Wednesday, February 17, 2021
Presiden Gerpis Andri Perkasa Kantaprawira (Foto Asep GP) |
Gerpis melihat kondisi pandemi Covid-19 tidak bisa diprediksi kapan berakhirnya. Vaksinasi juga tidak pasti kapan mencapai titik optimal. Ada yang mengatakan titik awalnya saja sampai 2023, ada juga yang mengatakan total imunity nya sampai 10 tahun. Disamping itu data-data pun masih semerawut. Sedangkan kalau pandemi tidak bisa ditangani akan terjadi krisis ekonomi secara global. Akan terjadi masalah besar pada sektor ekonomi di seluruh muka bumi. Jusuf Kala selalu bilang tangani dulu pandemi dan jawaban dari pemerintah pun, vaksinasi.
Demikian juga menurut Prof. Juhaeri Muchtar sebagai Vice Presiden Sanovi, perusahaan farmasi terbesar, memang vaksinasi merupakan jalan keluar.dan penggunaaan sinovac sebagai vaksinasi yang diimpor pemerintah sebagai emergency uses, itu bisa dilakukan. “Jadi bagi orang-orang yang memenuhi syarat bisa menjadi pelopor selain yang dipersyaratkan oleh pemerintah. Jadi jangan takut-takutlah menggunakan vaksin sinovac itu,“ kata Andri serius.
Tetapi Prof. Juhaeri meminta pemerintah dalam hal ini menteri kesehatan, akademisi perguruan tinggi, bidang kedokteran, bidang epidemologi, mulai menulis apa yang terjadi dengan proses vaksinasi di Indonesia ini dalam jurnal-jurnal internasional sehingga bisa diteliti oleh para pakar epidemologi seluruh dunia. Ini yang tidak dilakukan ada masalah apa, ada keterbukaan apa.
Terkait hal itu, Gerakan Pilhan Sunda (Gerpis) mengusulkan pada pemerintah agar Bali diprioritaskan diberi percepatan vaksinasi dengan afirmasi artinya diberi dukungan lebih. Karena Bali hanya pulau kecil tapi terkenal ke seantero dunia dan masyarakatnya bisa diatur. Tapi sekarang dengan adanya pandemi ini Pariwisata Bali sedang anjlok dan berimbas ke sektor ekonomi. Nanti kalau Bali sehat, masyarakatnya cepat sehat, mungkin ini akan menjadi referensi bahwa Indonesia sukses menangani pandemi dan bisa kembali menaikan sektor ekonomi.
Hal demikian dikatakan Presiden Gerpis, Andri Perkasa Kantaprawira, dalam satu obrolan sore di rumahnya, di kawasan. Perumahan Sanggar Hurip Kota Bandung, belum lama ini.
Ide usulan tersebut terbersit usai mengadakan acara Sawala Maya (webinar) Pra Kongres Sunda bertemakan “ Pandangan dan Masukan Kebijakan Pakar Terhadap Situasi Pandemi dan Ekonomi Indonesia Tahun 2021” (19/1/2021), dengan menampilkan beberapa pembicara, seperti Prof. Juhaeri Muchtar, PhD (Adjunct Professor University of North Carolina, VP Sanofi), Prof. Dr. Yaya Rukayadi (Universitas Kebangsaan Malaysia, Prof. Dr. Keri Lestari (Unpad), juga para ekonom wedalan Unpad seperti Prof. Dr. Ina Primiana, Dr (Hc). Burhanudin Abdullah (Rektor Ikopin), dan anggota Ombudsman RI Alamsyah Saragih, SE.
“Kemarin itu kepikiran ada semacam wangsit atau inayah setelah mengadakan zoom meeting ternyata orang Sunda itu banyak yang menjadi opinion leader bidang epidemologi kesehatan pandemi seperti Juhaeri Muchtar, Yaya Rukayadi, Diki Budiman dll, vaksin merah - putih juga orang Sunda. Ternyata orang-orang Sunda itu sekarang sedang diberi tugas natural, tugas spiritual untuk bebenah mengenai pandemi ini,” kata Andri serius.
Untuk memperkuat ini, maka Andri dan wadyabalad akan mengadakan gerakan pilihan Sunda dengan stakeholder dll. “kita lalukanlah FGD atau obrolan lewat zoom tentang ini, karena saya sudah ngobrol dengan Pak Juhaeri juga Budi Dalton dan mungkin kita nanti hadirkan juga Rafi Ahmad sebagai orang yang sudah divaksinasi,” terangnya.
Jadi prinsipnya kata Andri, Gerpis melihat sitiuasi ekonomi di masa pandemi ini mendapatkan sebuah pemikiran yang jembar dan masuk akal. Walau orang Sunda pun sama kepayahan di tengah pandemi ini, tapi kita harus berpikir objektif, karena kalau terbukti vaksinasi di Bali masuk jurnal ilmiah dan menjadi contoh sukses vaksinasi di Indonesia dan pariwisatanya kembali tumbuh maka akan jadi contoh perbaikan-perbaikan di provinsi lain, perbaikan ekonomi Indonesia, termasuk Sunda. Karena sektor pariwisata itu yang paling mungkin bisa cepat menyembuhkan sektor ekonomi karena infrastrukturnya sudah ada. Sedangkan pariwisata Bali sudah menjadi tujuan turis dunia. Kata Andri seraya memuji keberhasilan pemerintah Arab Saudi dalam menyehatkan dua kota suci Mekah dan Madinah dari pendemi Covid-19 karena kedisiplinannya tinggi.
“Kemarin itu kepikiran ada semacam wangsit atau inayah setelah mengadakan zoom meeting ternyata orang Sunda itu banyak yang menjadi opinion leader bidang epidemologi kesehatan pandemi seperti Juhaeri Muchtar, Yaya Rukayadi, Diki Budiman dll, vaksin merah - putih juga orang Sunda. Ternyata orang-orang Sunda itu sekarang sedang diberi tugas natural, tugas spiritual untuk bebenah mengenai pandemi ini,” kata Andri serius.
Untuk memperkuat ini, maka Andri dan wadyabalad akan mengadakan gerakan pilihan Sunda dengan stakeholder dll. “kita lalukanlah FGD atau obrolan lewat zoom tentang ini, karena saya sudah ngobrol dengan Pak Juhaeri juga Budi Dalton dan mungkin kita nanti hadirkan juga Rafi Ahmad sebagai orang yang sudah divaksinasi,” terangnya.
Jadi prinsipnya kata Andri, Gerpis melihat sitiuasi ekonomi di masa pandemi ini mendapatkan sebuah pemikiran yang jembar dan masuk akal. Walau orang Sunda pun sama kepayahan di tengah pandemi ini, tapi kita harus berpikir objektif, karena kalau terbukti vaksinasi di Bali masuk jurnal ilmiah dan menjadi contoh sukses vaksinasi di Indonesia dan pariwisatanya kembali tumbuh maka akan jadi contoh perbaikan-perbaikan di provinsi lain, perbaikan ekonomi Indonesia, termasuk Sunda. Karena sektor pariwisata itu yang paling mungkin bisa cepat menyembuhkan sektor ekonomi karena infrastrukturnya sudah ada. Sedangkan pariwisata Bali sudah menjadi tujuan turis dunia. Kata Andri seraya memuji keberhasilan pemerintah Arab Saudi dalam menyehatkan dua kota suci Mekah dan Madinah dari pendemi Covid-19 karena kedisiplinannya tinggi.
“Memang di dunia ini saya tanya ke Prof. Juhaeri tidak ada kebijakan sebuah Negara yang berafirmasi pada sektor atau wilayah tertentu secara spesifik terutama intervensi pada wilayah dengan sektor pariwisata, tidak ada. Tapi kata beliau ya apa salahnya kalau kita menjadi pelopor. Ini bukan masalah adil dan tidak adil karena memprioritaskan suatu wilayah, tapi kita harus berpikir objektif dan masuk akal demi kemslahatan seluruh negeri. Karena Bali itu adalah kokojo pariwisata Indonesia yang sudah menjadi tujuan para wisatawan seluruh dunia. Apalagi secara historis Sunda dan Bali itu ternyata sakaruhun, leluhur Raja-raja Bali itu berasal dari Sunda bukan dari Majapahit,” pungkas Andri. (Asep GP)***
Tatarjabar.com
February 17, 2021
CB Blogger
IndonesiaAndri Perkasa Kantaprawira Usulkan Bali Jadi Prioritas Vaksinasi
Posted by
Tatarjabar.com on Wednesday, February 17, 2021
Presiden Gerpis Andri Perkasa Kantaprawira (Foto Asep GP) |
Gerpis melihat kondisi pandemi Covid-19 tidak bisa diprediksi kapan berakhirnya. Vaksinasi juga tidak pasti kapan mencapai titik optimal. Ada yang mengatakan titik awalnya saja sampai 2023, ada juga yang mengatakan total imunity nya sampai 10 tahun. Disamping itu data-data pun masih semerawut. Sedangkan kalau pandemi tidak bisa ditangani akan terjadi krisis ekonomi secara global. Akan terjadi masalah besar pada sektor ekonomi di seluruh muka bumi. Jusuf Kala selalu bilang tangani dulu pandemi dan jawaban dari pemerintah pun, vaksinasi.
Demikian juga menurut Prof. Juhaeri Muchtar sebagai Vice Presiden Sanovi, perusahaan farmasi terbesar, memang vaksinasi merupakan jalan keluar.dan penggunaaan sinovac sebagai vaksinasi yang diimpor pemerintah sebagai emergency uses, itu bisa dilakukan. “Jadi bagi orang-orang yang memenuhi syarat bisa menjadi pelopor selain yang dipersyaratkan oleh pemerintah. Jadi jangan takut-takutlah menggunakan vaksin sinovac itu,“ kata Andri serius.
Tetapi Prof. Juhaeri meminta pemerintah dalam hal ini menteri kesehatan, akademisi perguruan tinggi, bidang kedokteran, bidang epidemologi, mulai menulis apa yang terjadi dengan proses vaksinasi di Indonesia ini dalam jurnal-jurnal internasional sehingga bisa diteliti oleh para pakar epidemologi seluruh dunia. Ini yang tidak dilakukan ada masalah apa, ada keterbukaan apa.
Terkait hal itu, Gerakan Pilhan Sunda (Gerpis) mengusulkan pada pemerintah agar Bali diprioritaskan diberi percepatan vaksinasi dengan afirmasi artinya diberi dukungan lebih. Karena Bali hanya pulau kecil tapi terkenal ke seantero dunia dan masyarakatnya bisa diatur. Tapi sekarang dengan adanya pandemi ini Pariwisata Bali sedang anjlok dan berimbas ke sektor ekonomi. Nanti kalau Bali sehat, masyarakatnya cepat sehat, mungkin ini akan menjadi referensi bahwa Indonesia sukses menangani pandemi dan bisa kembali menaikan sektor ekonomi.
Hal demikian dikatakan Presiden Gerpis, Andri Perkasa Kantaprawira, dalam satu obrolan sore di rumahnya, di kawasan. Perumahan Sanggar Hurip Kota Bandung, belum lama ini.
Ide usulan tersebut terbersit usai mengadakan acara Sawala Maya (webinar) Pra Kongres Sunda bertemakan “ Pandangan dan Masukan Kebijakan Pakar Terhadap Situasi Pandemi dan Ekonomi Indonesia Tahun 2021” (19/1/2021), dengan menampilkan beberapa pembicara, seperti Prof. Juhaeri Muchtar, PhD (Adjunct Professor University of North Carolina, VP Sanofi), Prof. Dr. Yaya Rukayadi (Universitas Kebangsaan Malaysia, Prof. Dr. Keri Lestari (Unpad), juga para ekonom wedalan Unpad seperti Prof. Dr. Ina Primiana, Dr (Hc). Burhanudin Abdullah (Rektor Ikopin), dan anggota Ombudsman RI Alamsyah Saragih, SE.
“Kemarin itu kepikiran ada semacam wangsit atau inayah setelah mengadakan zoom meeting ternyata orang Sunda itu banyak yang menjadi opinion leader bidang epidemologi kesehatan pandemi seperti Juhaeri Muchtar, Yaya Rukayadi, Diki Budiman dll, vaksin merah - putih juga orang Sunda. Ternyata orang-orang Sunda itu sekarang sedang diberi tugas natural, tugas spiritual untuk bebenah mengenai pandemi ini,” kata Andri serius.
Untuk memperkuat ini, maka Andri dan wadyabalad akan mengadakan gerakan pilihan Sunda dengan stakeholder dll. “kita lalukanlah FGD atau obrolan lewat zoom tentang ini, karena saya sudah ngobrol dengan Pak Juhaeri juga Budi Dalton dan mungkin kita nanti hadirkan juga Rafi Ahmad sebagai orang yang sudah divaksinasi,” terangnya.
Jadi prinsipnya kata Andri, Gerpis melihat sitiuasi ekonomi di masa pandemi ini mendapatkan sebuah pemikiran yang jembar dan masuk akal. Walau orang Sunda pun sama kepayahan di tengah pandemi ini, tapi kita harus berpikir objektif, karena kalau terbukti vaksinasi di Bali masuk jurnal ilmiah dan menjadi contoh sukses vaksinasi di Indonesia dan pariwisatanya kembali tumbuh maka akan jadi contoh perbaikan-perbaikan di provinsi lain, perbaikan ekonomi Indonesia, termasuk Sunda. Karena sektor pariwisata itu yang paling mungkin bisa cepat menyembuhkan sektor ekonomi karena infrastrukturnya sudah ada. Sedangkan pariwisata Bali sudah menjadi tujuan turis dunia. Kata Andri seraya memuji keberhasilan pemerintah Arab Saudi dalam menyehatkan dua kota suci Mekah dan Madinah dari pendemi Covid-19 karena kedisiplinannya tinggi.
“Kemarin itu kepikiran ada semacam wangsit atau inayah setelah mengadakan zoom meeting ternyata orang Sunda itu banyak yang menjadi opinion leader bidang epidemologi kesehatan pandemi seperti Juhaeri Muchtar, Yaya Rukayadi, Diki Budiman dll, vaksin merah - putih juga orang Sunda. Ternyata orang-orang Sunda itu sekarang sedang diberi tugas natural, tugas spiritual untuk bebenah mengenai pandemi ini,” kata Andri serius.
Untuk memperkuat ini, maka Andri dan wadyabalad akan mengadakan gerakan pilihan Sunda dengan stakeholder dll. “kita lalukanlah FGD atau obrolan lewat zoom tentang ini, karena saya sudah ngobrol dengan Pak Juhaeri juga Budi Dalton dan mungkin kita nanti hadirkan juga Rafi Ahmad sebagai orang yang sudah divaksinasi,” terangnya.
Jadi prinsipnya kata Andri, Gerpis melihat sitiuasi ekonomi di masa pandemi ini mendapatkan sebuah pemikiran yang jembar dan masuk akal. Walau orang Sunda pun sama kepayahan di tengah pandemi ini, tapi kita harus berpikir objektif, karena kalau terbukti vaksinasi di Bali masuk jurnal ilmiah dan menjadi contoh sukses vaksinasi di Indonesia dan pariwisatanya kembali tumbuh maka akan jadi contoh perbaikan-perbaikan di provinsi lain, perbaikan ekonomi Indonesia, termasuk Sunda. Karena sektor pariwisata itu yang paling mungkin bisa cepat menyembuhkan sektor ekonomi karena infrastrukturnya sudah ada. Sedangkan pariwisata Bali sudah menjadi tujuan turis dunia. Kata Andri seraya memuji keberhasilan pemerintah Arab Saudi dalam menyehatkan dua kota suci Mekah dan Madinah dari pendemi Covid-19 karena kedisiplinannya tinggi.
“Memang di dunia ini saya tanya ke Prof. Juhaeri tidak ada kebijakan sebuah Negara yang berafirmasi pada sektor atau wilayah tertentu secara spesifik terutama intervensi pada wilayah dengan sektor pariwisata, tidak ada. Tapi kata beliau ya apa salahnya kalau kita menjadi pelopor. Ini bukan masalah adil dan tidak adil karena memprioritaskan suatu wilayah, tapi kita harus berpikir objektif dan masuk akal demi kemslahatan seluruh negeri. Karena Bali itu adalah kokojo pariwisata Indonesia yang sudah menjadi tujuan para wisatawan seluruh dunia. Apalagi secara historis Sunda dan Bali itu ternyata sakaruhun, leluhur Raja-raja Bali itu berasal dari Sunda bukan dari Majapahit,” pungkas Andri. (Asep GP)***
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
No comments :
Post a Comment