Thursday, November 10, 2022
Bung Karno pernah mengungkapkan, Bangsa yang besar adalah yang bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya.
Dan generasi penerus bangsa harus meneladani semangat dan nilai kepahlawanan dan menjadikan pahlawan sebagai panutan.
Hal tersebut pun sejak kecil ditekankan sekali kepada Vanya Vibilla Andjani (25) oleh orang tuanya Vinny Soemantri – Robby Hermawan. Agar para putra-putrinya menghargai para Kesuma Bangsa. Apalagi Vanya dan kakaknya Raka Sabar Ardhiansyah lahir dari keluarga veteran pejuang kemerdekaan. Ya, kakeknya dari pihak ibu Letkol R. Tatang Soemantri, semasa hidupnya ikut berjuang memanggul senjata mengusir penjajah, beiau adalah Wakil Komandan Batalyon 33 Pelopor Siliwangi (pada saat itu komandannya Mayor Tobing) dan Neneknya pun Sersan R. Ili Amalia Laskar Wanita, keduanya dimakamkan di TMP Cikutra Bandung.
Tiap 17 Agustus dan Hari Pahlawan 10 November, ketika kakek-neneknya masih hidup, Vanya bersama ibunya juga saudara-saudaranya yang lain, selalu rutin memberikan apresiasi ngawilujengkeun (memberi selamat) kepada kakek-neneknya. Sekeluarga berkumpul, ada cucunya yang membuat puisi, ngasih kue, kado, dsb, lalu kakeknya bercerita tentang perjuangannnya dan pernah bertemu Bung Karno di Istana Bogor karena sempat bertugas di sana atau cerita ketemu Jenderal Soedirman waktu (Divisi Siliwangi) hijrah ke Yogya. Sederhana namun khidmat sekali. Hingga sepeninggal kakek-neneknya pun keluarganya tiap tahun selalu membuat acara Renungan Malam, walau kebiasaan di TMP Cikutra sudah ditiadakan. Bersama 20 keluarganya sengaja datang ke TMP Cikutra dengan menggunakan seragam merah putih, membawa lilin, berdoa, menghormati dan merenungi jasa-jasa para Pahlawan yang sudah rela mengorbankan darah, harta dan nyawanya demi kemerdekaan. Sungguh menjadi Suri tauladan dan penyemangat untuk generasi ke depan dalam mengisi kemerdekaan.
“Ya karena dari pihak TMP Cikitra sudah tidak menggelar acara Renungan Suci 9 November menuju 10 November akhirnya keluarga, meminta ijin mengadakan sendiri, ziarah malam ke nenek – kakek dan Opah adiknya Nenek Rd. Jus Rusady Wirahadisenaya (penulis buku Tiada Berita Dari Bandung Timur, 1945-1947), dan kegiatan itu kita ajarkan agar diteruskan oleh cucut, cicit, buyut nanti,“ kata Vanya yang didampingi ibunya Vinny Soemantri, ketika ditemui wartawan beberapa waktu yang lalu.
Berawal dari kebiasaan keluarga tersebut, memberi selamat hari pahlawan kepada kakek-neneknya. Hingga sekarang Vanya merasa wajib untuk meneruskan tradisi ini. “Tradisi ini tetap diteruskan hingga generasi ke-5 dari kakek. Ya ini kewajiban kita, karena tidak akan ada kita kalau tidak ada pendahulu kita dan tidak akan merdeka kalau tidak ada para pahlawan yang berjuang membela kemerdekaan,“ kata Vanya lantang.
Maka selain renungan malam dan ziarah ke Makam Para Pahlawan, Vanya dan keluarganya di bawah bendera “Manikam Khatulistiwa”, tiap hari kemerdekaan bulan Agustus khususnya di Hari Pahlawan rutin memberikan santuan kepada para Veteran 45.
“Kita senang ada misi sosialnya juga membantu Veteran Pejuang 45 memberi santunan juga kepada pengamen jalanan. Misalnya di hari Kemerdekaan 17 Agustus 2022 kemarin, di Gedung Indonesia Menggugat (GIM) kita selain memberi santunan kepada pejuang kemerdekaan juga kepada para Pejuang Jalanan (seniman jalanan),“ katanya tulus.
Karena di lingkungannnya masih banyak yang perlu bantuan, maka Vanya bersama Manikam Khatulistiwa terus ingin mengulang dan mengulang kegiatan ziarah ke taman makam pahlawan, renungan malam dan kegiatan sosialnya memberi santunan kepada perwakilan veteran, termasuk di Hari Pahlawan sekarang.
Menjadi Duta Lingkungan, Duta Ozon, hingga Duta Seni Budaya ke Beberapa Negara
Sarjana Ilmiu Politik Fisip Unpad ini memang sedari kecil dididik rasa Nasionalismenya, rasa kepedulian sosial, peduli terhadap lingkungan hidup juga rasa seninya. Hingga dewasa seperti ini tak heran kalau Vanya jadi aktivis di segala bidang, sarat prestasi dan banyak kabisa.
Vanya yang sejak kecil mahir tari Sunda (Topeng Kelana Cirebon, Tari Merak juga tarian Nusantara), aktif dalam misi diplomasi budaya mempromosikan Kebudayaan Indonesia di beberapa Negara Eropa. Berpengalaman dalam bidang organisasi, administrasi dan perencanaan. Menekuni bidang media dan komunikasi melalui kemampuan sebagai Pembawa Acara dan Moderator, juga sebagai Humas (PR) serta desain.
Ketika di SD sudah jadi Duta Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup, juga Duta Ozon yang dipilih Lembaga Garuda Nusantara dalam misi Pelestarian Alam dan Pencegahan Pemanasan Global (2009-2012).
Rasa pedulinya terhadap lingkungan hidup bertambah ketika diterima di SMP Adiwiyata – SMPN 7 Bandung. Hingga dia terpilih menjadi Ketua Duta Lingkungan dan dengan bekerjasama dengan Dinas Pekerjaan Umum Jabar, Vanya pun menjadi narasumber dalam Pendidikan Duta Sanitasi Jawa Barat (2011). Di tahun yang sama Vanya juga menjadi narasumber Simposium Internasional Lingkungan “Gerakan 3 R” yang diikuti Negara Indonesia, Malaysia dan Jepang.
Selulusnya dari SMAN 2 Bandung (2012-2015), Vanya diterima di Ilmu Politik Fisip Unpad (lulus tahun 2021 dengan IPK 3,24-Sangat Memuaskan). Dan ketika kuliah itu dia terpilih menjadi Mahasiswa Berprestasi Fisip Unpad (2017) juga terpilih menjadi Sekretaris BEM Fisip Unpad (2016-2017), Ketua Asosiasi Sepakbola dan Futsal Fisip Unpad (2017-2018), Ketua Pelaksana Fisip Folk Festival (2018), dan Sekretaris Lembaga Seni dan Budaya Manikam Khatulistiwa (2018-sekarang).
Vanya juga terpilih menjadi Duta Seni Budaya oleh Lembaga Seni Budaya Manikam Khatulistiwa yang bekerjasama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Warisan Budaya dan Diplomasi. Melakukan misi budaya di Negara Prancis, Slovakia, dan Republik Cheko (2016-2019), juga menjadi Delegasi resmi Indonesia pada Konferensi ke-4 ASEAN University Studen Council Union (AUSCU) Hanoi Vietnam tahun 2020 yang dipilih Kementerian Pemuda dan Olahraga.
Kegiatannnya sekarang benar-benar ingin berjuang mengabdikan dirinya untuk bangsa dan Negara. Kalau kakek-neneknya berjuang untuk kemerdekaan, Vanya ingin ikut mengisi kemerdekaan tersebut dengan semua ilmu pengetahun dan pengalamannya di berbagai bidang. Tekadnya memang sudah bulat hingga rela melepaskan pekerjaannya sebagai sekretaris di salahsatu perusahaan importir di Jakarta. “Gak apa-apa saya resign (berhenti) dari perusahaan, saya ingin fokus dengan panggilan jiwa,“ katanya pasti. (Asep GP)***
Makna Hari Pahlawan bagi Vanya Vibilla Andjani
Posted by
Tatarjabar.com on Thursday, November 10, 2022
Bung Karno pernah mengungkapkan, Bangsa yang besar adalah yang bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya.
Dan generasi penerus bangsa harus meneladani semangat dan nilai kepahlawanan dan menjadikan pahlawan sebagai panutan.
Hal tersebut pun sejak kecil ditekankan sekali kepada Vanya Vibilla Andjani (25) oleh orang tuanya Vinny Soemantri – Robby Hermawan. Agar para putra-putrinya menghargai para Kesuma Bangsa. Apalagi Vanya dan kakaknya Raka Sabar Ardhiansyah lahir dari keluarga veteran pejuang kemerdekaan. Ya, kakeknya dari pihak ibu Letkol R. Tatang Soemantri, semasa hidupnya ikut berjuang memanggul senjata mengusir penjajah, beiau adalah Wakil Komandan Batalyon 33 Pelopor Siliwangi (pada saat itu komandannya Mayor Tobing) dan Neneknya pun Sersan R. Ili Amalia Laskar Wanita, keduanya dimakamkan di TMP Cikutra Bandung.
Tiap 17 Agustus dan Hari Pahlawan 10 November, ketika kakek-neneknya masih hidup, Vanya bersama ibunya juga saudara-saudaranya yang lain, selalu rutin memberikan apresiasi ngawilujengkeun (memberi selamat) kepada kakek-neneknya. Sekeluarga berkumpul, ada cucunya yang membuat puisi, ngasih kue, kado, dsb, lalu kakeknya bercerita tentang perjuangannnya dan pernah bertemu Bung Karno di Istana Bogor karena sempat bertugas di sana atau cerita ketemu Jenderal Soedirman waktu (Divisi Siliwangi) hijrah ke Yogya. Sederhana namun khidmat sekali. Hingga sepeninggal kakek-neneknya pun keluarganya tiap tahun selalu membuat acara Renungan Malam, walau kebiasaan di TMP Cikutra sudah ditiadakan. Bersama 20 keluarganya sengaja datang ke TMP Cikutra dengan menggunakan seragam merah putih, membawa lilin, berdoa, menghormati dan merenungi jasa-jasa para Pahlawan yang sudah rela mengorbankan darah, harta dan nyawanya demi kemerdekaan. Sungguh menjadi Suri tauladan dan penyemangat untuk generasi ke depan dalam mengisi kemerdekaan.
“Ya karena dari pihak TMP Cikitra sudah tidak menggelar acara Renungan Suci 9 November menuju 10 November akhirnya keluarga, meminta ijin mengadakan sendiri, ziarah malam ke nenek – kakek dan Opah adiknya Nenek Rd. Jus Rusady Wirahadisenaya (penulis buku Tiada Berita Dari Bandung Timur, 1945-1947), dan kegiatan itu kita ajarkan agar diteruskan oleh cucut, cicit, buyut nanti,“ kata Vanya yang didampingi ibunya Vinny Soemantri, ketika ditemui wartawan beberapa waktu yang lalu.
Berawal dari kebiasaan keluarga tersebut, memberi selamat hari pahlawan kepada kakek-neneknya. Hingga sekarang Vanya merasa wajib untuk meneruskan tradisi ini. “Tradisi ini tetap diteruskan hingga generasi ke-5 dari kakek. Ya ini kewajiban kita, karena tidak akan ada kita kalau tidak ada pendahulu kita dan tidak akan merdeka kalau tidak ada para pahlawan yang berjuang membela kemerdekaan,“ kata Vanya lantang.
Maka selain renungan malam dan ziarah ke Makam Para Pahlawan, Vanya dan keluarganya di bawah bendera “Manikam Khatulistiwa”, tiap hari kemerdekaan bulan Agustus khususnya di Hari Pahlawan rutin memberikan santuan kepada para Veteran 45.
“Kita senang ada misi sosialnya juga membantu Veteran Pejuang 45 memberi santunan juga kepada pengamen jalanan. Misalnya di hari Kemerdekaan 17 Agustus 2022 kemarin, di Gedung Indonesia Menggugat (GIM) kita selain memberi santunan kepada pejuang kemerdekaan juga kepada para Pejuang Jalanan (seniman jalanan),“ katanya tulus.
Karena di lingkungannnya masih banyak yang perlu bantuan, maka Vanya bersama Manikam Khatulistiwa terus ingin mengulang dan mengulang kegiatan ziarah ke taman makam pahlawan, renungan malam dan kegiatan sosialnya memberi santunan kepada perwakilan veteran, termasuk di Hari Pahlawan sekarang.
Menjadi Duta Lingkungan, Duta Ozon, hingga Duta Seni Budaya ke Beberapa Negara
Sarjana Ilmiu Politik Fisip Unpad ini memang sedari kecil dididik rasa Nasionalismenya, rasa kepedulian sosial, peduli terhadap lingkungan hidup juga rasa seninya. Hingga dewasa seperti ini tak heran kalau Vanya jadi aktivis di segala bidang, sarat prestasi dan banyak kabisa.
Vanya yang sejak kecil mahir tari Sunda (Topeng Kelana Cirebon, Tari Merak juga tarian Nusantara), aktif dalam misi diplomasi budaya mempromosikan Kebudayaan Indonesia di beberapa Negara Eropa. Berpengalaman dalam bidang organisasi, administrasi dan perencanaan. Menekuni bidang media dan komunikasi melalui kemampuan sebagai Pembawa Acara dan Moderator, juga sebagai Humas (PR) serta desain.
Ketika di SD sudah jadi Duta Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup, juga Duta Ozon yang dipilih Lembaga Garuda Nusantara dalam misi Pelestarian Alam dan Pencegahan Pemanasan Global (2009-2012).
Rasa pedulinya terhadap lingkungan hidup bertambah ketika diterima di SMP Adiwiyata – SMPN 7 Bandung. Hingga dia terpilih menjadi Ketua Duta Lingkungan dan dengan bekerjasama dengan Dinas Pekerjaan Umum Jabar, Vanya pun menjadi narasumber dalam Pendidikan Duta Sanitasi Jawa Barat (2011). Di tahun yang sama Vanya juga menjadi narasumber Simposium Internasional Lingkungan “Gerakan 3 R” yang diikuti Negara Indonesia, Malaysia dan Jepang.
Selulusnya dari SMAN 2 Bandung (2012-2015), Vanya diterima di Ilmu Politik Fisip Unpad (lulus tahun 2021 dengan IPK 3,24-Sangat Memuaskan). Dan ketika kuliah itu dia terpilih menjadi Mahasiswa Berprestasi Fisip Unpad (2017) juga terpilih menjadi Sekretaris BEM Fisip Unpad (2016-2017), Ketua Asosiasi Sepakbola dan Futsal Fisip Unpad (2017-2018), Ketua Pelaksana Fisip Folk Festival (2018), dan Sekretaris Lembaga Seni dan Budaya Manikam Khatulistiwa (2018-sekarang).
Vanya juga terpilih menjadi Duta Seni Budaya oleh Lembaga Seni Budaya Manikam Khatulistiwa yang bekerjasama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Warisan Budaya dan Diplomasi. Melakukan misi budaya di Negara Prancis, Slovakia, dan Republik Cheko (2016-2019), juga menjadi Delegasi resmi Indonesia pada Konferensi ke-4 ASEAN University Studen Council Union (AUSCU) Hanoi Vietnam tahun 2020 yang dipilih Kementerian Pemuda dan Olahraga.
Kegiatannnya sekarang benar-benar ingin berjuang mengabdikan dirinya untuk bangsa dan Negara. Kalau kakek-neneknya berjuang untuk kemerdekaan, Vanya ingin ikut mengisi kemerdekaan tersebut dengan semua ilmu pengetahun dan pengalamannya di berbagai bidang. Tekadnya memang sudah bulat hingga rela melepaskan pekerjaannya sebagai sekretaris di salahsatu perusahaan importir di Jakarta. “Gak apa-apa saya resign (berhenti) dari perusahaan, saya ingin fokus dengan panggilan jiwa,“ katanya pasti. (Asep GP)***
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
No comments :
Post a Comment