Thursday, December 2, 2021
Jabar adalah lumbung pangan dan tiap tahun surplus 1, 5 juta ton. Rakyat Jabar mah tidak ada yang kelaparan, urusan padi, nasi mah insya Alloh cukup, malah berlebih dan sisanya suka dihibahkeun ke Republik Indonesia.
Pangan dan kedaulatannya jadi agenda penting urang Sunda, yang dalam hal ini diwakili Gerpis. Hadirnya saya di panen raya Gerpis, untuk mengajak rayat agar kembali membangun desa setelah pandemi mereda. Wujudkan pangan jadi kekuatan di masa depan, tumbuhkan dengan teknologi dan keilmuan yang baru.
Terjemahan dari program ini bukan sekedar seremoni panen, tapi petani juga harus sejahtera. (Gubernur Jabar, Ridwan Kamil)
Gerakan Pilihan Sunda (Gerpis), bersama Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengadakan Panen Perdana Padi Inovasi Tani di salah satu sentra padi di Jawa Barat, di Kiangroke – Ciherang Kabupaten Bandung, Minggu (28/11/2021).
Dalam kesempatan tersebut juga hadir para inohong/tokoh-tokoh Sunda diantaranya Dra Hj. Eni Sumarni, M.kes (Anggota DPD RI Dapil Jawa Barat), Mayjen (Purn) Iwan Ridwan Sulanjana (Ketua Umum Dewan Pemeharti Kehutanan dan Lingkungan Tatar Sunda/DPKLTS), Rd. Holil Aksan Umarzein (Ketua Forkodetadda Jabar/Waketum IPHI Pusat), Dindin S. Maolani, SH (Kasepuhan Sunda/Pembina Gerpis), Noeri Ispanji, SH (Ketua DPP Angkatan Muda Siliwangi), Avi Taufik Hidayat (Ketua Kongres Sunda 2022). Kurniawan Bahtiar, Rd. Dhina Ahmad, Teh Rita, Chye Retty Isnendes, Pepen S. Padmawilaga dari IKOTW Limbangan-Garut, dsb.
Presiden Gerpis, Andri Perkasa Kantaprawira |
Sebelumnya Lahan Pengembangan Pertanian Pokja Agraria Gerakan Pilihan Sunda ini telah mendapat kunjungan Mayjen (Purn) Tatang Zaenudin Presiden Tani Indonesia yang juga Pembina Gerpis dan Kurnia Fajar, S.Sos, MM, Direktur Utama PT. Agro Jabar, untuk melihat sendiri bagaimana bibit unggul dan teknik tanam “Hazton” (Hazairin - Anton) dan “Salibu” yang dilakukan secara benar menghasilkan calon panen padi yang berkali lipat dari bibit dan teknik tanam yang umum dilaksanakan pada sistem pertanian padi pada saat ini.
Ketua Gerakan Pilihan Sunda Andri Perkasa Kantaprawira, S.IP, MM yang didampingi oleh Sekjen Gerpis Dr. Nina Kurnia Hikmawati, MM menjelaskan bahwa kehadiran Gubernur Jawa Barat ini merupakan dukungan, komitmen besar Pemerintah Propinsi Jawa Barat kepada inovasi dan kesungguhan yang dilakukan oleh pemangku kepentingan di Jawa Barat untuk turut berpartisipasi aktif melakukan sumbangsih terbaik bagi kemajuan pembangunan di Jawa Barat terutama yang berdampak langsung pada peningkatan kesejahteraan rakyat dan pemeliharaan keberlanjutan ekosistem.
Pare/padi Gerakan Pilihan Sunda 01 dan 02 hasil inovasi pemulyaan benih Pokja Agraria ini merupakan hasil penelitian hampir 1,5 tahun yang memulyakan galur padi lokal atau kabuyutan yang disilangkan dengan padi-padi yang telah ada, sehingga menghasilkan panen padi yang lebih berlipat, padi yang lebih bernas dan lebih enak (pulen serta wangi). Dan semua itu terus dikembangkan menjadi pertanian yang terintegrasi (mina padi) dan peternakan.
Pa HES, Petani akademisi yang legendaris |
Gerpis juga mengadakan kolaborasi dengan PT. Agro Jabar, menjadikan salah satu HUB (Pusat Kegiatan) untuk pemulyaan sektor pertanian dan hortikultura serta inovasi benih untuk menyokong Pembangunan di Jawa Barat dalam rangka berkontribusi aktif meningkatkan Ketahanan Pangan Negeri dan Kesejahteraan Masyarakat.
Lebih jauh Andri menjelaskan, Propinsi Jawa Barat sebagai salah satu Pusat Lumbung Pangan Nasional seharusnya telah didesain secara visioner melalui Desain Penataan kewilayahan yang jelas terutama dalam ketegasan Tata Ruang Ekonomi dan Lingkungan Hidup untuk 100-200 tahun kedepan. Zaman Kolonial Pemerintah Hindia Belanda telah melakukan desain yang visioner tentang optimalisasi fungsi lahan pada cakupan ruang produk hasil produksi yang benar sebagaimana tergambar pada plat nomer mobil saat ini dimana setiap kabupaten/kota punya produk unggulan untuk padi, tembakau, kopi, teh, kedelai, kapas dan lain lain, jangan sampai di zaman milenial kita malah menjadi mundur dan melakukan kebijakan yang serampangan.
Tantangan global kedepan memerlukan ketegasan yang jelas pada tata kelola pangan (food), water (tata kelola sumber daya air) dan energi, jangan sampai terjadi apa yang selalu diperingatkan Kasepuhan Sunda Solihin GP (Mang Ihin) leuweung rusak, cai beak, rakyat balangsak.
Pemerintah Jawa Barat yang memiliki kepemimpinan yang visioner, kata Andri, tentunya harus menjadi provinsi terdepan untuk Indonesia dan Dunia dalam mencapai Suistanable Development Goals dan Milenial Development Goals.
Nasi Tumpeng (kesejahteraan) untuk para petani |
“Pertanian di Jawa Barat harus dirancang menjadi First Industry (Industri Pertama) sebagaimana sering ditekankan oleh Kasepuhan Gerpis, H. Endang Sulaeman (HES) mengutip pernyataan Abraham Lincoln presiden Amerika Serikat Ke-16, ‘tanamkan 1 dollar di sektor pertanian maka kamu akan mendapatkan 8 dollar dari sektor ini ’. Semoga para pemimpin NKRI ke depan berlomba-lomba berwacana dan bertindak nyata memikirkan kehidupan para petani, nelayan, dan para buruh dengan konsepsi-konsepsi yang visioner,“ demikian harapan Prsesiden Gerpis.
Hadirnya orang nomor satu di Jawa Barat dalam panen raya Gerpis ini, tentu saja merupakan suatu kehormatan buat Gerpis, diapresiasi sebagai gerakan perintis perubahan. Gerpis memang gerakan perubahan yang dilakukan oleh orang-orang Sunda pinilih yang dasar pondasi utamanya menyasar sektor pertanian, lalu ke SDM, sosial, pulitik, dst. Sebab kalau politik tidak punya pondasi yang kuat, gawe rahayu untuk rakyat dan kehidupan alam juga akan beurat walurat, kata Andri.
Andri juga memberi masukan dukungan kepada gubernur Jabar yang juga selaku calon presiden yang cukup populer dari tanah Sunda, yang akan menangtang calon presiden lainnya dalam diskursus kebijakan-kebijakan fundamental di negeri ini. “Kami berharap Kang RK (Ridwan Kamil) jangan kalah sama calon lainnya, apalagi sama capres yang tidak punya sawah. Karena yang namanya pangan syariatnya dasar gerak kehidupan,” tegasnya.
Menandatangani prasasti |
Memang seperti yang dikatakan Kang Emil yang saat itu didampingi istrinya Atalia Praratya ikut panen padi di sawah, Jabar adalah lumbung pangan dan tiap tahun surplus 1,5 juta ton. “Jadi rakyat Jabar mah tidak ada yang kelaparan, urusan padi, nasi mah Insya Alloh cukup, malah berlebih dan sisanya suka dihibahkeun ke Republik Indonesia,“ katanya bangga.
Keduanya, pangan dan kedaulatannya jadi agenda penting urang Sunda, yang dalam hal ini diwakili Gerpis. Hadirnya dirinya di panen raya Gerpis, kata Emil, untuk mengajak rakyat agar kembali membangun desa setelah pandemi mereda. “Wujudkan pangan jadi kekuatan di masa depan, tumbuhkan dengan teknologi dan keilmuan yang baru. Dan Insya Alloh tempat ini akan jadi simbol kebangkitan dan kedaulatan pangan serta kedaulatan refresentasi urang Sunda,“ kata gubernur sambil menuliskan nama dan tandatangannya dalam prasasti.
Emil juga menegaskan. “Terjemahan dari program ini bukan sekedar seremoni panen, tapi petani juga harus sejahtera. Dan ini salah satunya menjadi kewajiban BUMD untuk mensejahterakan, membeli produk-produk yang sudah siap dan mendorong kegiatan yang ada kaitannya dengan pangan sesuai tupoksi dari BUMD kami yang bernama Agro Jabar,“ demikian pungkas gubernur.
Haji Endang Sulaeman Atmasasmita (HES), Ketua Pokja Agraria & Tata Ruang Gerpis, jebolan Universitas Kebangsaan Malaysia (UKM) yang sudah 40 tahun lebih malang-melintang dalam dunia pertanian dan perkebunan, menerangkan pada wartawan, bahwa teknologi pertanian terdiri dari beberapa bagian. Ada yang berupa Teknologi Tradisional; metode tanam, umur benih antara 20-25 lalu ditanam 3-7 itu menghasilkan 5-7 ton. Keduanya Teknologi SRI (Sistem Rice of Intensification); benih yang ditanam tidak lebih dari 20 hari antara 12-15, potensi hasilnya bisa 8-10 ton. Seterusnya Teknologi Ombol atau yang terkenal disebut Teknologi Haston (Hazairin dan Anton) asal Kalimantan Barat, cara tanam benih tua antara 25-30 hari lalu tanam benih minimum 20-30, potensi hasilnya bisa sampai 10-20 ton.
Cuma Pa HES menyayangkan, saat ini jarang sekali ada penyuluhan kepada para petani terkait teknologi pangan yang bisa menghasilkan secara optimum. Juga belum ada penelitian tentang kondisi lahan, PH lahan, dsb. “Jadi saya sangat berharap dinas pertanian bisa mengatasi semua persoalan ini“ kata Pa HES, serius.
Terkait kedatangan gubernur Jabar. “Memang sesungguhnya regulasi tertinggi dalam rangka kita berkolaborasi memajukan teknologi pangan ini, harus melalui kebijakan gubernur/pemerintah provinsi, kabupaten/kota dengan kebijakannnya masing-masing. Intinya harus ada kerja sama dari pemerintah provinsi dengan kabupaten/kota,“ kata Pa HES.
Dhina Ahmad aktivis Bandung dari Yayasan Chandrasangkala yang juga jadi pengurus Gerpis pun mengacungkan jempolnya mengapresiasi kegiatan Gerpis yang dihadiri gubernur Jabar ini. Dhina bangga melihat masih ada anak-anak muda yang turut berperan aktif memikirkan kesejahteraan bangsa dan Negara, khususnya keur karaharjaan urang Sunda.
Hanya dia titip kepada Gerpis agar merapihkan persoalan tata ruang di Jabar dan Indonesia supaya hasilnya bisa mensejahterakan urang Sunda, Jabar, dan Indonesia pituin,“ pungkas aktivis kasundaan trah Limbangan Garut. (Asep GP)***
Gubernur Jawa Barat Panen Perdana Padi Inovasi Tani di Ciherang
Posted by
Tatarjabar.com on Thursday, December 2, 2021
Jabar adalah lumbung pangan dan tiap tahun surplus 1, 5 juta ton. Rakyat Jabar mah tidak ada yang kelaparan, urusan padi, nasi mah insya Alloh cukup, malah berlebih dan sisanya suka dihibahkeun ke Republik Indonesia.
Pangan dan kedaulatannya jadi agenda penting urang Sunda, yang dalam hal ini diwakili Gerpis. Hadirnya saya di panen raya Gerpis, untuk mengajak rayat agar kembali membangun desa setelah pandemi mereda. Wujudkan pangan jadi kekuatan di masa depan, tumbuhkan dengan teknologi dan keilmuan yang baru.
Terjemahan dari program ini bukan sekedar seremoni panen, tapi petani juga harus sejahtera. (Gubernur Jabar, Ridwan Kamil)
Gerakan Pilihan Sunda (Gerpis), bersama Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengadakan Panen Perdana Padi Inovasi Tani di salah satu sentra padi di Jawa Barat, di Kiangroke – Ciherang Kabupaten Bandung, Minggu (28/11/2021).
Dalam kesempatan tersebut juga hadir para inohong/tokoh-tokoh Sunda diantaranya Dra Hj. Eni Sumarni, M.kes (Anggota DPD RI Dapil Jawa Barat), Mayjen (Purn) Iwan Ridwan Sulanjana (Ketua Umum Dewan Pemeharti Kehutanan dan Lingkungan Tatar Sunda/DPKLTS), Rd. Holil Aksan Umarzein (Ketua Forkodetadda Jabar/Waketum IPHI Pusat), Dindin S. Maolani, SH (Kasepuhan Sunda/Pembina Gerpis), Noeri Ispanji, SH (Ketua DPP Angkatan Muda Siliwangi), Avi Taufik Hidayat (Ketua Kongres Sunda 2022). Kurniawan Bahtiar, Rd. Dhina Ahmad, Teh Rita, Chye Retty Isnendes, Pepen S. Padmawilaga dari IKOTW Limbangan-Garut, dsb.
Presiden Gerpis, Andri Perkasa Kantaprawira |
Sebelumnya Lahan Pengembangan Pertanian Pokja Agraria Gerakan Pilihan Sunda ini telah mendapat kunjungan Mayjen (Purn) Tatang Zaenudin Presiden Tani Indonesia yang juga Pembina Gerpis dan Kurnia Fajar, S.Sos, MM, Direktur Utama PT. Agro Jabar, untuk melihat sendiri bagaimana bibit unggul dan teknik tanam “Hazton” (Hazairin - Anton) dan “Salibu” yang dilakukan secara benar menghasilkan calon panen padi yang berkali lipat dari bibit dan teknik tanam yang umum dilaksanakan pada sistem pertanian padi pada saat ini.
Ketua Gerakan Pilihan Sunda Andri Perkasa Kantaprawira, S.IP, MM yang didampingi oleh Sekjen Gerpis Dr. Nina Kurnia Hikmawati, MM menjelaskan bahwa kehadiran Gubernur Jawa Barat ini merupakan dukungan, komitmen besar Pemerintah Propinsi Jawa Barat kepada inovasi dan kesungguhan yang dilakukan oleh pemangku kepentingan di Jawa Barat untuk turut berpartisipasi aktif melakukan sumbangsih terbaik bagi kemajuan pembangunan di Jawa Barat terutama yang berdampak langsung pada peningkatan kesejahteraan rakyat dan pemeliharaan keberlanjutan ekosistem.
Pare/padi Gerakan Pilihan Sunda 01 dan 02 hasil inovasi pemulyaan benih Pokja Agraria ini merupakan hasil penelitian hampir 1,5 tahun yang memulyakan galur padi lokal atau kabuyutan yang disilangkan dengan padi-padi yang telah ada, sehingga menghasilkan panen padi yang lebih berlipat, padi yang lebih bernas dan lebih enak (pulen serta wangi). Dan semua itu terus dikembangkan menjadi pertanian yang terintegrasi (mina padi) dan peternakan.
Pa HES, Petani akademisi yang legendaris |
Gerpis juga mengadakan kolaborasi dengan PT. Agro Jabar, menjadikan salah satu HUB (Pusat Kegiatan) untuk pemulyaan sektor pertanian dan hortikultura serta inovasi benih untuk menyokong Pembangunan di Jawa Barat dalam rangka berkontribusi aktif meningkatkan Ketahanan Pangan Negeri dan Kesejahteraan Masyarakat.
Lebih jauh Andri menjelaskan, Propinsi Jawa Barat sebagai salah satu Pusat Lumbung Pangan Nasional seharusnya telah didesain secara visioner melalui Desain Penataan kewilayahan yang jelas terutama dalam ketegasan Tata Ruang Ekonomi dan Lingkungan Hidup untuk 100-200 tahun kedepan. Zaman Kolonial Pemerintah Hindia Belanda telah melakukan desain yang visioner tentang optimalisasi fungsi lahan pada cakupan ruang produk hasil produksi yang benar sebagaimana tergambar pada plat nomer mobil saat ini dimana setiap kabupaten/kota punya produk unggulan untuk padi, tembakau, kopi, teh, kedelai, kapas dan lain lain, jangan sampai di zaman milenial kita malah menjadi mundur dan melakukan kebijakan yang serampangan.
Tantangan global kedepan memerlukan ketegasan yang jelas pada tata kelola pangan (food), water (tata kelola sumber daya air) dan energi, jangan sampai terjadi apa yang selalu diperingatkan Kasepuhan Sunda Solihin GP (Mang Ihin) leuweung rusak, cai beak, rakyat balangsak.
Pemerintah Jawa Barat yang memiliki kepemimpinan yang visioner, kata Andri, tentunya harus menjadi provinsi terdepan untuk Indonesia dan Dunia dalam mencapai Suistanable Development Goals dan Milenial Development Goals.
Nasi Tumpeng (kesejahteraan) untuk para petani |
“Pertanian di Jawa Barat harus dirancang menjadi First Industry (Industri Pertama) sebagaimana sering ditekankan oleh Kasepuhan Gerpis, H. Endang Sulaeman (HES) mengutip pernyataan Abraham Lincoln presiden Amerika Serikat Ke-16, ‘tanamkan 1 dollar di sektor pertanian maka kamu akan mendapatkan 8 dollar dari sektor ini ’. Semoga para pemimpin NKRI ke depan berlomba-lomba berwacana dan bertindak nyata memikirkan kehidupan para petani, nelayan, dan para buruh dengan konsepsi-konsepsi yang visioner,“ demikian harapan Prsesiden Gerpis.
Hadirnya orang nomor satu di Jawa Barat dalam panen raya Gerpis ini, tentu saja merupakan suatu kehormatan buat Gerpis, diapresiasi sebagai gerakan perintis perubahan. Gerpis memang gerakan perubahan yang dilakukan oleh orang-orang Sunda pinilih yang dasar pondasi utamanya menyasar sektor pertanian, lalu ke SDM, sosial, pulitik, dst. Sebab kalau politik tidak punya pondasi yang kuat, gawe rahayu untuk rakyat dan kehidupan alam juga akan beurat walurat, kata Andri.
Andri juga memberi masukan dukungan kepada gubernur Jabar yang juga selaku calon presiden yang cukup populer dari tanah Sunda, yang akan menangtang calon presiden lainnya dalam diskursus kebijakan-kebijakan fundamental di negeri ini. “Kami berharap Kang RK (Ridwan Kamil) jangan kalah sama calon lainnya, apalagi sama capres yang tidak punya sawah. Karena yang namanya pangan syariatnya dasar gerak kehidupan,” tegasnya.
Menandatangani prasasti |
Memang seperti yang dikatakan Kang Emil yang saat itu didampingi istrinya Atalia Praratya ikut panen padi di sawah, Jabar adalah lumbung pangan dan tiap tahun surplus 1,5 juta ton. “Jadi rakyat Jabar mah tidak ada yang kelaparan, urusan padi, nasi mah Insya Alloh cukup, malah berlebih dan sisanya suka dihibahkeun ke Republik Indonesia,“ katanya bangga.
Keduanya, pangan dan kedaulatannya jadi agenda penting urang Sunda, yang dalam hal ini diwakili Gerpis. Hadirnya dirinya di panen raya Gerpis, kata Emil, untuk mengajak rakyat agar kembali membangun desa setelah pandemi mereda. “Wujudkan pangan jadi kekuatan di masa depan, tumbuhkan dengan teknologi dan keilmuan yang baru. Dan Insya Alloh tempat ini akan jadi simbol kebangkitan dan kedaulatan pangan serta kedaulatan refresentasi urang Sunda,“ kata gubernur sambil menuliskan nama dan tandatangannya dalam prasasti.
Emil juga menegaskan. “Terjemahan dari program ini bukan sekedar seremoni panen, tapi petani juga harus sejahtera. Dan ini salah satunya menjadi kewajiban BUMD untuk mensejahterakan, membeli produk-produk yang sudah siap dan mendorong kegiatan yang ada kaitannya dengan pangan sesuai tupoksi dari BUMD kami yang bernama Agro Jabar,“ demikian pungkas gubernur.
Haji Endang Sulaeman Atmasasmita (HES), Ketua Pokja Agraria & Tata Ruang Gerpis, jebolan Universitas Kebangsaan Malaysia (UKM) yang sudah 40 tahun lebih malang-melintang dalam dunia pertanian dan perkebunan, menerangkan pada wartawan, bahwa teknologi pertanian terdiri dari beberapa bagian. Ada yang berupa Teknologi Tradisional; metode tanam, umur benih antara 20-25 lalu ditanam 3-7 itu menghasilkan 5-7 ton. Keduanya Teknologi SRI (Sistem Rice of Intensification); benih yang ditanam tidak lebih dari 20 hari antara 12-15, potensi hasilnya bisa 8-10 ton. Seterusnya Teknologi Ombol atau yang terkenal disebut Teknologi Haston (Hazairin dan Anton) asal Kalimantan Barat, cara tanam benih tua antara 25-30 hari lalu tanam benih minimum 20-30, potensi hasilnya bisa sampai 10-20 ton.
Cuma Pa HES menyayangkan, saat ini jarang sekali ada penyuluhan kepada para petani terkait teknologi pangan yang bisa menghasilkan secara optimum. Juga belum ada penelitian tentang kondisi lahan, PH lahan, dsb. “Jadi saya sangat berharap dinas pertanian bisa mengatasi semua persoalan ini“ kata Pa HES, serius.
Terkait kedatangan gubernur Jabar. “Memang sesungguhnya regulasi tertinggi dalam rangka kita berkolaborasi memajukan teknologi pangan ini, harus melalui kebijakan gubernur/pemerintah provinsi, kabupaten/kota dengan kebijakannnya masing-masing. Intinya harus ada kerja sama dari pemerintah provinsi dengan kabupaten/kota,“ kata Pa HES.
Dhina Ahmad aktivis Bandung dari Yayasan Chandrasangkala yang juga jadi pengurus Gerpis pun mengacungkan jempolnya mengapresiasi kegiatan Gerpis yang dihadiri gubernur Jabar ini. Dhina bangga melihat masih ada anak-anak muda yang turut berperan aktif memikirkan kesejahteraan bangsa dan Negara, khususnya keur karaharjaan urang Sunda.
Hanya dia titip kepada Gerpis agar merapihkan persoalan tata ruang di Jabar dan Indonesia supaya hasilnya bisa mensejahterakan urang Sunda, Jabar, dan Indonesia pituin,“ pungkas aktivis kasundaan trah Limbangan Garut. (Asep GP)***
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
No comments :
Post a Comment