Home
» Seni Budaya
» Pameran Virtual Festival Kembang Kertas Sejagat Mewangi Nusantara 2020 – Terapi Seni di Masa Pandemi
Thursday, October 1, 2020
Pameran virtual seni di masa pandemi ini adalah dalam rangka bergerak, berkreasi terus biar tidak stress, jadi semacam terapi seni, sehingga masing-masing seniman terus berkarya. Sebab berkarya itu kan menyehatkan. Berkarya bersama silaturahim dengan teman-teman, kontak-kontak, yu... kawan-kawan mari berkarya dalam pameran ini - maka terjadilah langkah-langkah terapeutik.
Prof. Dr. Setiawan Sabana, MFA, atau yang akrab disapa kang Wawan, Seniman, Pemikir dan Guru Besar Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ITB bersama Galeri Seni 10 nya kembali menggelar Pameran Virtual dan Seminar Online. Kali ini judul yang diusungnya “Kembang Kertas Sejagat Mewangi Nusantara”.
Mendengar kata “Kembang” memang selalu diidentikan dengan dunia perempuan dan pameran kali ini pun mengangkat “Perempuan Pejuang Seni Nusantara”.
“Kenapa saya mengambil inisiatif menghimpun perempuan? Karena dari pengamatan saya hampir semua kegiatan seni akhir-akhir ini saya lihat digerakkan oleh kaum perempuan. Jadi di Bandung ada Komunitas 22 Ibu, semuanya perempuan, lalu dengan medium Duta Samarin bergerak dari kota ke kota bahkan sampai kedalam dan luar negeri. Lalu di Yogya dan Bali saya juga melihat seperti itu. Ada gelombang seni yang digerakkan oleh perempuan. Jadi hemat saya ini menarik kalau dihimpun dalam satu himpunan yang besar, yaitu dalam suatu Pameran Virtual Kembang Kertas Sejagat Mewangi Nusanatara, “ jelas Kang Wawan ketika ngobrol dengan wartawan usai pembukaan (26/9/2020) di Garasi 10, Jalan Rebana No.10 Bandung.
Lilis Nuryati sedang workshop Kembang Ros Camperenik |
Tapi kemudian kata Kang Wawan, jaringan ini dalam perjalanannya bersentuhan dengan teman-teman seniman dari luar negeri, “Jadi mereka kami undang, maka ikutlah 10 seniman dari mancanegara ditambah 82 perempuan praktisi seni nusantara dan jadilah satu peristiwa besar, 92 perempuan menyatu dalam satu pameran Virtual Festival Kembang Kertas Sejagat Mewangi Nusantara”.
Menariknya pameran virtual seni di masa pandemi ini kata Kang Wawan sebagai penggagasnya, adalah dalam rangka bergerak, berkreasi terus walau dalam masa pandemi biar tidak stress, jadi semacam terapi seni, sehingga masing-masing seniman terus berkarya. “Sebab berkarya itu kan menyehatkan. Berkarya bersama silaturahim dengan teman-teman, kontak-kontak yu... kawan-kawan mari berkarya dalam pameran ini - maka terjadi langkah-langkah terapeutik, “ kata Kang Wawan serius.
Pameran ini diikuti oleh Perempuan Perupa dan Penari, beberapa disiplin boleh seni rupa, tarian (saat pembukaan Prof. Edang Caturwati menampilkan Tariannya), juga campuran seperti seni dalam bentuk digital video dan beragam medium.
Pameran yang digelar 2 minggu ini diisi dengan workshop online dan 6 seminar online dan di puncak seminar akan menampilkan seniman undangan dari 3 negara.
Workshop Online atau Virtual Workshop diisi oleh Lilis Nuryati (Seniman kertas dan tekstil) dengan tema, “Kembang Ros Camperenik” (Bunga Mawar Kecil Yang Menarik), berlangsung Senin (28/9/2020) dan dipandu oleh Rini Maulina (Pegiat Budaya dan Dosen DKV UNIKOM).
Hari Kamis, 1 Oktober 2020 Pk.16.00 – 17.30 akan berlangsung Seminar Online Seri # 2 “Kembang Kertas Sejagat Mewangi Nusantara” dengan menampilkan beberapa pembicara, diantaranya: Prof. Setiawan Sabana (Pembicara Kunci), lalu Dr. Dra. Ariesa Pandanwangi M.Sn (Dosen & Peneliti FSRD U.K. Maranatha, Founder Komunitas 22 Ibu & ASEDAS) mengangkat topik, “Kiprah Perempuan Praktisi Seni di Nusantara” dan juga Prof. Dr. Endang Caturwati, MS (Peneliti, Penulis, Ketua Umum CSI, GuruBesar ISBI Bandung) membawakan topik “Kembang Kahirupan – (Telaah Peran Perempuan di Tatar Sunda), dengan Moderator Drs. Hilman Syafriadi M.Sn (Dosen FSR IKJ).
“Alhamdulillah dalam pembukaan acara lewat zoom ini hadir lebih dari 100 orang lebih, sangat meriah. Maka saya berterima kasih dan menyampaikan penghargaan kepada para peserta dan kepada panitia yang sudah bekerja keras sehingga pameran dalam masa pandemi ini terlaksana dan sukses, “ demikian pungkas Kang Wawan.
Garasi Seni 10 Berbunga – Bunga
Dalam “Pameran Virtual Festival Kembang Kertas Semerbak Mewangi Nusantara” Garasi Seni 10, Lilis Nuryati menampilkan 10 karya ecoprint.
Kumpulan karya tersebut dibuat dalam berbagai ukuran dan sentuhan kretivitas, menghadirkan tampilan estetik yang beragam.
“Kembang Ros Camperenik” sebagai contoh, dibuat Lilis dengan menggunakan kertas daur ulang dan kertas ecoprint dengan beberapa macam warna. Pohonnya dibuat dari ranting tanaman Bunga Melati yang sudah kering yang ada di halaman rumah.
Bunga-bunganya menggunakan media ecoprint kertas sedangkan bulatan hitam terbuat dari kayu ditumbuhi Bola Pingpong warna kuning.
Vas bunga terbuat dari kertas daurulang yang dibuat di Garasi 10. “Karya Kembang Ros Camperenik adalah simbol perpaduan olah seni, olah raga (pingpong), dan persahabatan. Demikian konsep estetik dan simbolik karya ini", pungkas Lilis. (Asep GP)***
Tatarjabar.com
October 01, 2020
CB Blogger
IndonesiaPameran Virtual Festival Kembang Kertas Sejagat Mewangi Nusantara 2020 – Terapi Seni di Masa Pandemi
Posted by
Tatarjabar.com on Thursday, October 1, 2020
Pameran virtual seni di masa pandemi ini adalah dalam rangka bergerak, berkreasi terus biar tidak stress, jadi semacam terapi seni, sehingga masing-masing seniman terus berkarya. Sebab berkarya itu kan menyehatkan. Berkarya bersama silaturahim dengan teman-teman, kontak-kontak, yu... kawan-kawan mari berkarya dalam pameran ini - maka terjadilah langkah-langkah terapeutik.
Prof. Dr. Setiawan Sabana, MFA, atau yang akrab disapa kang Wawan, Seniman, Pemikir dan Guru Besar Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ITB bersama Galeri Seni 10 nya kembali menggelar Pameran Virtual dan Seminar Online. Kali ini judul yang diusungnya “Kembang Kertas Sejagat Mewangi Nusantara”.
Mendengar kata “Kembang” memang selalu diidentikan dengan dunia perempuan dan pameran kali ini pun mengangkat “Perempuan Pejuang Seni Nusantara”.
“Kenapa saya mengambil inisiatif menghimpun perempuan? Karena dari pengamatan saya hampir semua kegiatan seni akhir-akhir ini saya lihat digerakkan oleh kaum perempuan. Jadi di Bandung ada Komunitas 22 Ibu, semuanya perempuan, lalu dengan medium Duta Samarin bergerak dari kota ke kota bahkan sampai kedalam dan luar negeri. Lalu di Yogya dan Bali saya juga melihat seperti itu. Ada gelombang seni yang digerakkan oleh perempuan. Jadi hemat saya ini menarik kalau dihimpun dalam satu himpunan yang besar, yaitu dalam suatu Pameran Virtual Kembang Kertas Sejagat Mewangi Nusanatara, “ jelas Kang Wawan ketika ngobrol dengan wartawan usai pembukaan (26/9/2020) di Garasi 10, Jalan Rebana No.10 Bandung.
Lilis Nuryati sedang workshop Kembang Ros Camperenik |
Tapi kemudian kata Kang Wawan, jaringan ini dalam perjalanannya bersentuhan dengan teman-teman seniman dari luar negeri, “Jadi mereka kami undang, maka ikutlah 10 seniman dari mancanegara ditambah 82 perempuan praktisi seni nusantara dan jadilah satu peristiwa besar, 92 perempuan menyatu dalam satu pameran Virtual Festival Kembang Kertas Sejagat Mewangi Nusantara”.
Menariknya pameran virtual seni di masa pandemi ini kata Kang Wawan sebagai penggagasnya, adalah dalam rangka bergerak, berkreasi terus walau dalam masa pandemi biar tidak stress, jadi semacam terapi seni, sehingga masing-masing seniman terus berkarya. “Sebab berkarya itu kan menyehatkan. Berkarya bersama silaturahim dengan teman-teman, kontak-kontak yu... kawan-kawan mari berkarya dalam pameran ini - maka terjadi langkah-langkah terapeutik, “ kata Kang Wawan serius.
Pameran ini diikuti oleh Perempuan Perupa dan Penari, beberapa disiplin boleh seni rupa, tarian (saat pembukaan Prof. Edang Caturwati menampilkan Tariannya), juga campuran seperti seni dalam bentuk digital video dan beragam medium.
Pameran yang digelar 2 minggu ini diisi dengan workshop online dan 6 seminar online dan di puncak seminar akan menampilkan seniman undangan dari 3 negara.
Workshop Online atau Virtual Workshop diisi oleh Lilis Nuryati (Seniman kertas dan tekstil) dengan tema, “Kembang Ros Camperenik” (Bunga Mawar Kecil Yang Menarik), berlangsung Senin (28/9/2020) dan dipandu oleh Rini Maulina (Pegiat Budaya dan Dosen DKV UNIKOM).
Hari Kamis, 1 Oktober 2020 Pk.16.00 – 17.30 akan berlangsung Seminar Online Seri # 2 “Kembang Kertas Sejagat Mewangi Nusantara” dengan menampilkan beberapa pembicara, diantaranya: Prof. Setiawan Sabana (Pembicara Kunci), lalu Dr. Dra. Ariesa Pandanwangi M.Sn (Dosen & Peneliti FSRD U.K. Maranatha, Founder Komunitas 22 Ibu & ASEDAS) mengangkat topik, “Kiprah Perempuan Praktisi Seni di Nusantara” dan juga Prof. Dr. Endang Caturwati, MS (Peneliti, Penulis, Ketua Umum CSI, GuruBesar ISBI Bandung) membawakan topik “Kembang Kahirupan – (Telaah Peran Perempuan di Tatar Sunda), dengan Moderator Drs. Hilman Syafriadi M.Sn (Dosen FSR IKJ).
“Alhamdulillah dalam pembukaan acara lewat zoom ini hadir lebih dari 100 orang lebih, sangat meriah. Maka saya berterima kasih dan menyampaikan penghargaan kepada para peserta dan kepada panitia yang sudah bekerja keras sehingga pameran dalam masa pandemi ini terlaksana dan sukses, “ demikian pungkas Kang Wawan.
Garasi Seni 10 Berbunga – Bunga
Dalam “Pameran Virtual Festival Kembang Kertas Semerbak Mewangi Nusantara” Garasi Seni 10, Lilis Nuryati menampilkan 10 karya ecoprint.
Kumpulan karya tersebut dibuat dalam berbagai ukuran dan sentuhan kretivitas, menghadirkan tampilan estetik yang beragam.
“Kembang Ros Camperenik” sebagai contoh, dibuat Lilis dengan menggunakan kertas daur ulang dan kertas ecoprint dengan beberapa macam warna. Pohonnya dibuat dari ranting tanaman Bunga Melati yang sudah kering yang ada di halaman rumah.
Bunga-bunganya menggunakan media ecoprint kertas sedangkan bulatan hitam terbuat dari kayu ditumbuhi Bola Pingpong warna kuning.
Vas bunga terbuat dari kertas daurulang yang dibuat di Garasi 10. “Karya Kembang Ros Camperenik adalah simbol perpaduan olah seni, olah raga (pingpong), dan persahabatan. Demikian konsep estetik dan simbolik karya ini", pungkas Lilis. (Asep GP)***
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
No comments :
Post a Comment