Home
» Jawa Barat
» Raja dan Sultan Nusantara Akan Dilibatkan dalam Prosesi Menyambut Ulang Tahun Garut
Sunday, January 8, 2023
Dr. Rd. Ikke Dewi Sartika, M.Pd, beserta Raja-raja dan ketua adat di Kalimantan |
Sebagaimana diketahui Raja dan Sultan Nusantara diperkirakan akan hadir dalam peringatan Hari Jadi Garut yang akan berlangsung 15 Februari Tahun 2023. Nah kebetulan wartawan bertemu dengan Sekretaris 2 Raja dan Sultan Nusantara Dr. Hj. Rd.Ikke Dewi Sartika M.Pd, di rumahnya, di kawasan Padasuka Bandung yang tengah sibuk merancang persiapan acara.
Menurut Bunda Ratu (sapaan akrabnya) yang juga sebagai Panitia Penyambutan acara Milangkala Garut dan sebagai Ketua Yayasan Pamanahrasa Nusantara, pihaknya akan mendesain, membuat skenario, suatu atraksi yang unik dan spektakuler lain dari yang lain. Bentuknya tidak lagi babak perbabak seperti biasa tapi akan di-medley-kan, berupa kompilasi berbagai kesenian (tarian dan musik tradisi) yang saling sambung-meyambung, hingga penonton tidak akan merasakan ada jeda tapi ngaguluyur bergulir hingga selesai. Dan yang menariknya lagi para Raja dan Sultan serta para inohong (tokoh) dan pejabat akan dilibatkan dalam prosesi, jadi tidak hanya hadir dan jadi penonton saja, tapi mereka misalnya dalam fragmen tentang bagaimana syiar Islam masuk ke kesultanan, Sultan aslinya akan ikut acting, ikut bermain sebagai tokoh utama.
Begitu juga dengan raja-raja Nusantara mereka akan ikut ambil bagian di dalamnya, komplit dengan kostum kebesarannya masing-masing dan memperkenalkan diri kepada para hadirin, hingga mereka akan bermain musik angklung bersama dan membacakan amanahnya (syiar islam) kepada para hadirin termasuk masyarakat yang menonton. Dalam hal ini Bunda Ratu akan memilih Sultan Tan Malaka sebagai pemandunya.
Dr. Rd. Ikke Dewi Sartika, M.Pd (Bunda Ratu), Ketua Umum Yayasan Pamanah Rasa Nusantara(foto Dok. Yaparanus) |
“Sebagai artistiknya semua tentu itu perlu dibantu dengan tata lampu yang menarik (lighting), dry ice, tata panggung yang megah dengan hiasan balon juga kembang api, dsb, pokoknya meriah lah nantinya.Dibuka dengan medley atraksi kesenian tradisional seperti pencak silat, lais, surak ibra, angklung, dsb, beres itu ada hiburan panggung biasa seperti musik etnis, juga musik barudak ngora/band, dsb,“ demikian jelas Bunda Ratu Ikke Dewi Sartika.
Ditanya alasan keterlibatan Raja-raja dan Sultan Nusantara di hari jadi Garut, Bunda Ratu Ikke dengan tegas mengatakan bahwa sudah komitmen pihaknya yang mengemban misi mempersatukan NKRI, melestarikan nilai-nilai budaya, mencintai tanah air, dan mengupayakan pemanfaatan tanah, air, dan bumi itu adalah milik warga Negara, jangan sampai tanah dijual ke pihak lain, atau terjadi alih fungsi lahan yang serampangan, dsb.
Ditanya alasan keterlibatan Raja-raja dan Sultan Nusantara di hari jadi Garut, Bunda Ratu Ikke dengan tegas mengatakan bahwa sudah komitmen pihaknya yang mengemban misi mempersatukan NKRI, melestarikan nilai-nilai budaya, mencintai tanah air, dan mengupayakan pemanfaatan tanah, air, dan bumi itu adalah milik warga Negara, jangan sampai tanah dijual ke pihak lain, atau terjadi alih fungsi lahan yang serampangan, dsb.
Bersama Bupati Garut, Rudi Gunawan |
Yaparanus dengan ibu Dr. Atalia Praratiya |
Miniatur Keraton & Kesultanan Nusantara Akan Dibangun Di Bogor - Jawa Barat
Selain itu Bunda Ratu Trah Padjadjaran ini pun nuju tatahar, tengah mempersiapkan pendirian Miniatur Keraton & Kesultanan Nusantara yang berlokasi di Bogor - Jawa Barat.
Hal tersebut, kata Bunda Ikke sudah gayung bersambut dengan Walikota Bogor Bima Arya dan dialokasikan di Rancamaya (Rancamaya ini tempat yang sakral di zaman Kerajaan Pajajaran, di sini ada Pasir Badigul tempat disemayamkannya abu para raja Pajajaran dan sempat jadi sengketa di zaman Orba, karena dijadikan lapangan golf dan perumahan). Tapi pihak Dewan Kesenian setempat mengajukan tempat lainnya. “Jadinya tertunda. Tapi saya sudah mengirim surat ajuan kedua dan kata Pak Bima akan kami tindaklanjuti,“ jelasnya.
Bersama Presiden RI Joko Widodo |
Adapun ajuan tempat dari Bupati Kabupaten Bogor dan Dewan Kesenian yaitu di Kabupaten Bogor. Alasannya, karena untuk dana awal harus ditekel oleh daerah dan kesananya bisa diusahakan dari pusat. atau dari investor yang siap membuat satu area jadi destinasi wisata sejarah.
Kunjungan ke SMU bagi anak-anak Duafa di Padalarang |
“Jadi kalau gak jadi di Rancamaya, ya bisa di Kabupaten Bogor yang sudah sanggup menyediakan lahan 100 H. Untuk Miniatur Keraton Kesultanan Nusanatara ini memang harus luas lahannya. Kalau Taman Mini Indonesia Indah (TMII) 25 H, ya lahan untuk ini mah minimal 50 H lah, tapi syukur-syukur bisa 100 H,“ harap Bunda Ikke.
Sebelumnya Pak Yadi (Marsekal AU) di Bogor pun sudah menyiapkan lahan ratusan hektar tapi tidak jadi, malahan Yogyakarta sudah menyiapkan lahan 150 H. “Tapi lokasi yang merenah pantas dan tepat sesuai data sejarah ya harus di Bogor, Kota Pusaka yang punya sejarah kahot sejak ribuan tahun yang silam dan ini harus dilengkapi dengan hal-hal kesejarahan,“ ujar Bunda Ikke.
Yaparanus diundang oleh Bupati Purwakarta tahun 2016 |
Jadi kata Bunda rencana lokasi bulan Januari 2023 ini akan dibicarakan lagi di Bogor. Bahkan, Putra Ganu ketua Dewan Kesenian Kabupaten Bogor sudah diminta presiden untuk menyiapkan Kirab Budaya yang dalam pelaksanaannya tidak jauh dari perayaan menyambut HUT Garut yang akan didesain Yaparanus/Yayasan Pamanah Rasa Nusantara. (Asep GP)***
Tatarjabar.com
January 08, 2023
CB Blogger
IndonesiaRaja dan Sultan Nusantara Akan Dilibatkan dalam Prosesi Menyambut Ulang Tahun Garut
Posted by
Tatarjabar.com on Sunday, January 8, 2023
Dr. Rd. Ikke Dewi Sartika, M.Pd, beserta Raja-raja dan ketua adat di Kalimantan |
Sebagaimana diketahui Raja dan Sultan Nusantara diperkirakan akan hadir dalam peringatan Hari Jadi Garut yang akan berlangsung 15 Februari Tahun 2023. Nah kebetulan wartawan bertemu dengan Sekretaris 2 Raja dan Sultan Nusantara Dr. Hj. Rd.Ikke Dewi Sartika M.Pd, di rumahnya, di kawasan Padasuka Bandung yang tengah sibuk merancang persiapan acara.
Menurut Bunda Ratu (sapaan akrabnya) yang juga sebagai Panitia Penyambutan acara Milangkala Garut dan sebagai Ketua Yayasan Pamanahrasa Nusantara, pihaknya akan mendesain, membuat skenario, suatu atraksi yang unik dan spektakuler lain dari yang lain. Bentuknya tidak lagi babak perbabak seperti biasa tapi akan di-medley-kan, berupa kompilasi berbagai kesenian (tarian dan musik tradisi) yang saling sambung-meyambung, hingga penonton tidak akan merasakan ada jeda tapi ngaguluyur bergulir hingga selesai. Dan yang menariknya lagi para Raja dan Sultan serta para inohong (tokoh) dan pejabat akan dilibatkan dalam prosesi, jadi tidak hanya hadir dan jadi penonton saja, tapi mereka misalnya dalam fragmen tentang bagaimana syiar Islam masuk ke kesultanan, Sultan aslinya akan ikut acting, ikut bermain sebagai tokoh utama.
Begitu juga dengan raja-raja Nusantara mereka akan ikut ambil bagian di dalamnya, komplit dengan kostum kebesarannya masing-masing dan memperkenalkan diri kepada para hadirin, hingga mereka akan bermain musik angklung bersama dan membacakan amanahnya (syiar islam) kepada para hadirin termasuk masyarakat yang menonton. Dalam hal ini Bunda Ratu akan memilih Sultan Tan Malaka sebagai pemandunya.
Dr. Rd. Ikke Dewi Sartika, M.Pd (Bunda Ratu), Ketua Umum Yayasan Pamanah Rasa Nusantara(foto Dok. Yaparanus) |
“Sebagai artistiknya semua tentu itu perlu dibantu dengan tata lampu yang menarik (lighting), dry ice, tata panggung yang megah dengan hiasan balon juga kembang api, dsb, pokoknya meriah lah nantinya.Dibuka dengan medley atraksi kesenian tradisional seperti pencak silat, lais, surak ibra, angklung, dsb, beres itu ada hiburan panggung biasa seperti musik etnis, juga musik barudak ngora/band, dsb,“ demikian jelas Bunda Ratu Ikke Dewi Sartika.
Ditanya alasan keterlibatan Raja-raja dan Sultan Nusantara di hari jadi Garut, Bunda Ratu Ikke dengan tegas mengatakan bahwa sudah komitmen pihaknya yang mengemban misi mempersatukan NKRI, melestarikan nilai-nilai budaya, mencintai tanah air, dan mengupayakan pemanfaatan tanah, air, dan bumi itu adalah milik warga Negara, jangan sampai tanah dijual ke pihak lain, atau terjadi alih fungsi lahan yang serampangan, dsb.
Ditanya alasan keterlibatan Raja-raja dan Sultan Nusantara di hari jadi Garut, Bunda Ratu Ikke dengan tegas mengatakan bahwa sudah komitmen pihaknya yang mengemban misi mempersatukan NKRI, melestarikan nilai-nilai budaya, mencintai tanah air, dan mengupayakan pemanfaatan tanah, air, dan bumi itu adalah milik warga Negara, jangan sampai tanah dijual ke pihak lain, atau terjadi alih fungsi lahan yang serampangan, dsb.
Bersama Bupati Garut, Rudi Gunawan |
Yaparanus dengan ibu Dr. Atalia Praratiya |
Miniatur Keraton & Kesultanan Nusantara Akan Dibangun Di Bogor - Jawa Barat
Selain itu Bunda Ratu Trah Padjadjaran ini pun nuju tatahar, tengah mempersiapkan pendirian Miniatur Keraton & Kesultanan Nusantara yang berlokasi di Bogor - Jawa Barat.
Hal tersebut, kata Bunda Ikke sudah gayung bersambut dengan Walikota Bogor Bima Arya dan dialokasikan di Rancamaya (Rancamaya ini tempat yang sakral di zaman Kerajaan Pajajaran, di sini ada Pasir Badigul tempat disemayamkannya abu para raja Pajajaran dan sempat jadi sengketa di zaman Orba, karena dijadikan lapangan golf dan perumahan). Tapi pihak Dewan Kesenian setempat mengajukan tempat lainnya. “Jadinya tertunda. Tapi saya sudah mengirim surat ajuan kedua dan kata Pak Bima akan kami tindaklanjuti,“ jelasnya.
Bersama Presiden RI Joko Widodo |
Adapun ajuan tempat dari Bupati Kabupaten Bogor dan Dewan Kesenian yaitu di Kabupaten Bogor. Alasannya, karena untuk dana awal harus ditekel oleh daerah dan kesananya bisa diusahakan dari pusat. atau dari investor yang siap membuat satu area jadi destinasi wisata sejarah.
Kunjungan ke SMU bagi anak-anak Duafa di Padalarang |
“Jadi kalau gak jadi di Rancamaya, ya bisa di Kabupaten Bogor yang sudah sanggup menyediakan lahan 100 H. Untuk Miniatur Keraton Kesultanan Nusanatara ini memang harus luas lahannya. Kalau Taman Mini Indonesia Indah (TMII) 25 H, ya lahan untuk ini mah minimal 50 H lah, tapi syukur-syukur bisa 100 H,“ harap Bunda Ikke.
Sebelumnya Pak Yadi (Marsekal AU) di Bogor pun sudah menyiapkan lahan ratusan hektar tapi tidak jadi, malahan Yogyakarta sudah menyiapkan lahan 150 H. “Tapi lokasi yang merenah pantas dan tepat sesuai data sejarah ya harus di Bogor, Kota Pusaka yang punya sejarah kahot sejak ribuan tahun yang silam dan ini harus dilengkapi dengan hal-hal kesejarahan,“ ujar Bunda Ikke.
Yaparanus diundang oleh Bupati Purwakarta tahun 2016 |
Jadi kata Bunda rencana lokasi bulan Januari 2023 ini akan dibicarakan lagi di Bogor. Bahkan, Putra Ganu ketua Dewan Kesenian Kabupaten Bogor sudah diminta presiden untuk menyiapkan Kirab Budaya yang dalam pelaksanaannya tidak jauh dari perayaan menyambut HUT Garut yang akan didesain Yaparanus/Yayasan Pamanah Rasa Nusantara. (Asep GP)***
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
No comments :
Post a Comment