Sunday, August 9, 2020
Suasana Seminar Daring “Membangun SDM Berdaya Saing melalui Seni Kriya Rhineka Aksara Sunda sebagai Peluang Ekonomi Kreatif Sumedang”, Selasa, 21 Juli 2020. |
Pandemi Covid-19 mengharuskan terjadinya perubahan dalam berbagai aspek. Salah satunya pelaksanaan Program Kuliah Kerja Nyata dan Program Pengabdian kepada Masyarakat (KKN-PPM) tahun ini harus menggunakan metode daring. Program ini bertujuan untuk menjalankan salah satu inti dari Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu Pengabdian kepada Masyarakat.
Dilansir dari unpad.ac.id, Direktur Pendidikan dan Internasionalisasi Unpad Mohamad Fahmi menyatakan “Inti utama dari KKN daring adalah menumbuhkan rasa empati kepada kondisi masyarakat sekitar dan mengasah kreativitas untuk belajar mencari solusi di masa normal baru ini,” Senin,(7/6/2020).
Tim KKN-PPM Virtual Kewirausahaan di bawah bimbingan Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Evie Ariadne Shinta Dewi mengadakan Seminar Daring dan juga Lokakarya untuk memberdayakan kelompok usaha.
Pada Selasa, (21/7/2020) Tim KKN ini telah menggelar Seminar Daring dengan tajuk “Membangun SDM Berdaya Saing melalui Seni Kriya Rhineka Aksara Sunda sebagai Peluang Ekonomi Kreatif Sumedang”. Seminar ini dihadiri oleh dua pelaku usaha yaitu Pelestari Seni Reka Aksara Sunda Eryanti dan Pemilik Galeri Leuit Budi Nugraha.
Menurut Evie alasan timnya memilih tema ini bertujuan untuk memberdayakan kelompok masyarakat yang produktif secara ekonomi. Salah satunya kelompok usaha yang dirintis oleh masyarakat di Kabupaten Sumedang yang telah memproduksi beberapa kerajinan tangan (handycraft) dan membuat desain batik motif huruf Sunda Kaganga sebagai ornamen.
“Di tengah dampak pandemi Covid-19, mahasiswa dan dosen Unpad berkolaborasi berbuat sesuatu yang konkrit untuk membantu para pelaku ekonomi kreatif ini,” ujar Evie (9/8/2020).
Dalam pemaparannya di Seminar Daring tersebut Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Daerah Provinsi Jawa Barat Dedi Taufik menyampaikan data Kondisi Pelaku Ekonomi Kreatif Jawa Barat Terdampak Covid-19, terdapat sebanyak 14.991 orang tenaga kerja.
Menurut data dari Rilis Badan Pusat Statistik (BPS) tentang Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I 2020 menunjukkan telah terjadi perlambatan ekonomi nasional menjadi sebesar 2,97%. Hasil laporan dari situs Buku Warung juga menyebut terjadi penurunan pendapatan hingga 90% pada Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) selama empat bulan terakhir.
Dengan alasan ini, Tim KKN-PPM Evie juga menyelenggarakan Lokakarya dengan tema “Pemanfaatan Teknologi dalam Pengembangan UMKM di Masa Pandemi Covid-19” Kamis, (30/7/2020).
Para mahasiswa melaksanakan kegiatan PPM dari tempat tinggal masing-masing dan berinteraksi bersama subjek KKN melalui media daring. Terdapat tiga sub kelompok untuk memberdayakan UMKM yang menjadi subjek dalam penyelenggaraan KKN-PPM ini. Antara lain Sampeu Wedang Kawung Sari Sumedang, Mie Ayam Bakso Ebo (Mayebo) Jakarta Timur, dan Kueh Kopi Manglayang (Kukoma) Sumedang. Dalam kegiatan Lokakarya ini para mahasiswa memaparkan hasil dari KKN-PPM mereka.
Menurut Ginda Adila, Ketua Kelompok Sampeu Wedang, dalam metode KKN-PPM Virtual ini mahasiswa menunjukkan empati dan dilatih untuk mengatasi hambatan yang dialami oleh pelaku usaha.
“Output yang kami capai yaitu berhasil membantu subjek dalam packaging untuk pengiriman produk untuk ekspedisi jarak jauh, food marketing, dan mempublikasikan artikel tentang makanan tradisional Sampeu Wedang di media daring,” tutur Ginda (9/8/2020).
Ketua Kelompok Mayebo Yasmin Nadinea Bono melihat dampak pandemi pada UMKM Mayebo yang tutup selama tiga bulan. “Setelah tutup karena kebijakan PSBB, kedai dengan makanan homemade ini sangat sepi pelanggan. Dengan mengusulkan beberapa ide dan program, kami dapat membantu persiapan dan pembinaan tentang pemasaran online untuk kedai Mayebo ini,” ungkap Yasmin.
Kelompok Kukoma memberdayakan Kelompok PKK yang berkolaborasi dengan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Desa Nanggerang, Kabupaten Sumedang yang mengolah kopi menjadi biskuit kopi atau coffee cookies.
“Kami membantu mengusulkan perubahan nama produk menjadi Kukoma, membuat kemasan baru yang lebih modern, dan membuat akun Instagram untuk penjualan Kukoma secara online,” ujar Novianti Sukandari anggota sub kelompok Kukoma.
Saat masa pandemi Covid-19 mahasiswa dan Dosen Unpad tetap berkolaborasi untuk membuat sesuatu sebagai pengabdian untuk membantu para pelaku usaha. (Meyta Yosta Greacelya Abaulu/Red)***
Tatarjabar.com
August 09, 2020
CB Blogger
IndonesiaSituasi Pandemi Tak Hentikan Unpad Berdayakan Pelaku Usaha Ekonomi Kreatif
Posted by
Tatarjabar.com on Sunday, August 9, 2020
Suasana Seminar Daring “Membangun SDM Berdaya Saing melalui Seni Kriya Rhineka Aksara Sunda sebagai Peluang Ekonomi Kreatif Sumedang”, Selasa, 21 Juli 2020. |
Pandemi Covid-19 mengharuskan terjadinya perubahan dalam berbagai aspek. Salah satunya pelaksanaan Program Kuliah Kerja Nyata dan Program Pengabdian kepada Masyarakat (KKN-PPM) tahun ini harus menggunakan metode daring. Program ini bertujuan untuk menjalankan salah satu inti dari Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu Pengabdian kepada Masyarakat.
Dilansir dari unpad.ac.id, Direktur Pendidikan dan Internasionalisasi Unpad Mohamad Fahmi menyatakan “Inti utama dari KKN daring adalah menumbuhkan rasa empati kepada kondisi masyarakat sekitar dan mengasah kreativitas untuk belajar mencari solusi di masa normal baru ini,” Senin,(7/6/2020).
Tim KKN-PPM Virtual Kewirausahaan di bawah bimbingan Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Evie Ariadne Shinta Dewi mengadakan Seminar Daring dan juga Lokakarya untuk memberdayakan kelompok usaha.
Pada Selasa, (21/7/2020) Tim KKN ini telah menggelar Seminar Daring dengan tajuk “Membangun SDM Berdaya Saing melalui Seni Kriya Rhineka Aksara Sunda sebagai Peluang Ekonomi Kreatif Sumedang”. Seminar ini dihadiri oleh dua pelaku usaha yaitu Pelestari Seni Reka Aksara Sunda Eryanti dan Pemilik Galeri Leuit Budi Nugraha.
Menurut Evie alasan timnya memilih tema ini bertujuan untuk memberdayakan kelompok masyarakat yang produktif secara ekonomi. Salah satunya kelompok usaha yang dirintis oleh masyarakat di Kabupaten Sumedang yang telah memproduksi beberapa kerajinan tangan (handycraft) dan membuat desain batik motif huruf Sunda Kaganga sebagai ornamen.
“Di tengah dampak pandemi Covid-19, mahasiswa dan dosen Unpad berkolaborasi berbuat sesuatu yang konkrit untuk membantu para pelaku ekonomi kreatif ini,” ujar Evie (9/8/2020).
Dalam pemaparannya di Seminar Daring tersebut Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Daerah Provinsi Jawa Barat Dedi Taufik menyampaikan data Kondisi Pelaku Ekonomi Kreatif Jawa Barat Terdampak Covid-19, terdapat sebanyak 14.991 orang tenaga kerja.
Menurut data dari Rilis Badan Pusat Statistik (BPS) tentang Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I 2020 menunjukkan telah terjadi perlambatan ekonomi nasional menjadi sebesar 2,97%. Hasil laporan dari situs Buku Warung juga menyebut terjadi penurunan pendapatan hingga 90% pada Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) selama empat bulan terakhir.
Dengan alasan ini, Tim KKN-PPM Evie juga menyelenggarakan Lokakarya dengan tema “Pemanfaatan Teknologi dalam Pengembangan UMKM di Masa Pandemi Covid-19” Kamis, (30/7/2020).
Para mahasiswa melaksanakan kegiatan PPM dari tempat tinggal masing-masing dan berinteraksi bersama subjek KKN melalui media daring. Terdapat tiga sub kelompok untuk memberdayakan UMKM yang menjadi subjek dalam penyelenggaraan KKN-PPM ini. Antara lain Sampeu Wedang Kawung Sari Sumedang, Mie Ayam Bakso Ebo (Mayebo) Jakarta Timur, dan Kueh Kopi Manglayang (Kukoma) Sumedang. Dalam kegiatan Lokakarya ini para mahasiswa memaparkan hasil dari KKN-PPM mereka.
Menurut Ginda Adila, Ketua Kelompok Sampeu Wedang, dalam metode KKN-PPM Virtual ini mahasiswa menunjukkan empati dan dilatih untuk mengatasi hambatan yang dialami oleh pelaku usaha.
“Output yang kami capai yaitu berhasil membantu subjek dalam packaging untuk pengiriman produk untuk ekspedisi jarak jauh, food marketing, dan mempublikasikan artikel tentang makanan tradisional Sampeu Wedang di media daring,” tutur Ginda (9/8/2020).
Ketua Kelompok Mayebo Yasmin Nadinea Bono melihat dampak pandemi pada UMKM Mayebo yang tutup selama tiga bulan. “Setelah tutup karena kebijakan PSBB, kedai dengan makanan homemade ini sangat sepi pelanggan. Dengan mengusulkan beberapa ide dan program, kami dapat membantu persiapan dan pembinaan tentang pemasaran online untuk kedai Mayebo ini,” ungkap Yasmin.
Kelompok Kukoma memberdayakan Kelompok PKK yang berkolaborasi dengan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Desa Nanggerang, Kabupaten Sumedang yang mengolah kopi menjadi biskuit kopi atau coffee cookies.
“Kami membantu mengusulkan perubahan nama produk menjadi Kukoma, membuat kemasan baru yang lebih modern, dan membuat akun Instagram untuk penjualan Kukoma secara online,” ujar Novianti Sukandari anggota sub kelompok Kukoma.
Saat masa pandemi Covid-19 mahasiswa dan Dosen Unpad tetap berkolaborasi untuk membuat sesuatu sebagai pengabdian untuk membantu para pelaku usaha. (Meyta Yosta Greacelya Abaulu/Red)***
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
No comments :
Post a Comment