Friday, June 26, 2020
Dari mulai sawala Adumanis Sunda-Islam, Wanoja Sunda, Agraria, Tataruang dan Lingkungan Hidup serta Pertanian, Sumberdaya Unggul Sunda hingga sawala Para Jenderal Sunda akan digelar dalam Webinar (web-seminar) Konferensi Sunda, bulan Juli 2020.
Karena terganjal pandemi Covid-19, sawala-sawala atau konferensi Pra Kongres Sunda menuju Kongres Sunda yang sedianya akan di gelar bulan Agustus 2020 di Gedung Merdeka, akan dipaju lagi dalam bentuk webinar via zoom meeting.
Hal ini ditegaskan Andri Kantaprawira (Panitia Steering Committee) dan Avi Taufik Hidayat Ketua Panitia OC (Organizing Committee) kepada wartawan usai acara silaturahmi dan rapat terbatas membahas agenda-agenda kongres, yang berlangsung di Sekretariat Kongres Sunda dan Markas Webinar, Jalan Garut No. 2 Bandung, Kamis ( 25/6/2020).
“Karena ada pandemi Covid-19, ya kita beralih saja ke webinar menggunakan teknologi dan pasti pembahasannya akan tambah seru karena dalam Konferensi Virtual ini akan lebih banyak stakeholder, kaum intelektual serta para aktivis yang akan berbicara, “ kata Avi Taufik pasti.
Dan dalam “Konferensi Sunda Menuju Kongres Sunda” ini akan membahas tema-tema yang ada dalam Kongres Sunda: Sunda, Sarakan, Nagara, masalah penggantian nama provinsi Jawa Barat, masalah Adeg-Adeg dan Tangtungan. “Semoga minggu depan sudah bisa dimulai", harapnya.
Hal ini pun dibenarkan Andri Kantaprawira. Pra Kongres Sunda akan dijalankan kembali dengan seri-seri webinar, dengan menggunakan teknologi, karena sedang menghadapi pandemi Covid-19. Jadi kontak fisik memang harus dikurangi sesuai protokol kesehatan, tetapi tentu saja tidak mengurangi substansi. “Karena Konferensi Sunda ini kan wadah diskursus, tuntunan asipirasi dan dukungan orang Sunda kepada lemah cainya (tanah air), sarakannya juga pada Negara”, kata Andri pasti.
Nah, kata Andri, sambil menunggu kemungkinan Kongres Sunda ini bisa bersifat fisik, diharapkan deklarasi-deklarasi di daerah dengan aspirasi dan artikulasi politiknya yang berbeda-beda, kita arahkan ke masalah-masalah yang umum saja, sesuai masukan dari Kang Aji Esa, bahwa seri webinar Sunda itu dimulai dengan seri tentang revitalisasi tujuan bernegara sesuai dengan Pembukaan UUD 45, menyambut kira-kira Indonesia 100 tahun itu seperti apa? Apakah tujuan bernegara itu sudah sesuai dengan Pembukaan UUD 45. “Itu kan luar biasa pemikiran orang Sunda itu, di saat situasi seperti ini masih memikirkan tentang negaranya”, tegas Andri.
Konferensi Sunda Virtual ini kata Andri, diharapkan akan dimulai bulan Juli, dan kebetulan pada tanggal 5 Juli 2020 ada Hari Konstitus. “Mudah-mudahan sumber daya-sumber daya unggul kita seperti Yudi Latif yang menulis tentang Negara Paripurna, Kang Hendarmin yang menulis buku Konstruksi Konstitusi Indonesia, demikin juga Asep Warlan, Indra Perwira dll, ahli konstruksi bisa hadir di webinar membicarakan keributan-keributan yang sedang mengemuka tentang RUU HIP (Haluan Ideologi Pancasila), UU Minerba (undang-undang yang mengatur pertambangan mineral dan batu bara), UU Omnibus Law Cipta Lapangan Kerja, apakah semua itu sudah sesuai dengan tujuan bernegara gak? Atau antara Pembukaan UUD 45 dan aplikasi undang-undang itu pabeulit, semua kacau balau sistemnya, sehingga masalah Pancasila aja menjadi sebuah konflik sosial. Harusnya kan jiwa pembukaan UUD 45 dengan tujuan bernegara itu sinergis”, kata Andri prihatin.
Selain itu, akan ada seri-seri konferensi mengenai “Sawala Jenderal Sunda”. Jadi petinggi-petinggi TNI/Polri dari Sunda seperti Laksamana TNI Dr. Ade Supandi (mantan Kepala Staf Angkatan Laut 2014-2018, kelahiran Batujajar, Kabupaten Bandung, 1960), Komjen Pol (Purn) Adang Daradjatun (kelahiran Bogor, 1949), Letjen TNI Djaja Suparman (mantan Panglima Kostrad dan Pangdam V/Brawijaya, kelahiran Sukabumi 1949), Marsekal TNI Yuyu Sutisna (Mantan Kelapa Staf TNI Angkatan Udara, kelahiran Bandung, 1962), dan banyak lagi pokoknya yang levelnya sudah bintang tiga/Letjen ke atas, atau dari Jenderal biasa sampai jendral penuh dari tanah Sunda.
Nanti para Jendral Sunda itu akan memberi sumbangan pemikirannya terhadap lemah cainya/sarakan, tanah air maupun terhadap NKRI.
Lalu ada juga Webinar Adumanis Sunda-Islam, Webinar Wanoja Sunda, Webinar Agraria, Tataruang dan Lingkungan Hidup serta Pertanian. Nanti juga ada seri-seri webinar Sumberdaya Unggul Sunda, jadi ahli-ahli pertanian, pendidikan, kebudayaan, dsb, akan berbicara di Kongres Sunda Virtual.
“Jadi mungkin nanti kita akan menyelenggarakan 10-20 webinar dari mulai awal Juli ini. Ya, seminggu bisa 2 kali webinar tergantung isu strategisnya”, jelas Andri pasti.
Ya, insya allah pasti kata Andri, sebab selama ini pihaknya tidak kekurangan SDM dan dukungan, yang jelas dengan situasi global dan nasional ini Kongres Sunda akan mempunyai momentumnya dan mungkin akan melakukan diplomasi-diplomasi sosial kepada suku-suku bangsa lainnya untuk sama-sama memikirkan lemah cainya dan Negara ini.
“Kita mungin nanti ketemu dengan masyarakat adat Riau dan Melayu, Maluku (Ternate, Tidore), Papua, Jawa, Minang dll, sehingga Kongres Sunda ini tidak hanya bicara Jabar tapi dalam konteks Nasional.
Memang tokoh-tokoh pendahulu kita, SDM kita sudah terkenal punya kemampuan memikirkan hal-hal strategi bagi Negara ini. Di zaman kerajaan ada tokoh Raja Niskala Wastukancana, Sanjaya, Sri Baduga Maharaja, juga para tokoh pendahulu zaman republik sekelas Otto Iskandardinata, Ir. H. Juanda, Iwa Kusumasumantri, Achmad Wiranatakusuma, Didi Kartasasmita dll. Jadi kita berpikir untuk Indonesia ke depan, tujuannya adalah Sunda Mulya Nusantara Jaya,” demikian pungkas Andri.
Sementara Adji Esa Poetra yang hadir dalam rapat memberi masukan sebaiknya Kongres Sunda ini tidak sektoral, tapi sektoral plus nasional juga ada tema sentralnya yaitu tentang revitalisasi tujuan NKRI sesuai isi Pembukaan UUD 45: membentuk suatu pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Jadi kata Adji, sambil memikirkan diri sendiri juga orag Sunda harus memikirkan orang lain dan nanti pada ujung-ujungnya orang Sunda yang penduduknya hampir 25% dari penduduk Indonesia kalau terus-terusan begini akan jadi beban nasional, tapi kalau orang Sunda berdaya dia akan lebih bisa berkontribusi langsung dirasakan oleh nasional akan sangat menentukan.
“Jadi revitalisasi itu strategis. Orang tidak akan apriori, ah cuma mementingkan diri sendiri, terlalu sektoral, sukuisme, dsb, tapi sebaliknya nanti orang akan berpikir bahwa Kongres Sunda itu untuk membela kepentingan NKRI yang selama ini dilupakan hampir oleh setiap orang, termasuk wakil rakyat dan pemimpin rakyat. Jadi kongres ini selain bagaimana meningkatkan jatidiri orang Sunda juga supaya bisa berkontribusi pada nasional pada Negara, disamping ada masukan-masukan secara teknis selain khusus untuk Tatar Sunda, juga Nasional. Jadi orang lain akan menilai kita tidak egois, tapi orang Sunda teh hebat ternyata, inspirator keur indonesia. Hebat Sunda teh euy”, pungkas Adjie sambil mengacungkan jempolnya. Semoga! (Asep GP) ***
Konferensi (Sawala) Sunda Akan "Dipaju" Lagi Secara Webinar
Posted by
Tatarjabar.com on Friday, June 26, 2020
Dari mulai sawala Adumanis Sunda-Islam, Wanoja Sunda, Agraria, Tataruang dan Lingkungan Hidup serta Pertanian, Sumberdaya Unggul Sunda hingga sawala Para Jenderal Sunda akan digelar dalam Webinar (web-seminar) Konferensi Sunda, bulan Juli 2020.
Karena terganjal pandemi Covid-19, sawala-sawala atau konferensi Pra Kongres Sunda menuju Kongres Sunda yang sedianya akan di gelar bulan Agustus 2020 di Gedung Merdeka, akan dipaju lagi dalam bentuk webinar via zoom meeting.
Hal ini ditegaskan Andri Kantaprawira (Panitia Steering Committee) dan Avi Taufik Hidayat Ketua Panitia OC (Organizing Committee) kepada wartawan usai acara silaturahmi dan rapat terbatas membahas agenda-agenda kongres, yang berlangsung di Sekretariat Kongres Sunda dan Markas Webinar, Jalan Garut No. 2 Bandung, Kamis ( 25/6/2020).
“Karena ada pandemi Covid-19, ya kita beralih saja ke webinar menggunakan teknologi dan pasti pembahasannya akan tambah seru karena dalam Konferensi Virtual ini akan lebih banyak stakeholder, kaum intelektual serta para aktivis yang akan berbicara, “ kata Avi Taufik pasti.
Dan dalam “Konferensi Sunda Menuju Kongres Sunda” ini akan membahas tema-tema yang ada dalam Kongres Sunda: Sunda, Sarakan, Nagara, masalah penggantian nama provinsi Jawa Barat, masalah Adeg-Adeg dan Tangtungan. “Semoga minggu depan sudah bisa dimulai", harapnya.
Hal ini pun dibenarkan Andri Kantaprawira. Pra Kongres Sunda akan dijalankan kembali dengan seri-seri webinar, dengan menggunakan teknologi, karena sedang menghadapi pandemi Covid-19. Jadi kontak fisik memang harus dikurangi sesuai protokol kesehatan, tetapi tentu saja tidak mengurangi substansi. “Karena Konferensi Sunda ini kan wadah diskursus, tuntunan asipirasi dan dukungan orang Sunda kepada lemah cainya (tanah air), sarakannya juga pada Negara”, kata Andri pasti.
Nah, kata Andri, sambil menunggu kemungkinan Kongres Sunda ini bisa bersifat fisik, diharapkan deklarasi-deklarasi di daerah dengan aspirasi dan artikulasi politiknya yang berbeda-beda, kita arahkan ke masalah-masalah yang umum saja, sesuai masukan dari Kang Aji Esa, bahwa seri webinar Sunda itu dimulai dengan seri tentang revitalisasi tujuan bernegara sesuai dengan Pembukaan UUD 45, menyambut kira-kira Indonesia 100 tahun itu seperti apa? Apakah tujuan bernegara itu sudah sesuai dengan Pembukaan UUD 45. “Itu kan luar biasa pemikiran orang Sunda itu, di saat situasi seperti ini masih memikirkan tentang negaranya”, tegas Andri.
Konferensi Sunda Virtual ini kata Andri, diharapkan akan dimulai bulan Juli, dan kebetulan pada tanggal 5 Juli 2020 ada Hari Konstitus. “Mudah-mudahan sumber daya-sumber daya unggul kita seperti Yudi Latif yang menulis tentang Negara Paripurna, Kang Hendarmin yang menulis buku Konstruksi Konstitusi Indonesia, demikin juga Asep Warlan, Indra Perwira dll, ahli konstruksi bisa hadir di webinar membicarakan keributan-keributan yang sedang mengemuka tentang RUU HIP (Haluan Ideologi Pancasila), UU Minerba (undang-undang yang mengatur pertambangan mineral dan batu bara), UU Omnibus Law Cipta Lapangan Kerja, apakah semua itu sudah sesuai dengan tujuan bernegara gak? Atau antara Pembukaan UUD 45 dan aplikasi undang-undang itu pabeulit, semua kacau balau sistemnya, sehingga masalah Pancasila aja menjadi sebuah konflik sosial. Harusnya kan jiwa pembukaan UUD 45 dengan tujuan bernegara itu sinergis”, kata Andri prihatin.
Selain itu, akan ada seri-seri konferensi mengenai “Sawala Jenderal Sunda”. Jadi petinggi-petinggi TNI/Polri dari Sunda seperti Laksamana TNI Dr. Ade Supandi (mantan Kepala Staf Angkatan Laut 2014-2018, kelahiran Batujajar, Kabupaten Bandung, 1960), Komjen Pol (Purn) Adang Daradjatun (kelahiran Bogor, 1949), Letjen TNI Djaja Suparman (mantan Panglima Kostrad dan Pangdam V/Brawijaya, kelahiran Sukabumi 1949), Marsekal TNI Yuyu Sutisna (Mantan Kelapa Staf TNI Angkatan Udara, kelahiran Bandung, 1962), dan banyak lagi pokoknya yang levelnya sudah bintang tiga/Letjen ke atas, atau dari Jenderal biasa sampai jendral penuh dari tanah Sunda.
Nanti para Jendral Sunda itu akan memberi sumbangan pemikirannya terhadap lemah cainya/sarakan, tanah air maupun terhadap NKRI.
Lalu ada juga Webinar Adumanis Sunda-Islam, Webinar Wanoja Sunda, Webinar Agraria, Tataruang dan Lingkungan Hidup serta Pertanian. Nanti juga ada seri-seri webinar Sumberdaya Unggul Sunda, jadi ahli-ahli pertanian, pendidikan, kebudayaan, dsb, akan berbicara di Kongres Sunda Virtual.
“Jadi mungkin nanti kita akan menyelenggarakan 10-20 webinar dari mulai awal Juli ini. Ya, seminggu bisa 2 kali webinar tergantung isu strategisnya”, jelas Andri pasti.
Ya, insya allah pasti kata Andri, sebab selama ini pihaknya tidak kekurangan SDM dan dukungan, yang jelas dengan situasi global dan nasional ini Kongres Sunda akan mempunyai momentumnya dan mungkin akan melakukan diplomasi-diplomasi sosial kepada suku-suku bangsa lainnya untuk sama-sama memikirkan lemah cainya dan Negara ini.
“Kita mungin nanti ketemu dengan masyarakat adat Riau dan Melayu, Maluku (Ternate, Tidore), Papua, Jawa, Minang dll, sehingga Kongres Sunda ini tidak hanya bicara Jabar tapi dalam konteks Nasional.
Memang tokoh-tokoh pendahulu kita, SDM kita sudah terkenal punya kemampuan memikirkan hal-hal strategi bagi Negara ini. Di zaman kerajaan ada tokoh Raja Niskala Wastukancana, Sanjaya, Sri Baduga Maharaja, juga para tokoh pendahulu zaman republik sekelas Otto Iskandardinata, Ir. H. Juanda, Iwa Kusumasumantri, Achmad Wiranatakusuma, Didi Kartasasmita dll. Jadi kita berpikir untuk Indonesia ke depan, tujuannya adalah Sunda Mulya Nusantara Jaya,” demikian pungkas Andri.
Sementara Adji Esa Poetra yang hadir dalam rapat memberi masukan sebaiknya Kongres Sunda ini tidak sektoral, tapi sektoral plus nasional juga ada tema sentralnya yaitu tentang revitalisasi tujuan NKRI sesuai isi Pembukaan UUD 45: membentuk suatu pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Jadi kata Adji, sambil memikirkan diri sendiri juga orag Sunda harus memikirkan orang lain dan nanti pada ujung-ujungnya orang Sunda yang penduduknya hampir 25% dari penduduk Indonesia kalau terus-terusan begini akan jadi beban nasional, tapi kalau orang Sunda berdaya dia akan lebih bisa berkontribusi langsung dirasakan oleh nasional akan sangat menentukan.
“Jadi revitalisasi itu strategis. Orang tidak akan apriori, ah cuma mementingkan diri sendiri, terlalu sektoral, sukuisme, dsb, tapi sebaliknya nanti orang akan berpikir bahwa Kongres Sunda itu untuk membela kepentingan NKRI yang selama ini dilupakan hampir oleh setiap orang, termasuk wakil rakyat dan pemimpin rakyat. Jadi kongres ini selain bagaimana meningkatkan jatidiri orang Sunda juga supaya bisa berkontribusi pada nasional pada Negara, disamping ada masukan-masukan secara teknis selain khusus untuk Tatar Sunda, juga Nasional. Jadi orang lain akan menilai kita tidak egois, tapi orang Sunda teh hebat ternyata, inspirator keur indonesia. Hebat Sunda teh euy”, pungkas Adjie sambil mengacungkan jempolnya. Semoga! (Asep GP) ***
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
No comments :
Post a Comment