadi even-even seperti ini harus diperbanyak lagi,“ tandasnya.
Sementara di tempat sebelahnya, terlihat seorang ibu berjilbab lagi asik mengatur pose dua putranya untuk difoto dengan ular. Hebatnya keduanya kelihatannya tidak canggung dan takut, malah ketawa-ketawa sambil memegang kepala ular dan lehernya dilingkari Sanca Batik yang cukup besar itu.
Mesjid Baru nan indah asri itu bernama Al-Romli (nama salah seorang keturunan Raden Ema Bratakusumah, pendiri Kebun Binatang Bandung) |
Ya itu, Farisa Ayu Dara bersama dua putranya Rasdan dan Faratia, sengaja dari Metro Bandung ngabuburit dan buka bersama satwa di Kebon Binatang Bandung.
Padahal kata Farisa, ini untuk pertama kalinya buat putra laki-lakinya Rasdan berinteraksi dengan hewan, mula-mula memang takut-takut tapi setelah dicoba malah berani karena jinak tidah berbahaya. “Ya ini untuk mengajarkan cinta binatang dan lingkungan alam, biar mereka lebih kenal dengan alam,“ katanya, sambil mengatakan dia tahu dari IG, makanya penasaran dan datang langsung ke sini.
Sementara itu Usup, Head Keeper carnivora, menjelaskan satwa/binatang yang diikutsertakan dalam program Buka Bersama Satwa ini tidak berbahaya dan jinak karena dipelihara dari kecil.
Seperti Binturung yang satu family dengang Luwak/Careuh (Sunda) dan tersebar di hutan Sumatera, Kalimantan dan Jawa (warna bulu agak pirang ). “Kalau di alam termasuk binatang yang galak terutama harus hati-hati dengan cakarnya yang tajam untuk berburu burung. Tapi di Kebun Binatang Binturung sengaja tidak dikasih makan daging, hanya buah-buahan, agar tidak buas,“ katanya sambil mengelus-ngelus Nakula-Sadewa yang sudah berumur 3,5 tahun dan mengeluarkan wangi pandan itu. (Asep GP)***
Serunya Ngabuburit dan Buka Puasa Bersama Satwa di Kebon Binatang Bandung
Posted by
Tatarjabar.com on Sunday, April 2, 2023
Farahany sedang bercengkrama dengan Binturung (Foto Asep GP) |
Datangnya Bulan Puasa/Ramadan disambut dengan suka cita oleh umat Islam. Karena bulan Ramadan adalah bulan penuh ampunan. Selain puasa menahan lapar di siang hari, solat tarawih di malam hari, tadarus sertas ibadah lainnya, ada kebiasaan yang sudah mendarah daging dilakukan orang ketika bulan Ramadan, yaitu Ngabuburit. Istilah dalam bahasa Sunda yang sudah menasional ini, berasal dari kata burit (waktu bedug Magrib ditabuh). Jadi arti Ngabuburit adalah menunggu bedug magrib/adzan Magrib/di bulan puasa sambil jalan-jalan.
Orang Bandung biasanya sering terlihat ngabuburit di alun-alun, mall, taman-taman kota, nonton pesawat hiber/take off di Bandara Husein Sastranegara, di kafe-kafe dan sebagainya.
Tapi pernahkah anda ngabuburit di Kebun Binatang Bandung (Bandung Zoo), sambil berinteraksi dengan koleksi satwanya yang sudah jinak, lalu ketika adzan magrib tiba kita disuguhi takjil dan makanan berat (nasi dan lauk pauk ) di Kafe Simba dekat kandang Singa. Dan bagi yang mau mendahulukan solat magrib, kini ada mesjid anyar cukup megah bernama Al -Romli sekitar 50 meteran arah Barat dari Kafe Simba.
Farisa mengajarkan kedua putranya untuk mencintai satwa dan lingkungan hidup (Foto Asep GP) |
Coba rasakan suasananya, berjalan di alam yang mulai temaram diterangi lampu remang-remang, disambut suara serangga malam dan suara londok/bunglon di atas pepohonan yang berusia puluhan bahkan ada yang ratusan tahun. Kadang dari kejauhan terdengar suara Musang mirip tangis bayi. Mungkin sesekali akan terdengar juga suara aum Singa atau harimau dan binatang lainnya. Ah sungguh ada suasana yang berbeda, seperti suasana kemping di hutan belantara, antara takut dan suka, memacu adrenalin juga, hanya ketika pulang lewat gerbang utama (Garuda) / kebun Seni, dan terlihat lalu-lalang kendaraan, kita tersadar ternyata ada di Jalan Kebun Bintang No. 6 Tamansari Kota Bandung. Ah seru juga.
Humas Kebun Binatang Bandung Sulhan Syafi’i menjelaskan, Kebon Binatang Bandung pada bulan Ramadan, mulai dari tanggal 30 Maret hingga 20 April 2023 dari mulai Pk: 16.00-20.00 memang memiliki program “Berbuka Bersama Satwa”. Jadi cukup beli tiket 95 ribu untuk masuk dan makan di Kafe Simba dengan 5 menu pilihan utamanya plus takjil dan bisa jalan-jalan di seputaran Simba Kafe sambil melihat Singa atau bercengkrama dan berfotoria dengan satwa jinak, menikmati suasana yang berbeda. Jadi takzil, makanan berat dan berfoto dengan satwa (Binturung dan Ular) sudah termasuk tiket yang 95 ribu itu.
Sulhan Syafi'i Humas Kebon Binatang Bandung(foto Asep GP) |
Ditanya alasan mengadakan acara Buka Bersama Satwa, kata Aan karena pihaknya ingin mempersembahkan sesuatu yang berbeda. Memberikan pencerahan atau edukasi ke warga Bandung, kepada siapapun untuk bisa mengenal lebih dalam tentang satwa karena bisa langsung berinteraksi dengan satwa dan bisa menanyakan langsung kepada keeper (penjaga hewan)-nya secara santai dan akrab.
“Sedangkan untuk pengunjung biasa, siangnya bisa jalan-jalan ke seluruh area Bonbin melihat aneka satwa dan ada kabar baik, selama bulan Ramadan Bandung Zoo mengadakan promo, cukup membeli 3 tiket bisa untuk 4 orang. Itu untuk di pintu masuk, di dalam semua tunggangan di discount 50% kemudian untuk feeding (memberi makan) Satwa seperti Jerapah, Binturung, burung dan Rusa itu bayar sesuka hati (saridona, seiklasnya),“ demikian kata Aan.
Tapi kata Kang Aan (sapaan akrabnya), promo ini tidak berlaku pada hari minggu atau tanggal merah (hari libur) jadi hanya berlaku week day dari Senin hingga Sabtu.
Kemudian pada hari Idul Fitri/Lebaran pihak Kebon Binatang Bandung, kata Aan, akan dibuka untuk pengunjung mulai Pk: 09.00 sedangkan untuk hari kedua lebaran dan seterusnya pada Pk:08.00 dan tutup Pk: 16.30. Dan khusus untuk menyambut pengunjung di hari lebaran ini pihak Kebon Bintang sudah mempersiapkan sky walk baru sepanjang 60 meter disebelah Kandang Rusa, itu untuk pengunjung memberi makan/feeding Rusa. Kemudian ada masjid baru Al-Romli serta sedang mempersiapkan komplek kandang Burung Elang juga mempersiapkan Museum Resto, di bekas kandang gajah lama.
“Program ini memang bagus juga untuk menarik pengunjung ke Kebon Binatang Bandung. Kalau bisa diadakan rutin tiap tahun untuk acara buka puasa ini. Jadi selain kita bisa menikmati suasana ngabuburit di siang hari, juga menikmati suasana malamnya yang bisa jadi pengalaman baru,“ demikian kata Memey dari Bandung, yang sedang bercengkerama dengan dua Binturung jinak bernama Nakula-Sadewa.
Usup, Head Keeper Carnivora dengan Binturung satwa asuhannya (foto Asep GP) |
Agar tambah menarik pengunjung Memey usul, Satwanya kalau bisa diperbanyak, seperti burung dan kuda yang disukai anak-anak. Sedangkan untuk menu makanannya, “Sudah oke banget dan dapat takjil lagi. Saya suka ayam goreng keremes dan ikan dori, coba deh pasti suka,“ katanya.
Hal yang sama juga dirasakan Farahany Kamadhita, pengunjung dari Cigadung Bandung. Keponakan Mantan PR 3 Unpad Syarif Barmawi ini sengaja datang sendirian ngabuburit ke derenten.
Suasana Malam di Kebon Binatang Bandung (foto Asep GP) |
“Ini pertama kali ngabuburit dan buka puasa di kebon Binatang, buat saya ini seru. kayaknya lihat tingkah binatang juga beda ketika pagi dan sore. Itu menarik buat saya apalagi bisa berinteraksi. Ya benar, kalau bisa binatangnya tambahin lagi kaya burung tapi yang aman (tidak galak/bukan predator) biar anak-anak bisa berinteraksi,” katanya sambil asik menggendong Binturung.
Program ini kata Farah, bagus untuk pendidikan terutama anak-anak, penyayang binatang dan lingkungan hidup ini pun banyak mendapat tambahan ilmu dari Sang Keeper yang dengan ramah menerangkan karakter, jenis, umur dan makanan hewan tersebut. “Jadi even-even seperti ini harus diperbanyak lagi,“ tandasnya.
Sementara di tempat sebelahnya, terlihat seorang ibu berjilbab lagi asik mengatur pose dua putranya untuk difoto dengan ular. Hebatnya keduanya kelihatannya tidak canggung dan takut, malah ketawa-ketawa sambil memegang kepala ular dan lehernya dilingkari Sanca Batik yang cukup besar itu.
Mesjid Baru nan indah asri itu bernama Al-Romli (nama salah seorang keturunan Raden Ema Bratakusumah, pendiri Kebun Binatang Bandung) |
Ya itu, Farisa Ayu Dara bersama dua putranya Rasdan dan Faratia, sengaja dari Metro Bandung ngabuburit dan buka bersama satwa di Kebon Binatang Bandung.
Padahal kata Farisa, ini untuk pertama kalinya buat putra laki-lakinya Rasdan berinteraksi dengan hewan, mula-mula memang takut-takut tapi setelah dicoba malah berani karena jinak tidah berbahaya. “Ya ini untuk mengajarkan cinta binatang dan lingkungan alam, biar mereka lebih kenal dengan alam,“ katanya, sambil mengatakan dia tahu dari IG, makanya penasaran dan datang langsung ke sini.
Sementara itu Usup, Head Keeper carnivora, menjelaskan satwa/binatang yang diikutsertakan dalam program Buka Bersama Satwa ini tidak berbahaya dan jinak karena dipelihara dari kecil.
Seperti Binturung yang satu family dengang Luwak/Careuh (Sunda) dan tersebar di hutan Sumatera, Kalimantan dan Jawa (warna bulu agak pirang ). “Kalau di alam termasuk binatang yang galak terutama harus hati-hati dengan cakarnya yang tajam untuk berburu burung. Tapi di Kebun Binatang Binturung sengaja tidak dikasih makan daging, hanya buah-buahan, agar tidak buas,“ katanya sambil mengelus-ngelus Nakula-Sadewa yang sudah berumur 3,5 tahun dan mengeluarkan wangi pandan itu. (Asep GP)***
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
No comments :
Post a Comment