Monday, April 12, 2021
Kadisbudpar Kota Bandung, Dewi Kaniasari Tengah Memberi Keterangan Pers Tentang Patrakomala (Foto Asep GP) |
Setelah matang disusun dari tahun 2018, akhirnya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Bandung resmi melalukan launching web Patrakomala (Patron Aplikasi Ekonomi Kreatif Berkelanjutan), Sabtu (10/4/2021).
Launching Patrakomala sebagai Patron resmi Pemerintah Kota Bandung dalam upaya digitalisasi ekonomi kreatif tersebut merupakan tajuk utama kegiatan Vachaton 2021 yang mengusung tema Stunning Bandung 4.0: Creative Tourism Through Digital Tourism dengan maksud mempromosikan Kota Bandung sebagai salah satu destinasi digital dengan kekuatan kreatif turisme. Kegiatan ini diselenggarakan selama 2 hari dari tanggal 9-10 April 2021, di Yello Hotel 23 Paskal, Kota Bandung.
Hadir dalam kegiatan tersebut, Kadisbudpar Kota Bandung, Dewi Kaniasari, S.Sos., MA, Kabid Ekonomi Kreatif (Ekraf) Disbudpar Kota Bandung- Sri Susiagawati, SE., MM, Kasie Pengembangan Ekraf Disbudpar Kota Bandung - Sanny Megawati, Tim IT Bidang Ekraf Disbudpar - Zulfikar Hakim, S.T., IPP (Kabayan Group), dan Advisor dan Kurator kegiatan Vachaton 2021, Ajian Kamadeva.
Kadisbudpar Kota Bandung Dewi Kaniasari (Bu Keni) sangat gembira dan menyambut baik diluncurkannya portal Patrakomala ini. Kata Keni, pemerintah Kota Bandung sebenarnya sudah sejak 2018 punya platform Patrakomala, tapi, “Karena kita merasa perlu untuk terus melakukan progress perbaikan agar platform Patrakomala bisa dibilang optimal, setelah dirasa cukup ya baru sekarang ini kita launching,” jelasnya.
Jadi yang namanya digitalilasi kata Keni merupakan satu era yang tidak bisa kita elakan lagi. Ini juga Makanya pemerintah Kota Bandung melalui disparbud ingin ada satu digitalisasi khususnya untuk ekonomi kreatif dan umumnya untuk kepariwisataan – jadi digital tourism- digital creative economy.
“Ya alhamdulilah sekarang sudah punya Patrakomala. Makanya warga Kota Bandung patut berbangga, termasuk teman-teman media bahwa Bandung selalu terdepan menjadi bench mark khususnya untuk kreatif ekonominya,“ kata Keni Bangga.
Tujuan utama dari disusunnya platform Patrakomala ini, kata Keni, yang pertama untuk data base, dari data base ini juga dilakukan pemetaan yang nantinya akan dijadikan kebijakan oleh pemda. “Jadi nantinya pimpinan kami apakah itu walikota, wakil walikota atau sekda sudah ada semacam daftar menu, kalau di restoran mah, misalnya di Bandung, kita butuh pelaku fashion – misalnya dimana aja nih, untuk film dimana aja, semua sudah ada datanya di Patrakomala. Nah, ujung- ujungnya nanti bisa dipake untuk percepatan pengambilan kebijakan, dan kebijakan, ini merupakan tim program, kegiatan dan termasuk juga anggarannya,“ jelasnya.
Tapi Keni juga mengingatkan, selain memanfaatkan teknologi, kita juga jangan melupakan prinsip-prinsip lainnya, yaitu dasar-dasar filosofi dari potensi daerah – kearifan lokal, termasuk di dalamnya adalah produk-produk ekonomi kreatifnya sendiri, juga mengembangkan dan meningkatkan terus potensi dan kapasitas pelaku ekonomi kreatifnya (SDM).
“Jadi pelatihan – pelatihan termasuk sertifikasi Hak Atas Kekayaan Intelektualnya (HAKI) kita fasilitasi. Pemerintah kota memfasilitasi melalui dinas kebudayaan dan pariwisata. Nah, sampai akhir setahun yang lalu hampir ada sekitar 200-an lebih pelaku ekonomi kreatif yang sudah kita fasilitasi untuk sertifikasi HAKI. Saya tidak tahu kalau di daerah lain,“ kata Keni bangga.
(Foto Asep GP) |
Dan upaya-upaya dukungan dari pemerintah kota terhadap pelaku dan komunitas pelaku ekonomi kreatif ini kata Keni, akan konsisten. “ Insyaalloh dukungan-dukungan dari pemerintah ini akan berlanjut terus. Karena kita ingin mengawal Kota Bandung yang sudah susah payah kita usung ke UNESCO sebagai kota kreatif jejaring dunia. Jadi mari kita kawal terus, tidak hanya oleh pemerintah saja, tapi harus didukung semua pentahelix termasuk media, kita terus kolaborasi,“ katanya serius.
Sementara itu, Kabid Ekonomi Kreatif (Ekraf) Disbudpar Kota Bandung, Sri Susiagawati mengatakan, ini adalah hal yang baru di dunia ekonomi kreatif. “Kalau kita bicara tadi ada portal Patrakomala yang intinya bahwa konten dari Patrakomala itu sudah menampung, sudah mengapresaisi di 17 sub sektor, tujuannya adalah bahwa di Patrakomala ini mungkin juga sebagai ajang informasi dan juga mungkin ajang komunikasi, juga ajang edukasi, dan yang paling penting dengan portal ini adalah sebagai bahan kebijakan pemerintah Kota Bandung bagaimana sebaran 17 sub sektor ekonomi kreatif kemudian nanti ujung-ujungnya harus atau dapat mengembangkan kapariwisataan Kota Bandung secara keseluruhan, itu harapan kami,” katanya.
Vachaton 2021
Sementara kegiatan Vachaton yang sudah diselenggarakan ketiga kalinya ini dilengkapi dengan beberapa kegiatan yang menarik yang dapat mengaktivasi sub-sector aplikasi berupa Virtual Hackathon; Virtual Festival Coding selama 24 jam.
Hackathon sendiri kata panitia, merupakan ajang festival untuk menciptakan website atau aplikasi di bidang kreatif turisme selama 24 jam non stop. Kegiatan yang difasilitasi pemerintah Kota Bandung tapi diikuti oleh 71 peserta kaum muda yang terdiri dari 3-5 orang peserta, dari Kulon Progo, Boyolali, Gresik, Lombok, dan Palembang ini menghadirkan para juri pilihan diantaranya, Eko Wibowo sebagai founder Remote worker.id. Eliantoro ex CTO Garuda 45 (G45) Ventures, Hendro Hartono Founder Sejuta Aplikasi.
Melengkapi kegiatan Vachaton 2021, Bandung Apps Festival atau Festival Aplikasi pelaku sub-sektor aplikasi diikuti oleh 98 aplikasi yang telah terdaftar di playstore.
Aktivasi inkubasi para pelaku sub-sektor ekonomi kreatif di Kota Bandung dengan nama Patrakomala Coffee Club turut dipromosikan melalui kegiatan Vachaton 2021 ini. 7 (tujuh) kegiatan PCC (Patrakomala Coffee Club) dilakukan melalui media Virsocial Event Platform InViniTV dan di media Patrakomala Webinar dengan menghadirkan narasumber yang berpengalaman serta bahasan tema yang sangat menarik, diantaranya Andromeda Sindoro sebagai Owner Sundae & Piara.id winner diplomat success challenge X, Hellen Consinta Howar sebagai Mahadewi Digital Branding Hype in Marketing, Renda Duanana Putri sebagai CEO PT Dewi Mahasadu (DOWA) Product Development Cycle, Catra Darusman Digital Sprint Facilitator Customer Engagement.
(Foto Asep GP) |
Dengan adanya kegiatan Vachaton ini, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung ingin mengajak seluruh pelaku ekraf di bidang aplikasi yang berasal dari unsur asosiasi, pebisnis, komunitas, media dan pemerintah terkait, agar bersama-sama mempromosikan digitalisasi ekonomi kreatif di Kota Bandung. Vachaton 2021 adalah eksibisi yang diselenggarakan secara simultan (inkubasi eksibisi), dengan mengedepankan ekosistem ekonomi kreatif yang berkelanjutan.
Dua Tim Yang Mendapat Apresiasi
Kedua tim yang terpilih dan mendapat apresiasi dalam kegiatan Hackathon, yaitu, tim CONNECT dari Wonosobo yang digawangi oleh Alif Fatullah, Candra Zofariansyah, dan Ahmad Fauzi, dengan nama aplikasi yang diciptakan Connect Social Media, serta tim VT Conf dari Kota Bandung yang beranggotakan Ahmad Herdiansyah, Alvin Ardiansyah Maulana, Alifya Difa, Galih Prastian, dan Suparlan dengan nama aplikasi VT Conf.
Tercatat finalis lainnya, tim Jhonny AND ARSHI, apalikasi Meally Meal Planning (Jakarta); tim IkaLoka, aplikasi IkaLola (Semarang); Tim Sangkuruang, aplikasi Tangkuban (Bandung-Palembang); RIF Tech, aplikasi Food Area (Sukoharjo); Tim Qwerty, aplikasi Qwerty (Lombok); Tim Aplikasi Pasar Bebas Indonesia, Aplikasi Pasar Bebas Indonesia (Gresik).
Tentang Logo Bunga Patrakomala
Visi dan misi pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif tersampaikan melalui logo portal Patrakomala yang sesuai dengan karakter bunga itu sendiri. Patrakomala adalah bunga khas Kota Bandung yang harus dilestarikan dan diperkenalkan kepada masyarakat luas. Bunga Patrakomala mempunyai ciri khas 4 (empat) kelopak yang menjadi simbol dari pembangunan kepariwisataan Indonesia yang mencakup 4 pilar, yaitu: (1) destinasi; (2) pemasaran; (3) industry, dan (4) kelembagaan. Keempat pilar tersebut merupakan upaya perwujudan azas pembangunan dengan memperhatikan keanekaragaman, keunikan dan kekhasan budaya dan alam, serta kebutuhan manusia untuk berwisata.
Simbol 5 (lima) putik Patrakomala menggambarkan kolaborasi Penta-helix yang merupakan kegiatan kerjasama antar lini/bidang Academic, Business, Community, Government, dan Media, yang dikenal sebagai ABCGM diketahui akan mempercepat pengembangan. (Asep GP)***
Launching Web Patrakomala Disbudpar Kota Bandung
Posted by
Tatarjabar.com on Monday, April 12, 2021
Kadisbudpar Kota Bandung, Dewi Kaniasari Tengah Memberi Keterangan Pers Tentang Patrakomala (Foto Asep GP) |
Setelah matang disusun dari tahun 2018, akhirnya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Bandung resmi melalukan launching web Patrakomala (Patron Aplikasi Ekonomi Kreatif Berkelanjutan), Sabtu (10/4/2021).
Launching Patrakomala sebagai Patron resmi Pemerintah Kota Bandung dalam upaya digitalisasi ekonomi kreatif tersebut merupakan tajuk utama kegiatan Vachaton 2021 yang mengusung tema Stunning Bandung 4.0: Creative Tourism Through Digital Tourism dengan maksud mempromosikan Kota Bandung sebagai salah satu destinasi digital dengan kekuatan kreatif turisme. Kegiatan ini diselenggarakan selama 2 hari dari tanggal 9-10 April 2021, di Yello Hotel 23 Paskal, Kota Bandung.
Hadir dalam kegiatan tersebut, Kadisbudpar Kota Bandung, Dewi Kaniasari, S.Sos., MA, Kabid Ekonomi Kreatif (Ekraf) Disbudpar Kota Bandung- Sri Susiagawati, SE., MM, Kasie Pengembangan Ekraf Disbudpar Kota Bandung - Sanny Megawati, Tim IT Bidang Ekraf Disbudpar - Zulfikar Hakim, S.T., IPP (Kabayan Group), dan Advisor dan Kurator kegiatan Vachaton 2021, Ajian Kamadeva.
Kadisbudpar Kota Bandung Dewi Kaniasari (Bu Keni) sangat gembira dan menyambut baik diluncurkannya portal Patrakomala ini. Kata Keni, pemerintah Kota Bandung sebenarnya sudah sejak 2018 punya platform Patrakomala, tapi, “Karena kita merasa perlu untuk terus melakukan progress perbaikan agar platform Patrakomala bisa dibilang optimal, setelah dirasa cukup ya baru sekarang ini kita launching,” jelasnya.
Jadi yang namanya digitalilasi kata Keni merupakan satu era yang tidak bisa kita elakan lagi. Ini juga Makanya pemerintah Kota Bandung melalui disparbud ingin ada satu digitalisasi khususnya untuk ekonomi kreatif dan umumnya untuk kepariwisataan – jadi digital tourism- digital creative economy.
“Ya alhamdulilah sekarang sudah punya Patrakomala. Makanya warga Kota Bandung patut berbangga, termasuk teman-teman media bahwa Bandung selalu terdepan menjadi bench mark khususnya untuk kreatif ekonominya,“ kata Keni Bangga.
Tujuan utama dari disusunnya platform Patrakomala ini, kata Keni, yang pertama untuk data base, dari data base ini juga dilakukan pemetaan yang nantinya akan dijadikan kebijakan oleh pemda. “Jadi nantinya pimpinan kami apakah itu walikota, wakil walikota atau sekda sudah ada semacam daftar menu, kalau di restoran mah, misalnya di Bandung, kita butuh pelaku fashion – misalnya dimana aja nih, untuk film dimana aja, semua sudah ada datanya di Patrakomala. Nah, ujung- ujungnya nanti bisa dipake untuk percepatan pengambilan kebijakan, dan kebijakan, ini merupakan tim program, kegiatan dan termasuk juga anggarannya,“ jelasnya.
Tapi Keni juga mengingatkan, selain memanfaatkan teknologi, kita juga jangan melupakan prinsip-prinsip lainnya, yaitu dasar-dasar filosofi dari potensi daerah – kearifan lokal, termasuk di dalamnya adalah produk-produk ekonomi kreatifnya sendiri, juga mengembangkan dan meningkatkan terus potensi dan kapasitas pelaku ekonomi kreatifnya (SDM).
“Jadi pelatihan – pelatihan termasuk sertifikasi Hak Atas Kekayaan Intelektualnya (HAKI) kita fasilitasi. Pemerintah kota memfasilitasi melalui dinas kebudayaan dan pariwisata. Nah, sampai akhir setahun yang lalu hampir ada sekitar 200-an lebih pelaku ekonomi kreatif yang sudah kita fasilitasi untuk sertifikasi HAKI. Saya tidak tahu kalau di daerah lain,“ kata Keni bangga.
(Foto Asep GP) |
Dan upaya-upaya dukungan dari pemerintah kota terhadap pelaku dan komunitas pelaku ekonomi kreatif ini kata Keni, akan konsisten. “ Insyaalloh dukungan-dukungan dari pemerintah ini akan berlanjut terus. Karena kita ingin mengawal Kota Bandung yang sudah susah payah kita usung ke UNESCO sebagai kota kreatif jejaring dunia. Jadi mari kita kawal terus, tidak hanya oleh pemerintah saja, tapi harus didukung semua pentahelix termasuk media, kita terus kolaborasi,“ katanya serius.
Sementara itu, Kabid Ekonomi Kreatif (Ekraf) Disbudpar Kota Bandung, Sri Susiagawati mengatakan, ini adalah hal yang baru di dunia ekonomi kreatif. “Kalau kita bicara tadi ada portal Patrakomala yang intinya bahwa konten dari Patrakomala itu sudah menampung, sudah mengapresaisi di 17 sub sektor, tujuannya adalah bahwa di Patrakomala ini mungkin juga sebagai ajang informasi dan juga mungkin ajang komunikasi, juga ajang edukasi, dan yang paling penting dengan portal ini adalah sebagai bahan kebijakan pemerintah Kota Bandung bagaimana sebaran 17 sub sektor ekonomi kreatif kemudian nanti ujung-ujungnya harus atau dapat mengembangkan kapariwisataan Kota Bandung secara keseluruhan, itu harapan kami,” katanya.
Vachaton 2021
Sementara kegiatan Vachaton yang sudah diselenggarakan ketiga kalinya ini dilengkapi dengan beberapa kegiatan yang menarik yang dapat mengaktivasi sub-sector aplikasi berupa Virtual Hackathon; Virtual Festival Coding selama 24 jam.
Hackathon sendiri kata panitia, merupakan ajang festival untuk menciptakan website atau aplikasi di bidang kreatif turisme selama 24 jam non stop. Kegiatan yang difasilitasi pemerintah Kota Bandung tapi diikuti oleh 71 peserta kaum muda yang terdiri dari 3-5 orang peserta, dari Kulon Progo, Boyolali, Gresik, Lombok, dan Palembang ini menghadirkan para juri pilihan diantaranya, Eko Wibowo sebagai founder Remote worker.id. Eliantoro ex CTO Garuda 45 (G45) Ventures, Hendro Hartono Founder Sejuta Aplikasi.
Melengkapi kegiatan Vachaton 2021, Bandung Apps Festival atau Festival Aplikasi pelaku sub-sektor aplikasi diikuti oleh 98 aplikasi yang telah terdaftar di playstore.
Aktivasi inkubasi para pelaku sub-sektor ekonomi kreatif di Kota Bandung dengan nama Patrakomala Coffee Club turut dipromosikan melalui kegiatan Vachaton 2021 ini. 7 (tujuh) kegiatan PCC (Patrakomala Coffee Club) dilakukan melalui media Virsocial Event Platform InViniTV dan di media Patrakomala Webinar dengan menghadirkan narasumber yang berpengalaman serta bahasan tema yang sangat menarik, diantaranya Andromeda Sindoro sebagai Owner Sundae & Piara.id winner diplomat success challenge X, Hellen Consinta Howar sebagai Mahadewi Digital Branding Hype in Marketing, Renda Duanana Putri sebagai CEO PT Dewi Mahasadu (DOWA) Product Development Cycle, Catra Darusman Digital Sprint Facilitator Customer Engagement.
(Foto Asep GP) |
Dengan adanya kegiatan Vachaton ini, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung ingin mengajak seluruh pelaku ekraf di bidang aplikasi yang berasal dari unsur asosiasi, pebisnis, komunitas, media dan pemerintah terkait, agar bersama-sama mempromosikan digitalisasi ekonomi kreatif di Kota Bandung. Vachaton 2021 adalah eksibisi yang diselenggarakan secara simultan (inkubasi eksibisi), dengan mengedepankan ekosistem ekonomi kreatif yang berkelanjutan.
Dua Tim Yang Mendapat Apresiasi
Kedua tim yang terpilih dan mendapat apresiasi dalam kegiatan Hackathon, yaitu, tim CONNECT dari Wonosobo yang digawangi oleh Alif Fatullah, Candra Zofariansyah, dan Ahmad Fauzi, dengan nama aplikasi yang diciptakan Connect Social Media, serta tim VT Conf dari Kota Bandung yang beranggotakan Ahmad Herdiansyah, Alvin Ardiansyah Maulana, Alifya Difa, Galih Prastian, dan Suparlan dengan nama aplikasi VT Conf.
Tercatat finalis lainnya, tim Jhonny AND ARSHI, apalikasi Meally Meal Planning (Jakarta); tim IkaLoka, aplikasi IkaLola (Semarang); Tim Sangkuruang, aplikasi Tangkuban (Bandung-Palembang); RIF Tech, aplikasi Food Area (Sukoharjo); Tim Qwerty, aplikasi Qwerty (Lombok); Tim Aplikasi Pasar Bebas Indonesia, Aplikasi Pasar Bebas Indonesia (Gresik).
Tentang Logo Bunga Patrakomala
Visi dan misi pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif tersampaikan melalui logo portal Patrakomala yang sesuai dengan karakter bunga itu sendiri. Patrakomala adalah bunga khas Kota Bandung yang harus dilestarikan dan diperkenalkan kepada masyarakat luas. Bunga Patrakomala mempunyai ciri khas 4 (empat) kelopak yang menjadi simbol dari pembangunan kepariwisataan Indonesia yang mencakup 4 pilar, yaitu: (1) destinasi; (2) pemasaran; (3) industry, dan (4) kelembagaan. Keempat pilar tersebut merupakan upaya perwujudan azas pembangunan dengan memperhatikan keanekaragaman, keunikan dan kekhasan budaya dan alam, serta kebutuhan manusia untuk berwisata.
Simbol 5 (lima) putik Patrakomala menggambarkan kolaborasi Penta-helix yang merupakan kegiatan kerjasama antar lini/bidang Academic, Business, Community, Government, dan Media, yang dikenal sebagai ABCGM diketahui akan mempercepat pengembangan. (Asep GP)***
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
No comments :
Post a Comment