Wednesday, May 13, 2020
Dampak Covid-19 (Virus Corona), sudah mengancam dan mengganggu aktivitas kehidupan dan penghidupan manusia, bahkan sudah banyak memakan korban jiwa manusia di seantero dunia. Tapi bagi orang-orang kreatif, pandemi Corona ini tidak menjadikan halangan untuk melakukan kegiatan kebajikan seperti mengajar, menuntut ilmu, diskusi dan kegiatan lainnya. Toh bisa memanfaatkan teknologi digital.
Begitu juga yang dilakukan Prof. Dr. Setiawan Sabana, MFA. Urung berpameran tunggal di Galnas (Galeri Nasional) Jakarta, yang sedianya akan berlangsung dari tanggal 21 April hingga 15 Mei 2020, Guru Besar Seni Rupa ITB yang kawentar sebagai Maestro Kertas ini menggelar pameran virtual. Pembukaan pameran dan Proklamasi Hari Kertas Sejagat (The World Paper Day) berlangsung Minggu sore (10/5/2020) di Garasi 10, di rumahnya Jalan Rebana 10 Turangga, Buahbatu - Bandung.
Pameran kelompok bertajuk “Festival Kertas Sejagat: Semesta Kertas Dalam Renungan”, adalah pameran virtual karya-karya seniman Indonesia lintas keilmuan (interdisiplin) dalam menyikapi kondisi terkini melalui medium kertas.
Ceramah Ala Prof. Setiawan Sabana |
Pameran diikuti 47 perupa dari Bandung, Depok, Jakarta, Semarang, Solo, Surabaya, Bali, Medan, dan kota lainnya di Indonesia. Bahkan ada peserta dari Malaysia dan Sidney, Australia. Yang menarik, pesertanya memiliki berbagai profesi seperti perupa, desainer, pekriya, penari, pemusik dan pengajar yang kesemuanya berkreasi merespon tema “Semesta Kertas dalam Renungan”. Esensinya bagaimana renungan masing-masing terhadap peran atau kontribusi media kertas dalam kehidupan manusia selama ini, khususunya di era teknologi digital dan masa pandemi ini.
Para perupa menampilkan kertas dengan beragam cara dalam karyanya. Robekan, keratan, lipatan, goresan cat, dan perlakuan lainnya yang digabungkan dengan teknologi digital. Karya-karya tersebut menyublim dalam bentuk karya dua dan tiga dimensi, dan dalam tampilan video seni. Saat itu pun terlihat gemulai Prof. Endang Caturwati menari dalam layar komputer, indah sekali.
Sebagai nyawa dari pameran bersama ini yang si empunya hajat menggelar pameran kusus, “Semesta Kertas Dalam Diri”, merupakan karya Sang Maestro Kertas sendiri yang merupakan koleksi karya terdiri dari karya dua dan tiga dimensi seperti, Monumen Kertas #1, #2, #3. Artepak Kertas, Buku Seni, Nebula Kertas #1, #2, #3, #4, Bumi Kertas. Covid – 19: Manusia Isolasi, Manusia Terkunci (Lockdowned), Kembang-Kembang Kertas Mewangi yang merupakan karya kolaborasi dengan sang istri, Lilis Nuryati.
Selain pameran, Kang Wawan demikian dia akrab disapa, digelar juga acara Seminar Virtual (webinar) dalam beberapa sesi. Sesi 1 Senin, (11/5) diisi oleh pembicara Prof. Setiawan Sabana dan Prof. Bambang Sugiharto. Masing-masing membawakan topik tentang dunia kertas yang tergantikan oleh tekno digital. Diskusi jadi menarik ketika terjadi tanya jawab yang hangat. Hari Rabunya (13/5) giliran Prof. Tjetjep Rohendi dan Prof. Endang Caturwati berdiskusi. Lalu hari Kamis (14/5) pukul 15.30-17.30 Lilis Nuryati menggelar Workshop Ecoprint .
“Ya, begitulah pameran virtual ini berlangsung gara-gara adanya pandemi Corona dan itu membuat kita berpikir bagaimana tetap hidup bergairah menghadapi kehidupan ini. Ya, seharusnya saya kan pameran di GALNAS, tapi karena ini ditunda sampai situasi normal entah sampai kapan sedangkan mental pameran sudah berkembang, sudah besar tapi saya inget ada fenomena daring, rasanya bisa memanfaatkan teknologi, bagaimana kalau pameran secara virtual saja. Alhamdulilah pameran virtual pun terjadi diikuti 47 peserta dari dalam dan luar negeri dan disaksikan 90 orang lebih, belum terhitung remaja dan anak- anak “future artists” juga K-PAS Bandung yang merupakan Komunintas Peduli Anak Spesial (difabel) yang katanya saya sebagai Penasehat di sana dan beberapa kali ikut acara mereka dan saya melatih dan mengenalkan kertas pada mereka dan sedianya akan diajak pameran di Galnas”, demikian papar Kang Wawan usai acara terlihat penuh rasa syukur dan bahagia.
Memotong kue ulang tahun |
Tapi yang lebih membahagiakan lagi adalah hari itu usianya genap 69 tahun. Biasanya Kang Wawan kalau ulang tahun suka dirayakan dengan menggelar turnamen pingpong di GOR Puslitbang AURI di belakang bandara Husen Sastranegara Bandung, bersama teman-temannya di PTM Veteran Bandung Raya yang sudah berdiri sejak 27 tahun yang silam. Tapi sekarang dirayakan di rumah bersama keluarga. Walau begitu Mantan Dekan FSRD ITB ini terlihat bahagia sekali karena selain keluarganya, disitu ada musisi Amy (Biola) yang tadi duet dengan Syarif Maulana ngareuah-reuah pembukaan seminar, ditambah ada tim teknis, Eko Budi Susanto dan Fadli Abdilah maka acara pemotongan kue ulang tahun pun diiringi musik dan sorak-sorai tawa canda dan tarian jeprut Kang Wawan,
“Allhamdulilah muji sukur ka Nu Maha Kawasa. Istilah abdi tiba-tiba geus jadi kolot tapi rarasaan mah ngora keneh. Istilah abdi saya tidak menjadi tua tapi menjadi lebih baik”, demikian pungkas Kang Wawan penuh rasa syukur. Wilujeng Milangkala (Ulang Tahun) Kang Wawan, sehat-bagja dan teruslah berkarya. (Asep GP)***
Tatarjabar.com
May 13, 2020
CB Blogger
IndonesiaProfesor Setiawan Sabana Gelar Pameran Virtual “Festival Kertas Sejagat”
Posted by
Tatarjabar.com on Wednesday, May 13, 2020
Dampak Covid-19 (Virus Corona), sudah mengancam dan mengganggu aktivitas kehidupan dan penghidupan manusia, bahkan sudah banyak memakan korban jiwa manusia di seantero dunia. Tapi bagi orang-orang kreatif, pandemi Corona ini tidak menjadikan halangan untuk melakukan kegiatan kebajikan seperti mengajar, menuntut ilmu, diskusi dan kegiatan lainnya. Toh bisa memanfaatkan teknologi digital.
Begitu juga yang dilakukan Prof. Dr. Setiawan Sabana, MFA. Urung berpameran tunggal di Galnas (Galeri Nasional) Jakarta, yang sedianya akan berlangsung dari tanggal 21 April hingga 15 Mei 2020, Guru Besar Seni Rupa ITB yang kawentar sebagai Maestro Kertas ini menggelar pameran virtual. Pembukaan pameran dan Proklamasi Hari Kertas Sejagat (The World Paper Day) berlangsung Minggu sore (10/5/2020) di Garasi 10, di rumahnya Jalan Rebana 10 Turangga, Buahbatu - Bandung.
Pameran kelompok bertajuk “Festival Kertas Sejagat: Semesta Kertas Dalam Renungan”, adalah pameran virtual karya-karya seniman Indonesia lintas keilmuan (interdisiplin) dalam menyikapi kondisi terkini melalui medium kertas.
Ceramah Ala Prof. Setiawan Sabana |
Pameran diikuti 47 perupa dari Bandung, Depok, Jakarta, Semarang, Solo, Surabaya, Bali, Medan, dan kota lainnya di Indonesia. Bahkan ada peserta dari Malaysia dan Sidney, Australia. Yang menarik, pesertanya memiliki berbagai profesi seperti perupa, desainer, pekriya, penari, pemusik dan pengajar yang kesemuanya berkreasi merespon tema “Semesta Kertas dalam Renungan”. Esensinya bagaimana renungan masing-masing terhadap peran atau kontribusi media kertas dalam kehidupan manusia selama ini, khususunya di era teknologi digital dan masa pandemi ini.
Para perupa menampilkan kertas dengan beragam cara dalam karyanya. Robekan, keratan, lipatan, goresan cat, dan perlakuan lainnya yang digabungkan dengan teknologi digital. Karya-karya tersebut menyublim dalam bentuk karya dua dan tiga dimensi, dan dalam tampilan video seni. Saat itu pun terlihat gemulai Prof. Endang Caturwati menari dalam layar komputer, indah sekali.
Sebagai nyawa dari pameran bersama ini yang si empunya hajat menggelar pameran kusus, “Semesta Kertas Dalam Diri”, merupakan karya Sang Maestro Kertas sendiri yang merupakan koleksi karya terdiri dari karya dua dan tiga dimensi seperti, Monumen Kertas #1, #2, #3. Artepak Kertas, Buku Seni, Nebula Kertas #1, #2, #3, #4, Bumi Kertas. Covid – 19: Manusia Isolasi, Manusia Terkunci (Lockdowned), Kembang-Kembang Kertas Mewangi yang merupakan karya kolaborasi dengan sang istri, Lilis Nuryati.
Selain pameran, Kang Wawan demikian dia akrab disapa, digelar juga acara Seminar Virtual (webinar) dalam beberapa sesi. Sesi 1 Senin, (11/5) diisi oleh pembicara Prof. Setiawan Sabana dan Prof. Bambang Sugiharto. Masing-masing membawakan topik tentang dunia kertas yang tergantikan oleh tekno digital. Diskusi jadi menarik ketika terjadi tanya jawab yang hangat. Hari Rabunya (13/5) giliran Prof. Tjetjep Rohendi dan Prof. Endang Caturwati berdiskusi. Lalu hari Kamis (14/5) pukul 15.30-17.30 Lilis Nuryati menggelar Workshop Ecoprint .
“Ya, begitulah pameran virtual ini berlangsung gara-gara adanya pandemi Corona dan itu membuat kita berpikir bagaimana tetap hidup bergairah menghadapi kehidupan ini. Ya, seharusnya saya kan pameran di GALNAS, tapi karena ini ditunda sampai situasi normal entah sampai kapan sedangkan mental pameran sudah berkembang, sudah besar tapi saya inget ada fenomena daring, rasanya bisa memanfaatkan teknologi, bagaimana kalau pameran secara virtual saja. Alhamdulilah pameran virtual pun terjadi diikuti 47 peserta dari dalam dan luar negeri dan disaksikan 90 orang lebih, belum terhitung remaja dan anak- anak “future artists” juga K-PAS Bandung yang merupakan Komunintas Peduli Anak Spesial (difabel) yang katanya saya sebagai Penasehat di sana dan beberapa kali ikut acara mereka dan saya melatih dan mengenalkan kertas pada mereka dan sedianya akan diajak pameran di Galnas”, demikian papar Kang Wawan usai acara terlihat penuh rasa syukur dan bahagia.
Memotong kue ulang tahun |
Tapi yang lebih membahagiakan lagi adalah hari itu usianya genap 69 tahun. Biasanya Kang Wawan kalau ulang tahun suka dirayakan dengan menggelar turnamen pingpong di GOR Puslitbang AURI di belakang bandara Husen Sastranegara Bandung, bersama teman-temannya di PTM Veteran Bandung Raya yang sudah berdiri sejak 27 tahun yang silam. Tapi sekarang dirayakan di rumah bersama keluarga. Walau begitu Mantan Dekan FSRD ITB ini terlihat bahagia sekali karena selain keluarganya, disitu ada musisi Amy (Biola) yang tadi duet dengan Syarif Maulana ngareuah-reuah pembukaan seminar, ditambah ada tim teknis, Eko Budi Susanto dan Fadli Abdilah maka acara pemotongan kue ulang tahun pun diiringi musik dan sorak-sorai tawa canda dan tarian jeprut Kang Wawan,
“Allhamdulilah muji sukur ka Nu Maha Kawasa. Istilah abdi tiba-tiba geus jadi kolot tapi rarasaan mah ngora keneh. Istilah abdi saya tidak menjadi tua tapi menjadi lebih baik”, demikian pungkas Kang Wawan penuh rasa syukur. Wilujeng Milangkala (Ulang Tahun) Kang Wawan, sehat-bagja dan teruslah berkarya. (Asep GP)***
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
No comments :
Post a Comment