Thursday, October 13, 2022
Ikatan Obor Tatali Wargi (IKOTW) Limbangan – Garut pada hari Minggu, 16 Oktober 2022 akan menyelenggarakan acara perayaan “Maulid Nabi Muhammad SAW dan Bedah Silsilah”, dengan mengambil tempat di DeTuik Resto Jl. Bojong Koneng Atas, Kampung Haur Manggung, Cikutra, Cibeunying Kidul, Kota Bandung.
Diperkirakan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil beserta istri akan hadir bersama 300-an keluarga besar keturunan Eyang Akim dan Uyut Awang lainnya dari Limbangan Garut, Garut, Purwakarta, Jakarta, Tasikmalaya, Cikampek, Karawang, Cikarang, Sukabumi dan Subang.
Menurut Viniyati Maftuchach, Ketua Panitia (putri Ibu Siti Djuhanah, keturunan Minangsih binti Mad Sari), sejak resmi dibentuk 8 Agustus 1981, IKOTW masih bertahan dan eksis mengadakan silaturahim 3 kali dalam setahun yang dikaitkan dengan acara Halal bi Halal Idul Fitri (di Karawang), Idul Adha (di Limbangan-Garut) dan Peringatan Maulud Nabi Muhammad SAW (di Bandung).
Panitia berdiskusi mengatur acara |
Acara silaturahim itu terus berjalan hingga sekarang, karena anak-cucu memegang amanah leluhur agar tetap menjaga Obor Tatali Wargi jangan sampai padam ditelan zaman hingga ke anak-cucu nanti, supaya teu pareumeun obor (tidak kenal keluarga/saudara, karena tak hafal silsilah).
“Alhamdulilah para pini sepuh juga masih mensupport dan mengusahakan datang walau kondisinya sudah uzdur, karena keinginan menjalin tali silaturahminya masih besar. Kita sebagai generasi penerus anak-cucunya pun mengusahakan agar obor itu selalu menyala. Jadi kita sebagai orang tuanya terus berusaha memberi suri tauladan kepada anak – cucu dengan terus menjalin silaturahmi setahun tiga kali, agar obor keluarga ini tidak redup,” jelas Vini ketika ditemui disela-sela kesibukannya mempersiapkan acara di Detuik Resto.
Vini yang sekarang tinggal di Jakarta, juga mengatakan, banyak sekali manfaat dari tatali/mempererat silatuirahmi ini, diantaranya banyak memperoleh keberkahan rezeki, limpahan rahmat dan ini adalah salah satu perintah Alloh SWT. Kalau Alloh memerintahkan tentu akan memberi manfaat dan itu sudah dirasakan oleh Vini selalu dimudahkan dalam kehidupannya. “Jadi tidak ada urusan yang sulit kalau kita menjalankan silaturahmi dengan keluarga. Dengan mengunjungi saudara kita akan tahu keadaan saudara kita. Misalkan kalau diantaranya ada yang kekurangan ekonomi, kita bisa subsidi silang dengan yang sudah mapan, kita saling bantu sebagaimana motto keluarga silih asah-asih-asuh, dengan begitu diantara IKOTW ini bisa saling menyayangi, mengasihi, menyantuni, menerangi, dengan apapun itu, baik dengan harta atanapi ku harti (petuah, pengetahuan).
Ridwan Kamil Keluarga IKOTW
Dan kebetulan kata Vini dari keluarga besar IKOTW ini ada yang namanya Haji Rusdi yang tidak lain adalah kakek Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dari garis ibu (Tjutju Sukaesih - putri Haji Rusdi ) dan Insya Alloh nanti pada siang harinya beliau akan menyempatkan datang bersama istrinya Teh Cinta (Atalia Praratya, yang baru saja bergelar Doktor Komunikasi dari Fikom Unpad dengan predikat Cumlaude).
Panitia siap mensukseskan acara |
“Alhmdulillah, salahsatu keturunan kita ada yang diamanahkan memimpin dan mengelola Jawa Barat dan beliau nanti akan hadir bersama istrinya. Kang Emil selama ini suka menyempatkan datang ke acara IKOTW termasuk nanti tanggal 16 Oktober 2022 di detuik Resto, walau sebenarnya beliau sibuk ada acara di luar kota, tapi siangnya katanya akan menyempatkan datang, karena sudah dekat dan akrab, merasa bagian dari keluarga besar IKOTW,“ pungkas Vini yang sampai berita ini ditulis masih sibuk mencari dana.
Sementara itu Humas acara IKOTW, Ani Danila bin Uday Rusman (Alm, kakak ibunya RK, Ma Cik/ Cucu Sukaesih Misbach) mengatakan pada wartawan, acara yang sudah berlangsung dari tahun ke tahun ini bisa digelar terus sesuai agendanya. Untuk itu diharapkan kepada seluruh keluarga agar bahu- membahu membantu demi kelancaran acara.
“Ya acara ini dari kita, oleh kita, untuk kita, maka diharapkan partisipasi seluruh keluarga besar, terutama yang mampu demi lancarnya acara ini. Pokoknya bagaimana caranya agar acara ini lancar dan sukses,“ katanya berharap sekali.
"Harapan lainnya IKOTW ini tidak sampai berhenti disini tapi berkesinambungan dan sekarang adalah momen lain dari yang lain, beda dengan biasanya, yaitu dengan menggelar Bedah Silsilah, biar semuanya tambah merasa dekat dan memiliki satu kesatuan," pungkasnya.
Ketua Panitia Vini (kanan, berkerudung merah) bersama Humas acara Ani Danila |
Riwayat Ikatan Obor Tatali Wargi (IKOTW) sendiri, diprakarsai oleh Parmas Sukria pada 20 Agustus 1967 di Tasikmalaya. Saat itu di rumah Parmas berkumpul H. Zaenuddin (dari Pesantren Sumedang), Idori (Karawang) dan Ade (Tasik). Semuanya berembuk untuk membuat silsilah keturunan karena keluarga besar sudah bertebaran ke daerah lain, dengan adanya silsilah keluarga diharapkan kelak anak-cucu tidak pareumeun obor.
Gagasan tersebut ditindaklanjuti Idori dengan mengumpulkan dan menyusun data-data yang diperlukan. Tapi setelah berjalan 5 tahun sempat terhenti karena tidak ada respon dari keluarga, terlebih Sang Penggagas Parmas Sukria wafat tahun 1980.
Tapi usaha tersebut dilanjutkan kembali setelah ada dorongan dari Ace Misbach dan istri (Tjutju Sukaesih orang tua Ridwan Kamil) serta bantuan moril dari H. Bernas Sarbini (Buah Batu Bandung).
Pada 8 Agustus 1981 diadakan pertemuan keluarga yang pertama kalinya di Kampung Koang – Dunguswiru Limbangan Garut. Dari pertemuan yang dihadiri 175 orang itu disepakati pembentukan Ikatan Tatali Wargi yang bersifat sosial, dengan beberapa pengurus: Idori (Karawang), H. Gozali (Subang), Dawami (Bandung), dan Uju Rusdiana (Bandung).
Hingga sekarang kegiatan IKOTW terus berlangsung, setahun tiga kali, dimotori oleh keluarga Dr. H. Darmatin, keluarga Minangsih, serta keluarga lainnya.
Hubungan IKOTW dan Leluhur Limbangan
Kalau ditelusuri dari Silsilah Leluhur Limbangan Garut, menurut para sesepuh IKOTW ketika masih hidup, Dawami Sumpena bin Abdul Manaf, Idori (Wa Ido), Sudjatma (Wa Djatma) dan S. Rukmadja (Mang Tama/Mang Maja), Eyang Akim – Uyut Awang itu masih keturunan Rd. Wangsa Muhammad (Pangeran Papak). Beliau adalah putra bungsu seorang kiyai keluarga bangsawan Balubur Limbangan Rd. Muhammad Juari/Juwari yang menikah dengan Nyi Raden Siti Injang (berputra 7 orang).
Ke atasnya lagi leluhur Pangeran Papak (Wangsa Muhammad) adalah keturunan Raja/Pembesar Limbangan yaitu Prabu Rakean Layaranwangi, pemimpin/raja Kaprabuan Kertarahayu. Prabu rakean Layaranwangi atau Sunan Rumenggong (1450 M) adalah Cucu Prabu Jaya Dewata (nama ketika mudanya Sribaduga Maharaja/Prabu Siliwangi yang menikah dengan Ratu Inten Dewata putri Dalem Pasehan dari Timbanganten - sekarang Tarogong Garut). Beliau berputra Raden Mundingwangi (Sunan Cisorok) dan Putri Buniwangi (Nyi Rambut Kasih) yang menikah dengan Prabu Layakusumah –Narendra Kaprabuan Pakuan Raharja (Cicurug Sukabumi) dan berputra Prabu Hande Limansenjaya dan Prabu Wastu Dewa. Prabu Hande Limansenjaya berputa Prabu Limansenjaya Kusumah (Sunan Cipancar). Ke bawahnya masih banyak lagi hingga menurunkan para bangsawan Limbangan yang menyebar ke seluruh Priangan ada yang menjadi Patih, Bupati, Tumenggung, Ulama Besar dan sebagainya. Dari garis keturunan Prabu Layakusumah – Putri Buniwangi inilah Wangsa Muhammad atau yang terkenal dengan Nama Pangeran Papak dilahirkan.
Eyang Papak dilahirkan di Cinunuk Garut (18 M - wafat 17 Safar 1317H /1819 M dimakamkan di sebelah Barat Desa Kec. Cinunuk- Garut ). Beliau adalah penyebar agama Islam yang mengikuti para leluhurnya termasuk Sunan Cipancar (Adipati Limensenjaya Kusumah) dan Sunan Rahmat (Prabu Kiyan Santang). Beliau adalah seorang menak dan kiyai yang lemah-lembut someah kepada siapa pun dan seorang seniman besar yang melahirkan kesenian monumental seperti Boboyongan (Surak Ibra), Reog, Pantun, Wayang Golek, Wawacan, Beluk, Tembang, Karinding, Terbang dan Tari. Dan kesenian itu beliau gunakan sebagai media untuk syiar islam. (Asep GP)***
Keluarga Besar Ridwan Kamil (IKOTW) Peringati Maulid Nabi dan Bedah Silsilah
Posted by
Tatarjabar.com on Thursday, October 13, 2022
Ikatan Obor Tatali Wargi (IKOTW) Limbangan – Garut pada hari Minggu, 16 Oktober 2022 akan menyelenggarakan acara perayaan “Maulid Nabi Muhammad SAW dan Bedah Silsilah”, dengan mengambil tempat di DeTuik Resto Jl. Bojong Koneng Atas, Kampung Haur Manggung, Cikutra, Cibeunying Kidul, Kota Bandung.
Diperkirakan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil beserta istri akan hadir bersama 300-an keluarga besar keturunan Eyang Akim dan Uyut Awang lainnya dari Limbangan Garut, Garut, Purwakarta, Jakarta, Tasikmalaya, Cikampek, Karawang, Cikarang, Sukabumi dan Subang.
Menurut Viniyati Maftuchach, Ketua Panitia (putri Ibu Siti Djuhanah, keturunan Minangsih binti Mad Sari), sejak resmi dibentuk 8 Agustus 1981, IKOTW masih bertahan dan eksis mengadakan silaturahim 3 kali dalam setahun yang dikaitkan dengan acara Halal bi Halal Idul Fitri (di Karawang), Idul Adha (di Limbangan-Garut) dan Peringatan Maulud Nabi Muhammad SAW (di Bandung).
Panitia berdiskusi mengatur acara |
Acara silaturahim itu terus berjalan hingga sekarang, karena anak-cucu memegang amanah leluhur agar tetap menjaga Obor Tatali Wargi jangan sampai padam ditelan zaman hingga ke anak-cucu nanti, supaya teu pareumeun obor (tidak kenal keluarga/saudara, karena tak hafal silsilah).
“Alhamdulilah para pini sepuh juga masih mensupport dan mengusahakan datang walau kondisinya sudah uzdur, karena keinginan menjalin tali silaturahminya masih besar. Kita sebagai generasi penerus anak-cucunya pun mengusahakan agar obor itu selalu menyala. Jadi kita sebagai orang tuanya terus berusaha memberi suri tauladan kepada anak – cucu dengan terus menjalin silaturahmi setahun tiga kali, agar obor keluarga ini tidak redup,” jelas Vini ketika ditemui disela-sela kesibukannya mempersiapkan acara di Detuik Resto.
Vini yang sekarang tinggal di Jakarta, juga mengatakan, banyak sekali manfaat dari tatali/mempererat silatuirahmi ini, diantaranya banyak memperoleh keberkahan rezeki, limpahan rahmat dan ini adalah salah satu perintah Alloh SWT. Kalau Alloh memerintahkan tentu akan memberi manfaat dan itu sudah dirasakan oleh Vini selalu dimudahkan dalam kehidupannya. “Jadi tidak ada urusan yang sulit kalau kita menjalankan silaturahmi dengan keluarga. Dengan mengunjungi saudara kita akan tahu keadaan saudara kita. Misalkan kalau diantaranya ada yang kekurangan ekonomi, kita bisa subsidi silang dengan yang sudah mapan, kita saling bantu sebagaimana motto keluarga silih asah-asih-asuh, dengan begitu diantara IKOTW ini bisa saling menyayangi, mengasihi, menyantuni, menerangi, dengan apapun itu, baik dengan harta atanapi ku harti (petuah, pengetahuan).
Ridwan Kamil Keluarga IKOTW
Dan kebetulan kata Vini dari keluarga besar IKOTW ini ada yang namanya Haji Rusdi yang tidak lain adalah kakek Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dari garis ibu (Tjutju Sukaesih - putri Haji Rusdi ) dan Insya Alloh nanti pada siang harinya beliau akan menyempatkan datang bersama istrinya Teh Cinta (Atalia Praratya, yang baru saja bergelar Doktor Komunikasi dari Fikom Unpad dengan predikat Cumlaude).
Panitia siap mensukseskan acara |
“Alhmdulillah, salahsatu keturunan kita ada yang diamanahkan memimpin dan mengelola Jawa Barat dan beliau nanti akan hadir bersama istrinya. Kang Emil selama ini suka menyempatkan datang ke acara IKOTW termasuk nanti tanggal 16 Oktober 2022 di detuik Resto, walau sebenarnya beliau sibuk ada acara di luar kota, tapi siangnya katanya akan menyempatkan datang, karena sudah dekat dan akrab, merasa bagian dari keluarga besar IKOTW,“ pungkas Vini yang sampai berita ini ditulis masih sibuk mencari dana.
Sementara itu Humas acara IKOTW, Ani Danila bin Uday Rusman (Alm, kakak ibunya RK, Ma Cik/ Cucu Sukaesih Misbach) mengatakan pada wartawan, acara yang sudah berlangsung dari tahun ke tahun ini bisa digelar terus sesuai agendanya. Untuk itu diharapkan kepada seluruh keluarga agar bahu- membahu membantu demi kelancaran acara.
“Ya acara ini dari kita, oleh kita, untuk kita, maka diharapkan partisipasi seluruh keluarga besar, terutama yang mampu demi lancarnya acara ini. Pokoknya bagaimana caranya agar acara ini lancar dan sukses,“ katanya berharap sekali.
"Harapan lainnya IKOTW ini tidak sampai berhenti disini tapi berkesinambungan dan sekarang adalah momen lain dari yang lain, beda dengan biasanya, yaitu dengan menggelar Bedah Silsilah, biar semuanya tambah merasa dekat dan memiliki satu kesatuan," pungkasnya.
Ketua Panitia Vini (kanan, berkerudung merah) bersama Humas acara Ani Danila |
Riwayat Ikatan Obor Tatali Wargi (IKOTW) sendiri, diprakarsai oleh Parmas Sukria pada 20 Agustus 1967 di Tasikmalaya. Saat itu di rumah Parmas berkumpul H. Zaenuddin (dari Pesantren Sumedang), Idori (Karawang) dan Ade (Tasik). Semuanya berembuk untuk membuat silsilah keturunan karena keluarga besar sudah bertebaran ke daerah lain, dengan adanya silsilah keluarga diharapkan kelak anak-cucu tidak pareumeun obor.
Gagasan tersebut ditindaklanjuti Idori dengan mengumpulkan dan menyusun data-data yang diperlukan. Tapi setelah berjalan 5 tahun sempat terhenti karena tidak ada respon dari keluarga, terlebih Sang Penggagas Parmas Sukria wafat tahun 1980.
Tapi usaha tersebut dilanjutkan kembali setelah ada dorongan dari Ace Misbach dan istri (Tjutju Sukaesih orang tua Ridwan Kamil) serta bantuan moril dari H. Bernas Sarbini (Buah Batu Bandung).
Pada 8 Agustus 1981 diadakan pertemuan keluarga yang pertama kalinya di Kampung Koang – Dunguswiru Limbangan Garut. Dari pertemuan yang dihadiri 175 orang itu disepakati pembentukan Ikatan Tatali Wargi yang bersifat sosial, dengan beberapa pengurus: Idori (Karawang), H. Gozali (Subang), Dawami (Bandung), dan Uju Rusdiana (Bandung).
Hingga sekarang kegiatan IKOTW terus berlangsung, setahun tiga kali, dimotori oleh keluarga Dr. H. Darmatin, keluarga Minangsih, serta keluarga lainnya.
Hubungan IKOTW dan Leluhur Limbangan
Kalau ditelusuri dari Silsilah Leluhur Limbangan Garut, menurut para sesepuh IKOTW ketika masih hidup, Dawami Sumpena bin Abdul Manaf, Idori (Wa Ido), Sudjatma (Wa Djatma) dan S. Rukmadja (Mang Tama/Mang Maja), Eyang Akim – Uyut Awang itu masih keturunan Rd. Wangsa Muhammad (Pangeran Papak). Beliau adalah putra bungsu seorang kiyai keluarga bangsawan Balubur Limbangan Rd. Muhammad Juari/Juwari yang menikah dengan Nyi Raden Siti Injang (berputra 7 orang).
Ke atasnya lagi leluhur Pangeran Papak (Wangsa Muhammad) adalah keturunan Raja/Pembesar Limbangan yaitu Prabu Rakean Layaranwangi, pemimpin/raja Kaprabuan Kertarahayu. Prabu rakean Layaranwangi atau Sunan Rumenggong (1450 M) adalah Cucu Prabu Jaya Dewata (nama ketika mudanya Sribaduga Maharaja/Prabu Siliwangi yang menikah dengan Ratu Inten Dewata putri Dalem Pasehan dari Timbanganten - sekarang Tarogong Garut). Beliau berputra Raden Mundingwangi (Sunan Cisorok) dan Putri Buniwangi (Nyi Rambut Kasih) yang menikah dengan Prabu Layakusumah –Narendra Kaprabuan Pakuan Raharja (Cicurug Sukabumi) dan berputra Prabu Hande Limansenjaya dan Prabu Wastu Dewa. Prabu Hande Limansenjaya berputa Prabu Limansenjaya Kusumah (Sunan Cipancar). Ke bawahnya masih banyak lagi hingga menurunkan para bangsawan Limbangan yang menyebar ke seluruh Priangan ada yang menjadi Patih, Bupati, Tumenggung, Ulama Besar dan sebagainya. Dari garis keturunan Prabu Layakusumah – Putri Buniwangi inilah Wangsa Muhammad atau yang terkenal dengan Nama Pangeran Papak dilahirkan.
Eyang Papak dilahirkan di Cinunuk Garut (18 M - wafat 17 Safar 1317H /1819 M dimakamkan di sebelah Barat Desa Kec. Cinunuk- Garut ). Beliau adalah penyebar agama Islam yang mengikuti para leluhurnya termasuk Sunan Cipancar (Adipati Limensenjaya Kusumah) dan Sunan Rahmat (Prabu Kiyan Santang). Beliau adalah seorang menak dan kiyai yang lemah-lembut someah kepada siapa pun dan seorang seniman besar yang melahirkan kesenian monumental seperti Boboyongan (Surak Ibra), Reog, Pantun, Wayang Golek, Wawacan, Beluk, Tembang, Karinding, Terbang dan Tari. Dan kesenian itu beliau gunakan sebagai media untuk syiar islam. (Asep GP)***
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
No comments :
Post a Comment